Enam

Eropa/London

Pesawat  mendarat dengan selamat,  pramugari menyiapkan para penumpangnya untuk turun dengan hati hati.

"Terimakasih..... Semoga perjalanan kalian menyenangkan. " para pramugari membungkuk sopan.

Ellio membungkuk sopan tepat di pintu keluar tidak lupa memasang senyum manis untuk para penumpang yang keluar dari pesawat.
Oliver berbisik pada Ellio,

" Aku akan menunggumu di menara Big ben tepat jam dua belas malam aku harap kamu ada disana. Dan jangan membuat aku menunggu. " tersenyum.

Ellio tidak mau menyalah artikan senyuman itu,  dia sudah tertipu sekali dan tidak ingin mengulangnya. Tanpa menjawab Ellio memalingkan muka dan tersenyum kearah lain karena masih ada penumpang lain yang hendak turun. Ternyata dalam penumpang ada teman Sky, Ellio tidak tahu tapi teman Sky tahu siapa appa nya.

"Anyeong" anak kecil membungkuk sopan.

" Hallo,  kamu terlihat manis dimana orang tuamu? "

"Apa kau appa Sky?"

" Iya....... "jawab Ellio sopan dan dengan senyumannya.

" Sky selalu disakiti disekolah,  bisakah anda tolong Sky aku sudah tidak bisa membantunya aku kembali kesini menemui orang tuaku. Dan.... Oh ya,  aku melakukan perjalann sendiri. Sampai jumpa" membungkuk sopan.

Oliver mendengar nama Sky,  dan teman dari anak laki laki umur lima tahun. Oliver menggaruk tengkuk lehernya sepertinya dia berfikir keras.
" Apa jangan jangan Ellio membesarkan bayi itu? " guman Oliver tidak percaya dan melanjutkan tujuannya pergi ke London yakni menghadiri acara pernikahannya sendiri.

Sedangkan Ellio mulai lemas,  hatinya hancur ketika anak laki laki yang mengaku teman Sky mengatakan Sky selalu disakiti disekolah. Ellio bingung Sky tidak pernah cerita Sky dirumah adalah anak yang kuat dan selalu ceria tak sadar air matanya jatuh.

"Ellio..... " pramugari lain memanggilnya agar Ellio segera bersiap turun dari pesawat.

"Iya...... " berjalan lamban menuju ruangan pramugari dan Kean sempat melihat ekspresi sedih Ellio.

Para pramugari dan awak pesawat lainnya turun berjalan melewati koridor bandara.  Ellio duduk di kursi tunggu di bandara,  mengambil ponsel dan menelpon mamanya.

"Ma...... "

"Ada apa Ellio?"

"Bisakah mama pergi kesekolah Sky? "

"Memang kenapa,  ini belum waktunya menjemput Sky."mama bingung kenapa tiba tiba Ellio meminta mamanya menjenguk Sky disekolah.

"Tadi Ellio bertemu dengan temannya disekolah saat di pesawat,  dia bilang Sky sering disakiti di sekolah.  Apa mama bisa memeriksanya? "pinta Ellio bibirnya mulai begetar air matanya tak dapat dibendung lagi.

"Baik,  mama akan segera memeriksanya. Nikmati perjalananmu jangan khawatir mengenai Sky. Ellio bisa percaya pada mama,  oke..... " mama menutup telpon Ellio dan bergegas tanpa make up hanya membawa tas Mahalnya.

Nenek kekinian walaupun tanpa make up cantiknya gak ketulungan.

"Selamat siang.... " Ny. Rose memberi salam dengan sopan terhadap kepala sekolah.

"Selamat siang Ny. Rose, apa ada yang perlu saya bantu sepertinya anda sedang kesal"kepala sekolah mengerutkan dahi perasaan cemas dan juga bingung. Karena Ny. Rose pemegang saham utama di sekolah tiba tiba datang dengan perasaan kesal.

Ny. Rose tertawa,  membuat kepala sekolah semakin panik.

"Aku kesini hanya ingin memastikan sistem sekolah yang sudah dijalankan baik atau belum, oh iya.... Praktek bulliying apa ada? "

"hmmmm,tidak."  kepala sekolah mengelak karena beberapa waktu lalu cucu Ny. Rose terlibat perkelahian. Namun sudah diselesaikan dan Sky juga tidak mengadu dan kasus ditutup hingga kini genap satu bulan.

Ny. Rose tak percaya apa yang diucap kepala sekolah,  beranjak dari tempat duduknya melenggang bak model dengan sepatu hak Tingginy menuju kelas kelas para murid,  matanya tak jemu memandang setiap sudut.  Dia tidak ingin melewatkan setiap inci kesalahan yang dilakukan sekolah.

"Dasar.... Anak jalang,  tidak punya papa" teriak seorang anak lima tahun pandai bicara perkataan kasar. Ny. Rose langsung berjalan cepat menuju kelas itu. Dan didapatinya Sky tengah menangis saat dikepung lima temannya.

"Sky...... "panggilan Ny. Rose

Sky langsung berlari menghampiri neneknya.

"Mengadulah,  aku tak takut. Ayahku pemilik Grand Mall dia yang akan mengeluarkanmu. " kata anak kecil itu membuat Ny. Rose geleng geleng kepala berfikir  apa yang salah dengan anak itu.

Ny. Rose berfikir itu bukan kesalahan anaknya mungkin lingkungannya atau mungkin sekolahnya atau keluarganya.

Ny. Rose berjalan dengan menggendong cucu mungilnya dalam pelukannya,  membawanya pulang bersama dan memperingatkan sekolah agar secara intensif memperhatikan anak yang kasar tadi.

"Panggil psikolog anak,  perhatikan anak itu jangan sampai mentalnya terganggu dan membuat masalah dikemudian hari. " pesan Ny. Rose terhadap kepala sekolah dan kepala sekolah mendengarkannya dengan baik dan segera memanggil psikolog ke sekolah.

"Nenek... Apa dia akan dihukum? " Sky

" Tidak sayang,  hukuman itu gak baik untuk perkembangannya kelak. Dia akan diberi bimbingan biar menjadi anak baik" jelas Ny. Rose

Sky mengangguk

"Apa Sky baik baik saja?"

"Iya....., tapi jangan bilang appa ya....?  Appa akan sedih,  tadi pagi Sky sudah buat appa sedih? "Sky

"Emang Sky bilang apa ke appa". Selidik Ny. Rose

"Sky minta papa,  tapi appa terlihat sedih apa appa marah sama Sky. Maafkan Sky nenek membuat appa sedih? "

Ny. Rose bernafas kasar,  dia sudah mempersiapkan hal seperti ini akan terjadi. Mengacak rambut Sky. Dan tersenyum kearah Sky.

" Tak apa Sky, "Ny. Rose memeluk Sky.

......

Tuhan semoga kebahagiaan terus menyertai kehidupan kami,  semoga Ellio mendapat pasangan yang baik dan Sky tumbuh menjadi anak yang baik. Aminnnnn.....

Doa yang terus dipanjatkan Ny. Rose. Dia mampu memberikan materi kepada keduanya lebih dari cukup tapi tentang kebahagiaan hanya mereka sendiri yang akan memilih dan membuatnya.

......

Jangan lupa vote

Terima kasih kakak sudah menyempatkan membaca semoga harimu menyenangkan
Musmuslove

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top