Kunci Keselamatan Sebuah Hubungan
Tema : Prasangka
Katkun
1. Galau
2. Emosi
3. Cemas
4. Percaya
5. Pantangan
***
"Dya, pastikan selalu calon suamimu tidak selingkuh. Karena, biasanya lelaki tampan itu sangat suka mengoleksi perempuan cantik seperti kamu." Maya tertawa lepas dengan renyah, tidak memedulikan perasaanku yang carut marut. Setelah itu, sahabat kecilku itu pun berpamitan, ia hendak menemui lelaki selingkuhannya entah yang ke berapa.
"Kenapa Jack belum juga membalas pesanku? Apakah benar yang dikatakan oleh Maya bahwa lelaki tampan seperti Jack hobi main belakang?" Aku tertegun seorang diri, ketakutan seketika hinggap menyelimuti hati yang mulai gusar. Sudah berjam-jam aku menanti kabar dari Jack---kekasihku.
Kami baru saja bertunangan. Kesungguhan Jack juga restu dari kedua orang tua adalah kunci utama dalam sebuah hubungan. Andai saja salah satu dari keduanya itu tidak ada, tentu hubungan aku dan kekasihku itu tidak akan pernah melangkah ke jenjang yang lebih serius lagi.
Ting!
Bunyi pesan masuk di aplikasi hijau mengalihkan fokus perhatianku. Segera kubuka aplikasi tersebut. Napas pun kuhembuskan dengan kasar setelah tahu bahwa sang pengirim pesan bukanlah Jack. Aku galau, entah apa yang harus untuk mengusir rasa itu.
Drrt-drrt!
Ponselku berdering pertanda ada panggilan masuk. Kali ini sengaja kuatur sedemikian rupa, agar pesan dan panggilan masuk yang bukan dari Jack tidak terdengar oleh telinga. Karena hal tersebut justru hanya akan membuatku emosi. Ah, Jack, kamu ke mana?
Awalnya, sengaja tak kuhiraukan panggilan itu. Namun, setelah kupikirkan, kenapa tidak kucoba angkat saja? Bisa jadi, Jack menghubungiku menggunakan nomor lain.
[Halo dengan ibu Pramudya Ayuningtyas?]
[Iya, saya sendiri.]
[Ibu kenal dengan Pak Jack?]
[I-iya, saya kenal. Itu kekasih saya.]
[Baru saja Pak Jack mengalami kecelakaan dan dilarikan ke rumah sakit kami. Kami tunggu kehadiran Ibu di Rumah Sakit Martadinata Sejahtera sekarang untuk menandatangani surat persetujuan sebelum pengambilan tindakan Bapak Jack, Bu.]
[Baik, saya akan segera ke sana.]
Kututup panggilan masuk itu, seketika hatiku diliputi rasa cemas. Andai saja aku menuruti perkataan Jack untuk selalu percaya kepadanya, tentu pantangan itu tidak akan dilanggar olehku. Semuanya sudah terlambat, Jack sudah mengalami kecelakaan karena kebodohanku. Maafkan aku, Jack. Semoga kamu baik-baik saja. Kamu harus kuat, Sayang.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top