MIHP - 8
Hari yang di tunggu-tunggu, di nanti-nanti oleh Jeon Jungkook akhirnya tiba juga. Pagi ini Jeon's Florist resmi membuka gerbang pendaftaran penyeleksian anggota inti perusahaan.
Ruang rapat berada di dekat meja resepsionis. Desain ruangan minimalis dan di dominasi warna hijau. Di atap, ada kaca kristal transparan berbentuk lingkaran melingkupi bohlam lampu.
Pot berisi tanaman dan bunga terjejer rapi si setiap sudut ruangan. Membentuk garis memanjang. Jika pada seharusnya perwakilan wawancara berisi 5 orang, Jeon Jungkook selaku Presiden Utama, Direktur, Manager Florist, Joe sebagai sekretaris utama, dan terakhir Chou Tzuyu.
Maka Jeon Jungkook mengubah rencana begitu dadakan. Membuat Joe bingung, tidak habis pikir; apa otak Presiden Jeon tersumbat sesuatu? Permen karet contohnya?
Gila!
Semua jadwal sudah di atur, dan dengan seenak jidat pria itu meminta Joe merubah segalanya dalam tenggat waktu satu malam. Camkan, satu malam!
Kantung mata hitam berbentuk setengah lingkaran memberikan kesan mengerikan di wajah Joe. Tzuyu menarik nafas berkali-kali, berusaha menahan tawanya agar tidak meledak. Setidaknya dia harus terlihat setia kawan.
Joe mencibir, menatap sengit pada Tzuyu, "Tertawalah jika ingin, aku tahu kau menahan diri untuk menertawai aku sejak tadi."
"Hahahaha— kau— hahahah— sangat kacau! Lihat kantung matamu yang lebih mirip danau hitam setengah lingkaran daripada di sebut mata panda!" Tzuyu tertawa terpingkal-pingkal. Mereka tengah memasuki pintu masuk Jeon's Florist.
Di bagian depan, mereka perlu melewati jembatan panjang. Bagian bawah terdapat danau jernih berisi ikan koi sohwa serta beberapa tanaman bunga teratai yang sudah memunculkan biji polong.
Keduanya sibuk bersenda gurau, bergulat bersama dunia mereka sendiri. Mengabaikan tatapan kagum penjabat tinggi di Perusahaan Jeon's Florist. Mereka sungguh beruntung bisa melihat sosok Madam Yu menggunakan mata kepala mereka sendiri secara langsung.
Rasanya bagai mimpi.
Madam Yu seperti kepompong, tertutup rapat dan tidak bisa di ketahui karena bersembunyi di balik lapisan khusus. Informasi pribadi wanita tersebut pun tersimpan rapat.
Tapi sempat beredar gosip, Presiden Abimanggala berniat menjadikan Madam Yu sebagai istrinya. Para penggosip bilang keduanya telah bersama sedari lama, menghadapi banyak masalah bersama, mirip seperti pasangan suami istri. Sehingga banyak yang mendukung hubungan keduanya.
Para kaum adam mulai iri kepada Presiden Abimanggala, bisa mengenal baik wanita secantik Madam Yu.
Susana cerah membakar api semangat para peserta kian makin melambung tinggi. Bergembira senang hati ingin mengikuti ujian tes dan berharap bisa berhasil. Perusahaan Jeon sangat terkenal, jadi siapa yang tidak mau hidup enak dengan bergabung bersama Perusahaan Jeon?
Apabila ada orang yang tak mau, maka dia sangat bodoh.
Tzuyu melambai tangan pada Joe, punggung sahabatnya hilang tertelan oleh dinding sekat di belokan. Tangannya menyentuh kenop pintu, memutarnya pelan. Mendorong sedikit ke depan, pintu terbuka.
Jeon Jungkook berdiri, tersenyum menyambut kedatangan wanita tercinta. "Kau datang, duduklah di sampingku. Juri untuk ujian tes kali ini hanya kita berdua, Direktur, Manager, dan Sekretaris utama tengah melakukan hal penting dan mengurusnya saat ini juga. Jadi kita hanya berdua, mohon kerja samanya."
Tzuyu tahu Jungkook berbohong, Joe sudah memberitahu lebih dulu mengapa wanita itu bisa mempunyai kantung mata yang sangat mengerikan. Itu semua karena ulah Presiden Perusahaan sialan si Jeon Jungkook.
Mengirim e-mail malam-malam meminta Joe merubah semua jadwal. Mau tak mau, Joe terus membuka mata lebar-lebar dari malam hingga esok fajar.
Mengikuti alur permainan Jungkook, Tzuyu mengangguk merundukan kepalanya sekilas, "Mohon kerja sama juga."
Keduanya duduk bersama bersampingan.
Pintu di buka, perserta pertama masuk. Mulai mengikuti semua tes yang sudah di persiapkan pihak Jeon's Florist.
Tzuyu mengeluarkan keahliannya yang tegas dan cakap ketika memilih pegawai. Bukankah hal ini sama dengan memilih para Jalang baru di Club malam?
Tujuannya sama, mencari pegawai yang berbakat dan bisa bekerja maksimal. Memuaskan pelanggan sebaik mungkin.
Tepat di siang hari, ujian di tunda sementara waktu. Saatnya istirahat makan siang. Jungkook berdiri di belakang Tzuyu, mereka sama-sama ingin keluar.
Berfikir keras di dalam kepala, Jungkook memutuskan mengulurkan tangan melilit pinggang ramping perempuan di hadapan. Menariknya mundur; menabrakkan tubuh tersebut pada dada bidangnya yang masih terlapis pakaian formal.
"Jeon Jungkook apa yang kau—" ucapan kesal Tzuyu terpotong di tengah, di sela kalimat Jungkook lebih dahulu.
"Waktu kau berkata terserah yang berarti aku mendapatkan kesempatan untuk mendekatimu kembali. Saat ini juga, aku ingin menjelaskan hal penting kepadamu, aku ingin mengaku kepada Sally bahwa aku adalah Ayah kandungnya."
Tzuyu memejamkan matanya erat, meremang menerima terpaan hangat di leher belakangnya. Hawa panas sepanas arang membakar darah di seluruh tubuhnya, ia berkata terbata, "Jangan pernah-kau mendekati pu-triku!"
"Dia buka hanya putrimu, tapi juga putriku," bisik Jungkook. Dalam hati dirinya mengumpat keras berulang kali, tujuan awalnya dia hanya ingin sekedar mengancam Chou Tzuyu akan mengaku Ayah kandung dari Sally. Membuat wanita itu tunduk dan menerima perintah agar menerima dia kembali sepenuh hati.
Tapi melihat leher putih mengintip dari balik juntaian rambut hitam lurus panjang beraroma harum, naluri hasrat binatang buas yang berusaha keras dia pendam mulai terpancing setelah lama kehilangan umpan kesayangan.
Pikiran Jeon Jungkook tak terkontrol. Wajahnya mendekat tanpa dia sadari, dan menempelkan bibirnya di atas kulit lembut leher Tzuyu.
Terasa tubuh wanita itu hampir jatuh ke lantai merasakan sentuhan lembab di belakang lehernya. Tangan kanannya meremas kenop pintu kencang. Bulu matanya bergetar menahan rintihan.
Jemari panjang kokoh di pinggangnya tak lagi diam, kini mulai bergerak menurun memberikan usapan lembut. Tidak, jangan lagi Chou Tzuyu, berhenti terbuai oleh sentuhan Jeon Jungkook!
Naasnya, tubuhnya berkontraksi akan sentuhan tersebut. Darahnya beresonasi bersamaan sapuan hangat di pinggangnya, perlahan merambat naik ke atas dan terus ke atas, lalu mendarat di tulang selangka menggoda miliknya.
"Turuti kemauanku jika kau tidak ingin Sally mengetahui bahwa aku Ayah kandungnya."
Entah ini bisa di sebut ancaman atau permintaan, yang jelas, Tzuyu tidak di benarkan untuk menolak. Berarti, Tzuyu harus menuruti semua keinginan Jungkook.
"Ba-baik," jawab Tzuyu lirih. Tidak ada pilihan lain selain menerima, atau masa depan Sally bisa berubah menjadi bahaya.
Masa lalunya buruk, penuh konflik, liku, dan kesengsaraan. Tzuyu ingin menepis semua kejadian buruk maupun kesialannya di masa muda yang mencoba mendatangi putrinya.
Dan langkah awal mengusir kesialan itu adalah dengan menyembunyikan masa lalunya dari sang putri.
Tubuhnya di balik begitu cepat, mendadak terdorong mundur dan tertahan di permukaan pintu. Jungkook menempel semakin erat di tubuh Tzuyu, tangan kirinya memutar kunci. Mengunci pintu dari dalam.
Bibirnya mendekati cuping semerah buah apel, memberikan sapuan lidah di sekitar sana. Membuat Tzuyu semakin lemah, sedikit lagi terjerumus ke atas lantai.
Tangan Jungkook melilit pinggang Tzuyu lebih erat, merunduk memberikan ciuman di sepanjang leher menawan teramat dia rindukan. Sekedar ciuman ringan nan basah, Jungkook masih waras untuk tidak membuat bekas yang bisa menghadirkan kecurigaan orang-orang.
"Waktu istirahat kita hanya satu jam, lakukan dengan cepat dan jangan ganggu putriku!"
Jungkook tidak menjawab, tersenyum senang melihat wajah cantik Tzuyu nampak tak berdaya di bawah sentuhannya. Bibirnya menubruk bibir lebih mungil, menjepit dagu Tzuyu; membukanya paksa.
Memiringkan kepala ke samping, Jungkook menekan kasar lidahnya di dalam gua hangat milik Tzuyu. Meresap rakus semua saliva wanita itu. Manis, semua masih sama manisnya.
Bibirnya bergerak meraup, menghisap semangat lidah lunak kenyal milik Tzuyu. Bermain dengan benda tersebut seolah-olah lidah Tzuyu adalah permen kapas panjang termanis di dunia.
"Ngghhh......" Saliva penyatuan keduanya merembes keluar melalui sudut mulut Tzuyu. Turun menuju leher jenjangnya, terus turun dan turun sampai berada di antara lekukan belahan dadanya.
Jungkook merapatkan lebih lagi tubuhnya, Tzuyu terlonjak merasakan keinginan kuat bersuhu panas di bawah. Tentu saja itu milik mantan kakak angkatnya yang bereaksi meminta pelepasan.
Tangannya spontan meremas pundak lebar Jeon Jungkook. Gemetar takut kala mengingat ukuran milik pria ini. Tzuyu merinding sebelum memulai permainan sebenarnya.
"Keluarkan suara indahmu. Tempat ini kedap suara. Berteriaklah sepuasmu."
Belum ada 5 menit, Tzuyu sudah menjerit kesakitan di bawah kukungan tubuh kekar Jeon Jungkook. Iris caramelnya linglung di genangi air mata, ini, ini adalah hal teramat di rindu Jeon Jungkook.
Mata indah berkilauan bintang milik Chou Tzuyu.
Di tengah tekanan keras miliknya kepada Tzuyu, Jungkook mencium lembut kedua mata wanita tersebut. Keduanya melakukan hubungan intim tepat di depan pintu, dengan Jungkook mengangkat satu kaki Tzuyu dan menaruhnya di atas pundak. Menyalurkan hujaman dalam penuh kekejaman.
Dia bisa merasakan kembali kehangatan Chou Tzuyu, melakukan hubungan intim ini seakan mengingatkan Jungkook tentang suatu hal. Chou Tzuyu masih sanggup untuk ia gapai.
***
"Apa itu di lehermu?" Selidik Joe, mereka saat ini sedang berjalan bersama menuju parkiran. Hari sudah sore, cakrawala mulai di hiasi warna jingga indah.
"Bukan apa-apa," sahut Tzuyu, menarik kerah bajunya ke atas menutupi cetakan merah kecil, ulah dari bibir Jungkook tadi siang. Pergulatan mereka berlangsung selama satu jam penuh. Kakinya serasa sangat pegal sampai sekarang, bagian bawahnya juga masih terasa amat sakit.
Dia sudah merasakan sakitnya melahirkan seorang anak, tapi mengapa; ketika menerima milik Jeon Jungkook kembali, organ intimnya seperti di robek-robek sebuah cakar binatang buas?
"Wajahmu menunjukan ada apa-apa pada dirimu. Katakan padaku, siapa pria yang berani menggoda dirimu? Katakan padaku, besok aku akan membuatnya di pecat langsung dari kantor ini." Cetus Joe sok jagoan, melingkis lengan kemeja panjangnya mencapai sebatas siku. Berkacak pinggang seperti ibu-ibu memarahi anak tetangga karena telah membuat anaknya menangis.
Tzuyu tertawa kecil sebagai respon, memberikan penjelasan menenangkan, "Aku tidak apa-apa. Hanya saja, aku merasa kurang sehat semenjak siang tadi. Mungkin istirahat sebentar bisa memulihkan kesehatanku."
Menepuk punggung Tzuyu tiga kali, Joe ikut prihatin, "Aku baru ingat, kau adalah wanita pekerja terhebat yang pernah aku temui. Malam ini kau juga masih ada tugas menjaga anak cabang di dekat Rumah Makan China Tong Liu kan?"
"Ya, aku masih harus bekerja malam nanti. Bulan ini memasuki bagian awal, artinya beberapa jalang harus di ganti dengan jalang baru. Di tambah tahun baru Natal segera tiba, malam tahun baru Natal biasanya selalu ramai, club di padati pengunjung pria."
"Ah, merepotkan sekali. Malam ini aku akan datang berkunjung bersama kekasih baruku, jamu aku secara langsung!"
"Tapi—"
"Eits, tidak ada kata tapi maupun penolakan. Kalau kau menganggap aku sahabatmu, maka permintaanku ini bukan hal sulit untuk di penuhi. Kau harus janji padaku malam ini!"
Menghelas nafas pasrah, Tzuyu mengangguk lemah. Masuk ke dalam mobil, melaju meninggalkan perusahaan Jeon'a Florist.
Di meja kerja resmi seorang pimpinan, Jungkook duduk di atas kursi. Kepalanya menengadah tersandar pada punggung kursi. Jakunnya bergerak naik turun, pikirannya kini tengah membayangkan rasanya ekstasi di dalam tubuh Tzuyu.
Jungkook tahu dia bodoh. Seharusnya dia tidak lepas kendali dan melakukan hal tersebut pada Tzuyu. Sekarang sudah pasti Tzuyu membenci dirinya lebih dalam lagi. Dan peluang baginya agar bisa meraih Tzuyu dan Sally terpaksa pupus perlahan demi perlahan.
Matanya terpejam. Mengusir bayangan bentuk tubuh Tzuyu yang semakin indah dari terakhir matanya memandang. Mungkin karena dulu Tzuyu masih muda dan berada di fase pertumbuhan anak remaja menjadi dewasa.
Sekarang, Jungkook bisa merasakan setiap inci tubuh sempurna dewasa milik adiknya. Bagaimana kulit seputih susu itu berubah menjadi merah merona di saat dia memberikan sapuan lidahnya yang hangat.
Dia juga masih ingat rasa lembab membungkus tiga jemarinya. Bukannya naluri binatangnya mereda, malah sebaliknya, semakin berkobar dan semakin candu akan rasa nikmat tubuh Chou Tzuyu.
Dia frustasi!
karena baru bisa up 1 part hari ini, double up nya besok ya.
Mohon maaf lahir dan batin teman teman muslimin dan muslimah 🤗❤
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top