Es Krim
11.45
Akashi sekarang sedang berada di Apartement Kuroko.
Srekk!
"Tetsuya, pelan pelan bukanya. Camilan itu tak akan pergi kemana mana."
"Hm."
Sekarang Kuroko sedang menonton tv sambil memakan es krim nya.
"Eskrim ini lucu sekali, Sei-kun. Berbentuk hati-
Eh?apa yang kau lakukan?."
Kuroko bingung, sekarang ini masalahnya Akashi ikut memakan eskrim milik Kuroko.
Padahal di tangan Akashi juga dia memegang eskrim nya sendiri!.
"Tentu saja memakan eskrim mu."
"Tapi kau punya sendiri di tanganmu."
"Punya Tetsuya lebih manis."
"Terserah."
Kuroko masih belum sadar akan apa yang terjadi.
Akashi akhirnya bisa bernafas lega saat si biru tidak sadar. Sedikit terkekeh.
'Kenapa sei-kun itu memakan eskrim ku sih?! Padahal dia punya sendiri.'
'Mou'
Kuroko kini sedang mempout kan bibirnya. Sebal dengan makhluk merah.
'Tunggu-
Tadi kan aku makan eskrim ini, lalu, Akashi-kun juga ikut memakan bagian yang telah kujilat-'
"SEI-KUN! DASAR KAU MAKHLUK MERAH MESUM!!"
Ingin rasanya Kuroko mendendang keluar si merah di depannya yang sedang cengengesan.
"PULANG SAJA SANA!."
"Tidak mau. Aku masih merindukanmu."
"TERSERAH KAU SAJA."
Kuroko sudah benar benar berapi saat ini. Kenapa si merah ini sangat menyebalkan sih?!.
"Hey, kau marah?."
JELAS! KENAPA MASIH DITANYA?.
Sayangnya Kuroko enggan untuk menjawab. Masih sibuk memakan eskrim nya.
Anggap saja di rumah ini hanya ada Kuroko dan makanannya.
"Tetsuya."
Lembut.
Tidak, aku tidak boleh gampang lunak seperti ini!.
'Kau kuat, Kuroko. KAU KUAT!! HATIMU KUAT SEPERTI BAJA!!'
Hening.
Sampai akhirnya bunyi notif memecahkan suasana.
Tiing!
Hp Kuroko.
Dimana hpnya?
"Sei-kun, Bagaimana bisa Hpku ada padamu?! kemarikan Hpku."
"Tidak mau."
"Sei-kun- "
"Siapa Kagami?."
"Teman sekelasku. Dia chat apa?."
"Katanya ingin mengajak bermain basket bersama."
"Eh?."
"Tetsuya, kau mau pergi?."
Akashi menatap Kuroko seperti anjing yang ingin dipungut.
"Kau tidak cocok dengan ekspresi seperti itu, Sei-kun."
"Jangan tinggalkan aku. Kapan kapan kita bermain basket bersama."
"Tapi aku tidak terlalu pandai bermain basket."
"Tak apa. Yang penting kau pandai bermain di atas ranjang."
...
"Sei-kun, keluar kau sekarang dari Apartement ku."
Tetsuya berbicara dengan nada yang sangat datar, tapi tersirat kekesalan di dalamnya.
Si merah tertawa.
"Tidak, tidak. Maaf, aku hanya bercanda."
Kata si merah sembari menarik kedua pipi si biru.
'Tapi aku berharap kau benar benar lihai bermain di kasur, Tetsuya.'
Tolong, Kuroko rasanya mau menonjok Akashi.
Bugh!
"Jangan sentuh sentuh aku terus."
Pukulan di perut Akashi sukses dilayangkan oleh seorang Kuroko.
"Tetsuya, ini sakit. Kenapa kau galak sekali?."
Kamu sih.
"Titsiyi ini sikit. Kinipi kii gilik sikili?."
Kuroko kesal. Akashi tertawa.
"Kau lucu sekali, ah aku tidak tahan. Aku bawa pulang, ya?."
"Aku menolak."
"Yasudah kalau gitu, aku saja yang kesini."
Kuroko membelalak.
"Apa katamu?!."
"Aku mau tinggal di sini. Menemanimu."
"Tidak, tidak. Aku belum siap satu atap dengan orang sepertimu."
"He?kenapa?aku tidak menggigit kok."
APANYA YANG TIDAK MENGGIGIT?JELAS JELAS BEKAS GIGITANNYA MASIH ADA DI LEHER KUROKO.
"Kau memang seorang pendusta, Sei-kun."
-🌻-
"Pulanglah, ini sudah siang, Sei-kun."
"Kenapa kau mengusirku terus?."
"Aku tidak mengusirmu! Aku ingin istirahat."
"Aku temani."
"Tidak, tidak-"
"Aku tidak akan menggerayangimu, kenapa kau takut sekali padaku."
Kuroko membelalakkan matanya.
"Kenapa sepertinya di depanku mulutmu tidak kau filter terlebih dahulu?sepertinya jika di depan orang lain kau kelihatan berwibawa."
"Tak apa, kan?kau juga tidak masalah."
"Terserah."
Tiing!
Kuroko buru buru mengambil Hpnya, sebelum kembali diambil Akashi.
Itu pesan dari Ibunya!! Kuroko senang sekali.
KaaSan🌻
Sayang, kau sudah makan siang?.
Sebuah senyum menghiasi wajah Kuroko. Akashi yang melihat itupun menyatukan alisnya.
Cuya~
Ah iya belum, nanti cuya akan makan.
Kaa-san, tanggal 31 Januari nanti Cuya boleh kerumahmu?.
Cuya merindukanmu.
Sekarang baru masuk tanggal 10 November Sedangkan 31 Januari tanggal Ulang Tahun Kuroko. Makannya ia mau berkunjung ke rumah Ibunya.
"Apa kau tidak merindukanku?."
Kuroko kaget. Sejak kapan Akashi ada di sampingnya?!.
"Tidak, kau menyebalkan."
"He?jangan begitu, nanti hatiku sakit loh."
Akashi menaruh kepalanya di pundak Kuroko.
Kuroko yang sedang asik dengan Ibunya hanya mengacuhkan seorang Akashi.
KaaSan🌻
Silakan, Cuya.
Kaa-san juga merindukanmu.
Kau baik baik saja, kan?.
Cuya~
Ya, Cuya baik baik saja.
Kaa-san, jaga kesehatanmu, ya!.
"Apanya yang baik baik saja?bahkan semalam kau menangis seperti seseorang yang baru kehilangan keperawanannya."
Kuroko hanya menunjukkan Death glare nya kepada Akashi.
KaaSan🌻
Tentu.
Kau juga.
Cuya, Ibu akan keluar. Kau makanlah, ya.
Cuya~
Kaa-san mau kemana?.
KaaSan🌻
Ingin membeli sesuatu.
Cuya~
Baiklah Kaa-san, Hati hati.
Read
"Huh."
Kuroko membuang nafas pasrah.
Ia sangat merindukan orang yang dipanggilnya Kaa-san.
Kuroko memejamkan matanya, mengingat kembali rupa wajah seseorang yang telah melahirkan dan merawatnya dengan baik.
"Tetsuya, jangan tidur sambil duduk-
tidurlah disini. Aku tidak keberatan."
Kali ini Akashi memindahkan kepala Kuroko di Pahanya.
'Modus.'
Kuroko hanya diam. Masih mencoba menerawang, dan mengingat masa masa yang sudah pernah Kuroko dan Ibunya lewati.
Akashi mengelus surai biru itu lembut.
"Kau merindukannya?."
"Ya."
"Dimana rumah calon mertuaku?."
"Di Kyoto-
tunggu, apa?calon mertua?!."
Kuroko langsung membelalakkan matanya saat mendengar kata 'calon mertua'.
"Kenapa jauh sekali?Jadi kau di sini sendiri?."
"Aku tidak mau merepotkan Kaa-san terus, jadi aku putuskan untuk Kuliah sembari mencari kerja di sini. Ya, aku sendirian."
"Tinggallah denganku."
"Tidak, tapi terima-"
"Bisa kau berhenti menolakku?."
"Aku bukannya menolak, hanya saja aku-"
"Aku akan menahan diriku, sungguh. Kenapa kau takut sekali?."
"Pertama, kau menyebalkan, kedua, kau mesum, ketiga, kau seenaknya, keempat, kau selalu menggangguku, kelima, kau gampang emosi-"
"Apa tidak ada yang baiknya?kenapa daritadi kau hanya menyebut keburukanku saja?."
"Karna kau memang menunjukkan sifat itu kepadaku."
"Berarti aku bukan seorang pembohong, kan?inilah aku, dengan sifat asliku. Aku hanya memberi kepadamu sifat yang seperti itu. Sedangkan di depan orang lain, aku menunjukkan sifatku yang lain. Tinggallah denganku. Aku akan menjagamu."
"Kenapa kau pemaksa sekali?."
"Aku tidak mau kau kenapa kenapa. Lagipula, perintahku itu mutlak. Tolong jangan dibantah."
"Nanti akan kupikirkan. Aku mengantuk."
Kuroko berjalan ke arah Kasurnya, merebahkan diri dan mulai memejamkan matanya-sebelum sebuah tangan melingkar di pinnggang Kuroko
"Apa yang kau lakukan?."
"Aku juga mengantuk."
"Kau bisa pulang. Kenapa harus tidur di sini juga?."
"Aku ingin bersamamu."
Terserah. Kuroko sudah jengah mendengarnya.
🌻
15.45
Kuroko terbangun karna Nigou yang menggonggong.
Masih menutup sebelah matanya, Kuroko bertanya kepada Nigou.
"Ada apa Nigou?apa kau lapar?."
Kuroko mengelus bulu lembut Nigou.
"Guk!"
"Heh?kau lapar ya?maaf ya aku ketiduran."
Kuroko bangkit dari ranjangnya, melepas pelukan Akashi, lalu berjalan untuk mengambil makanan Nigou.
Setelah Kuroko menuangkan makanan Nigou ke tempatnya, ia pun menyuruh Nigou memakannya.
"Nah, makanlah."
🌻
Sekarang Kuroko sedang berpeluk ria dengan Nigou.
'Kenapa si merah itu tidur lama sekali?."
Kuroko membaringkan tubuhnya di atas karpet nya yang lembut.
"Nigou, kau lucu. Aku menyukaimu. Jangan tinggalkan aku loh. Nanti aku kesepian."
Nigou hanya memberikan gonggongan nya.
'Anggap saja dia bilang iya.'
Kuroko memejamkan matanya kembali. Ingin melanjutkan tidurnya yang sempat tertunda.
Belum lama memejamkan mata, ada yang memanggil Kuroko.
"Tetsuya, jangan tidur di lantai, nanti kau masuk angin."
Kuroko kembali membuka matanya.
"Aku tidak tidur-
aku lapar. Ingin membuat makan saja, apa kau mau, Sei-kun?."
"Ya."
-tbc🌻-
Vote komen nya sahabat😊
.🌻.
Terima kasih.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top