Bad Dream
Alur kecepetan, banyak kata tak bermakna.
Tapi bodo amat lah.
Seorang gadis tengah berjalan dalam kegelapan malam yang begitu dingin hanya mengenakan drees tanpa lengan yang melekat indah ditubuhnya.
Wajahnya terlihat kusam angin malam yang terasa menusuk ketulang itu seakan kalah dengan rasa panas yang menyeruak dihatinya sekarang, ia mengabaikan pandangan orang-orang yang tertuju padanya. Dia sedang sakit hati.
"Lian!!" suara seseorang berhasil menghentikan langkah gadis bernama Liana yang lebih akrab dipanggil Lian itu.
Lian menengok kebelakang tapi tak berbalik untuk kembali menyapa tetangga sekaligus temannya itu. Zalfa.
"Gimana lo sama Baejin udah baikan?" tanpa mengetahui apa yang telah terjadi antara Lian dan kekasihnya Zalfa menanyakan hal yang membuat emosi Lian sedikit meluap.
Liat mengusap air mata di pelupuk matanya yang hampir saja membanjiri pipinya untuk kali kesekiannya malam ini. Lian sudah terlalu lelah untuk menangis karena Jinyoung yang kerap kali disapa Baejin kekasihnya itu, Jinyoung adalah sumber kebahagiaan juga kesedihan dalam hidup Lian yang akhirnya harus ia lepaskan juga.
"Jangan bahas masalah itu dulu Fa, gue cape pengen istirahat."
"Yaelah Li mentang-mentang abis kencan lo jadi sombong gitu," cerocos Zalfa yang sekali lagi membuat senyuman kecut terpatri di wajah molek Lian.
"Semua gak berjalan kayak yang lo bayangin." usai mengucapkan kata itu Lian langsung melangkah menuju pintu aparementnya meninggalkan Zalfa yang masih mematung dengan wajah cemberutnya.
⌒⌒⌒
Lian merebahkan tubuhnya lemah di atas kasur king size miliknya, gadis itu menghirup dalam-dalam bau dari ruang tidurnya itu. Semua lampu sudah ia matikan sehingga kesunyian dan gelap yang menemaninya.
Lian mengotak atik isi dalam ponselnya menatap kenangan dalam bentuk foto juga beberapa vidio kebersamaannya dengan kekasihnya Jinyoung yang nyatanya sekarang hanya akan menjadi bagian dari masa lalunya.
Air mata Lian lolos dari pelupuk matanya membuat penglihatan gadis itu memburam dan panas, masih terasa segar diingatan Lian bagaimana dirinya dan Jinyoung bertengkar beberapa minggu lalu yang membuat sisi menyeramkan kekasihnya itu menjadi terlihat. Hal yang tidak Lian sangka sebelumnya yang membuat Lian sedikit menyesali perbuatannya menyalahkan Jinyoung dan menuduh pria itu berselingkuh hanya karena tidak membalas pesannya.
Sebenarnya malam ini Lian berniat untuk meminta maaf pada kekasihnya itu dan mengajak pria itu kembali bersama lagi lalu melupakan masalah mereka yang telah lewat, sama seperti biasanya.
Yang Lian tau pasti Jinyoung akan menuruti apa yang ia mau dan mengabulkan semua yang Lian inginkan, tapi nyatanya malam ini Jinyoung mengajak Lian bertemu untuk mengakhiri hubungan mereka dan benar-benar berakhir karena Jinyoung sudah menghapus Lian dari hidupnya.
Pertama Jinyoung menghapus Lian dari akun sosial media dan juga kontaknya didepan gadis itu, tidak lupa Jinyoung juga meminta Lian melakukan hal yang sama namun gadis itu bersikeras dan menolak.
Lian masih berharap kalau kekasihnya itu hanya dalam keadaan marah saja dan nantinya akan kembali membaik.
Ya setidaknya Lian masih ingin mengharapkan hal itu karena dia sangat mencintai pria itu, ia pikir menjadi bodoh karena cinta bukanlah hal yang salah. Tapi ia lupa bahwa kenyataan Jinyoung yang selalu terlihat sabar dan sering mengalah itu ternyata sudah bosan dengan sikap kekanak-kanakan Lian.
⌒⌒⌒
"Lian! Lo ada masalah apa sama si Baejingan?"
"Apa sih Yul, jangan manggil dia Baejingan segala macem deh. Nama dia tuh Bae Jinyoung." koreksi Lian tidak terima nama pria yang ia cintai itu diubah menjadi sedikit brengsek.
Yuli teman Lian yang satu ini sebenarnya sedikit penakut tapi entah datang dari mana keberaniannya untuk mencerca Jinyoung di depan Lian. Gadis itu langsung mengambil tempat lalu mendudukkan tubuhnya di samping Lian.
"Gue liat cowok lo itu jalan sama cewek lain ke perpus," adu Yuli sembari menautkan tangannya dan tangan Lian memperagakan reka adegan yang ia lihat tadinya. "Mereka pegangan begini, erat banget tau gak."
Desiran darah dari tubuh Lian seakan mengalir cepat membuat degup jantungnya ikut berdetak sedemikian rupa, bayangan Jinyoung yang sedang bermesraan dengan wanita lain membuatnya sesak.
Lian berusaha untuk bersikap lebih dewasa dengan tidak memperkeruh keadaan, karena ia sudah bertekad ingin berubah demi Jinyoung.
Katakan saja ini terlalu gila untuk kasus jatuh cinta, nyatanya Lian bukannya sedang jatuh cinta kepada Jinyoung melainkan sudah dibutakan oleh cintanya pada pria itu. Apapun yang akan dilakukan oleh pria itu Lian akan berusaha untuk menganggap semuanya hanyalah rencana Jinyoung untuk membuatnya cemburu.
"Lo tau sendiri gimana cintanya Jinyoung sama gue, dia palingan cuma lagi ngetes gue doang." Lian melebarkan senyum dibibirnya namun jauh di lubuk hatinya yang terdalam ia amat membenci dirinya yang terlalu bodoh sekarang.
"Ini hanya masalah waktu Lian, semua akan baik-baik saja." Lian membatin menguatkan dirinya sendiri dengan cara yang cukup menyedihkan.
Jam kuliah Lian sudah berakhir dan ia harus segera pulang ke apartemennya karena sepertinya tugas-tugas sedang menunggu kehadirannya dirumah.
Langkah terburu-buru Lian perlahan melambat saat matanya tertuju kearah sebuah pohon lebat yang terdapat di taman kampusnya, sebenarnya ada objek lain selain pohon rindang itu yang mengganggu penglihatan Lian. Melainkan seorang pria bersama dengan seorang wanita yang entah siapa sedang bercumbu disitu.
Lian ingin menepis semua pikiran buruknya tentang penglihatannya bahwa pria yang sedang bercumbu itu bukanlah kekasihnya Jinyoung, ia ingin berpikir itu hanyalah orang lain yang kebetulan saja mirip dengan prianya.
Tapi, langkah Lian seakan ringan menuju tempat kedua insan itu sedang memadu kasihnya, entah keberanian atau nekat yang sedang Lian lakukan sekarang yang pasti tangannya bergetar tatkala ia ingin menyentuh pundak pria itu. Air mata sudah mengalir dengan derasnya membasahi pipi Lian.
Saat kegiatan panas kedua pasangan itu selesai keduanya tampak terkejut melihat Lian yang tengah mematung di hadapan mereka, Lian bahkan lebih terkejut dan lebih sakit hati lagi sehingga hanya tamparan yang dapat iya layangkan di wajah tampan pria itu.
Pria itu tidak lain adalah Jinyoung yang masih Lian anggap sebagai kekasihnya, gadis asing yang bersama pria itu menjadi panik saat melihat pria itu di tampar dihadapannya.
"Apa-apan lo nampar cowok gue?"
"Huh cowok lo?" geram Lian lalu mendorong bahu gadis itu, "Dia itu pacar gue."
"Liana stop!" bentak Jinyoung. "Our relationship is over, you remember?"
Lian menutup mulutnya tak percaya dengan pernyataan Jinyoung, "Impossible, you said you love me so much."
Kedua lutut Lian melemah tak sanggup menopang tubuhnya hingga terjatuh ketanah, gadis itu sudah tidak menahan suara tangisnya lagi ia memukul dadanya yang terasa sakit. Jinyoung hanya menatap mantan kekasihnya itu sembari memeluk kekasih barunya.
"Kamu bilang kamu sayang aku Jingyoung, brengsek."
Lian bangkit dan mendorong tubuh Jinyoung, pria itu berusaha menahan serangan Lian yang sudah membabi buta. "May I said that before, but it was no longer used to be," ucap Jinyoung yang semakin menghujam ulu hati Lian.
"Bajingan lo, brengsek gue benci sama lo, gue benci pernah kemakan rayuan murahan lo." Lian melempar sebuah batu kecil kearah Jinyoung lalu pergi meninggalkan pria itu yang mungkin sedang terluka.
Paling tidak luka yang pria itu alami tidak separah luka yang Lian alami, luka yang Lian buat untuk pria itu pasti akan memudar dengan cepat tapi luka yang pria itu buat untuk Lian sangat dalam dan entah sampai kapan akan memudar.
⌒⌒⌒
Lian lagi-lagi mengurung dirinya dalam kamarnya yang gelap, seluruh isi ruangan itu menjadi korban pelampiasan kemarahan Lian tadinya. Sekarang gadis itu tengah menangis dalam diam memandangi layar ponselnya yang retak akibat ia lempar tadinya.
Buranhan jeongjeok
neon geu wiro deopchyeo
neon eoneu teume
tto eoneu teume
cheonghaebwado jameun jeomjeom daranago isseo
joheun modeun gieogeun
huhoeraneun saege muldeureo
oh no no no
nega eopsdaneun sasiri nan an mitgyeo
yunanhido keun sigye sori
tic toc tic toc
bureul kkeun dwi nuneul gamgo nuumyeon
eodiseonga janjanhage bureowa
Woo igeon neoin geot gata
nega heutnalligi sijakhae
Woo teong bin baram sorin
jeomjeom pokpungi doeeo
isanghal mankeum goyohaessdeon naegero
samkil deusi dagaoneun nappeun kkum
nan mabidoen chae umjigil su eopseo
hwimorachin ne ane jamgyeo
modeun gamjeongi hankkeobeone
neowaui ibyeori hankkeobeone
da jigeum yeogi hankkeobeone deopchyeo
Alunan musik terdengar dari ponsel Lian, sebuah siaran radio sedang memutar sebuat lagu.
Lian merasa lagu barusan sangat sesuai dengan isi hatinya sekarang.
nan nan nan hwimorachin ne ane isseo
majimoshae annyeong geuge choeseonieossdago
danjeong jieobeoryeossdeon
geuttaeui nal nuga mallyeojwo
oh no no no
geugeon jinsimi anieossda malhaedo
neoui mameun da dathyeossgessji
doragal su eopsneun teumeul seuchigo
nareul beeobeorin nalkaroun sum
Woo igeon neoin geot gata
nega apaogi sijakhae
Woo ijeseoya
kkeuti nan ge silgami nasseo
isanghal mankeum goyohaessdeon naegero
samkil deusi dagaoneun nappeun kkum
nan mabidoen chae umjigil su eopseo
hwimorachin ne ane jamgyeo
modeun gamjeongi hankkeobeone
neowaui ibyeori hankkeobeone
da jigeum yeogi hankkeobeone deopchyeo.
Ingatan Lian kembali pada beberapa saat yang lalu, saat ia melihat Jinyoung bercumbu dengan gadis lain selain dirinya.
Tadinya Lian masih berfikir andai saja Jinyoung menahan dirinya tadi, tapi pria itu malah diam seakan tak peduli padanya.
Hati Lian sakit sangat sakit tapi apa yang harus ia lakukan agar bisa tetap melanjutkan hidupnya tanpa pria sialannya itu lagi.
Lian berharap semua yang terjadi kepada dirinya itu hanyalah mimpi buruk, dan Jinyoung juga termasuk dalam mimpi buruknya itu yang akan ia lupakan untuk selamanya.
nan nan nan hwimorachin ne ane isseo
neoreul nohji moshae ije waseoya dwineujge
ireon nal budi arado moreuncheokhae
ajik eoje gata yeojeonhi
sigani jinado
neon ireohge geuryeojyeo beonjyeo
isanghal mankeum goyohaessdeon naegero
naege jeomjeom deo
samkil deusi dagaoneun nappeun kkum
samkil deusi wa
nan mabidoen chae umjigil su eopseo
hwimorachin ne ane jamgyeo nege jamgyeo
modeun gamjeongi hankkeobeone
neowaui ibyeori hankkeobeone
da jigeum yeogi hankkeobeone deopchyeo
nan nan nan hwimorachin ne ane isseo
jal jinaerago haessneunde
ijeodallago haessneunde
nado geureogo sipeunde
geuge mamdaero jal andwae
on himeul dahae beotilge
modeun barami geothil ttae
geuttaen neocheoreom useulge.
Sama seperti akhir lagu itu mungkin pertengkaran Lian dan Jinyoung adalah badai, namun memilih untuk berpisah adalan pereda dari badai tersebut. Lian hanya perlu kembali bangkin dan mencari cinta yang lain yang jauh lebih baik dari Jinyoung.
Selesai udah selesai cape mikir lagi gue sakit jiwa nih lama2 mikir ending hmm 😌
Lian61
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top