🍊ORANGE MARMALADE Pt. 2
Entah sudah berapa kali Tzuyu pindah sekolah, dan seharusnya momen perkenalan di depan kelas ini sudah menjadi hal biasa untuknya-tapi yang terjadi malah sebaliknya.
Suara riuh lelaki langsung memenuhi kelas begitu Tzuyu masuk, mereka berbondong-bondong memberinya pertanyaan dan tak malu untuk memuji kecantikannya, sementara Tzuyu hanya bisa mengulas senyum tipis yang sangat samar. Namun ekspresinya langsung berubah datar saat mendapati lelaki yang ditemuinya saat di kereta tadi juga ada di kelas ini.
Jungkook agak tersentak saat ia bertemu pandang dengan siswi baru itu. Pipinya langsung memanas begitu ingatannya memutar saat gadis itu menjilati lehernya.
Sementara Tzuyu langsung mengalihkan pandangan, mencoba melupakan insiden memalukan itu lantas berjalan menuju bangku yang ditunjuk sang wali kelas.
Pelajaran langsung dimulai. Jungkook sempat menoleh ke belakang, tepatnya ke tempat duduk Tzuyu saat ini yang ada di pojok kiri paling belakang sementara dirinya ada dibangku ke-tiga dari depan.
Ia menghela napas, merutuki kebodohannya yang terus memikirkan gadis itu hingga tak bisa konsentrasi untuk belajar. Pulang sekolah nanti, sepertinya ia harus bicara dengan gadis pemilik mata yang berkilat ungu itu.
🍊
Jam makan siang.
Ini adalah hal yang paling Tzuyu benci saat di sekolah. Seseorang bernama Chaeyoung tanpa dimintanya langsung mengajaknya ke kantin. Katanya, menu makan siang hari ini adalah sosis dan salad.
Well, memangnya siapa yang peduli? Lagipula tidak ada satupun makanan yang bisa dimakan oleh Tzuyu di sana, tapi karena tidak enak jika menolak, ia menurut saja saat Chaeyoung menuntunnya menuju kantin.
Di sini, semuanya sibuk dengan makanan mereka masing-masing. Beberapa ada yang sembari mengobrol dan bahkan tak sedikit dari kakak kelas yang bergerombol hanya untuk menggoda adik kelas yang lewat. Tak terkecuali Tzuyu, gadis itu dapat dengan jelas mengetahui maksud tatapan para lelaki itu, namun tak ada satupun yang menarik perhatiannya. Gadis tinggi itu hanya berjalan biasa saja tanpa menyadari bahwa ada sepasang mata lain yang ikut mengamatinya sejak tadi.
"Hey, dia anak baru itu, kan?"
"Iya, gila. Apa dia seorang artis? Model?"
"Entahlah, aku tak pernah melihat wajahnya di tv tapi dia benar-benar cantik."
Tzuyu hanya mendengus saat mendengar bisikan para lelaki itu. Namun dalam hatinya ia merasa miris. Apa mereka akan tetap memujanya bahkan setelah tahu makhluk seperti apa dia yang sebenarnya? Sepertinya mustahil.
Tzuyu dan Chaeyoung tengah mengantri untuk mengambil makanan, sementara orang-orang yang berbisik semakin menjadi.
"Hey, apa kau tahu, tadi pagi ada kejadian heboh di stasiun."
"Ohh ... Yang soal vampir itu ya?"
"Iya, aku melihat dengan mata kepalaku sendiri kalau orang itu langsung menggigit leher seorang wanita."
"Woah ... Jinjja?"
"Aku bahkan mem-videonya! Kau mau lihat?"
Chaeyoung menyenggol bahu Tzuyu, "Yak, kenapa kau malah melamun?"
Tzuyu tersentak. "Oh? Ani. Ayo kita duduk."
Tzuyu menatap makanannya tanpa minat. Sebenarnya, ia sedang bingung, yang mana dulu yang harus ia makan? Memangnya ia bisa memakan semua ini? Selama ini ia hanya pernah meminum darah saja jadi tidak tahu bagaimana rasanya makanan yang ada dibakinya saaat ini.
"Ya, kau dengar pembicaraan mereka tadi?" celetuk Chaeyoung.
"Oh? Yang mana?"
Chaeyoung agak mencondongkan tubuhnya mendekat pada Tzuyu lalu berbisik. "Tentang Vampir, kau mendengarnya?"
Lagi-lagi Tzuyu tersentak. "O-oh? Memangnya kenapa?"
"Ani, aku hanya berpikir kalau dunia sekarang sudah tidak aman. Bagaimana jika di sekolah ini juga rupanya ada seorang vampir? Membayangkannya saja aku sudah merinding."
Tzuyu terdiam. Ia kembali meletakan sumpit yang baru saja ia pakai lalu meremat ujung roknya kuat. "Memangnya kenapa? Bukannya vampir makhluk hidup juga?"
"Mwo? Apa katamu barusan?"
Tzuyu menatap Chaeyoung datar. "Apa seorang vampir tidak boleh sekolah? Mereka juga makhluk hidup seperti manusia."
"Tzuyu-ya, apa maksudmu? Jelas jika vampir itu ada maka kehidupan kita akan terancam. Mereka itu kanibal!"
Tzuyu mengernyit. "Mwo? Kanibal?"
"Iya! Mereka juga orang yang menjijikan. Dunia akan segera kiamat jika mereka berulah."
Tzuyu berdecih sinis. "Tau apa kau soal vampir? Kami tidak sejahat itu," lirihnya pelan.
"Mwo? Kau mengatakan apa barusan?"
"Ani, aku hanya bergumam kalau kau orang yang bodoh."
"Mwo?!"
Tzuyu bangkit dari duduknya seraya membawa bakinya. "Sudahlah, selera makanku jadi hilang."
"Ya, kau mau meninggalkanku begitu saja?"
"Cari teman lain saja sana. Aku tak suka manusia yang rasis."
🍊
Hembusan angin langsung menyambutnya begitu kakinya menapak di rooftop. Jungkook mengedarkan pandangannya lalu berjalan dengan santai menghampiri gadis yang sejak tadi di carinya.
Begitu sudah dekat, ia langsung mendudukan diri di samping gadis itu, membuat Tzuyu yang tengah meminum makan siangnya langsung tersentak.
Jungkook meliriknya sekilas lalu memandangi minuman yang masih di pegang erat oleh Tzuyu. "Jus-tomat?"
Tzuyu terbatuk lantas melepaskan sedotannya. "Siapa kau? Kenapa kau kemari?"
Jungkook mengendik, lalu membuka tutup botol minuman yang dibawanya dan meneguknya sedikit. "Kau tidak mengenal ketua kelasmu sendiri?" Jungkook malah balik bertanya.
Sementara Tzuyu hanya mendelik cuek lalu meminum jusnya-yang sebenarnya adalah darah-lagi. "Pergilah ... Aku sedang ingin sendiri," lirihnya.
Jungkook menoleh. "Kau apakan Chaeyoung tadi? Ia sampai menangis tau."
Tzuyu mengangkat kedua bahunya tak peduli. "Bukan urusanku. Lagipula dia bukan temanku."
"Ya, seharusnya kau memperlakukannya dengan baik dihari pertamamu."
"Buat apa? Toh pada akhirnya mereka akan pergi juga kalau tahu siapa aku yang sebenarnya."
"Memangnya kau siapa?" Tzuyu menoleh, dan maniknya langsung terkunci begitu menyadari kalau Jungkook juga tengah menatap ke arahnya. "Kau vampir?" tanyanya lagi, membuat tubuh Tzuyu sukses membeku.
Keduanya terdiam beberapa saat sembari menyelami manik satu sama lain. Jungkook sudah menahan dirinya untuk tidak tertawa saat melihat wajah tegang Tzuyu, karena sumpah demi apapun, ia hanya asal nyeletuk saja tadi.
Tapi melihat manik Tzuyu yang tak kunjung melunak. Dan menyadari arah tatapannya saat ini yang mengarah ke lehernya, ia jadi mulai merasakan hawa yang ganjil.
"Kalau aku benar seorang vampir bagaimana?"
Ini agak melenceng dari yg aslinya ya, tapi semoga suka 💛
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top