Bab 1

Happy Reading

Sebuah aroma yang begitu harum, menggelitik indera penciuman seorang pangeran putra mahkota dari Kerajaan Uchiha. Itu adalah aroma yang membuat pangeran kecil itu merasakan ketertarikan yang begitu besar.

Kemudian, tanpa membiarkan semua orang terbangun. Pangeran kecil itu bangun dari tempat tidurnya, dia berjalan cepat, mendekati aroma yang sangat dia inginkan. Hingga langkahnya terhenti di istana milik Raja Madara, yang sebentar lagi akan menurunkan tahtanya pada Raja Fugaku.

"Cantik," lirih Pangeran Sasuke begitu melihat seorang bayi yang sedang tertidur.

(Visual Naruto bayi)

Seolah bisa memahami ucapan dari Pangeran Sasuke, bayi mungil berambut pirang itu perlahan membuka matanya. Menatap langsung pada mata berwarna merah milik Pangeran Sasuke, dan bukannya bayi itu menangis, sang bayi justru tersenyum begitu manisnya.

"Kamu tidak takut?" tanya Pangeran Sasuke.

"...." Bayi kecil itu tidak menjawab, tapi tersenyum sambil menangkap jari telunjuk Pangeran Sasuke.

Biasanya, setiap anak yang melihat mata merah Pangeran Sasuke. Mereka akan menangis, karena memang Pangeran Sasuke belum bisa mengendalikan kemampuan khusus milik Uchiha. Jadi, banyak anak - anak yang menangis ketika melihat mata Pangeran Sasuke.

"Pangeran Sasuke?" ucap Raja Fugaku yang terkejut putranya sudah lebih dulu sampai.

"Nikahkan saya dengan peri cantik ini, Ayahanda," pinta Pangeran Sasuke.

"Pangeran, apa Pangeran paham dengan maksud ucapan Pangeran?" tanya Raja Fugaku.

"Itu artinya, saya akan melindungi peri kecil ini, ayahanda," jawab Pangeran Sasuke.

Raja Fugaku tersenyum mendengar jawaban putra bungsunya. Meskipun Pangeran Sasuke masih kecil, tapi tetap saja darah Uchiha menciptakan sifat posesif dalam diri Pangeran Sasuke. Kemudian, Raja Fugaku melihat ke arah seorang panglima besar milik Kerajaan Konoha, dia adalah.... Hatake Kakashi.

Beberapa saat yang lalu

Traanggg....

Detingan suara pedang yang saling benturan terus berbunyi, seolah pertarungan berat sepihak itu tidak akan bisa dihentikan. Bagaimana tidak? Ini bukanlah pertarungan yang terjadi di medan perang, melainkan sebuah pertarungan untuk melakukan kudeta.

Kediaman yang biasanya memiliki jumlah pasukan paling banyak, entah kenapa malam ini justru tak ada pasukan sama sekali. Hingga membuat orang yang dipanggil Yang Mulia oleh setiap orang, kini harus turun tangan sendiri.

Kemampuan di bidang bela diri, membuat para musuh yang tak ada habisnya menjadi kewalahan.

Suasana berbeda, terjadi di bagian lain pada kediaman megah itu.
Salah satu kamar, yang biasanya diisi canda tawa bahagia, justru sekarang terlihat miliki suasana tegang.

Seorang wanita dengan surai merah, wajah cantik tanpa riasan kini mulai berkeringat, nafasnya terangah, "Aaarrrggg..." jeritnya

Jeritan terakhir itu membuat wajahnya mulai tersenyum, tak berapa lama suara cempreng terdengar mengisi ruangan tersebut.

Oeekk oekkk

Sepasang mata yang berwarna perpaduan antara abu-abu dan ungu, menatap lembut pada seorang bayi yang sangat menggemaskan.

"Syukurlah.. kau hah selamat hah," ucap wanita itu terengah menatap lembut pada bayi lucunya.

Tangannya mengelus surai anaknya yang memiliki warna sama dengan suaminya.

"Surai pirang dan sapphire ini, membuatmu semakin cantik," pujinya

Seorang panglima datang, "Yang Mulia, mohon agar segera bersiap. Karna keadaan Yangmulia Raja saat ini sudah terdesak," ucap laki - laki yang memakai masker di balik tirai

Wanita yang dipanggil Yang Mulia menatap ke arah bayinya, sesekali ia mencium penuh sayang, "Kakashi, selamatkan saja anak ini," ucapnya

Lelaki yang bernama Kakashi tampak ragu untuk menerima bayi cantik itu, "Tapi Yang Mulia," ucapnya tanda tak menyetujui perintah sang junjungan.

"Tak ada waktu lagi Kakashi," ucap wanita surai merah itu.

Suasana terdiam sejenak, "Karna kurasa, umurku juga tak akan lama lagi," ucapnya.

Kakashi dengan sangat ragu menerima bayi perempuan yang telah pulas dalam tidurnya. Mata gelapnya menatap sendu pada sang bayi.

Tiba - tiba ada yang memasuki ruangan, menambah suasana menjadi semakin tegang.

"Kushina-koi, bagaimana dengan anak kita ?" tanya lelaki surai pirang.

Kushina, wanita yang baru saja melahirkan, menatap penuh haru pada bayi yang sudah dalam gendongan Kakashi.

Lelaki yang baru saja datang itu, juga ikut melakukan hal yang sama dengan Ratu Kushina.

"Anak kita selamat, Minato-kun. Dia tertidur sangat tenang dalam gendongan pamannya,"

Yang Mulia Raja Namikaze IV menatap lembut pada bayi kecilnya, ia bisa melihat surai pirang yang dimilikinya menurun pada sang putri.

Namun, perlahan ekspresi lembutnya menghilang, terganti dengan ekspresi tegas, "Naruto," ucapnya.

Kakashi mengangkat wajahnya, menatap sang Raja, "...."

"Namai Putri bungsu kami dengan Namikaze Uzumaki Naruto."

Ratu Kushina tersenyum mendengar nama yang diberikan suaminya, pada putrinya yang baru saja lahir.

Kakashi mengangguk, "Baik Yang Mulia."

"Bawa anak kami ke Kerajaan Uchiha, mereka tau apa yang harus mereka lakukan." lanjut Raja Namikaze IV

"Baik Yang Mulia."

Setelah mendapat perintah itu, Kakashi langsung pergi meninggalkan kediaman milik sang Raja.

Beberapa detik setelah Kakashi sampai di tengah hutan, bunyi ledakan dahsyat dapat di dengar telinganya.

Ia pun menghentikan larinya, kemudian berbalik menatap kediaman yang memiliki nyala api besar itu.

Kakashi mulai meratapi keadaan Raja dan Ratu yang menjadi junjungannya, tempat itu terbakar, "Aku pasti akan melindungi Putri Namikaze, apapun yang terjadi, Yang Mulia" janjinya.

*** 

15 tahun kemudian

Academy Uchiha.
Bangunan yang dibangun oleh Raja sebelumnya, sebagai tempat untuk mendidik sekaligus memberi materi pada Putra dan Putri Bangsawan, bahkan selir dan istri Pangeran yang masih dibawah umur pun juga ikut dididik disini.

Para putri akan diajarkan tata krama seorang bangsawan, baca tulis, kemudian memasak. Dan jangan lupakan materi kedokteran yang selalu menjadi keutamaan dalam Academy.

Sedangkan para putra, akan diajarkan seni bela diri, berkuda, dan strategi perang. Karena mereka adalah para calon pelindung Kerajaan.

Dan untuk memaksimalkan kegiatan Academy, para murid Academy ditempatkan pada sebuah asrama yang memiliki kualitas bangsawan tingkat atas.

Tak ada pembelajaran maupun fasilitas yang membedakan tingkat bangsawan, karna sesuai dengan peraturan, 'Seseorang yang telah menjadi murid Academy, memiliki tingkatan status yang sama'.

Di ruang Kelas Putri

Seorang anak yang sedang menikmati alam mimpinya, di paksa bangun oleh teriakan yang sangat... cempreng.

"Narutooooooo," teriak gadis bercepol dua.

Kelopak matanya terpaksa harus terbuka, sapphire yang tadinya tak terlihat karna tertutupi kelopak mata, kini bisa terlihat dengan jelas sedang menatap kesal pada sang pelaku teriakan, "Tenten, hentikan teriakan cemprengmu," protesnya

Putri Tenten, memiliki keahlian menggunakan senjata, karna memang dia dilatih sejak kecil oleh sang ayah, yang merupakan Bangsawan Pembuat Senjata.

Salah satu sahabat Naruto, yang memiliki sifat menyerupai laki-laki. Sangat tidak menyukai hal yang beraroma perempuan feminim.

Tenten hanya tertawa tak bersalah, "Kau sudah dengar ?" tanya Tenten

Wajah kesal Putri Naruto mulai berubah bosan, 'Apa lagi ini ? Gosip kah ? Ck... Membosankan' batinnya

"Biar kutebak dari wajahmu, pasti belum tau 'kan ?" tanya Tenten

"Lalu, ada gosip apa lagi hari ini?" tanya Naruto mencoba mempertahankan kelopak matanya agar tetap terbuka.

Tenten langsung duduk di sebelah Naruto, "Pangeran Sasuke kembali berhasil memenangkan perang." serunya.

Kelopak mata Naruto mulai menutup wajahnya kembali bersandar pada mejanya, "Hmm. Laluuuuuu ????"

"Hey, aku belum selesai cerita, jadi jangan dipotong dulu," protes Tenten

"Okay ... lanjutkan."

"Kerajaan Uzushio kini telah dibawah kekuasaan Kerajaan Uchiha, serta tambahan selir untuk Pangeran Sasuke. Jadi ...."

"Oke, aku mengerti pasti akan ada murid baru, iya kan? sudahlah, aku mau tidur lagi." Potong cepat Naruto kemudian kembali tidur

Wajah Tenten langsung cemberut melihat sikap acuh dari sahabatnya. Tapi, ia tak berani mengatakan apapun.

Dua Putri dengan surai pirang, bary saja memasuki ruang kelas. Merekapun langsung menghampiri meja yang menjadi tempat tidur Putri Naruto.

Putri yang memiliki surai panjang, dengan tatapan mewah, bernama Ino, dari bangsawan Yamanaka. Diantara mereka, dia adalah satu-satunya Putri yang paling feminim.

Ino sempat menjadi musuh Putri Naruto, namun entah bagaimana, hubungan keduanya justru terlihat sangat akrab.

Putri yang satunya, Sabaku no Temari, Putri Mahkota Kerajaan Suna, murid pindahan dari Kerajaan Tetangga. Sangat dekat dengan Putri Naruto, karena adiknya menjadi sahabat sang Putri.

Sebenarnya, tanpa mengikuti Academy Uchiha, ia telah dinyatakan lulus menjadi Putri yang memiliki dedikasi tinggi. Tapi, karena ingin merasakan kehidupan sebagai murid biasa, ia pun tak memperlihatkan kemampuannya.

Ino yang pertama duduk di kursi depan meja Putri Naruto dan Tenten, "Aku sudah melihat selir baru milik Pangeran Sasuke," ucapnya

"Benarkah? Bagaimana penampilannya?" tanya Tenten antusias

Ino mengangguk semangat sambil berkata, "Ya!!!"

"Dia bersurau merah panjang, dan memakai kacamata. Dan kau tau,...." lanjutnya sengaja mengantung dibagian akhir.

Tenten mendekatkan wajahnya, rasa penasaran telah memenuhi otaknya.

"Dia bergelayut manja pada Sasuke." Ucap Ino kesal

"Whaaaa... What ????" teriak Tenten dengan bahasa asing yang mereka terima dalam Academy.

"Sudahlah, mungkin karna dia masih baru," ucap Temari, mencoba meredam keberisikan dua sahabat yang menjadi pakar gosip.

"Wait, girls!!!!" seru Tenten yang seperti menyadaru sesuatu.

"Kau tadi mengatakan bergelayut manja, right?"

Ino mengangguk bingung, sedangkan Temari mendapat firasat buruk tentang keantusiasan sahabat cepolnya.

"Aku tebak, pasti sekarang ada perang besar antara selir dua a.k.a Selir Haruno Sakura, dengan selir baru itu?" ucap Tenten.

Brakkkkk.

"Seriously girls!?"

Itu bukan gebrakan dari Ino, walau ia sangat mengagumi Pangeran Sasuke. Tapi ia tak akan bersikap berlebihan seperti itu. Sungguh.

Tenten, Ino dan Temari mengangguk, dan tak berapa lama terdengar suara teriakan.

"Ayo kita lihat, jarang - jarang sekolah kita ribut," ajak Naruto dengan semangat yang entah dari mana.

Ya benar, itu adalah sikap dari Naruto, putri yang tadinya tak peduli dengan kemenangan Pangeran Sasuke.

***

Lapangan yang biasanya menjadi tempat para putri menonton para Putra Bangsawan melakukan permainan, kini terpenuhi dengan tontonan yang... ekstrim.

"Hey mata empat!!! Sadar diri dong, kau cuma selir baru," teriak perempuan cantik yang memiliki surai pink, dengan tangan yang masih menarik kencang surai merah dihadapannya, dialah selir kedua Pangeran Sasuke.

"Memangnya kenapa? Toh Pangeran Sasuke lebih memilihku, Jidat lebar," teriak selir baru tak kalan keras dengan Selir Sakura

Dari kejauhan, Putri Naruto tersenyum sangat manis melihat pertarungan selir cantik milik Pangeran Sasuke, "Seorang selir baru menantang Selir kesayangan Pangeran" ucap Naruto "Kalian pegang siapa ?" tanyanya

"100 ryo, pegang Haruno sakura" ucap Ino

"Aku juga" ucap Temari dan Tenten meletakkan 100 ryo pada Ino

"Baiklah semuanya pegang selir kedua, jadi aku yang akan pegang Uzumaki Karin." Ucap Naruto pasrah meletakkan 100 ryo pada Ino.

Tiba-tiba pertengkaran hebat itu terhenti, semua terdiam takut melihat kedatangan Pangeran Sasuke dan para putra bangsawan lainnya.

"Membuat keributan lagi, selir Haruno" suara intimidasi dari Sasuke membuat seluruh penonton semakin menatap takut.

"Maafkan saya Pangeran" ucap Karin dan Sakura

"Cepat minta maaf pada selir Uzumaki, dan juga didik dia menjadi seorang selir" perintah Sasuke

"Baik Pangeran" ucap selir Sakura menundukkan kepalanya

Putri Naruto tersenyum penuh kemenangan, "Jadi ?" tanya Naruto meminta uang yang di pegang Ino.

"Kau selalu tepat Naruto" ucap Ino kesal

"Yeah, keberuntungan selalu ada padamu" ucap Temari iri

"Dan itu menyebalkan" ucap Tenten yang diangguki Ino dan Temari.

Naruto menyimpang uang hasil taruhannya. "Hahaha.. It's me" ucapnya bangga

Shikamaru yang melihat kegiatan keempat putri, langsung membisikan sesuatu pada Sasuke, kini tatapan Sasuke mengarah pada Naruto dan ketiga temannya yang mulai berbalik pergi.

Sai dan Neji juga ikut melihat arah tatapan Sasuke.

'Sepertinya akan ada masalah lagi' Batin Neji

'Semoga kau selamat hime-sama' batin Sai

"Berhenti Naruto!" perintah Sasuke, namun mereka berempat tetap berjalan pergi.

"Aku perintahkan, berhenti Uchiha Naruto istri Pangeran Sasuke !!!!" dan detik itu juga Naruto berhenti.

Semua mata memandang Naruto, istri pertama Pangeran Uchiha Sasuke. Pangeran Sasuke dan tiga putra bangsawan itu berjalan menuju empat putri itu.

Kini posisi mereka saling berhadapan.

Karin menatap heran pada gadis pirang yang dipanggil Pangeran Sasuke, 'Jadi gadis tanpa riasan itu, adalah istri Pangeran ?' batinnya

"Dimana hasilnya ?" tanya Sasuke meminta hasil taruhan

'Sial! Baru sebentar sudah ketahuan' batin Naruto kesal.

"Ehem... pangeran, pangeran bicara apa? hasil apa?" tanya Putri Naruto dengan wajah polos yang sangat manis

'Kawaiii' batin para murid yang melihat wajah Putri Naruto

"Hasil taruhan dari pertengkaran selir Haruno dan selir Uzumaki" ucap Pangeran Sasuke yang membuat selir Karin dan selir Sakura memandang kesal pada Putri Naruto.

Para murid didik menatap maklum, ini bukan kali pertama, Istri Pertama Pangeran Sasuke membuat masalah.

Dug

"Lariiiii" teriak Putri Naruto kemudian empat putri itu langsung lari meninggalkan empat pangeran.

Tendangan Putri Naruto pada tulang kering Pangeran Sasuke memang tidak menyakitkan, namun tubuh Pangeran Sasuke tidak siap menerimanya. Hingga tubuhnya akan jatuh, Neji dan Shikamaru yang disampingnya langsung menahannya.

"Kau tidak apa, Pangeran Sasuke ?" tanya Neji

"Hn."

"Ck. Merepotkan" ucap Shikamaru

Pangeran Sasuke tak menjawab, ia justru langsung berdiri tegap, "Yang lain BUBAR" perintahnya.

Kemudian semua murid didik kembali pada kegiatan mereka masing - masing.

Bersambung.

Dari kalian mungkin sudah pernah baca. 

Aku publish ulang ya, nanti juga akan aku publish di Karya Karsa.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top