SEX AND ANGER
WARNING: NO CHILDREN AREA!!
TYPO BERTEBARAN !!
TWO SIDE CHAPTER II
================================
“HYUNG!!”
Jerit Kihyun lantang saat tali pinggang yang Wonho pegang ia layangkan memecut paha kanan pria itu.Kihyun mengerang sakit dan memegangi pahanya yang pedihan karena pecutan yang Wonho jatuhkan kepadanya.
PTASS !!!
Kini giliran paha sebelah kiri yang dihadahi akan pecutan mematikan kejam,Ia berseringai seolah memperlihatkan taring tajamnya lalu tertawa keras ketika melihat Kihyun memecahkan pekikan karena tak mampu menahan rasa sakit yang mendera.
“Maafkan aku hyung.. Aku bersedia melakukan apapun asalkan kau jangan siksa aku”
Mohon Kihyun dengan menyatukan telapak tangannya dengan isyarat memohon sembari menggosoknya dengan meluncurkan kalimat penyesalan.
Wonho hendak melayangkan lagi satu cambukan namun aktivitasnya berjeda saat Kihyun berkata akan melakukan apapun untuk dirinya.
Seperti seekor serigala kelaparan yang seolah tak kunjung menemukan satu mangsa pun Wonho melempar tali pinggang yang ia gunakan untuk menyakiti Kihyun tadi secara kasar.
Setelah mendengar kata yang terlempar dari mulut Kihyun jika ia akan melakukan apapun untuknya,Wonho menghentikan ganjaran cambuk yang ia layangkan untuk Kihyun.
Wonho meraih wajah Kihyun yang basah akan air mata,ia mengusap bulir bening itu dengan ibu jarinya kemudian memandang Kihyun dengan pantulan mata yang berisyarat meminta lebih.
“Apapun?”
Ulang Wonho kembali menanyakan kalimat itu dihadapan Kihyun.Wonho mendekat untuk melihat lebih dekat wajah kekasihnya yang menunduk,Kihyun segan untuk melihat sosok Wonho yang menjelma bagai seorang iblis yang tak mempunyai rasa empati untuk sekedar mengampuni.
“Apapun Hyung”
Ucap Kihyun memberanikan dirinya dan ia benar-benar menyerah sebagai pihak yang mengaku kalah,ia mengangkat wajahnya yang tadi tertunduk dan membalas tatapan mata Wonho yang menangkap gambaran dirinya yang menyedihkan.
Kihyun bisa melihat dengan jelas refleksi dari dirinya yang memilukan pada retina mata Wonho.Ia pikir jika inilah diri itu sebenarnya,mengenai kisah hidup yang menghampiri dan penuh sembilu tak ada habisnya.
“Aku ingin bercinta denganmu”
Tutur Wonho dengan menyunggingkan senyuman dibibirnya,Kihyun terdiam dan sama sekali tak akan menyangka jika yang Wonho minta adalah berhubungan seks dengannya.
Tidak bisa menampik jikalau permintaan Wonho bukanlah hal yang tabuh untuk Kihyun,mengingat mereka seringkali melakukan hal tersebut disaat hati mereka menginginkannya.
“Lakukan apapun agar kau memaafkanku”
Kihyun bersuara mantap lalu duduk bersandar pada penopang ranjang.Ia membuka kemeja biru yang ia kenakan dan melihat Wonho yang menautkan sebuah senyum kemenangan.
Puas dihati Wonho,pikirannya bagaikan melayang entah kemana untuk beberapa saat.Ia mengatupkan bibirnya dengan rapat lalu kembali fokus pada lawan mainnya yang akan membuat ranjang kingsize itu berguncang.
Kihyun berjalan diatas kasur berukuran besar itu menggunakan kedua lututnya,dia menghampiri Wonho yang disentak dalam keheningan entah apa sebabnya.
Air mata Wonho jatuh,ia bahkan tak mengukir kalimat apapun hingga membuat Kihyun bingung akan keanehan yang terjadi pada Wonho.
“Maafkan aku karena telah menyiksamu tadi”
Sesal Wonho tanpa diduga-duga lalu merengkuh wajah Kihyun,ia melihat kedua mata Kihyun yang sembap dan berhasil menenggelamkan dirinya dalam rasa bersalah.
Meskipun begitu Kihyun tidak asing dengan hal ini,ia sudah terbiasa dengan perubahan sifat yang signifikan begitu berbeda dari Wonho.
“Tak apa hyung”
Ujar Kihyun kembali berusaha memaklumi lalu menyentuh telapak tangan Wonho yang hangat menyentuh kulit wajahnya.
Wonho mempersempit jarak diantara mereka hingga tak ada lagi pemisah,Kihyun telah siap menerima ciuman yang akan Wonho berikan.
Kihyun memejamkan kedua matanya perlahan saat bibir itu benar-benar mendarat sempurna diatas bibirnya.Wonho melumat bibir merah muda itu dengan lembut,empuk dan manis yang ia rasakan tak akan pernah membuatnya merasakan sebuah kejenuhan.
Kihyun menerima kecupan bibir tebal itu lalu balas melumat mengikuti alur permainan serupa yang Wonho lemparkan.Wonho mendorong tubuh lemah itu hingga Kihyun terhempas dari posisi duduknya.
Wonho berada tepat diatas tubuh Kihyun bertindak sebagai pemimpin yang akan menuntun sebuah permainan yang baru saja dimulai.
Kihyun membuka mulutnya saat lidah Wonho menjelajahi lebih dalam masuk kedalam rongga mulutnya.Wonho memainkan lidahnya yang seolah tidak pernah mengenal harfiah dari sebuah istilah jinak,liar dan nakal adalah sifat alamiah seorang Wonho yang tak dapat dihilangkan.
"Eumph.."
Suara diantara mereka serempak tak jelas keluar akibat pertautan bibir yang mereka perbuat.
Kihyun mengalungkan kedua tangannya mengunci leher Wonho,ia mulai terbuai dalam nikmat dan sejenak melupakan kesedihannya karena pria itu namun Kihyun tak bisa menepis satu fakta jika Wonholah yang menjadi seorang tersangka di balik air mata dari dirinya.
Kihyun mendesis pelan saat Wonho menggigit bibir bawahnya dengan kasar.Kecapan demi kecapan yang mereka tautkan seolah menciptakan sebuah instrument yang menggambarkan kepuasan raga rohaniah diantara mereka.
Ciuman Wonho beralih pada leher Kihyun yang masih belum ia sambangi.Benar-benar habis sudah akal sehatnya saat menggerayangi setiap inchi dari tubuh Kihyun yang indah bagai surga duniawi dibenaknya.
“Eunghh..”
Kihyun melenguh pelan dan menjengahkan kepalanya agar Wonho lebih leluasa memberikan beberapa kissmark disetiap bagian terkecil dikulit lehernya.
Wonho mencumbu leher jenjang Kihyun yang berpeluh tanpa sungkan ataupun malu,ia telah sepenuhnya kehilangan ambang sadar saat menjamahi tubuh Kihyun.
“Sshh..Hyung..”
Desahan yang Kihyun lontarkan bagai asupan penyemangat yang membuat jiwa Wonho makin menggebu-gebu,ia menghentikan sekejap aktifitasnya yang tengah asyik bermain dileher itu dan tergopoh-gopoh menanggalkan kaos hitam yang masih melekat dibadannya.
Takjub..
Kihyun memandang tubuh Wonho yang bertelanjang dada,ia meneguk salivanya sendiri karena semakin hari tubuh itu terus bermertafosa menjadi bentuk yang berpostur begitu tegap dan gagah dengan otot-otot kekar yang Wonho dapatkan dari hasil training yang ia lakoni setiap hari.
“Kihyun-ah.. Aku gila padamu”
Lirih Wonho diujung jeda nafasnya yang tak beraturan.
Ia membelai helaian demi helaian rambut Kihyun dengan perlahan,tanpa ada unsur ingin mencacati lawan bercintanya dan memberikan segenap kasih sayang yang masih ia miliki disisi lain jiwanya yang terkadang berubah-ubah.
Hati kecil Kihyun tersentuh karena perbuatan manis Wonho,ada pancaran ingin melindungi dibalik retina mata hitam pekat itu yang ia dapati saat menelisik dalam pelupuk mata indah pria itu.
“Jangan pernah tersenyum didepan pria lain”
Sambung Wonho sesaat kemudian,ia memeluk tubuh Kihyun sangat erat seolah-olah tidak ingin melihat pria manis itu beranjak lari dari sisinya.
Kihyun membalas dekapan itu dan mengusap punggung Wonho lembut dengan telapak tangannya.Merasakan peluh-peluh yang mambasahi tubuh mereka yang melebur jadi satu dalam kesenjangan malam.
“Hyung,aku bersamamu”
Ulas Kihyun dengan setanggap mungkin,dia melepaskan dekapan itu lalu menyematkan senyuman tipis kepada Wonho.
“Lupakan semuanya..”
Lanjut Kihyun dengan nada mantap menuntun Wonho untuk berbaring agar lebih rileks dan tidak melulu memikirkan hal yang bukan-bukan.
Kini giliran Wonho yang seakan tunduk patuh akan arahan Kihyun,bagaimanapun juga Wonho sangat mencintai Kihyun meskipun terkadang ia sering berlaku kasar.
Kihyun menindih tubuh Wonho dan duduk diatas perut Wonho yang kencang.Ia menundukkan kepalanya untuk menjumpai sang raja yang tengah memandangnya dalam diam yang tersimpan.
“Apa kau menyukai Shownu?”
Tanya Wonho memecah keheningan yang ia selipkan sedari tadi diujung pangkal lidahnya.
Kihyun menggeleng pelan dan beranjak dari duduknya diatas perut Wonho,ia membuka resleting celana seperlutut Wonho dengan telaten dan menurunkannya bermaksud untuk melepas celana itu karena telah menjadi sebuah penghalang bagi dirinya untuk bergerak leluasa.
“Tidak..”
Jawab Kihyun singkat lalu menjatuhkan celana yang ia lepaskan ditubuh Wonho dibawah tempat tidur tanpa menghiraukannya.
Kihyun tidak ingin membahas hal yang dirasa akan menimbulkan bara api bagi Wonho maka dari itu dia lebih memilih mencari damai dan mengabaikannya tanpa harus memulai kembali sebuah malapetaka yang tentu saja akan menimpa buruk dirinya sendiri.
Wonho mengangguk pelan dan tentu hatinya sangat berpuas diri saat kata tidak meluncur dari bibir Kihyun.
Wonho menarik tubuh Kihyun agar pria itu duduk lagi diatas tubuhnya.
Wonho merengkuh pinggul Kihyun yang bercokol diatas kemaluannya dan tanpa sungkan Kihyun memberikan sebuah hidangan pembuka memanjakan dengan menggesekkan penisnya yang masih terbungkus dengan celana jeans hitam yang masih melekat diatas penis telanjang Wonho yang seakan memohon untuk minta dimanjakan.
“Kau menggodaku hm?”
Selidik Wonho menunjukkan seringainya ketika ia menyadari jika Kihyun sedang tertawa pelan saat melihat wajah Wonho bagai meronta tidak sabaran akan gesekan nakal itu.
Kihyun pun ikut melepaskan celananya yang masih ia kenakan dan mulai melanjutkan kegiatannya yang sempat tertunda.
Wonho tersenyum seduktif dan membanting tubuh mungil Kihyun sebagai pembalasan atas kejahilan yang Kihyun perbuat untuknya.
“Hyung..”
Kihyun merasa ngeri saat wajah Wonho yang mulai menyeringai dengan sejuta tanda tanya.
Sekarang adalah tugas Wonho untuk menggagahi Kihyun sebagai seorang lelaki dewasa.
Wonho mulai melakukan penyerangan tahap ringan dengan menyematkan ciuman hangat pada wilayah dada Kihyun.
Kihyun meracau tak berarah tetapi Wonho tidak menaruh rasa pedulinya.Pria itu mulai menjilati nipple Kihyun yang mengeras dan menggigitnya pelan membuat tubuh Kihyun bergelinjang terangkat keatas.
Wonho menghukum diri Kihyun dengan keliarannya yang semakin tak dapat dibendung.
Ia menyesap puting kecil itu dengan sedotan mulutnya lalu memainkan nipple itu lihai dengan metode memutar yang teramat sempurna menggunakan lidah berliurnya.
Kihyun mencoba bangkit dari desahannya yang tak berjeda lalu duduk untuk mensetarakan posisinya dihadapan Wonho.
Kihyun membelai punggung Wonho dan ia menarik rambut bagian belakang pria itu yang sedari tadi nampak sibuk memanjakan area disekitar dadanya yang terlihat basah karena saliva yang Wonho lukiskan.
Pantulan mata Kihyun bersyarat akan suatu hal dan Wonho seolah mengerti apa yang sedang menghinggapi benak kekasihnya itu.
Wonho mengerlingkan sebelah matanya lalu mengekspos tanpa urat malu sedikitpun menunjukkan batang penisnya yang menggelepar meminta pijitan.
“Lakukan”
Sang raja memberikan titah pada si selir maka tak ada kalimat untuk menolak hasrat meluap-luap dari relung batin yang telah haus akan nafsu birahi hingga tak bisa ditahan lagi.
Bak kacung yang selalu mengatakan iya, Kihyun meraih batang penis yang belum sepenuhnya mengeras itu dan memegangnya dengan sentuhan sekali raup bagai menggenggam sebatang tongkat kayu.
Ia mencengkram alat vital Wonho dengan telapak tangan mungilnya hingga membuat sang empunya memejamkan mata karena sedikit terkejut akan ransangan yang disebabkan oleh sentuhan itu.
“Uhh.. yah.. Kau memang setan kecil.. Eumhh..”
Apa itu sebuah pujian atau hinaan yang keluar dari bibir Wonho,Kihyun anggap jika itu adalah sebuah sanjungan atas keberhasilannya dalam memberikan treatment untuk Wonho sampai-sampai pria itu mendesah tak jelas.
Kihyun amat piawai melakukan teknin pijatan yang lembut dan sesekali meremasnya lembut,Wonho tak mampu mengukir kata-kata tetapi yang jelas ia sangat tak kuasa menahan gejolak dihatinya ketika penis itu menggelarkan sebuah kata nikmat.
Batang penis itu kian mengeras tetapi jujur kendati demikian rupanya sang raja menghendaki lebih dari itu semua.
Wonho mencengkram lengan kiri Kihyun dengan kasar,sinar dari pantulan matanya yang tajam menghentikan aksi binal si pemijat.
Kihyun mendongakkan kepalanya menunjukkan ekspresi tanda tanya.
Keringat mengucur deras dari pelipis hingga keselurahan tubuh diantara mereka yang seolah menambah pacuan gairah dibenak masing-masing.Wonho menurunkan sedikit kepalanya untuk lebih dekat dengan wajah Kihyun yang diam.
“Masukkan kedalam mulutmu sayang..”
Bisik Wonho terdengar persis bak bajingan kelas atas yang sukses menimbulkan gidik ngeri dihati Kihyun.
Wonho tetaplah Wonho,tidak bisa di indahkan jika perangrainya yang tak sabaran akan ikut terbawa dalam urusan permainan ranjang.
Kihyun meneguk salivanya bulat-bulat,ia tengah mempersiapkan hati kecilnya untuk melahap penis berukuran panjang dan besar itu.
“baiklah hyung”
Tunduk Kihyun berujar patuh dan ia mulai menghembuskan nafasnya perlahan lalu meregangkan tulang rahang juga pipinya dengan kedua tangan seperti menekan-nekan.
SedangkanWonho melemparkan sebuah siratan menanti dari balik kedua matanya saat melihat Kihyun.
Kihyun membuka mulutnya yang berdiameter tidak terlalu besar dan membungkukkan tubuhnya untuk memberikan sebuah sambutan hangat pada penis sang kekasih.
Ia memasukkan batang penis yang mengeras itu bulat-bulat kedalam mulutnya namun karena ukuran yang begitu besar membuat tenggorokan Kihyun terdohok karena benda asing tersebut.
Wonho menjengahkan kepalanya keatas menatap langit-langit atap kamar dan tak dapat dipungkiri jika hasratnya melompat kegirangan karena ulah Kihyun.
“Eungh.. Eungh..”
Tak karuan lenguhan yang terumpat dari mulut Wonho.Kihyun melihat kearah Wonho sekilas yang tengah asyik dengan dunia fantasi nakalnya dan bak seorang kancil licik ia memainkan alat kelamin itu dengan lidahnya yang kian lincah.
“Lebih cepat!”
Pekik Wonho tak kalah sabaran dengan nafas yang memburu,Kihyun berinisiatif cerdik saat mendengar kata perintah dari Wonho.
Ia mulai memaju-mundurkan kepalanya dengan tempo medium hingga menggetarkan pinggul Wonho.
Rasa penis yang hambar seperti daging berkulit mentah tak menyurutkan niat Kihyun untuk tidak menyesapnya.
Ia menggulung-gulung junior Wonho dengan permainan teknik lidah yang nampak mahir.
Dan..
“Uhuk..”
Kihyun tersendak saat ia merasa jika batas penis itu seolah menerobos masuk lebih dalam ke liang-liang tenggorokannya.
Tetapi ia tidak menghiraukan hal sepele itu dan mulai memberikan tempo kecepatan tinggi sampai Wonho mendesah kuat dan tak segan menjambak rambut belakang kihyun sebagai ucapan terimakasih atas kenikmatan yang Kihyun bagikan untuknya.
Lima menit telah berlalu,penis itu berkedut hebat didalam mulut Kihyun.
ia berpikir jika tak lama lagi penis itu akan mengeluarkan cairan sperma pertama.
Skrotum penis Wonho yang kian mekar dari bentuk semula menambah keyakinan pada perkiraan otak kiri Kihyun jika batang alat vital itu akan menumpahi rongga mulutnya dengan semburan cairan bening putih pekat yang beraroma khas dari bau sang pria jantan.
“Aku keluar..”
Desah Wonho disela-sela beratnya nafas yang keluar ngos-ngosan.
Prediksi Kihyun memang benar adanya bahkan ia tidak sempat mengeluarkan alat kelamin Wonho yang masih bersemayam didalam mulutnya.
“Uhuk.. Uhuk..”
Kihyun terbatuk-batuk ketika cairan putih meluncur keluar dan memenuhi ruang lingkup mulutnya.
Kihyun memuntahkan sedikit cairan itu dan menelannya sebagian tanpa rasa jijik sedikitpun.
Bau Klorin dari sperma Wonho mengendus indera penciuman Kihyun,ia bagai melambung keudara saat sperma Wonho tumpah kedalam mulutnya.
Wonho menatap mata itu dalam sebuah hening yang lagi dan lagi mendera diantara mereka berdua.
Kihyun meyapu pinggiran noda putih bening diatas bibirnya yang basah akan sperma Wonho dan membalas tatapan mata pria itu yang menilik rinci kearahnya.
Wonho mengangkat tubuh Kihyun tanpa beban,ia tidak merasa keberatan dengan postur tubuh Kihyun yang begitu enteng bagi dirinya.
Kihyun hanya membisu saat tubuhnya terangkat bak terbang dalam sekelabat mata.
“Apa kau bahagia bersamaku?”
Tanya Wonho lalu membaringkan tubuh Kihyun diatas ranjang berselimutkan seprai putih yang sedikit ternodai akibat perbuatan mereka.
Kihyun mengatupkan bibirnya,sudah seringkali Wonho mempertanyakan soal yang sama kepada Kihyun seperti meminta sebuah kepastian.
Benak Wonho seolah berkecamuk,jujur dia memikirkan bagaimana jadinya hidup sebatang kara tanpa Kihyun disisinya.
Dia bahkan merenungi kesalahan demi kesalahan bahkan ketidaksadaran dalam melayangkan kekerasan kepada Kihyun.
Manik mata Wonho terus-terusan mendesak kata iya dari Kihyun namun yang ada malah kini keheningan yang diberikan oleh Kihyun.
Kihyun tidak menjawab pertanyaan itu lagi karena dia telah mencapai suatu titik yang dinamakan kejenuhan yang berulang-ulang.
Dia malah menelungkupkan tubuhnya dan menunggingkan bokongnya didepan Wonho tanpa berujar sedikitpun.
“Lakukan maka kau bisa menghilangkan segala keraguanmu”
Serah Kihyun dengan hati yang telah siap,Wonho menundukan kepalanya seakan ditampar akan rasa bersalah.
Ia tertawa pelan dengan pikiran yang sudah kacau dari jauh-jauh hari.
Masalah saham perusahaan yang tidak stabil dan desas-desus perpindahan posisi jabatan dikantor menggantikan dirinya,pertemuan dengan dokter psikologi yang sampai sekarang tidak membuahkan hasil sedikitpun bahkan memvonis jikalau ia memiliki gangguan kewarasan hingga harus menetap dibangsal ruang rawat inap dan sekarang ditambah dengan kerumitan hubungan percintaannya dengan Kihyun telah cukup menambah beban emosional direlung jiwanya.
“Kau benar-benar..”
Kedua mata Wonho menunjukkan kecemasan yang tak bisa ia simpulkan dengan akal sehat terlebih lagi saat mengulang kembali bagaimana kebahagiaan yang terpancar dan merona diwajah Kihyun saat bersama dengan Shownu perlahan-perlahan merusak akal sehatnya tanpa kompromi.
Jiwa Wonho bagai sebuah fartamogana diladang tandus yang tak berpenghuni dan tidak pernah dipijaki,kering dan penuh akan debu-debu bebatuan kerikil tajam.
Wonho telah menganggap pribadinya sendiri bagai seorang iblis pecundang yang harus siap menerima sebuah eksekusi mati dari apa yang ia perbuat.
“Lakukan..”
Lirih Kihyun pelan,ia memejamkan kedua matanya erat dan air mata itu menetes karena menyaksikan bagaimana Wonho tidak mau merubah sifatnya.
Gelak tawa yang Wonho luncurkan tidak murni sebuah kebahagiaan,ada jiwa yang sakit dibalik itu karena luka yang seolah tidak sudi untuk menghilang.
Wonho merenggangkan lehernya yang terasa kaku lalu pria berwajah tampan itu memajukan tubuhnya agar penis milik dirinya bergesekan diatas permukaan kulit bokong Kihyun yang sudah siap menerima kehadiran seorang tamu.
“Kau tau kan jika aku sangat mencintaimu.. Harusnya kau memahami kalau aku bukan pria normal yang kau inginkan.. Aku sakit Kihyun-ah..”
Wonho tengah menceritakan isi hatinya yang ia pendam pada Kihyun.
Ia tersenyum tipis dan mengelus bokong mulus Kihyun hingga tak segan untuk memukulnya secara kasar.
Kihyun diam tetapi tidak akan ada yang bisa mendengar jeritan hatinya telah memekik hebat.
Kihyun membisu dengan masih setia menungging,memberikan Wonho ruang untuk tantangan yang sesungguhnya.
Wonho mengarahkan batas penisnya untuk bersilah tamu kedalam lubang hangat milik Kihyun.
Kedua mata Kihyun yang terbuka lebar mendadak terpejam begitu erat saat alat vital Wonho menerobos masuk lubang duburnya pada separuh jalan.
Wonho menggigit bibir bawahnya pertanda tidak terlalu puas,batang penis itu belum masuk secara utuh membuat ia dengan gigih kembali menjelajah lebih dalam lubang Kihyun yang terasa sempit.
“Ahh.. Ahh !! Sakit hyung..”
Kihyun meracau tak mampu menahan rasa pedih saat batang penis berukuran sepanjang mistar 20 sentimeter itu meliuk-liuk dengan tingkah tak tahu aturan.
Pantat Kihyun bergetar-gegar karena rasa perih yang perpanjangan.
“Setidaknya lebih sakit hatiku karena tawamu bersama pria itu .. uhh..”
Apa yang bersarang disekelumit pikiran Wonho tak akan bisa Kihyun tebak karena semuanya terasa samar-samar dan tak dapat diterka.
Rasa perih dan sedih yang bercampur dikalbu Kihyun telah melebur menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan lagi.
Kihyun meremas seprai putih itu kuat-kuat guna menyalurkan rasa pedih yang menghujam.
Wonho tak tinggal diam,ia tetap bersikukuh memerintahkan batang penisnya untuk memporak-porandakan lubang ketat milik Kihyun.
Tak ada kata ampun,Wonho kembali membuyarkan desahan seorang Kihyun dengan tawanya yang seakan begitu bahagia entah apa sebabnya.
“Menjeritlah sayang..!!”
Seru Wonho semakin mendepetkan penisnya yang dirasa akan sukses diakhir perjalanan.
Kihyun mengerang hebat namun melakukan apa yang Wonho titahkan untuknya.
“Ahh !! Ahh!!”
Kihyun menjerit tak menghiraukan apa-apa lagi,ia tengah sibuk meracau tak ada habisnya hingga menimbulkan suara serak saat ia memekik keras.
Ini adalah tahap yang menjadi kegemaran Wonho dalam bercinta.
Selalu saja lubang dubur milik Kihyun memberikan sensasi yang tak ada duanya,meskipun telah berkali-kali ia dan Kihyun melakukan hubungan badan namun yang mengherankan rasa luas dari lubang itu masih sama.
Sempit dan tak longgar sedikitpun.
Wonho kehabisan kalimat,lubang sensitive Kihyun teramat memabukan lebih dari seribu botol Soju sekalipun.
“Just fuck me up!”
Bentak Kihyun tak terbantahkan,rasa perih yang menghujam sampai menusuk lipatan jantungnya dalam pesakitan hingga berani berteriak pada Wonho.
“Aku akan membunuh pria itu!”
Amarah Wonho datang tanpa disuruh,memorinya terkekang dalam rasa kecemburuan.
Ia tidak menaruh rasa peduli dan dengan satu sentakan sangat kuat akibat emosinya yang tidak bisa diwanti-wanti,batang penis itu menancap sempurna didalam lubang dubur Kihyun yang tadinya begitu sulit untuk dimasuki.
“SAKIT!!”
Pekik Kihyun tak kalah kuat,semakin erat remasan seprai yang ia pegang untuk meredakan deraan pedih yang datang.
Wonho membuang jauh-jauh sisi malaikat didalam dirinya,ia semakin menekan lebih dalam alat vital yang ia tancapkan dilubang dubur yang mekar itu.
Kihyun mengatur nafasnya yang tidak berjeda,batang penis Wonho seolah menggeliat didalam area terlarangnya.
“Apa kau menyesal bersama denganku?!”
Tanya Wonho disela menggoyangkan pinggulnya untuk memberi rasa yang lebih baik dari sebelumnya.
Ia meliukkan pinggangnya kekanan dan kekiri dengan tempo sedang hingga menimbulkan cecaran dari mulut Kihyun.
Kihyun menundukkan kepalanya dan ia tidak dapat menutupi jika bercinta dengan Wonho menghadiahkan kepuasaan dibatinnya.
Lubang dubur yang ketat itu mulai menerima sang pengunjung dengan etikat yang baik.
Bokong Kihyun ikut menari bermaksud menyeimbangkan gerakan yang Wonho lakukan.
“Aku tidak menyesal !”
Sungut Kihyun menanggapi pertanyaan Wonho yang selalu saja bersuara serupa.
Telapak tangan Wonho menyentuh bokong Kihyun yang lengket akibat keringat yang ia dan Kihyun hasilkan.
Kihyun menolehkan kepalanya kebelakang untuk melihat wajah Wonho,ia ingin memandang wajah tampan itu barang sesaat meskipun terkadang sisi bajingan dari pria itu tetap melekat di potret mukanya.
“Aku bilang tidak menyesal..”
Ulang Kihyun bersuara lirih,Wonho tertegun dan ia tidak bisa menyembunyikan perasaan takut kehilangan akan sosok Kihyun dari kehidupannya.
“Aku tahu itu”
Tanggap Wonho lalu kembali menggoyangkan batang penisnya yang masih bersemayam dalam diam dilubang surgawi itu.
Semakin cepat tempo yang ia sematkan,adrenalin dalam desiran darah Wonho menyerukan kata semangat dijiwanya.
Lagi dan lagi desahan tak berujung melontar dari bibir Kihyun,ia tidak bisa menahan gairah yang memuncak dijiwanya dikarenakan penis itu seolah berpesta porah menggenjot dinding pembatas nafsu birahinya.
“lebih cepat hyung.. ahh..”
Seru Kihyun seakan memberi motivasi untuk Wonho agar lebih mempercepat tempo permainan seks yang makin dikekang oleh keinginan hati yang kembali meminta lebih dari ini.
Tidak ada kata lelah digambaran wajah mereka,peluh yang menyatu menjadi satu adalah bukti nyata yang tak bisa ditolak jika sebenarnya mereka saling memutualisme rasa nikkmat itu dalam satu bingkai bersama.
“Kihyun-ah.. Aku mencintaimu..”
Lenguh Wonho disela nafasnya seakan habis karena olahraga panjang yang mereka perbuat.
Kulit selaput didalam dubur Kihyun menjadi kembang dan kempis karena batang penis itu semakin berkedu-kedut hebat .
“Ahhh...”
Wonho menadahkan kepalanya keatas sembari meluncurkan desahan yang panjang.
Batang penisnya yang kian berkedut hebat sukses mengeluarkan cairan sperma kedua dan meluruhi rongga anus Kihyun hingga sang budak turut mendesah lega.
Hangat menyapa area terdalam tubuh Kihyun dan secara tidak langsung menjadikan penetralisir rasa pedih yang ia rasakan ditengah peraduan tancapan itu.
Wonho memberikan sentuhan dipipi kanan Kihyun bermaksud agar lelaki manis itu memandang kearahnya.
“Lepaskan Hyung,aku sudah tidak kuat”
Pinta Kihyun menunjukkan air mukanya yang dihiasi penat,keringat mengucur deras dari pelipisnya dan ia benar-benar kehabisan energi karena pergaulan semalam yang ia lakoni bersama Wonho.
Wonho tidak menyampaikan kata iya tetapi dari isyarat mata itu menandakan jikalau ia menyetujui permintaan dari sang kekasih.
Masih berkutat dengan diam,Wonho merengkuh pinggang belakang Kihyun untuk mempermudah jalan pelepasan batang penis yang masih setia menancap dilubang dubur kihyun.
Wonho menarik mundur perlahan batang penisnya yang seolah merengek tidak ingin meninggalkan tempat ternyaman yang telah ia diami.
Seprai tak berdosa itu kembali menjadi alat pelampiasan dari Kihyun,saat ingin dikeluarkan pun rasa perih itu tanpa diduga datang menghampiri hingga membuat bokongnya beranjak keatas.
Tidak perlu membutuhkan waktu yang lama,tenaga Wonho yang sangat kuat mampu menarik keluar alat vitalnya dari lubang ketat berkerut itu dengan satu kali sentakan hebat tanpa syarat maupun aba-aba terlebih dahulu.
“Arghhh..”
Pekik Kihyun mengerang karena rasa pedih yang menghantam,Tidak mudah menjadi sesosok perempuan dalam hubungan sesama jenis dan ia merasakan bagaimana perih yang menyerang tatkala benda itu masuk dan keluar tanpa menghiraukan si pihak korban.
Sementara Wonho mengacak pinggangnya dan mengatur nafas yang tersengal karena permainan panjang itu.
Ia mendelik kearah Kihyun yang masih berbaring menelungkupkan badan dan tak sedikitpun memulai suatu percakapan.
Dikekang sebuah kesenyapan,racauan dan desahan yang tak berkesudahan tergantikan dengan kesunyian.
Wonho menghentak nafasnya yang telah berubah normal,ia melakukan hal itu agar Kihyun menyadari jika ia sangat benci dengan kebisuan Kihyun diakhir hubungan badan yang mereka selesaikan malam ini.
Kihyun tetap dalam posisi yang sama,kepalanya terbenam menyusup kedalam bantal tanpa menunjukkan raut wajahnya yang menimbulkan tanda tanya besar dibenak Wonho.
“Kihyun-ah.. Yak..!”
Segak Wonho tak terima akan sikap yang Kihyun perbuat terhadap dirinya.
Kihyun pun enggan beringgut dan tangan kanannya menarik selimut putih untuk menutupi tubuh nakednya saat ini.
Ulasan kedua manik mata Wonho menandakan ketidak sukaannya terhadap sifat Kihyun sekarang.
“Aku lelah.. Berhenti menyiksaku..”
Kihyun bersuara lirih,air mata jatuh menetes membasahi sarung bantal berwarna putih itu saat ia memiringkan kepalanya menatap lampu kap sebagai sebuah pengalihan akan sosok Wonho.
"Bajingan kecil.."
Wonho mencibir kalimat kasar tetapi ia berusaha keras mengendalikan sisi iblis dirinya agar tidak muncul dari jiwa yang bimbang itu.
Hati kecil Wonho yang mulanya akan memanas perlahan sirna setelah mendengar sebuah permohonan singkat dari bibir Kihyun.
Indera pendengaran Wonho menangkap kegetiran dari suara itu hingga memilih untuk tidak melanjutkan pertengkaran dan bisa mengontrol emosinya untuk tidak menyakiti Kihyun.
"Aku lelah.."
Kata cinta tidak lagi tersemat diakhir hubungan badan yang mereka permainkan.
Wonho memilih turun dari atas ranjang tersebut,ia memungut kaos dan juga celana yang tadi ia tanggalkan dan mulai memakainya kembali.
Wonho membelakangi Kihyun begitupula yang pria itu lakukan,ia pun berbalik dan pura-pura tertidur tetapi Wonho mengetahui jika ada isak tangis yang Kihyun coba pendam namun tetap saja itu terdengar ditelinga Wonho.
“Maafkan aku hyung.. Aku pun tidak mengerti mengapa semuanya jadi begini”
Batin Kihyun menangis,ia melirik Wonho sekilas yang berjalan keluar kamar tanpa memandang kearah dirinya.
Mungkin Wonho pun harus bisa menyadari jika belakangan ini sikapnya akan Kihyun telah keterlaluan dan melewati batas wajar.
**
Cahaya matahari menelusup kesela-sela ruangan yang semula gelap,memaksakan kedua mata yang terpejam untuk terjaga dari tidurnya.
Namun mata itu telah terbuka bahkan sebelum matahari terbit dari ufuk timur.
Kihyun tidak bermimpi buruk ataupun indah,ia tidak bisa tidur sepanjang malam karena kejadian tadi malam.
Air matanya seolah mengering meninggalkan bekat yang tak dapat ia hapus atau mungkin tangan itu telah bosan untuk menghilangkan air mata yang jatuh.
Kihyun beringgut dari berbaringnya dan berjalan kearah kamar mandi untuk membersihkan diri.
Ia harus segera memulai aktifitasnya meskipun ia menyadari jika hari yang ia lalui tak akan berjalan semulus apa yang ia harapkan.
Kihyun melangkah dengan wajah yang tercenung,sebelum masuk kekamar mandi sejenak pandangannya terlempar pada tempat tidur, dengan seprai putih yang berserak acak-acakan.
Kihyun mencela diri sendiri dalam kalimat kebodohan.Seharusnya ada pria itu yang tertidur disamping,memeluk dirinya dan menuntun alam bawah sadarnya menuju bunga tidur yang indah.
Pikiran Kihyun berlaku tak menentu dan sejujurnya ia menginginkan kedamaian dalam hubungannya dengan Wonho.
Sekali lagi ia mengukir sebuah kata penyesalan tanpa bersuara dan tidak ada seorangpun yang dapat mendengarnya.
**
Kihyun menyimpul tali sepatunya lalu merapikan kemeja kotak-kotak berwarna biru putih yang ia kenakan.
Sejenak ia memandang penampilan dirinya didepan cermin,ia mengguratkan sebuah senyuman.
Lebih tepatnya sebuah paksaan agar ia mampu terlihat lebih tegar dari kebenaran yang ada.
Kihyun meraih tas ransel yang terlihat berat,ia menyandangkan ransel itu dibelakang punggungnya lalu berjalan keluar kamar dengan hati yang gundah.
Pandangan mata Kihyun menemukan seseorang yang tengah duduk diatas sofa dengan tatapan mata lurus dan datar.
Kihyun bisa menebak jika sosok itu pun tidak tertidur tadi malam,ia mengetahui hal tersebut dari kantung mata Wonho yang sedikit menghitam dan berat.
Kihyun mencoba untuk mengabaikan Wonho dan terus melangkahkan kakinya dengan sekelumit kepedulian akan pria itu.
Tetapi hati kecilnya seolah tidak memberi izin dan bersikeras hanya untuk membiarkan Wonho seorang diri.
“Kihyun-ah..”
Suara itu menghentikan langkah kaki Kihyun yang terus saja ingin melarikan diri.
Panggilan dari seseorang yang seolah kehilangan asa untuk bertahan hidup telah menyisipkan rasa empati dihati kecil Kihyun.
“Aku pergi..”
Pamit Kihyun masih membelakangi Wonho,pria itu tersenyum pahit akan apa yang Kihyun perbuat kepadanya.
Sifat dingin dari seorang Kihyun bagai bom waktu yang siap meledakkan hati Wonho.
Pagi hari yang terasa suram,cahaya dari sang mentari pun tidak banyak menolong kegelapan yang menyelimuti hubungan mereka.
“ARGH!!!”
Amarah Wonho memecah keheningan,jarak mereka begitu dekat namun mengapa hati yang mereka bina terasa sangat jauh dan tak dapat dijangkau dengan mudah.
Wonho melempar vas bunga yang tak bersalah dihadapannya.Matanya memerah ditambah karena tidak tertidur sedetikpun adalah kombinasi yang tepat untuk memupuk emosinya yang memang tidak akan bisa berlaku normal.
“BAJINGAN TIDAK BERGUNA!!”
Teriak Wonho melempar benda apapun yang bisa ia jangkau,tetapi pria itu tak mendekati Kihyun agar pelampiasan amarahnya dapat terlaksana dengan menyiksa Kihyun seperti yang biasa ia lakukan.
“Maafkan aku.. Aku pergi..”
Ucap Kihyun menyematkan permintaan maaf untuk Wonho dan melangkah meninggalkan pria itu dalam kesendirian.
Ia bahkan tidak melihat bagaimana iblis benar-benar behasil merasuk kejiwa Wonho hingga membuat pria itu hilang kesadaran dan berlanjut membanting meja ruang tamu hingga menyebabkan suara kegaduhan.
"ARRGHH!!"
Hati kecil Wonho kembali tertutupi kabut hitam dan memaksa sisi iblis didalam diri Wonho menguasainya.
"Yoo Kihyun.."
Amukan Wonho perlahan mereda dan tiba-tiba ia berjongkok sembari memegangi kepalanya dengan erat.
Isak tangis terdengar keras dari pria itu,Wonho terlihat rapuh dan kosong bagai cangkang retak yang akan segera pecah dengan hanya didorong oleh angin.
Wonho mendongakan kepalanya kelangit-langit tetapi air mata itu tetap saja mengalir tanpa ia kehendaki.
Kepalanya menoleh kearah sudut sofa yang tertutupi oleh bantal,ia menyingkirkan bantal yang bersender diatas sofa itu dan meraih selembar kertas yang terlihat telah lusuh disebabkan oleh remasan yang kuat.
TBC
Notefoot :
Kertas apa kah yang menyebabkan Wonho bersedih ?? Apa itu surat cinta dari gue ?? :') /ditimpuk massa/
Oke buat PART 2 konfliknya masih belum ada-ada banget, yang ada malah adegan tak senonoh dan biadab yang wajib di musnahkan ㅎㅎㅎㅎㅎ
Klik Vote dan commentnya juseyeo ~~ Amal lah itung2 buat gue 😂
Thank you ^^~
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top