MIHP - 14
Mobil penguntit berhenti tidak lama setelah Chou Tzuyu meminta Lee Jing Pyo untuk berhenti saja. Perempuan dengan surai terikat longgar tersebut keluar dari mobil, berdiri tangguh sembari melirik kaca depan mobil si penguntit. Hendak melihat siapa wajah dibalik mobil.
Dua pria tinggi dengan perawakan khas negara bagian barat keluar berbarengan dari pintu belakang. Semuanya mengenakan seragam hitam lengkap seolah pegawai resmi. Sudah jelas bukan, siapa atasan mereka berdua ini.
Pria dengan rambut kecoklatan membungkuk hormat kepada Chou Tzuyu, berujar lambat tapi tegas sesuai perintah, "Nona Chou, kami diperintahkan untuk menjaga anda dan mengikuti kemana pun anda pergi. Jadi mohon jangan terganggu dengan kehadiran kami."
Lalu pria berambut keemasan pun bersuara usai temannya selesai memberikan penjelasan. "Mohon Nona mengerti, Tuan Muda Brain takut terjadi sesuatu pada anda, sehingga mengirim kami untuk menjaga anda sebaik mungkin."
Kepulan asap panas bahkan sudah mengular jelas menerobos tempurung kepala perempuan Chou. Anak tengil Brain ini benar-benar bertindak sesuka hati dan sangat sombong sesuai rumor. Belum lagi sifat keras kepala yang bersikeras untuk mendapatkan sesuatu yang pada awalnya ingin dimiliki.
"Bisakah kalian pulang? Katakan pada Tuan Muda bahwa aku baik-baik saja tanpa pengawal. Tidak ada orang jahat yang mau mengganggu aku." Tukasnya kesal sampai rasanya ingin membenturkan kepala Alegra ke pintu beton sekarang juga andai diberi kesempatan.
"Kami tidak bisa, Nona." Tolak mereka berdua serempak.
Atasan dan bawahan sama saja. Sama-sama berhasil jika ingin menaikkan tensi darah Chou Tzuyu. Namun beberapa pikiran melintas yang mana membuatnya cemas. Ia berhenti memijat kening, beralih menatap dua pengawal di depannya, "Sejak kapan kalian mengikutiku?"
"Baru mulai hari ini, Nona."
Mengapa Alegra memutuskan untuk mengirim anak buah demi mengawasi dirinya? Selama ini Alegra belum terlalu parah dalam mengejarnya, bisa dibilang pasif seperti Kim Mingyu. Hanya Jeon Jungkook serta Roy yang sering mendekatinya akhir-akhir ini.
Berarti .... Alegra telah mengetahui sesuatu yang memicu lelaki tersebut semakin bertindak cepat?
Berkaitan dengan pernikahannya, mungkin?
Chou Tzuyu pikir ini masuk akal. Tetapi berita pernikahan antara dia dan Roy merupakan informasi tertutup dan bersifat rahasia. Hanya segelintir orang yang mengetahui tanggal pernikahan, selain orang-orang itu tidak ada yang tahu. Jika Alegra bisa tahu pernikahannya, bukankah artinya ada yang membocorkan dengan sengaja?
"Lebih baik kalian pulang dan temui Tuan Muda Brain, suruh dia menghubungi aku nanti malam. Ada sesuatu yang sangat penting dan perlu aku bicarakan dengannya."
Kedua pengawal bersitatap sesaat sebelum menunduk patuh dan kembali masuk ke mobil. Lantas putar balik dan pergi tak lama kemudian. Tepat setelah mobil hilang dari pandangan mata, barulah Chou Tzuyu juga masuk ke dalam mobil. Perjalanan kembali dilanjutkan.
***
"Mama, bisakah aku menginap ke rumah Fero besok? Fero bilang dia punya hadiah bagus untuk Sally!" Anak perempuan dengan setelan baju piyama motif strawberry berlari dari anak tangga lalu memeluk kaki kiri sang Ibu dengan manja.
Chou Tzuyu berhenti menata masakan ke meja makan. Hari ini dia memasak berhubung sudah lama sekali sejak terakhir kali dia memasak makanan kesukaan putrinya. Dia mengusap puncak kepala Sally, "Boleh, besok Mama antar ke rumah Fero. Malam ini makan yang banyak. Mama sengaja memasak makanan favoritmu."
"Mama yang terbarik! Oh ya, di mana Bibi Ellie?"
"Bibi Ellie langsung pulang karena merindukan Paman Ello. Cepat makan, Mama ingin mandi dulu. Sally boleh makan duluan."
"Oke, Ma."
Sally pertama-tama menarik satu kursi lain agar dekat dengan kursi tempat ia duduk. Tak lupa menaruh boneka kelinci hijau raksasa pemberian Roy pagi ini. "Selamat makan, Green! Lihat, masakan Mama adalah yang terbaik! Benar—"
Ting!
"Hum? Siapa tamu malam-malam begini ya, Green?" Sally bertanya pada boneka kelincinya bingung. Mungkinkah Bibi Ellie? Atau mungkin Roy? Karena Tzuyu baru saja masuk ke kamar mandi, dia harus membuka pintu. Kalau menunggu sampai Tzuyu keluar, pasti terlalu lama. Kasihan tamunya harus menunggu.
Sambil menarik tangan boneka kelinci, Sally berlari kecil mendekati pintu. Sedikit berjinjit untuk menggapai pegangan pintu, baru kemudian membukanya setelah berhasil. Ketika pintu terbuka lebar, pria asing tetapi sangat tampan dan tinggi berdiri menjulang tepat di depannya.
Sally pikir dia baru saja melihat seorang raksasa berdiri. Kepalanya harus mendongak sampai batas maksimal supaya bisa melihat jelas paras menawan si tamu. Teman baru Mama?
"Sir, anda siapa?"
Alegra menekuk salah satu kaki, berjongkok agar tinggi keduanya tidak terlalu menganggu. Laki-laki maskulin itu menarik dagu Sally, sudut bibirnya tertarik ke atas. Berkomentar sedikit sarkas seperti biasa, "Ternyata lebih cantik ketika dilihat dari dekat. Aku rasa Ayahmu juga bukan pria sembarangan."
Tanda tanya memenuhi isi kepala kecil Sally. Paman ini berbicara apa? Kenapa menyebut Ayahnya?
Paham akan kebingungan bocah perempuan yang kini memandanginya, Alegra hanya tersenyum kian lebar, "Aku teman baru Ibumu, jadi ini kali pertama kita bertemu. Perkenalkan namaku Alegra, kau bisa panggil aku dengan nama saja."
"Ternyata teman baru Mama, silahkan masuk." Perilaku Sally berubah sangat sopan. Tubuh kecilnya menyingkir ke samping, membuka jalan untuk Alegra masuk. "Mama baru saja mandi, mungkin agak lama selesainya. Ale sudah makan malam? Tadi Mama memasak banyak makanan."
"Makan malam? Boleh, karena Ibumu yang memasak, tentu saja aku dilarang menolak. Masakan Ibumu pasti enak."
"Masakan Mama paling enak! Ayo masuk! Sally juga mau makan malam! Kita tunggu Mama bersama!"
Selesai menutup pintu, Sally menarik jemari panjang Alegra yang terasa hangat seperti milik Jeon Jungkook, tetapi jari panjang ini terasa terlalu keras, tidak selembut jemari Paman Tampan.
Sadar pikirannya mulai kemana-mana, sontak Sally geleng kepala berulang kali. Jangan memikirkan Paman Tampan lagi! Dia sudah memaksa Mama waktu itu padahal jelas-jelas Mama tidak mau hingga menangis! Sally paling benci orang yang telah membuat Mamanya menangis.
Mereka berdua makan bersama di meja makan. Sally kaget karena nafsu makan Alegra sangat besar. Semua makanan nyaris tidak ada yang tidak masuk ke dalam perut lelaki tampan itu. Mustahil, kan, kalau dikarenakan Alegra belum makan selama dua hari?
Pakaiannya saja rapi dan terlihat mahal.
Pintu kamar Chou Tzuyu dibuka dari dalam. Perempuan cantik pemilik iris karamel tampak sibuk menyisir rambut seraya berdiri, sehingga tidak begitu memperhatikan bahwa ada manusia asing ikut duduk di meja makan.
"Madam Chou, kita bertemu." Celetuk Alegra, menyentak perempuan di depan kamar.
Chou Tzuyu menunjuk Alegra dengan sisir rambut, wajah putih bersihnya berubah merah karena marah, "Kau—apa yang kau lakukan di rumahku?!" Teriaknya. Tatapan Tzuyu berpindah pada Sally yang ingin melahap potongan daging ayam, tapi terhenti berkat tatapan penuh selidik Ibunya.
Sally bingung, "Apa? Sally hanya membawa masuk Ale karena Ale bilang dia adalah teman baru Mama. Sally salah?"
Putriku .... Chou Tzuyu berkacak pinggang sambil menutup dahi. Pusing. Sally terkena tipuan Alegra. Padahal tadi sore dia meminta dua pengawal untuk memberitahu Alegra supaya menelfon ketika malam karena ingin membicarakan sesuatu. Bukan menyuruh Alegra datang ke rumah malam-malam!
"Sally tidak salah, jangan marahi dia. Pengawalku bilang kau ingin berbicara mengenai hal penting, jadi aku langsung ke sini. Lebih baik bertemu langsung dari pada melalui telefon." Alegra beranjak dari kursi, berjalan menghampiri Chou Tzuyu. Berniat meraih telapak tangan kanan perempuan tersebut untuk dia cium.
Nahas, Chou Tzuyu gesit dalam bergerak. Menarik kedua tangannya ke belakang, menampilkan ekspresi seolah sedang melihat seekor keledai ingin merayu Putri Kerajaan. Menjijikkan.
Alegra terkekeh kecil. Madam Chou berhasil terus menarik minatnya. Baru kali ini dia dipandang dengan tatapan jijik seolah dia ini adalah kotoran. "Yah .... karena masakan Madam Chou sangat enak dan aku suka. Maka aku membiarkanmu untuk malam ini. Di mana kau ingin bicara, di meja makan atau di—" Tubuh tegap Alegra mendekat secara tiba-tiba.
Sally berkedip polos sembari mengunyah potongan daging. "Mama, Ale, kalian sedang apa?"
Chou Tzuyu mengeram, "Ayo masuk ke kamarku! Sally makan sendiri dulu, Mama ada urusan sebentar."
"Ya, Ma. Jangan lama-lama."
Alegra diam-diam tersenyum puas. Perempuan semenarik ini, mana bisa dia lepas begitu saja ke pelukan pria lain. Setidaknya Ale perlu bermain sedikit bersama Madam Chou.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top