Two Voices One Hearts #2

"Neko ! Ayo bangun, nak ! Neko !"

Akupun secara perlahan membuka mataku dan disambut dengam senyuman hangat ibuku. Akupun mulai memposisikan diriku duduk.

"Aku terlambat !" teriakku yang membuat ibuku menutup telinganya lalu bergeleng pelan. "Nak, ini hari Minggu. Hari ini kau liburkan, nak ?" tanya ibuku dengan raut wajah seperti memastikan sesuatu. "Tentu saja, bu. Hari ini aku free. Ah, iya animeku belum selesai" kataku yang kemudian mulai mengambil laptopku.

Ibu menggenggam pergelangan tanganku dan bergeleng pelan. "Nak, duduklah. Ibu ingin memberitahumu sesuatu" kata ibu sambil menepuk pelan kasur disampingnya. Akupun duduk disebelah ibu.

"Nak, anak lelaki kemarin datang untuk mengajakmu keluar. Sebaiknya kau persiapan ya, jangan biarkan dia menunggu lama" ucap ibuku sembari mengelus suraiku yang masih tergerai. "Baik, bu" ucapku yang langsung berdiri dan menuju kamar mandi guna membersihkan diriku.

Setelah mandi, aku menggunakan dress berwarna putih polos dan lengkap dengan sepasang heels. Rambutku kubiarkan tergerai bebas dan tak lupa aku memakai make-up natural saja. Setelah itu aku turun guna menemui ibu.

"Shun!?" ucapku setengah berteriak. "Hari ini ibu ijinkan pergi bersama Shun-kun, Neko. Jadilah anak baik ya, dan Shun-kun tolong jaga anak ibu baik-baik ya" ucap ibuku panjang lebar sembari meletakkan kedua tangannya di bahuku, lalu pergi begitu saja.

Shunpun mulai mendekatiku, diapun mulai menggenggam tangan kananku dan menciumnya singkat. "Kau sangat cantik hari ini, Tenshin-chan" ucapnya lirih pada telingaku yang berhasil membuatku tersipu.

Kini Shun menggandengku dan membawaku menuju mobilnya. Ia mempersilakanku masuk terlebih dahulu. "Sekarang kita mau kemana ?" tanyaku dengan suara yang malas. "Tentu saja kita akan latihan, hime-sama" ucapnya santai sembari mengendarai mobil.

~Skip Time~

Selama perjalanan tadi, kami cukup hening. Tidak ada satupun diantara kami yang ingin membuka percakapan. Hingga kami sampai di suatu tempat yang dimaksud Shun.

Dia langsung keluar dari mobil dan membukakan pintu untukku. Dia menggandengku ke sebuah tempat yang dapat kusebut sebagai apartemen dan setelah itu, Shun mengajakku masuk di sebuah tempat latihan dance.

"Okaeri, Shun-san" ucap Rui. Aku masih memasang wajah datar dan tak berminat pada mereka. "Kalian latihan dengan semangat, ya" ucap Shun dengan senyuman yang terus terpaku di wajahnya. Tanpa kusadari, aku terus menatap wajah Shun, yang membuat orang itu melihat ke arahku.

Akupun langsung mengalihkan wajahku, karena aku sadar bahwa wajahku sudah memerah sekarang. Tiba-tiba seseorang memelukku dari belakang dengan sangat erat membuatku sulit untuk bernapas.

"Ahhh maafkan aku, Neko-chan. Aku tidak sengaja" kata Aoi sambil merasa bersalah. Sementara aku masih terengah-engah mengatur nafasku.

"Baiklah minna, bantu kami latihan ya" ucap Aoi. Akupun membelalakkan mataku mendengar apa yang Aoi katakan. Menyadari tatapanku, Aoi langsung duduk didepanku. "Ayolah Neko-chan, sudah lama kita tidak latihan bersama setelah kita pindah sekolah. Lagipula...." Aoi menjeda perkataannya. "Lagipula ?" ulangku.

Dapat kulihat wajah malu-malu milik Aoi yang sudah lama tidak kulihat. "Lagipula aku sangat ingin satu panggung denganmu lagi. Aku rindu saat kita masih menjadi satu unit Idol grup lagi. Aku rindu akan pesonamu diatas panggung. Aku rindu semua tentangmu Tenshin-chan. Saat diatas panggung bersamamu, aku dan member yang lain merasa sangat bahagia, sangat senang, sangat kagum. Aku.... Aku.... Aku ingin kita kembali Tenshin ! Kau tak tahu apa yang kami rasakan saat kau memutuskan untuk membubarkan unit kita ! Para member yang lain sangat menderita ! Begitu juga para fansmu ! Mereka masih ingin mendengar suaramu yang seperti malaikat tanpa sayap dihadapan mereka ! Aku mohon..... Kembalilah ! Tenshin-chan !!!" ucap Aoi seraya menangis. Memang, banyak hal yang pernah aku dan Aoi lakukan saat menjadi idol dulu. Akupun mulai sadar kalau aku terlalu egois pada segalanya.

Akupun menghapus air mata diwajah Aoi. "Tenanglah dan sabarlah Aoi, aku pasti akan kembali" ucapku lirih, yang pastinya tak didengar oleh Aoi. Setelah itu aku berdiri dan mulai meninggalkan mereka yang masih terkejut pada Aoi.

~Skip Time~

Aku menenangkan diriku ditempat yang cukup sepi di sekitar apartemen ini. Aku mulai mengingat semuanya tentang masa lalu yang tak ingin kuingat.

"Melarikan diri itu tidak baik, Tenshin-chan" ucap Shun yang tiba-tiba datang dan duduk disampingku. Tanpa kusadari, ucapan Shun membuatku berlinang air mata.

Aku menangis sejadi-jadinya, mengeluarkan semua emosi yang kupendam. Shun yang berada disebelahku, langsung memelukku dan mengelus suraiku perlahan, seakan-akan aku ini barang yang sangat rawan.

Tak lama setelah itu, akupun tenang dan Shun mulai mengajakku pulang. Tapi sebelum aku sampai ke apartemen, Shun mengajakku menemui produsernya dan mengatakan suatu hal yang tak kuketaui. Setelah itu, dia mengantarkanku pulang.

Di perjalanan pulangpun sama, tak ada satupun diantara kami yang membuka percakapan hingga kami sampai di rumahku. Dia membukakan pintu mobilnya dan mengecup dahiku, lalu ia pergi. Sungguh berada dalam dekapannya membuatku nyaman dan tenang. Aku segera menepis semua pikiranku dan mulai fokus pada debutku.





•_•_•_•_•_•_•_To Be Continued•_•_•_•_•_•_

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top