Sei-kun
Setelah Kuroko selesai memakai bajunya, ia keluar mencari Akashi.
"Akashi-kun."
Akashi yang merasa terpanggil, menengok. Alisnya menyatu,dilihatnya Kuroko hanya menggunakan celana selutut dan baju putih dengan logo 'seirin' di pojok sebelah kirinya.
"Tetsuya, ganti celanamu."
"Eh?kenapa?."
"Ganti saja. Kakimu terlalu mencolok, aku tidak ingin kau dilirik orang."
"Nanti saja. Aku malas. Lagian masih 40 menit lagi, kan?."
Akashi hanya berdehem sebagai jawaban.
"Tetsuya, sejak kapan kau punya anjing?."
"Ah, Nigou?kemarin aku menemukannya di pinggir jalan, karena dia lucu, jadi aku membawanya pulang."
Kuroko duduk. Mengecek hpnya.
K.Ryouta✓
Kurokocchi, kau sedang apa?.
Cuya~
Aku baru selesai mandi, Kise-kun.
Ada apa?.
K.Ryouta✓
Tidak.
Kau benar tidak apa apa?.
Aku ingin menemanimu, Kurokocchi.
Cuya~
Tidak, tidak usah Kise-kun.
Aku baik baik saja, sungguh.
Apa kaa-san yang menyuruhmu?
Ryouta memang dekat dengan ibu nya Kuroko. Makannya Kise suka disuruh menjaga Kuroko.
K.Ryouta✓
Tidak kok.
Aku yang ingin sendiri.
Read
"Tetsuya?makan. Kenapa kau main hp terus?sedang apasih?."
Akashi merebut hp Kuroko. Seenaknya sekali dia itu.
"Akashi-kun kembalikan-"
"Ryouta?siapa dia?."
"Akashi-kun, Kembalikan-"
Kuroko mengulangnya lagi.
"Kutanya sekali lagi, siapa dia?Tetsuya."
Kuroko menghela nafas. Manusia di depannya sungguh sangat merepotkan.
"Dia Kise-kun, Kaka tingkatku di kampus. Dia yang disuruh kaa-san untuk menjagaku disini. Dia juga yang telah memberitahu tentangmu, Kau puas?kembalikan Hpku."
Kuroko sudah mendekat untuk merebut hpnya kembali, bukannya Akashi memberi, dia malah menarik Kuroko, dan mereka berdua terjatuh ke lantai-dengan Kuroko di atas Akashi-
Hening.
Kuroko yang kaget, masih mencerna kembali kejadian yang sedang dialaminya ini.
Apa jantungnya masih bekerja dengan baik?tidak.
"Benar dia hanya kaka tingkatmu?Kau tidak menyukainya, kan?."
Akhirnya Akashi memecah keheningan.
"Y-ya, d-dia cuma Kaka tingkatku!. Aku tidak menyukainya-"
Setelah sadar, Kuroko ingin bangkit dari posisi laknat itu. Tapi belum sempat ida bangkit, Akashi sudah menarik tubuhnya agar lebih mendekat-membuat Kuroko menjadi di dalam dekapannya
"Akashi-kun, aku berat. Tolong jangan seperti ini."
Akashi tidak menjawab. Masih dengan tangannya yang melingkar di pinggul Kuroko. Wangi vanilla yang menguar dari tubuhnya membuat Akashi ingin terus didekat Kuroko. Ia ingin terus mengikis jarak antaranya dengan Kuroko.
Kuroko hanya pasrah, saat ucapannya tidak digubris.
"Aku..cemburu loh."
"Hah?."
Kuroko yang tak mengerti jelas saja bertanya.
"Apa maksudmu, Akashi-kun?."
"Jangan terlalu dekat dengan orang lain, kecuali aku."
Kuroko mengernyit bingung.
"Apa kau demam, Akashi-kun?."
Kuroko menyentuh dahi Akashi
"Tapi sepertinya kau tidak demam."
Akashi menahan tangan Kuroko yang ingin menjauh dari keningnya.
Mengecup kelima jemari Kuroko secara bergantian.
"Jangan dekat dekat dengan lelaki lain. Aku cemburu, dasar tidak peka."
"Heh?siapa yang tidak peka?!."
Kuroko tidak terima. Walau memang ada benarnya sedikit.
"Kau, Tetsuya. Masih saja bertanya."
"Tidak, aku rasa aku orang terpeka yang pernah ada."
"Hah?tidak mungkin. Bahkan kau tidak menyadari bahwa aku cemburu padamu."
"Lagian, memangnya kenapa kau cemburu padaku?aku bukan siapa siapamu."
Akashi kesal setengah mati. Kenapa orang di depannya ini sangat sangat tidak peka?.
'Kalo aku bilang cemburu berarti aku menyukaimu, kan?!.'
Akashi memijit pangkal hidungnya, gemas sekali dengan si biru.
"Sudahlah, kita makan saja. Daripada kau yang kumakan."
Akashi bangkit. Kuroko pun juga sama.
Mereka sarapan dalam diam.
Setelah selesai pun mereka masih diam.
'Apa akashi-kun marah denganku?'
Tak tau. Tetsuya memilih berbaring di lantai.
Sebenarnya tidak bisa disebut lantai juga, karna ada karpet yang menjadi alasnya saat tiduran.
"Tetsuya, sehabis makan tidak boleh langsung berbaring. Bangun."
"Apa kau marah denganku?."
Bukannya bangun, satu pertanyaan terlontar dari mulut Kuroko.
"Tidak. Aku hanya cemburu. Maafkan aku-
Bangunlah, tetsuya."
"Tidak mau, ini sangat nyaman."
"Kenapa kau nakal sekali?."
Akashi ikut berbaring di samping Kuroko, menjadikan lengannya sebagai bantal untuk Kuroko.
Hening. Keduanya enggan memulai pembicaraan.
Sampai akhirnya Kuroko yang memecah keheningan tersebut.
"Sei-kun-
Boleh aku memanggilmu Sei-kun?"
Akashi menarik kecil bibirnya. Terukir senyum di bibirnya.
"Tentu, silakan."
"Dan, terima kasih telah menyelamatkanku kemarin. Aku tidak tau apa yang terjadi jika tidak ada kau."
"Ya, sama-sama."
"Aku akan mengganti celana. Mari pergi setelah aku mengganti celanaku."
"Ya."
Kuroko tersenyum kecut, masuk ke kamarnya. Mengganti celananya menjadi celana panjang.
Akashi masih termenung. Kenapa dirinya kekanakan sekali?apa dia marah karna kuroko dekat dengan orang lain?bahkan kuroko sudah menjelaskan kalau dirinya tidak menyukai si kise kise itu.
'Apa yang aku lakukan?.'
'Apa aku melukai hatinya?.'
'Cemburu sialan. Aku akan membunuhmu.'
Tidak. Akashi tidak boleh seperti ini. Ini bukan dirinya sama sekali-seseorang yang gampang merajuk
Kuroko selesai, dia kembali menemui Akashi.
"Sei-kun, sudah-"
"Tetsuya, maafkan aku."
"Eh?kenapa?apa tidak jadi perginya?."
"Tidak, bukan itu. Maafkan sifatku yang sedikit kekanak kanakan. Tadi itu-
Aku hanya cemburu. Aku tidak tau harus mengungkapnya dengan cara apa. Jadi kupikir, jika aku marah kau akan peka. Maafkan aku."
"Tak apa, aku tidak mempermasalahkannya. Kita langsung pergi saja."
Lalu mereka langsung melesat ke Swalayan.
-🌻-
Kuroko mengambil keranjang dan mendorongnya. Memasukkan bahan makanan apa saja.
Daging, sayur, buah, bahkan camilan. Ia hampir membeli semua bahan makanan yang sama, seperti waktu itu ia belanja.
"Tetsuya, kau mau coklat?."
"Jangan banyak banyak Sei-kun, nanti aku gemuk."
"Tak apa. Coba naikkan berat badanmu sedikit, beratmu bahkan sama dengan kapas."
"Kau jahat sekali, Sei-kun."
Kuroko sudah seperti anjing yang minta dipungut. Membuat Akashi gemas ingin membungkusnya saat itu juga.
"Jangan beri aku tatapan seperti itu, atau kau tidak bisa jalan besok."
"Ah, minuman minuman. Aku butuh minuman."
Kuroko langsung melesat mencari minuman. Akashi hanya tertawa kecil. Sungguh menggemaskan manusia di depannya.
"Yakul*t, Yoghurt, Co*la, Puding-"
"Tetsuya, eskrim ini lucu. Bentuknya seperti hati, kau mau?."
"Benarkah-
Waaa lucu nya. Ambil!."
"Kau lucu sekali, boleh kubawa pulang?."
"Tidak."
Akashi terkekeh. Si biru ini rupanya cukup berani saat menentang seorang Akashi.
"Sei-kun, Aku sudah selesai."
"Baiklah, mari kita bayar."
Mereka pun menuju kasir.
-🌻-
"Sei-kun, terima kasih banyak."
Kuroko tersenyum manis. Sedikit memperlihatkan gigi giginya yang rapih.
Sangat sangat manis, rasanya hampir membuat jantung Akashi berhenti berdetak.
"Tetsuya, kau manis sekali. Jangan tersenyum seperti itu kepada orang lain selain aku."
"Memangnya tidak boleh?."
"Tidak."
Akashi menjawab cepat pertanyaan Kuroko.
"Kenapa?"
Kini Kurono menautkan Alisnya.
"Tidak boleh. Nanti orang banyak yang suka kepadamu, aku tidak ingin itu terjadi."
"Terserah sei-kun saja."
-tbc🌻-
Vote Komen nya sabahat.😊
.🌻.
Terima kasih.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top