🌻 PROLOG 🌻
"Aku ingin terbang. Aku ingin terbang untuk selamanya seperti Peter Pan."
– TXT - Maze in The Mirror
*
Barangkali, kembali menjadi anak kecil yang memulai setiap paginya dengan serial kartun dan nasi serta telur goreng kecap adalah keinginannya yang paling egois.
Barangkali, kalau ada mesin waktu–tidak–barangkali, akan sangat bagus kalau ia terus hidup hanya sebagai anak-anak, ketika apa yang ada di pikirannya adalah pertarungan Power Rangers atau berpetualang di dunia penuh sihir.
Pandu bukanlah seseorang yang dibesarkan dengan dongeng dari barat. Ia tidak mengenal siapa itu Peter Pan. Ia hanya tahu beberapa hal mendasar, seperti ia yang berpetualang dengan anak-anak dan terus menjadi anak-anak selama hidupnya. Peter Pan juga punya kemampuan untuk terbang.
Pandu ingin seperti itu. Terbang di Neverland dan terus menjadi anak-anak selamanya. Namun, ini hanyalah secuplik keinginannya yang paling egois dan kekanak-kanakan di usianya yang kedua puluh tahun.
Faktanya, sekarang ia tidak melayang-melayang di Neverland. Angin yang menerpa tubuhnya dan mengibarkan helai-helai rambutnya sekarang bukan karena ia terbang. Melainkan berlari dengan sangat cepat di jalanan menurun Gunung Klothok hingga rasanya ia seperti melayang.
Tentu saja, rasanya sendiri pun tidak mengenakkan, melainkan, berdebar-debar. Bukan karena ia berlari dengan cepat saja, melainkan di belakangnya ada Satuan Polisi Pamong Praja.
Ini semua gara-gara seorang gadis di depannya, yang sekarang menggandeng tangannya dan menariknya untuk ikut berlari dengan cepat.
"Ah …, sial!" umpat Pandu di tengah engahan napasnya.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top