✻ Zwei ✻

"Lepaskan" ucap pelan seseorang disamping Chikage -Ichika-

"Eh? Apa??" tanya Chikage yang tidak mengerti maksud dari ucapan kakaknya itu.

"Lepaskan gadis itu, terlalu berlarut dalam kesedihan bukan hal yang baik. Yang sudah mati, tidak akan pernah bisa kembali hidup" jelas sang kakak kepada adiknya.

"Lanjutkan karirmu dan melangkahlah kedepan. Kalaupun gadis itu kembali... Jangan biarkan dia membawamu terlalu jauh" lanjut Ichika sembari menepuk pelan pundak adiknya disertai senyum tipis.

"Aku akan ada di toko depan bersama yang lainnya, menyusul lah dan sapa junior mu" suara Ichika kembali menyeruak memenuhi pendengar Chikage.

Lambat laun, Ichika dan teman-temannya pergi meninggalkan Chikage yang masih setia menatap ukiran nama yang ada.

・・・

"Unana... Mamama..." seorang anak- balita, tiba-tiba memegang kaki Chikage sembari menunjuk batu nisan didepannya.

Chikage tersentak, kemudian melirik ke sekitaran memastikan adanya orangtua dari balita yang ada di kakinya.

Balita itu menatap Chikage, kemudian merentangkan tangannya meminta untuk digendong. Seolah merasakan empati, Chikage menggendong balita tersebut.

Dia merasa dirinya bertanggungjawab atas balita tersebut padahal, dia saja belum pernah sedekat ini dengan anak kecil.

"Hei... Kamu nyasar hm? Orang tua kamu dimana?" iseng, Chikage bertanya kepada balita yang asyik memainkan bandul antingnya.

"umamama.... nanana waaa... waaa..." ocehan balita itu seolah menjawab pertanyaan Chikage.

"Gak ngerti.... Ada jasa translator bahasa bayi dekat sini gak sih?" keluh Chikage.

"katanya, 'tadi aku kesini sama mama, cuma mama lengah dan aku nyasar kesini' gitu" suara seorang gadis, sangat dekat dan lembut memenuhi indra pendengaran Chikage.

Sontak, ia menengok menuju arah sumber suara dan mendapati wajah gadis yang selama ini dia rindukan berada dekat dengan wajahnya.

Tatapan mata mereka terkunci antara satu sama lain, ditengah keheningan sang gadis menyunggingkan senyum lebar dan mengecup pelan pipi sang adam.

"[name]?"

"Hadir"

"Echiee... maaa waaa"

Tak lama, Chikage meraih pinggang sang gadis dengan tangan kanannya dan mendekap erat menghirup aroma yang selalu berhasil membuatnya tenang. Semakin membawa tubuh sang hawa menempel pada tubuhnya seolah tak ingin kehilangan sang gadis.

Isakan kecil mulai mengalun, membuat reflek sang gadis untuk mengelus surai safir milik lelakinya. Seolah mengatakannya bahwa semua akan baik baik saja namun, hal itu menyebabkan isakan Chikage semakin terdengar.

Jemari lembut [name] kini berlabuh pada rahang anak bungsu keluar Saotome. mengelus pelan rahang lelakinya yang selalu menjadi candu untuknya. Balita yang berada pada gendongannya Chikage menggeliat tidak nyaman sembari memukul pelan pundak Chikage.

"umama... amamam..... aum.... " oceh balita itu

Chikage yang mendengarnya menyeritkan dahinya karena tidak mengerti, tatapannya berganti pada gadisnya yang kini sedang menolehkan kepalanya seolah mencari sesuatu.

"Mencari apa? " tanya Chikage

"Scarlett lapar, pengen mam katanya" jawab [name] sembari tersenyum tipis

"Namanya Scarlett? Kok tau? " tanya Chikage

[name] tidak menjawabnya.
Namun dia mengeluarkan kalung di leher balita itu dan terpampang nama balita itu.

'Scarlett Avenue'

"Oh... Salam kenal Scarlett" ucap Chikage yang membuat senyum Scarlett merekah lebar.

・・・


Kini [name] dan Chikage berada pada taman di dekat pemakaman yang kebetulan disana ada penjual bubur bayi. Alhasil Chikage menyuruh [name] duduk menunggu dan dia yang membeli buburnya

"Jadi gimana ACE? " tanya [name] sembari menyuapi Scarlett dengan bubur bayi yang baru dibeli.

"3 minggu lalu, konser kami sempat gagal" jawab Chikage sembari mengelus  pundak Scarlett.

"Oh! Peringatan Anniversary ya? Kenapa gagal? " tanya balik [name] dengan raut agak terkejut.

"karena kamu" ucap pelan Chikage

[name] tidak terima dengan jawaban menggantung dari Chikage, sehingga dia menatap Chikage dengan tatapan meminta penjelasan.

Chikage yang melihatnya hanya bisa menghela nafas disertai senyum tipis.

"Ingat siapa yang pamit mau membeli bunga tapi ternyata tertabrak? " tanya Chikage sambil mengelus pelan pipi [name]

Beberapa detik diisi kebeningan hingga [name] menyadari maksud dari ucapan lawan bicaranya. Sang hawa tertawa pelan sembari mengelap pipi Scarlett yang berantakan karena buburnya.

"Maaf... Maaf... Masa depan gaada yang tau kan? " ucap [name]

"Tapi... Saotome-san bukannya bilang buat ngelepas? Capek juga loh aku ngeliat kamu sedih mulu" lanjut [name] dengan tatapan dalam menatap jemari Chikage.

"Maksudnya— kamu bisa cari kebahagiaan lagi. Kalau kamu bahagia juga yang lain kan seneng juga" buru-buru [name] melanjutkan ucapannya sebelum Chikage salah paham.

"kalau begitu, baiknya aku ngikut kamu kan" ucap Chikage yang direspon dengan raut wajah kebingungan.

Melihat wajah gadisnya, Chikage tak tahan untuk tidak tersenyum. Karena menurutnya setiap ekspresi yang ditampilkan gadisnya hanya akan membuat wajah [name] menjadi semakin menggemaskan.

"You're my happiness, you are my world. And when you leave then I have to follow it right?" jelas Chikage dengan raut wajah tenang namun terkesan sedih.

'gabisa basa enggres' batin [name]

"Enggak, bukan begitu konsepnya. Kalau aku pergi berarti aku tidak cukup untukmu dan mungkin memang takdir kita yang ditetapkan untuk berpisah" sangkal [name].

"Chikage, ingat setiap pertemuan pasti memiliki perpisahan dan di perpisahan itu terdapat pertemuan baru. Tolong manfaatkan pertemuan baru itu untuk menjalani hidup kedepannya dengan bahagia ya? " lanjut [name] sembari mengelus punggung tangan kiri Chikage.

chikage menggeliat nafas berat dan tak lama, angin kembali berhembus

"... ika?... "

"... hika?... "

"... chika??! ... "

chikage tersentak ketika pundaknya ditepuk oleh seseorang

"Saotome-san benar, Chikage-san terlalu banyak melamun" ucap Shin sembari mengulurkan air minum untuk Chikage.

"Ichi-nii ?" gunam pelan Chikage.

"Iya, bagaimana keadaanmu? kepalamu pusing? " tanya Ichika kepada adiknya

"sedikit. Dimana [name]? "

pertanyaan Chikage membungkam semua orang yang sebelumnya masih bercengkrama ria dan santai.

"Ternyata Saotome muda ini belum ikhlas ya... " ucap Mikami yang dihadiahi tatapan kebingungan Chikage.





TBC

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top