MIHP - 2

kalo aku tiba tiba ilang, berarti lagi sibuk real life yah 😭🙏🏻🤧

-

“Jika terlalu sulit untuk melupakan, maka cukup simpan jauh-jauh dalam lingkaran kenangan.”

-

Tzuyu mengucapkan terima kasih sekaligus meminta ijin pulang lebih awal untuk hari ini, walaupun kata pulang lebih awal tidak cocok dengan jarum jam yang menunjukan angka 11 malam.

Sebelum Tzuyu berlalu, Roy menarik lengan putih lembut, "Tunggu dulu."

"Hm? Ada apa?"

Pria itu mengeratkan cekalannya, "Aku mengatakan padanya jika kita telah menikah dari 4 tahun yang lalu, aku takut dia akan mengusik dirimu setelah pertemuan ini jadi aku spontan mengatakan hal tersebut."

Tzuyu tersenyum, memaklumi kasih sayang Roy untuknya. Sejak dulu tidak pernah berubah. Dia bukan siapa-siapa, tapi Roy selalu memperlakukan dirinya layaknya sosok berharga. Patut untuk di lindungi.

"Aku tidak marah, aku hanya takut Sally di bawa pergi oleh Kak Jungkook nantinya. Kau tau, Sally adalah cahaya hidupku. Tanpa dia, aku tidak tau harus hidup untuk siapa lagi."

Suasana di malam hari membawa keheningan bagi dua manusia. Bersitatap mendalami emosi masing-masing. Roy mencari hal tersembunyi di balik iris caramel Tzuyu yang nampak kelam di cahaya malam. Mencoba menerka-nerka apa yang tengah di rasakan hati wanita tersebut melalui sorot mata.

Roy menyerah, wanita di depannya sangat pandai menyembunyikan masalah maupun emosi dari dirinya. Membuatnya merasa jika dia belum cukup berarti bagi Tzuyu karena ketidak terbukaannya kepada Roy.

Di tariknya lengan ramping Tzuyu, menjerat masuk tubuh tinggi langsing semampai mencapai dagunya. Bibir segar berwarna cerah mendesah pelan, merasakan kegelisahan di hati.

Tzuyu mengusap punggung Roy, memberikan sedikit upaya agar Roy bisa mendapatkan ketenangan. Dia mendongak, memperlihatkan wajah manis di penuhi senyum indah sumringah, "Tidak perlu khawatir, aku baik-baik saja. Meski hatiku memang terasa sakit saat bertemu dengannya secara tiba-tiba," jarinya membentuk gerakan mencubit angin, "Rasa sakitnya sebanyak ini, tidak akan melukai hatiku terlalu dalam."

Roy tertawa kecil, mengusap puncak kepala Tzuyu sebelum memutuskan kembali pulang ke rumah mengantarkan Fero, kemudian kembali ke salah satu anak cabang Gala Club.

Rumah minimalis bernuansa putih milik Tzuyu terasa sepi kala kaki jenjangnya melangkah masuk melewati pintu, Ellie keluar dari kamar Sally setelah menidurkan malaikat kecilnya yang telah tidur di sepanjang perjalanan. Berpelukan bersama Fero di jok belakang terawasi Ellie.

"Tzuyu, aku akan kembali sekarang. Ada hal mendesak."

"Apa terjadi sesuatu?" tanyanya sambil meletakkan sepatu hak berwarna hitam ke dalam rak, terlihat rapi.

Ellie mengangguk, ekspresinya cemas membuat guratan-guratan halus di sekitar matanya tampak semakin jelas, memperlihatkan tanda penuaan. "Suamiku jatuh sakit, tetanggaku baru saja menelfon dan dia sudah di bawa ke rumah sakit."

"Aku ikut, tunggu sebentar aku akan berganti pakaian."

Tidak memberikan kesempatan Ellie untuk menolak, Tzuyu sudah lari menuju kamar pribadinya untuk berganti baju. Memakai setelan celana jeans hitam dengan atasan kemeja putih polos. Dia mengambil tisu di atas meja rias, mengusap bibirnya yang semerah darah menjadi tidak terlalu berwarna menyala pekat.

Rambut hitam berujung curly di kuncir kuda, tanpa berlama-lama di dalam kamar. Dia menyambar kunci mobil yang tergabung di paku dekat pintu kamar.

Keluar menghampiri Ellie dan berangkat menuju rumah sakit di mana Paman Ello di rawat. Tidak lupa meninggalkan Sally bersama sekotak susu di tambah beberapa cemilan jika saja anak itu bangun, dengan makan maka perhatiannya untuk mencari Tzuyu setelah bangun tidur terkalahkan oleh obsesinya terhadap cemilan serta susu.

Tzuyu dan Ellie menuju lantai tiga dimana ruang rawat Ello berada. Berlari di belakang Ellie yang kalang kabut dipenuhi air mata.

Kesehatan Paman memang tidak stabil, sering sakit-sakitan paling tidak dua sampai tiga kali dalam sebulan.

Akhirnya mereka menemukan ruangan Ello, membiarkan Ellie masuk, Tzuyu memberikan waktu privasi untuk pasangan tua tersebut. Memilih duduk di kursi tunggu, samping pintu ruangan.

Ponsel berbunyi mengalihkan atensinya, matanya merunduk menatap layar benda pipih yang menyala menampilkan nama “Joe”

Tzuyu segara mengangkat, terkejut mendapatkan teriakan panik sahabatnya, "Aku tidak tuli, bicara pelan-pelan."

"My darling, my baby! Apa kau tau apa yang telah aku dapatkan hari ini?"

Tzuyu menutup matanya malas, mendengus pelan dan tetap menjawab, "Kau kira aku menyewa bodyguard untuk mengintai dirimu selama 24, dan aku dapat tau apa saja keberuntungan yang kau dapat hari ini?"

Mendapatkan respon malas dari Tzuyu, Joe tetap semangat. Mengabaikan sahabatnya yang sering dalam mood buruk.

"Aku di terima di Jeon's Florist!"

Wajah cantiknya mengerut, sedikit bingung dengan nama depan tempat ini. Tanpa menahan rasa penasaran lebih lama, Tzuyu bertanya, nadanya sedikit bersemangat mengorek informasi lebih banyak, "Tempat apa itu? Jeon's Florist?"

"Ya! Ini adalah perusahaan pertama sekaligus anak cabang baru dari Jeon's Properti! Mereka ingin mencoba mengembangkan beberapa macam usaha lain di anak cabang mereka, dan aku di terima sebagai sekretaris manager! Ah! Aku sangat senang, tadi aku sempat mencari tau siapa Presiden dari Jeon's Properti! Oh my gods, dia sangat tampan!"

"Jeon Jungkook, aku benar?"

Di seberang, tepat di kamar Joe. Wanita berambut blonde itu mengucapkan “Woah”, mulutnya terbuka lebar.

"Kenapa kau bisa tau?" Mata Joe sedikit menyipit, menerawang sesuatu. "Apa kau penggemar dari pria itu? Di beberapa artikel terdapat banyak ulasan tentang penggemar berat Jeon Jungkook, sepertinya kau juga bagian dari mereka. Haha, Tzuyu, sejak kapan kau mulai tertarik pada pria?!"

Mendengar ocehan menjengkelkan Joe, Tzuyu berdecak, suara marahnya tidak dapat di sembunyikan melalui sambungan telefon, "Bodoh, jangan samakan aku dengan wanita penggemarnya. Dan ya, aku sejak dulu hanya tertarik dengan pria. Kau kira aku tertarik pada sesama jenis?"

Joe dengan polos membalas, "Aku memang sempat berfikir seperti itu."

"Kau sungguh sialan!" Ketus Tzuyu, dan di tanggapi tawa terbahak-bahak Joe.

Jarinya menyentuh ikon telefon dalam lingkaran berwarna merah, mematikan sambungan sepihak. Joe sangat pandai jika di suruh membuat orang di sekitarnya merasa kesal.

Tzuyu menyandarkan kembali kepalanya ke dinding, bersandar nyaman kemudian menutup mata. Hari ini dia merasa sangat mengantuk, mungkin karena dari pagi sampai dengan sore dia menemani Sally bermain tanpa henti.

Kursi di samping sedikit bergerak, menimbulkan bunyi derit tidak sedap di telinga. Kepalanya menoleh ke samping, mata malasnya terbuka memberikan sorot dingin dan tajam.

"Aku tidak menyangka bisa bertemu dengan dirimu disini, Tzuyu."

Pria ini lagi, Jeon Jungkook. Kenapa Tzuyu bisa bertemu dua kali dengan Jungkook dalam waktu kurang dari 3 jam?!

Tzuyu tidak memberi respon, memilih bangkit ingin meninggalkan Jungkook sendirian. Telapak tangan hangat menyentuh kulit lengannya, menariknya kembali ke belakang.

Punggung kecilnya menubruk dada bidang yang lebar, Tzuyu berbalik, memberikan tatapan benci kepada Jeon Jungkook. "Jangan sentuh aku!"

Penolakan terang-terangan Tzuyu memberikan goresan pada hati Jeon Jungkook. Menggores dalam bentuk melintang, membuka hatinya secara paksa menyebabkan rasa perih mendalam.

Jungkook bergumam, "Maaf."

Tzuyu membenarkan lengan kemejanya yang sedikit kusut, mendongak menatap wajah tampan tiada duanya, "Basi. Jangan ganggu aku lagi, aku tidak ingin melihat wajahmu."

"Tapi aku ingin melihatmu."

"Dan aku menolak."

"Kenapa? Berikan aku alasan."

"Karena aku membencimu."

Telak, Jungkook terbungkam sepenuhnya. Mulutnya terkunci oleh pukulan dari kalimat terakhir Tzuyu. Mencerca dan memaki dirinya sendiri di dalam hati, perhatiannya tidak lepas dari punggung Tzuyu yang telah hilang di balik pintu ruang rawat.

"Jungkook, kenapa kau ada disini?"

Jungkook terbangun dari lamunannya, menoleh mendapati Jihmun, ayahnya berlari menuju dirinya.

"Ana sudah sadar, dia ingin bertemu denganmu."

"Baik, Pa. Aku hanya ingin keluar tadi mencari udara segar."

"Dasar kau ini."

Mereka berdua melenggang pergi dan berjalan menuju ruangan Ana.

Di dalam ruang rawat Ello.

"Tzuyu, kau baik-baik saja?" Tanya Ellie. Mendekati Tzuyu dan ikut duduk samping wanita itu, wajah indahnya melamun menatap langit malam bertabur bintang penuh kemergalapan.

Ekspresinya kosong saat menjawab, "Bibi, dia datang lagi. Kita bertemu."

Ellie perlu beberapa saat untuk mencerna kalimat Tzuyu, ketika mendapatkan jawaban, dia segera memegang tangan kanan wanita yang sudah dia anggap seperti putrinya sendiri. "Dia mengganggumu? Apa dia tau jika Sally adalah putrinya?"

Tzuyu menggeleng, "Dia mendekatiku dan meminta maaf di kursi tunggu tadi, aku rasa dia sudah tau jika Sally adalah putrinya. Kalau tidak, mengapa dia meminta maaf?" tubuhnya berubah posisi menghadap Ellie, "Bibi, apa Sally akan di ambil? Akankah aku kehilangan dia?" mata kucingnya mulai tergenangi air mata.

Ellie tersenyum, menepuk lembut punggung tangan Tzuyu tiga kali, berkata tegas, "Tidak! Kau adalah ibunya dan kau yang mengandung serta melahirkan Sally. Membesarkannya sepenuh hati dan bekerja keras demi hidup putrimu menjadi lebik baik di setiap harinya, pria itu tidak memiliki hak apapun untuk mengambil putrimu dari dirimu."

Ucapan Ellie penuh perhatian dan kasih sayang, khas dengan aura keibuan di mata Tzuyu.

Hatinya yang sempat terasa sesak memikirkan hak asuh Sally, kini sedikit mereda. Fikirannya tidak lagi kusut karena harus memikirkan cara bagaimana melindungi dan menjauhkan Sally dari Papa kandungnya.

Sejak dulu, hanya dia yang menginginkan Sally. Hanya dia, tidak ada orang lain yang menginginkan kehadiran putrinya. Jika mengingat masa lalu, air mata di matanya semakin bertambah, kelopak matanya tidak lagi dapat membendung begitu banyak air mata.

Akhirnya setetes cairan bening mengalir, membasahi membentuk garis membentang menuju bawah mewarnai kulit pipi putihnya dengan warna bening transparan.

"Jangan menangis, aku tau kau masih mencintainya bukan?"

Tzuyu memalingkan wajah, menatap acak benda di dalam ruangan, "Tidak."

Ellie tersenyum maklum, "Kau sudah hampir menjadi wanita kepala tiga, tapi sikapmu masih seperti anak SMA yang malu-malu mengakui cinta. Aku tau, kau masih mencintainya."

"Bagaimana kau bisa berfikir begitu?"

"Karena kau masih menyimpan fotonya di figura kecil dalam lemarimu, aku tidak sengaja menemukannya beberapa kali ketika sedang merapikan bajumu."

Melihat Tzuyu akan mengucapkan sesuatu, dia segera menyambung, "Cinta pertama memang sulit untuk di lupakan, meskipun pikiranmu mengatakan tidak mencintainya dan hatimu berkata tidak ada nama dia lagi di dalam sana. Tapi ketika kamu melihat kembali wajahnya secara langsung, rasa kompleks di hatimu akan tetap ada. Jadi, aku mohon jangan terlalu berusaha membenci pria itu bila tidak mampu, cukup simpan sosoknya dalam ruang kenangan lama. Tutup pintu kenangan ini dan kunci hingga selamanya, jangan biarkan kenangan lama pedih menganggu, merusak masa depan cerah yang sudah susah payah terbentuk."

Tzuyu tidak mampu lagi berkata-kata, bergerak maju memeluk tubuh kurus Ellie penuh kasih. Merasakan kehangatan pelukan seorang ibu yang dulu juga pernah dia rasakan. Wajahnya mendongak menahan air mata berikutnya, dia tidak boleh terlalu banyak menangis atau dia akan kembali menjadi perempuan lemah seperti dulu. Dia sudah berjanji untuk melupakan semua masalah dalam kehidupan Chou Tzuyu pada masa lalu.

Tengah malam sudah lewat, Tzuyu berbicara tentang bisnis bersama Roy lewat telefon. Dan kerja sama kali ini membuat dia jatuh dalam mood paling buruk setelah tinggal di New York kurang lebih 8 tahun.

Sekretaris utama Jeon's Properti secara mendadak menghubungi Roy selaku Presiden Utama Gala Clubbing. Memberikan tawaran bekerja sama, pihak Jeon's siap menjadi investor tetap dan menanam saham sebanyak 60% di Gala Clubbing.

Memang sudah tidak asing bagi masyarakat kota New York apalagi kaum anak muda jika di ajak berbicara tentang Gala Clubbing. Salah satu Clubbing terbesar dengan banyak sekali cabang tersebar hingga US. Memiliki pelayanan bagus, tempat nyaman bernuansa selera anak muda, dan jangan lupakan Baby Girl's maupun Daddy King's yang di sediakan di sana.

Harga bisa di anggap standar, namun jika bertanya kualitas, mohon jangan pernah di ragukan. Gala Clubbing populer juga karena memiliki Baby Girl's dan Daddy King's berparas cantik dan tampan mempesona, sangat profesional, selalu membuat pelanggan puas.

Bekerja sama dengan Gala Clubbing merupakan keputusan baik untuk masa depan. Berita itu juga sampai di telinga Presiden dari Jeon's Properti, Jeon Jungkook.

Setelah tiba di New York, dia memang memerintahkan bagian HUMAS untuk mencari tau informasi tempat-tempat usaha berkembang yang akan di tanami saham sekaligus membuka cabang dengan tema antimainstream bagi Jeon's, yaitu Florist.

Di balik alasan Florist didirikan adalah untuk mengenang Tzuyu. Saat perempuan itu masih tinggal bersamanya, Tzuyu sangat suka menanam bunga di taman bersama salah satu maid bernama Elvah. Mereka berdua rajin menanam berbagai jenis tanaman bunga membuat halaman Mansion terlihat hidup penuh warna.

Dan setelah Tzuyu pergi, bunga yang di tanam mati tidak terawat beberapa bulan kemudian. Kehilangan warna dan keindahannya, sekaligus mematikan aura bahagia yang dulunya meliputi Mansion.

Saat ini Roy sedang meminta persetujuan dari Tzuyu, tawaran pihak Jeon's Properti tidak bisa di biarkan seperti angin lalu. Biasanya beberapa perusahaan besar hanya menanam saham 20-30% baru kali ini mereka menerima tawaran sebesar 60%.

Menuruti kata hati, Tzuyu akan menolak. Menuruti akal sehat, dia sebenarnya tidak memiliki hak apapun untuk menolak tawaran ini yang hasilnya nanti dari kerja sama sangat, sangat, sangat menguntungkan Gala Clubbing 100%.

"Jangan ragu untuk menolak kalau memang merasa tidak nyaman bekerja sama dengan Jeon's Properti. Kenyamananmu lebih penting bagiku. Kau juga pasti tahu, dengan menanam saham sebesar itu di perusahaanku, sudah dapat di prediksi, setelahnya pihak mereka akan menjadi rekan kerja yang wajib kita hormati. Juga akan sering di adakan pertemuan maupun rapat dalam membahas kerja sama. Kau manager utamaku dan kehadiranmu juga wajib—"

"Terima saja," sergahnya cepat. Tidak ingin lagi mendengar penjelasan apapun dari Roy.

"Tzu—"

"Bukankah tadi, kau meminta jawaban dan pendapatku? Menurutku lebih baik kita menerima kerja sama ini, masalah hati tidak bisa di campur adukkan ke dalam dunia bisnis. Aku bisa mengendalikan diriku sendiri jadi jangan khawatir, sekarang terima saja tawaran itu. Buat Jeon's Properti menjadi tambang emas bagi Gala Clubbing."

Tzuyu bisa mendengar helaan nafas berat dari speaker ponselnya.

"Oke, aku akan menerima tawaran ini. Istirahatlah selamat malam."

"En. Selamat malam."

Dia beralih menatap Ellie yang tertidur dengan kepala bersandar di tepi bangkar. Menggenggam tangan Ello erat, tidak mau melepas barang sedetikpun.

Bolehkah Tzuyu iri? Dia merasa tidak nyaman ketika melihat pasangan suami istri yang begitu romantis dan saling mencintai. Pemandangan seperti ini membuat hatinya terasa tercubit oleh masa lalu.

Berharap suatu saat nanti dia juga bisa mendapatkan pasangan sesuai pilihan hatinya.

Sayang, pria yang dia cintai juga memegang rekor menjadi sosok paling dia benci dalam hidupnya. Beri tahu Tzuyu cara untuk menetralkan dua emosi bertentangan ini!

Perasaan bertolak belakang inilah penyebab Tzuyu mengalami pro dan kontra di dalam hati, tidak siap untuk menerima kenyataan bertemu kembali dengan pria yang dulu hanya mampu muncul di dalam imajinasi.

Berjalan keluar untuk mencari angin, Tzuyu tidak lupa menelfon salah satu bodyguard di bawah kepemimpinannya. Memberikan perintah untuk mengantarkan mobil— transportasinya saat tadi datang ke club, supaya di pulangkan ke rumahnya besok pagi.

Membawa langkah pelan masih tetap menimbulkan suara ketukan irama di lorong sepi, sedikit orang yang berlalu lalang di lantai tiga. Malam hari seperti ini, aktivitas lebih produktif dan dominant di lantai rumah sakit paling dasar.

Tzuyu tersenyum menyapa salah satu suster di dekat pintu ruang persalinan, sepertinya baru saja membantu seorang wanita melahirkan.

Sampai di pintu bertuliskan nomer 275, kakinya spontan mundur karena pintu terbuka mendadak. Mengeluarkan sosok tinggi tegap paruh baya berwajah mirip dengan Jeon Jungkook.

Jeon Jihmun, ayah angkatnya dulu.

Jihmun terkejut melihat wanita cantik di depan, meneliti kembali wajah itu, dia takut mungkin salah mengenali orang.

Tidak.

Ini benar Chou Tzuyu, putri angkatnya yang telah dia usir begitu kejam di masa lalu, juga, di usir oleh keluarga Lorentzo tanpa memberikan dana hidup sepeserpun.

Di masa lalu, dia merasa kesal dan sangat membenci Tzuyu sebab menuduh putranya menghamili gadis tersebut. Menutup gerbang kediaman akan kehadiran mantan putri angkatnya.

Dia masih ingat betul, seberapa emosi dirinya ketika anak gadis yang dia angkat dari panti berteriak di depan Mansion. Berkata anak di kandungannya adalah ulah dari sang putra.

Jungkook saat itu membantah, secara otomatis sebagai ayah, dia percaya pada putra biologisnya.

Kebenaran terungkap setelah korban pergi dari kehidupan mereka. Menjauh tanpa satupun informasi yang di tinggalkan.

Pembohong di masalah ini bukan Tzuyu, melainkan Suzy. Wanita licik itu berbohong, mengatakan anak di dalam kandungannya adalah penerus dari Jeon's. Orang asing tanpa Identitas membeberkan niat tersembunyi Suzy pada keluarga Jeon. Mengirimkan banyak sekali foto Suzy bersenggama bersama pria lain.

Jungkook yang mencintai Suzy pada saat itu percaya bahwa itu anaknya. Tidak pernah menyangka jika Suzy mengincarnya karena ingin mendapatkan beberapa saham dari Jeon's Properti setelah menjadi Nyonya Jeon's lalu akan pergi dengan kekasih simpanan.

Rencana Suzy gagal setelah terbongkar. Dia dan kekasihnya di laporkan polisi oleh dua keluarga sekaligus. Jeon dan Lorentzo. Kekasihnya Minho di penjara sedangkan Suzy mengalami gangguan mental hingga sekarang.

Saat ini, detik ini, dia melihat lagi putri angkatnya yang dulu teraniyaya oleh keluarganya sendiri. Di tolak kehadirannya karena berfikir dapat merusak nama baik keluarga.

"Tzuyu," panggil Jihmun.

Tzuyu tersenyum, merunduk sopan dan meminta maaf secara formal seakan berbicara dengan orang asing dan tidak sengaja menabraknya. "Maaf Tuan, saya tidak sengaja hampir menabrak anda."

Jungkook ikut keluar dari ruangan, memasang senyum melihat Tzuyu di depan ruangan. Senyumnya sempat ingin memudar saat melihat mata wanita yang dia rindukan bertahun-tahun menatapnya dingin, tanpa minat sedikitpun.

Tzuyu ikut merunduk pada Jungkook, membuat pria itu terkejut. Segera, dia mendekati Tzuyu dan mendorong bahunya agar berdiri tegak. "Kenapa kau merunduk?"

Wajah Tzuyu sudah berubah menjadi tenang, menampilkan senyum sopan begitu menawan, "Terima kasih karena telah menawarkan penanaman saham begitu besar di Perusahaan Gala dan sangat mendukung Gala Clubbing dalam beroperasi. Saya selaku manager utama, Madam Yu, sangat berterima kasih kepada dua pemimpin Jeon's Properti."

Jihmun dan Jungkook tidak bisa menutupi raut terkejut di wajah masing-masing, mereka berdua sudah mendengar tentang Madam Yu— wanita misterius tanpa identitas lengkap. Manager utama Gala Clubbing yang jarang sekali menampakkan wajah jika memang tidak di perlukan. Hanya sering menampakkan wajah ketika menjalankan rapat penting bersama para investor menemani Roy Kim Abimanggala.

Sapaannya di sebut Madam Yu.

Tzuyu melepas tangan Jungkook dari kedua bahunya secara sopan, bertolak belakang dengan hatinya, berbicara untuk mematahkan tulang tangan pria di depannya.

"Maaf, saya pamit undur diri karena harus pulang ke rumah, suami saya sudah menunggu."

Jihmun bertanya cemas, tidak menyangka kalau Tzuyu sudah mendapatkan pasangan, "Kau sudah menikah, nak?"

"Ya, saya sudah menikah dan memiliki dua anak. Fero dan Sally."

Jungkook mengepalkan tangan, menyanggah, "Tidak, Sally adalah putriku. Benar bukan? Pria di market berkata kalian baru menikah 4 tahun lalu. Sally memiliki postur anak berusia 7 tahun. Umurnya sesuai bila di hitung dengan kehamilanmu saat mengandung anakku."

Tzuyu menyipitkan mata, tersenyum meremehkan. Acuh tak acuh tentang perilaku yang tidak sopan. Jihmun sekali lagi tidak percaya wanita ini adalah putrinya, gadis lugu penurut gemar tersenyum di masa lalu.

"Anakmu? Maaf, bukankah kau dulu berkata anak dalam kandunganku bukan darah dagingmu?"




🐰🦊🐰🦊

aku sempet berfikir mau buat group Whatsapp, cuman buat saling kenal aja sih. kalian juga bisa request cerita apa yang kalian pengenin, dengan syarat aku cocok sama ide kalian dan faham tentang maksud keinginan cerita dalam imajinasi kalian

kalau mau, komen aja yah, nanti aku buatin group. link nya ku tarok di bio kedepannya, gak ada syarat masuk group harus follow aku kok. tapi kalau follow back-an boleh boleh aja 👩🏻‍🍳

Maaf banget kalo chap ini agak gimana gitu.

Aku pas revisi part dari draft ini ngabisin hampir 1 jam yorobun:))) ketikan awal sungguuu acak-acakan.

jadi vote dan komen sebanyak banyaknya:) yah! ❤ biar capek aku ke tutup sama keriuhan apresiasi kalian!

soalnya klo unmood, aku punya kecenderungan molorrrrrr update.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top