EMPAT

Untuk kesekian kalinya kurasakan air mataku mengucur deras membasahi surat yang Ziyan kirim untukku. Betapa mungkin aku tidak menangis? Membaca semua pengakuan Ziyan dalam suratnya untukku membuatku kembali merasakan ketakutan yang amat sangat. 

Baiklah. Baiklah. Aku tahu kau tidak mengerti. Bukankah begitu?

Beberapa hari yang lalu sebelum aku berangkat ke Pulau Seribu, di tengah malam buta aku terbangun dari tidurku. Dan anehnya aku langsung terjaga. Tak aku rasakan kantuk sama sekali. 

Lalu, aku berpikir sebaiknya apa yang harus aku lakukan di tengah malam buta seperti itu. Dan akhirnya, datanglah ilham padaku dan mengatakan sebaiknya aku Qiyamul Lail. Apa pun itu. Shalat Tahajjud atau Shalat Istikharah sama bagusnya. Dan aku memilih untuk shalat istikharah.

 Aku ingin tahu bagaimana penilaian Dia tentang rencana pernikahanku dengan Ziyan. Namun, betapa kecewanya aku ketika melihat dan merasakan tanda – tanda yang Dia berikan padaku bahwa Dia tidak merestui pernikahanku. 

Aku berdo'a pada-Nya jika Dia merestui pernikahanku, pada malam berikutnya aku akan bermimpi tentang Bunga Melati atau Bunga Sedap Malam. 

Namun, jika Dia tidak merestuiku, aku akan bermimpi tentang Bunga Kamboja atau Bunga Terompet.

Dan ketika malam eksekusi tiba aku bahkan tidak bermimpi tentang bunga sama sekali. Sebaliknya, aku bermimpi tentang aku dan sahabat – sahabatku. 

Namun, dalam mimpi tersebut aku melihat taman yang dipenuhi oleh Bunga Kamboja dan Bunga Terompet.

Setelah bangun dan terjaga, aku berpikir mungkin ini bukan jawaban yang Dia berikan untukku. Mungkin ini hanya sekedar mimpi. 

Namun, seiring dengan berjalannya waktu. Detik demi detik, menit demi menit, jam demi jam, hari demi hari aku merasakan suatu keraguan yang nyata. Akhirnya aku memberanikan diriku untuk bertanya pada Ibuku arti sebenarnya dari mimpiku tanpa aku sebutkan detail cerita mimpiku secara lengkap. 

Dan beliau berkata,"Mungkin itu adalah jawabannya, Sabrina. Kita harus selalu peka terhadap semua tanda – tanda yang Dia berikan pada kita. Karena Dia telah memberikan kita akal untuk kita pergunakan dengan tepat".


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top