Postcard Fiction
Nama: Inri Safitri
Tugas: Membuat cerita postcard fiction
Si Rambut Ikal
Bunyi rintik-rintik mulai menyentuh telingaku, tetapi mereka seolah kecewa dan berduka. Tidak setitik pun dari mereka yang mampu kusentuh dan kuajak bercanda. Aku menyaksikan raut kecewa dari balik jendela, huruf-huruf dan bait-bait ini membuat mereka cemburu. Ya, aku masih belum menyelesaikan puisiku. Setidaknya sebentar lagi. Kalian tahu? Mengunjungi tempat ini adalah kebiasaanku, setelah pulang dari kampus pasti aku selalu mendatangi tempat ini. Untuk menghilangkan penat dengan larik-larik sajak yang singkat.
Cafe ini berada di pinggir jalan raya, dan tempatku duduk saat ini adalah tempat favoritku setiap datang ke sini--di dekat jendela yang menghadap langsung ke jalan raya. Sesekali mataku menyapu bersih jalanan itu, mendengarkan melodi hujan yang menyatu dengan bisingnya kendaraan, orang-orang yang bersembunyi di balik payungnya---berusaha menghindari hujan.
Aku mendesah pelan, lalu tanganku tergerak untuk menyesap segelas espresso yang sedari tadi kuabaikan.
Gerakan tanganku terhenti, pandanganku terkunci pada sosok gadis di seberang sana. Gadis berambut ikal dengan ukulele berwarna putih di tangannya. Jemarinya yang begitu lihai diiringi tarian-tarian kecil, menghibur orang-orang yang tengah duduk di halte---untuk menunggu bus atau sekadar berteduh.
Lucu, sungguh lucu tariannya yang asal-asalan, rambutnya yang ikal ikut bergerak tak beraturan. Orang-orang itu tampak tertawa, mereka menikmati hujan juga nada-nada yang terlahir dari jemarinya.
Hari ini ada panorama yang istimewa
Lebih indah dari permainan langit dan rinainya,
permainan kota dan seisinya
Di seberang sana,
Mataku menangkap wajah itu
Tawanya yang terasa candu
Membuatku selingkuh dari espresso di tanganku
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top