ENAM

Pulau Seribu, 20 Februari 2012

Assalamu'alaikum.

Alhamdulillah, kabarku baik – baik saja, Ziyan. Dan bagaimana denganmu? Apakah kau disana juga baik – baik saja? Semoga.

Dalam surat kali ini aku tidak akan terlalu banyak menulis, Ziyan. Maafkan aku. Aku hanya takut aku tidak akan mampu bertahan tanpa meneteskan air mata sedikit pun.

Oh, Ziyan... Satu yang harus kau mengerti bahwa aku pun sama denganmu. Aku sungguh – sungguh menyayangimu dan mencintaimu sebagaimana adanya dirimu. 

Aku mungkin akan selalu menjadi yang pertama bagimu. Tetapi, maafkanlah aku Ziyan jikalau aku bukanlah satu – satunya untukmu. Karena aku yakin kau akan menemukan wanita lain yang lebih baik dibandingkan aku. 

Aku yakin itu Ziyan. Karena percayakah kau bahwa hanya lelaki yang baik untuk wanita yang baik dan lelaki yang buruk hanya untuk wanita yang buruk pula. Dan aku yakin kau adalah lelaki yang baik.

Bersama surat ini ku kembalikan cincin pertunangan kita. Terimakasih untuk semua yang telah kau berikan padaku, waktumu, hatimu, tenagamu, pikiranmu. Terimakasih Ziyan.

Satu – satunya harapanku hanyalah agar kau mengerti bahwa inilah yang terbaik untuk kita. Percayalah padaku. Dan ini adalah hadiah terakhir yang bisa aku berikan padamu. Yaitu puisiku. 

Terimakasih Ziyan Al-Faridzi Rachman.

Puisi tersebut aku persembahkan hanya untukmu, Ziyan Al-Faridzi Rachman seorang.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top