05. he is alive
Kematian itu seperti apa?
Apa Malaikat dan Iblis betulan ada?
Barangkali memang ada, lantas, apa sosok siluet yang berdiri di hadapannya kini? Iblis yang akan memandunya menuju neraka, atau Malaikat yang dikirim Tuhan sebab Sang Pencipta iba pada dirinya?
Si pria memandang sangsi. Seharusnya dia sudah mati.
"Kau ... kenapa tak biarkan aku mati?" Suaranya dingin, mengoyak hati si pendengar.
Sosok di hadapannya menyembunyikan emosi dengan mengangkat satu alis. "Apa Dazai yang asli hanya memberimu seperempat kecerdasannya?"
"Apa maksudmu?"
"Dazai yang asli, yang berada di dunia nyata."
Dia yang berniat bangkit dari ranjang terhenti dan membeku kala menyadari kedua lengannya diikat oleh borgol. Dazai menoleh, menyadari ada gadis lain yang memandang lurus padanya. Seharusnya, dia sudah mati sejak kemarin, jika saja Hayami tidak muncul secara tiba-tiba dan menahan penerjunannya menggunakan infinite barrier. "Aku. Harus. Mati."
"Aku tak mengizinkannya," balas si gadis tegas.
"Bos tak membutuhkan izin dari anggotanya, barangkali anggotaku ini lupa."
Hayami mendengkus lucu. "Mereka mengira kau betulan sudah mati."
Dazai mengeraskan rahang, memandang dingin. "Apa yang kaulakukan?"
"Membuat universe baru. Dunia tempat kita tinggal saat ini, adalah alternatif dari dunia yang kaubuat."
"A-apa?"
"Aku yang di dunia nyata merebut buku ajaib itu setelah kau mati."
Dazai menatap, menuntut rincian.
"Sudah kubilang aku ini seorang editor, bukan?" Dia tersenyum misterius. "Sudah menjadi tugasku untuk menyunting sebuah cerita."
Sejauh yang bisa Dazai ingat, seharusnya semua berjalan sesuai rencana. Rencana jangka panjang yang sudah dia susun melewati banyak paralel. Dalam buku, Dazai menulis Oda hidup sementara dia mati. Eksistensi Hayami agaknya tidak pernah masuk perhitungan.
"Apa ini kecacatanku?" Dazai bertanya. Kendati paham bagaimana pola Hayami, tetapi si pria tak menyangka kecacatan ini berujung fatal. Hayami mencuri buku di semesta yang asli, kemudian tanpa dasar yang jelas, dia menulis dunia baru, dunia saat ini, dunia di mana Oda hidup dan Dazai terselamatkan. Bahkan dalam penyelamatan, Hayami memanipulasi ingatan Atsushi dan Akutagawa. Gadis sinting itu membuat Atsushi dan Akutagawa berpikir bahwa Dazai telah tewas. Si rambut merah jambu bahkan menyembunyikan mayat dalam infinite barrier untuk mengecoh orang-orang, membuat mereka berpikir bahwa pria yang ditemukan tewas setelah terjun dari puncak gedung mafia adalah Dazai.
Hayami mengatur semua dengan rapi. Berpura-pura tertegun kala mayat Dazai palsu terkapar di hadapannya. Orang-orang hanya tahu bahwa Hayami gagal meraih bos dan hanya berhasil menyelamatkan diri. Mereka tidak tahu bahwa si rambut merah jambu telah berhasil meraih bos tatkala melayang di udara, menyembunyikan pria itu di dalam Infinite Barrier, lalu membawanya pergi ke tempat yang tidak Dazai ketahui.
"Aku bertaruh banyak untuk ini." Hayami memandang Dazai. "Bersembunyilah di sini. Paling tidak satu atau dua tahun. Lilith dan Ayumi akan menjagamu."
"Dan kau?"
"Kembali ke Yokohama dan bekerja seperti biasa, tentu saja."
Dazai tak bereaksi.
"Saat waktunya tiba dan rencana lanjutanku berhasil, aku akan membawamu menemui Ango dan Oda. Aku akan membantu mengulang semuanya dari awal. Ini adalah satu-satunya dunia di mana Oda bisa hidup dan menulis, kau tidak ingin dunia ini lenyap, bukan? Begitu pula denganku. Aku tak bisa membiarkanmu lenyap."
"Kautahu sebanyak apa percobaan yang dilakukan untuk sampai pada semesta ini?"
"Pikirmu kenapa aku menciptakan dunia paralel yang baru ini?"
Mata kelam si pria menatap nanar. "Kau tak mengerti."
"Kau hanya ingin Oda hidup. Aku mengerti."
"Tidak."
"Dengar, sejak awal profesiku adalah editor. Aku menyunting dan menyunting hingga sampai pada titik paling sempurna. Kesempurnaan itu selalu diraih berhasil diraih setelah negosiasi penulis bersama editor. Tetapi kali ini, aku di sini sebagai editor egois yang ingin membuat alternatif universe tanpa negoisasi bersama penulis." Hayami menjeda, manik gelapnya memancarkan sakit yang tak bercela, suaranya bergetar kala mengimbuh, "Pikirmu berapa banyak orang yang kubiarkan mati demi kelancaran rencana ini? Aku membiarkan semua berjalan sesuai rencanamu agar kau tak curiga bahwa aku memiliki campur tangan atas semua yang terjadi."
Hening menyelimuti ruangan. Dazai tampak tenang, Hayami mengatur emosi, Lilith bersama Ayumi di sudut ruangan hanya memandang datar dan mengedip lambat sesekali.
"Maka dari itu, mari tetap hidup dan perbaiki semuanya. Izinkan aku menebus dosa-dosaku."
Dazai berkedip sekali, membuang wajah. "Apa dosamu?"
"Perihal rencana melenyapkan Mimic menggunakan kemampuan Oda adalah usulan yang kuanjurkan pada bos sebelumnya. Secara teknis, itu adalah kesalahanku."
Mata Dazai melebar, menoleh dan memandang dengan bibir menganga kecil.
"Maafkan aku."
Borgol terlepas dan Dazai berhasil bangkit. Ayumi dan Lilith spontan mengukung Dazai menggunakan kemampuan masing-masing, menciptakan tembok tebal di sekeliling untuk mencegah pria itu lari.
"Ini sia-sia, kalian tahu." Kemampuan Dazai dapat menghilangkan tembok es dan api buatan dua remaja itu dengan sentuhan ringan. Dia bisa melarikan diri kapan saja.
"Responsmu sesuai prediksiku," kata Hayami, sembari memiringkan kepala dan tersenyum lembut. Kedua iris kelabunya menatap hangat.
Dazai tersenyum sinis.
"Mulai sekarang, kau adalah tanggung jawabku."
Fin.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top