04. do or die

"Ada apa, Atsushi?"

"Ada penyusup!" Suara dari interkom terdengar panik. "Dia sudah melewati lantai satu dan dua!"

"Tenanglah. Panggil bantuan, aku ada di sekitar markas."

"Bos. Lindungi bos, Senior!"

"Tak perlu. Fokus saja pada musuh."

"Tapi-"

Hayami tahu ini akan terjadi, oleh sebab itu sambungan interkom diputuskannya secara sepihak. Gadis itu mendesah pelan, memandang hampa pada bangunan-bangunan mafia. Kerisauan mencekik dan membuatnya nyaris menangis kala menyadari semua yang terjadi saat ini, sesuai dengan yang Hayami tulis dalam buku.

Pada dasarnya, rupanya sejak awal hidupnya didedikasikan untuk memperbaiki ini. Menyembuhkan dan mengeluarkan orang-orang dari lingkaran setan yang mengukung mereka dalam kegelapan. Tak ada yang boleh jatuh lebih dalam. Bahkan meski harus mengotori tangan dengan melenyapkan nyawa seseorang, jika itu bisa membantu menarik mereka dari kegelapan, Hayami takkan segan melakukannya.

Buku-buku jarinya memutih tatkala menggenggam buku hitam yang dibawa kelewat erat. Atsushi, juniornya di Port Mafia kini tengah bertarung bersama pria berjubah hitam bernama Akutagawa. Tak salah lagi, lelaki Akutagawa itu adalah bocah yang diselamatkan Oda Sakunosuke.

Di depan markas mafia, ada gedung yang sedang dibangun. Hayami berdiri di sana, di antara penyangga baja beton. Dia menyaksikan bagaimana Atsushi nyaris membunuh musuh. Akutagawa tampak murka dengan dendam yang terpancar kuat dari dirinya.

"Bagaimana? Haruskah aku melemparkannya lagi?"

Suara seorang lelaki. Hayami menoleh pada sisi lain bangunan dan menemukan lelaki berkacamata dengan teropong. Di samping pria itu, lelaki kecil bertampang orang desa memegang rangka baja. Mereka dari Agensi Detektif Bersenjata, datang untuk bantuan akutagawa. Keduanya tak sadar bahwa Hayami ada dalam rengkuhan eksistensi mereka sebab gadis itu mengubah dirinya menjadi tak terlihat.

"Aku takkan segan bunuh kalian kalau berani sakiti bos." Tangan bersarung itu mengambil pistol dari balik mantel hitamnya. Melangkah menuju para detektif dan berdiri di belakang, mengarahkan moncong pada pria berkacamata. Hayami nyaris menarik pelatuk, namun pada detik berikutnya, dia mengerjap, menyerah, dan menurunkan senjata. "Ah, sayang sekali kalian berperan penting dalam rencana-rencana berikutnya."

Matanya bergulir pada si pria desa. Hayami sudah menyelidiki pria itu, dia memiliki kemampuan supernatural yang mengerikan. Kekuatan fisiknya tak tertandingi, bahkan kini pria itu memegang rangka baja seolah benda itu adalah gagang sapu ringan.

"Kalian kuat, tetapi aku adalah pemeran utamanya. Aku yang akan menang," ucapnya, sebelum menyarungkan kembali senjata pada tempat semula dan berbalik pergi menuju markas mafia.

Ada hal penting lain yang perlu harus diurus. Melindungi Dazai adalah prioritasnya kini.

.

.

.

Saat pertama membongkar identitasnya sebagai mafioso pada Lilith dan Ayumi, hal pertama yang Lilith tanyakan; "Lantas kau di sisi mana? Membunuh atau menyelamatkan?"

Pertanyaan tak terduga dari seorang bocah. Kala itu, si gadis hanya tersenyum tipis.

Hayami tak berada di sisi menyelamatkan atau membunuh, dia berdiri pada garis antara keduanya. Membunuh ketika perlu, menyelamatkan ketika ingin. Orang bilang, bekerja pada mafia hanya akan menenggelamkanmu dalam kegelapan sebab kekerasan dan kematian mengiringimu setiap hari. Hayami tak akan menyangkal, namun dia juga tak tutup mata atas kehangatan yang didapatkan dari rekan-rekan mafianya. Kekeluargaan serta rumah yang dulu merupakan angan-angan belaka, kini Hayami memilikinya.

Awal bergabung dengan mafia, dia ditempatkan sebagai eksekutor untuk mereka yang menentang mafia. Si gadis sadar betul para petinggi mafia sengaja menempatkan anggota-anggota baru di sana untuk memupuk rasa takut terhadap mafia.

Di sana, terlampau banyak yang menangis pilu dan memohon ampun atas nyawa mereka ketika eksekusi berlangsung. Barangkali mereka berpikir gadis itu akan merasa iba lalu sekonyong-konyong membebaskan mereka, mungkin itu benar. Dia iba. Hanya saja, pembebasan yang Hayami lakukan jelas berbeda. Mereka dibebaskan dari kehidupan.

Lagian, Hayami masih cukup pintar untuk tidak menentang titah para petinggi. Kepalanya menjadi saksi bisu atas banyak kematian yang tak seharusnya terjadi. Kini—dia tak ingin itu terulang. Maka ketika waktu yang ditentukan sudah tiba, gadis itu buru-buru bergegas menuju atap gedung mafia, ke tempat pendaratan helikopter. Atsushi dan Akutagawa kini bertarung di sana, bersama Dazai yang entah sejak kapan mengikuti keduanya.

Dia tak tahu butuh berapa lama untuk mencapai puncak. Hatinya tak tenang, wajah kalutnya pasi, iris kelamnya bergerak gelisah dan pintu lift masih tak kunjung terbuka.

Bagaimana jika aku tak sempat?

Pintu lift terbuka, tetapi masih perlu menaiki sebuah tangga untuk capai puncak. Gadis itu memaki sebelum memacu langkah, tak memelankan laju meski tersandung berkali-kali.

Aku tak bisa membiarkanmu lenyap, Dazai.

"Ini adalah satu-satunya dunia tempat dia hidup dan menulis novel. Aku tak bisa membiarkan dunia itu lenyap." Adalah kalimat yang terdengar kala kakinya menjejaki atap. Dazai tampak berdiri di tepi gedung bersama Atsushi dan Akutagawa yang memandang khawatir dari tengah-tengah.

Angin berhembus kencang. Mantel keempat orang itu berkobar-kobar.

"Ah," Dazai membelakangi tepian, memejamkan mata seraya tersenyum membayang. "Dia akhirnya di sini. Saat yang telah kutunggu. Aku senang. Aku sangat senang, tetapi ... aku menyesali sesuatu. Aku tak bisa membaca novelmu setelah kau menyelesaikannya."

Kaki Dazai melangkah mundur, melewati tepi dan menapak pada kehampaan. Gravitasi merengkuh dan menarik pria itu jatuh menyongsong kematian.

Hayami seketika berteriak, berlari menuju tepian guna meraih Dazai. Dua remaja lelaki itu menoleh terkejut kala menyadari ada presensi lain.

"Senior, tunggu! Menjauh dari tepian!" Atsushi berteriak panik, berlari untuk mencegah Hayami. Akutagawa menatap dengan mata melebar.

Tetapi terlambat. Si rambut merah jambu lebih dulu menjatuhkan diri dari atas gedung, terjun bebas dari bangunan tinggi mengikuti sang bos.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top