2. Perjanjian Gelap
"Aku bisa memberi apa yang kamu inginkan, kembali ke masa lalu itu kecil untukku."
Aqila sebenarnya masih bingung dengan apa yang terjadi pada dirinya malam itu. Plontos di depannya mencoba untuk meyakinkan Aqila jika dirinya bisa memutar waktu dan membuat Aqila mengubah takdir Ale. Senyumnya yang magis membuat Aqila terhipnotis dengan ucapan lelaki plontos itu.
"Kamu yakin bisa membuatku kembali ke masa lalu?"
"Kamu tidak yakin dengan apa yang aku ucapkan?" Lelaki plontos tersebut menutup kedua mata Aqila dengan telapak tangan kanannya, seketika Aqila diperlihatkan kejadian sebelum Ale tertabrak mobil.
"Tidak ...!" Teriak Aqila tidak ingin memutar kembali kejadian buruk Ale tertabrak mobil di depan matanya.
"Apa kamu masih kurang yakin jika aku bisa mengubah takdir kalian?"
Aqila hanya bisa menangis sejadi-jadinya. Beberapa saat berlalu dan dia mulai tertarik dengan apa yang lelaki plongos itu tawaran. Pikirannya mulai kalut yang ada di otaknya hanya Ale dan kehidupan selanjutnya bisa melihat lelaki yang dia cintai hidup, walau tanpa dirinya.
"Iya, bawa aku kembali ke masa lalu untuk mengubah takdir Ale."
Lelaki plontos itu tertawa terbahak-bahak mendengar pernyataan dari Aqila. Dia sangat yakin Aqila akan memilih jalan gelap yang telah ditawarkan. Benar saja Aqila memang memilih jalan gelap itu dengan dalih ingin kembali ke masa lalu untuk menyelamatkan Ale. Walaupun belum ada bukti yang pasti apakah lelaki plontos itu benar-benar akan menolongnya atau hanya menjadikan dirinya tumbal kehidupan.
"Baiklah, ada beberapa persyaratan yang harus kamu lalui untuk bisa kembali ke masa lalu dan mengubah takdir hidup lelaki yang kamu cintai."
"Apa?" Aqila sudah tidak sabar, dia hanya ingin Ale hidup.
Lelaki polantas itu kembali menutup kedua mata Aqila dengan telapak tangan kirinya. "Lihat apa yang akan yang terjadi ketika kamu bisa kembali ke sama lalu. Jangan membuka mata karena ritual ini akan gagal."
Aqila mengangguk, dia mencoba mengikuti interupsi dari lelaki plontos tersebut. Diperlihatkan kehidupan Aqila dan Ale setelah mereka kembali ke masa lalu pada masa SMA. Sangat jelas senyum ceria Aqila ketika bertemu Ale dan bersama mereka merajut mimpi serta cinta monyet putih abu-abu.
Sorot kehidupan kembali ke masa lalu memperlihatkan Ale dengan epilepsi. Masa putih abu-abu bersama Sava dan Fredi terlihat di sana. Hal tragis yang harus Ale lalui tertabrak sebuah motor yang entah siapa penabraknya membuat Aqila terkejut. Namun, dia teringat oleh ucapan lelaki plontos itu agar tidak memejamkan mata sesuai perjanjian awal mereka.
Aqila juga diperlihatkan ada wanita misterius yang datang ke rumahnya. Seketika pemandangan menjadi kabur Renata dan Iwan yang merupakan orang tua Aqila menangis meratapi kehidupan Ale. Entah apa yang terjadi sepertinya kehidupan masa lalu sedikit berbeda dengan apa yang Aqila inginkan.
Hingga akhirnya gadis itu menemukan babak kehidupan di mana Aqila mencoba menyelamatkan Ale dari sebuah kecelakaan yang telah disengaja. Aqila sangat kaget tetapi ini adalah jalan satu-satunya untuk mengubah takdir mereka. Setelahnya waktu berputar sangat cepat sampai Aqila melihat Ale dan wanita bergaun putih hampir menikah, tetapi hal itu menjadi gelap dan lelaki plontos menarik tangan kirinya dari mata Aqila.
Seketika Aqila membuka mata dengan beribu pertanyaan. "Kenapa Ale epilepsi? Aku yang memiliki epilepsi. Siapa yang menabrak Ale? Siapa wanita misterius itu?" Aqila mencecar lelaki plontos itu dengan berbagai pertanyaan yang malah membuatnya tertawa.
"Namanya juga kembali ke masa lalu dan ada yang harus kamu tumbalkan, menurutku impas dengan apa yang nantinya akan kamu dapat."
"Aku tidak tega melihat Ale harus tersiksa dengan epilepsi dan beberapa babak kehidupan yang menurutku janggal karena tidak terjadi di masa lalu kami."
"Enak sekali dong, kalau memang kamu hanya kembali ke masa lalu tanpa mengubah apa yang sudah terjadi. Namun itu semua tidak cukup, ada satu hal lagi agar kamu selamat dan bisa kembali ke masa sekarang."
Aqila bingung dengan apa yang diucapkan lelaki plontos tersebut karena menurutnya sudah banyak kejanggalan yang akan terjadi. "Maksudnya semua hal itu tidak cukup untuk bisa membuatku kembali ke masa lalu dan kembali ke masa sekarang?"
Sambil tertawa cengengesan lelaki plontos itu seakan melirik sinis ke arah Aqila. "Tidak ada bayaran yang setimpal untuk anak manusia sesat yang ingin mengubah takdir sesuai keinginannya."
"Jangan mempermainkanku!" Gertak Aqila merasa dirinya mulai dipermainkan lelaki aneh itu.
"Aku tidak pernah mempermainkan siapapun, kamu sendiri yang ingin memutar takdir. Waktumu tidak lebih dari sembilan puluh hari. Ketika kamu tetap mencintai Ale dan misimu gagal, kemungkinan besar tidak akan bisa kembali ke masa sekarang."
"Maksudnya?"
"Kamu akan mati dan tidak akan pernah kembali ke masa ini untuk melihat Ale dan pasangannya hidup bahagia."
Aqila mendadak mulai berpikir rasional. Dia ingin membatalkan perjanjian gelap tersebut. "Aku tidak ingin mengambilnya."
"Sudah terlambat, semua sudah tercatat ketika telapak tangan kiriku menyentuh kedua matamu."
"Itu bayaran yang harus kamu bayar, ketika anak manusia sesat seperti dirimu mengambil keputusan dalam bimbang dan kegelapan."
"Tidak! Aku tidak mau!" Teriak Aqila ketakutan.
"Sudah terlambat! Selamat kembali ke masa lalu, aku akan membuat ingatanmu samar-samar tentang perjanjian kita."
Pandangan mata kita menjadi gelap. Mulutnya terkunci. Tubuhnya menjadi kaku dan awal kehidupan baru Aqila di masa lalu akan terjadi.
"Selamat menikmati hari-harimu sebagai salah satu tumbal cinta untuk kembali ke masa lalu demi menukar takdir Ale."
Aqila mulai membuka mata dan benar saja dia kembali ke masa remajanya. Segera gadis itu berlari menuju kamar Ale, ya, dia melihat Ale remaja tertidur pulas. Namun sayang, pandangannya tertuju pada meja kecil di samping ranjang Ale, beberapa botol obat khas ODE terjejer di sana.
"Seharusnya aku yang mengonsumsinya, maaf, demi tumbal cintaku, kamu yang harus menanggungnya."
Aqila menutup pelan pintu kamar Ale. Penyesalan sudah terlambat, dia telah mengorbankan segalanya hanya untuk ambisi mengubah takdir masa lalu. Sekarang Aqila harus menjalani kehidupan sesuai misinya agar dapat kembali ke masa depan dengan selamat.
"Aku akan kembali diperjanjikan ketiga puluh hari." Samar-samar Aqila mendengarkan suara lelaki plontos tersebut.
***
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top