1. Maaf Karena Mas Belum Bisa Mencintaimu
Hello guys....
Ketemu lagi kite. Hehehehehe... monmaap nih ya, kalo work sebelumnya belum sempat update egen. Soalnya mau kelarin work ini.
Daaan ....
Work ini emang khusus dibuat nubar alias nulis bareng. Bersama beberapa penulis-penulis pemes jebolan BatikPublisher38 nah ... selain di lapak gue, kalian bisa juga mampir nih ke lapak author lainnya.
1. gleoriud - Badai
2. Mamak_Muda - Embun
3. deanakhmad - Short Escape
4. RheaSadewa - My Upik Babu
5. Alice_Gio - Dikejar Om-Om
6. YunOliviaZahra - Bukan Salah Cinta
7. MelianaMell - Aisyah's real romance
8. hapsari1989 - Rentang Waktu
9. WahyuHartikasari — Bukan Simpanan
10.sitihawa95- Yumi Udah Gede om!
11. MbakTeya - Emergency love
12. henzsadewa - Turun Ranjang
Cerita bisa di baca secara terpisah atau random, karena memang nggak ada sangkut pautnya. Cuz kepoin dah ....
🥀🥀🥀🥀🥀🥀
"Bu, Kalila tidak mau menikah dengan mas Rayhan." Kalila menangis sesenggukan.
"Rayhan anak baik, ibu tidak mau kehilangan menantu seperti Rayhan."
"Tapi Kalila sudah punya pacar bu."
"Putuskan pacarmu dan menikahlah dengan Rayhan."
___________
Di sinilah Kalila sekarang, di depan penghulu berdampingan dengan Rayhan sang kakak ipar yang sedang mengucapkan ijab qobul. Kalila tidak mau, tapi ia terpaksa karena orangtuanya terus mendesak untuk menikah dengan Rayhan.
Tak ada kebahagiaan yang terpancar pada wajah Kalila, ia tidak mencintai Rayhan. Kalila sudah memiliki kekasih yang bernama Restu. Mereka sudah berpacaran hampir tiga tahun. Dan sekarang Restu sedang bekerja di luar kota, Kalila tidak bisa bayangkan bagaimana respon Restu saat tau dirinya telah menikah.
Sah...?
Sah.
Kalila tersadar dari lamunannya ketika semua mengucapkan sah secara serentak. Kini ia benar-benar telah resmi menjadi istri Rayhan Al Kahfi suami dari almarhum Kinara kakaknya.
"Ayo nak, salaman sama suami kamu." Nur ibunda Kalila menyenggol bahu Kalila.
Namun Kalila tetap diam hingga akhirnya Rayhan mengulurkan tangannya. Membuat Kalila mau tidak mau menerima uluran tangan Rayhan dan mencium punggung tangannya.
"Di cium dong kening istrinya," goda Farhan sahabat Rayhan.
"Ehmm." Rayhan berdehem dengan wajah datar dan dinginnya membuat Farhan diam.
"Sudah-sudah, ayo kita bergabung dengan para tamu," ajak Adi, ayah Rayhan untuk mencairkan suasana yang terasa kaku dan canggung.
Adi tau, jika putranya Rayhan terpaksa menikahi Kalila adik dari mendiang Kinara istri Rayhan karena Kinara meminta Rayhan untuk menjaga ibu dan adiknya sebelum Kinara meninggal. Kalila sudah tidak memiliki ayah, ia hanya tinggal berdua dengan ibunya dan Kalila juga harus menjadi tulang punggung keluarga. Hal itu menambah alasan Rayhan mau menikahinya, Rayhan juga tau kalau Kalila sudah memiliki kekasih. Rayhan pernah beberapa kali bertemu dengan Restu saat mengantarkan Kalila pulang.
_________
Tak terasa waktu berjalan cepat, resepsi pernikahan sederhana Kalila dan Rayhan telah selesai, para tamu undangan pun sudah pulang. Awalnya Rayhan tidak ingin ada acara resepsi namun orangtuanya meminta untuk di adakan resepsi.
"Mau ikut mas atau sama ibu?" tanya Rayhan pada Kalila yang sedari tadi diam.
"Ikut ibu." Kalila langsung pergi begitu saja menghampiri ibunya. Rayhan tak masalah Kalila tinggal bersama ibunya, Rayhan juga butuh waktu untuk menerima Kalila sebagai istrinya. Kalila dan Kinara sungguh berbeda jauh, Kinara penurut dan lemah lembut sedangkan Kalila keras kepala, semaunya sendiri. Namun Rayhan memakluminya, Kalila masih sangat muda, usianya baru sembilan belas tahun selisih jauh darinya yang kini telah menginjak usia dua puluh sembilan tahun.
"Loh nak, kenapa tidak sama Rayhan?" tanya Nur pada Kalila yang menghampirinya.
"Lila sama ibu saja, kasihan ibu sendirian di rumah."
"Ibu tidak papa nak, kamu harus ikut suamimu. Jika seorang anak gadis menikah, ia wajib mengikuti suaminya."
"Mas Rayhan sudah izinin kok Bu."
Nur menggeleng dan mengusap lembut pipi Kalila. "Ikutlah suamimu, karena kamu sudah menjadi tanggung jawabnya."
"Tapi____"
"Ibu lebih senang kalau kamu menjadi anak penurut dan berbakti kepada suamimu." Nur memotong ucapan Kalila. Nur tau, Kalila pasti punya banyak alasan untuk berkilah. Sebenarnya Nur juga merasa bersalah dengan Kalila, ia telah memaksa Kalila untuk menikah dengan Rayhan, padahal ia tau kalau Kalila berpacaran dengan Restu.
Kalila memandang wajah sendu ibunya, Kalila tidak ingin ibunya bersedih. "Lila akan ikut mas Rayhan," putus Kalila.
Nur tersenyum dan memeluk putrinya penuh kasih sayang. Nur yakin jika Rayhan mampu membahagiakan Kalila, Nur sangat menyayangi Kalila karena hanya dia yang Nur miliki sekarang, setelah suami dan putri pertamanya meninggal. "Ayo nak." Nur melepaskan pelukannya dan menuntun Kalila menuju Rayhan yang masih mengobrol dengan Farhan. Kalila sendiri hanya pasrah mengikuti ibunya.
Rayhan menghentikan obrolannya ketika mertuanya dan Kalila mendekat padanya. "Ada apa Bu?"
"Bawalah Kalila bersamamu nak dan bahagiakan dia." Nur meraih tangan Rayhan dengan tangan kirinya yang masih bebas dan menyatukannya dengan tangan Kalila.
"Iya Bu," jawab Rayhan terdengar ragu karena ia sendiri tidak yakin mampu membahagiakan Kalila ketika hati dan pikirannya masih untuk Kinara.
"Ibu percaya padamu nak." Nur mengusap air matanya.
"Jangan menangis Bu," Kalila menarik tangannya dari genggaman Rayhan dan memeluk ibunya. "Lila mau sama ibu. Lila sayang sama Ibu."
Nur menggeleng cepat. "Lila harus ikut Rayhan. Ibu menangis karena bahagia, sekarang tugas ibu sudah selesai mengantarkanmu ke kehidupan baru."
"Kalau ada apa-apa, ibu langsung telfon Lila ya."
"Iya pasti nak." Nur tersenyum dan menghapus air matanya kemudian menciumi kening dan pipi Kalila. "Kalau begitu ibu pulang dulu."
"Biar saya antar Bu, kita satu arah," ucap Farhan.
"Terima kasih nak." Setelah berpamitan, Nur segera pulang bersama Farhan. Jika harus berlama-lama, ia takut semakin berat untuk melepaskan Kalila.
"Hati-hati Bu!" seru Kalila sembari melambaikan tangannya.
"Kita pulang," ucap Rayhan setelah mobil Farhan sudah tidak terlihat lagi. Kalila mengangguk kecil dan mengikuti Rayhan masuk ke dalam mobilnya.
Tidak ada percakapan sedikitpun antara Rayhan dan Kalila selama perjalanan menuju rumah milik Rayhan. Mereka dulu memang berstatus kakak dan adik ipar tapi mereka jarang bertemu karena mereka tidak tinggal satu rumah dan Rayhan juga sangat sibuk sehingga saat Kalila main ke rumahnya, ia tidak ada di rumah. Paling mereka bertemu hanya sesekali saja.
Perasaan Rayhan campur aduk ketika sampai di rumah yang dulu ia tempati bersama Kinara. Rumah itu penuh dengan kenangan antara dirinya dan Kinara. Setelah Kinara meninggal satu tahun yang lalu, Rayhan tidak pernah kembali ke rumah itu. Dan sekarang ia harus kembali lagi, namun bukan dengan Kinara, wanita yang Rayhan cintai melainkan bersama Kalila.
"Sampai kapan kita di mobil mas? Lila ngantuk," ucap Kalila.
"Maaf, ayo." Rayhan menghembuskan nafas cukup keras beberapa kali sebelum keluar dari mobil. Ia harus menguatkan hatinya dan harus terima kenyataan jika Kinara telah tiada. Namun nyatanya terasa sangat sulit, baru beberapa langkah Rayhan berjalan, semua kenangan bersama Kinara muncul begitu jelas.
"Mana kuncinya mas? Lila ngantuk." Kalila mengulurkan tangannya meminta kunci, Kalila tak sabar menunggu Rayhan yang terus melamun. Kalila yakin, jika Rayhan sedang mengingat kenangan bersama Kinara.
"Semua yang ada di rumah ini, mengingatkan mas pada Kinara. Mas minta maaf karena mas belum bisa mencintaimu." Rayhan memilih untuk jujur daripada Kalila sakit hati nantinya.
Kalila menatap Rayhan. "Mas tidak perlu khawatir, Kalila tau kok dan Kalila juga ingin bilang sama mas kalau Kalila sangat mencintai Restu." Rayhan membalas tatapan mata Kalila kemudian mengangguk.
Setelah pintu rumah terbuka, Kalila dan Rayhan masuk ke dalam rumah bersama. Hal itu seolah menjadi simbol kini mereka sudah memasuki kehidupan baru yaitu kehidupn berumah tangga sebagai sepasang suami dan istri.
"Kita satu kamar mas?" Kalila ragu-ragu saat akan masuk ke dalam kamar.
"Kita sudah sah menjadi suami istri." Rayhan mempersilakan Kalila masuk terlebih dahulu.
Kalila ragu, tapi apa yang di katakan Rayhan benar. Mereka sudah menikah jadi harus bersama, akan nampak aneh jika mereka tidur terpisah. Kalila hanya berdoa semoga Rayhan tidak buru-buru meminta haknya, jujur saja Kalila belum mau melayani Rayhan.
Jantung Rayhan seolah berdetak lebih cepat saat memasuki kamar, kenangan manis bersama Kinara terus menari-nari di ingatannya. Mungkin ia tidak akan bisa menyentuh Kalila karena pikiran dan hatinya masih berpusat pada Kinara. Rayhan merasa seperti seorang penghianat jika bercinta dengan wanita lain di ranjang miliknya dan Kinara dulu. "Apa perlu kita pindah rumah?" tanya Rayhan tiba-tiba.
"Memang kenapa mas?"
"Tidak ada." Rayhan kembali diam menatap ke arah ranjang. Sedangkan Kalila mengedikkan bahunya acuh sembari membuka hiasan dan menghapus make-upnya. Kalila sudah tidak betah dengan wajah penuh make-up dan baju pengantin yang merepotkan.
Di tengah kesibukan membersihkan make-up, ponsel Kalila terus berbunyi. Kalila mengambil ponselnya yang berada di dalam tas. Kalila tersenyum ketika melihat nama Restu di layar ponselnya. Kemudian Kalila melirik ke arah Rayhan yang akan bersiap mandi. Setelah memastikan Rayhan benar-benar masuk ke dalam kamar mandi, Kalila mengangkat telfon dari Restu.
"Sayang kenapa lama? Seharian ini ngapain saja, kenapa susah di hubungi? Kamu baik-baik saja kan?" cerca Restu begitu panggilan di angkat oleh Kalila.
Kalila terkikik kecil, ia selalu senang saat restu khawatir padanya. "Aku baik-baik saja kok sayang, cuma sedikit sibuk."
"Aku pulang besok, kita jalan ya?" Kalila berfikir sejenak, apa yang harus ia jawab. Menolak ajakan Restu atau menemuinya. Kalila tentu saja ingin bertemu Restu dan jalan-jalan bersamanya, namun sekarang ia telah menikah dengan Rayhan. "Hai, jangan tidur dulu, pokoknya besok kita jalan-jalan."
Kalila mengangguk walaupun Restu tak bisa melihatnya. "Iya, kita besok jalan-jalan. Kita ketemuan di taman kota."
"Ok sayang, I miss you."
"I miss you too and I love you."
Terdengar suara tawa Restu di sebrang telfon. "I love you too honey."
Kalila tersenyum, hatinya pun terasa menghangat ketika mendengar kata rindu dan cinta yang selalu Restu ucapkan. Kalila memandangi ponselnya yang sudah mati, kemudian ia mencium dan mendekap erat ponselnya di depan dada. Kalila besok pasti akan datang menemui Restu. Kalila akan pergi sembunyi-sembunyi dari Rayhan, karena tidak mungkin Kalila meminta izin pada Rayhan untuk menemui Restu. Kalila merebahkan tubuhnya di ranjang, tak sabar menunggu hari esok. Kalila yang kelelahan, ia tertidur pulas sebelum mandi dan berganti baju.
Rayhan baru saja selesai mandi, ia melihat Kalila sudah tertidur pulas. Rayhan ingin membangunkan Kalila namun akhirnya ia memilih membiarkan Kalila tidur. Ia juga sudah mengantuk, perlahan Rayhan naik ke atas ranjang dan membaringkan tubuhnya di samping Kalila. Rayhan memandangi wajah Kalila yang tengah tertidur pulas. "Maafkan mas yang mungkin tidak akan bisa berikan kamu cinta, tapi mas berjanji akan membahagiakanmu jika kamu setia bersama mas." Rayhan mengusap-usap rambut Kalila pelan kemudian memejamkan matanya.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top