4. Pahlawan kemalaman

"CHUUYAAAAAAAA." teriak [Y/n].

"BEREHENTI."

Seseorang berteriak di ujung gang.
Mereka bertiga termasuk [Y/n] menoleh ke arah sumber suara.

"Chuuya." kata [Y/n] dengan lirih

Walau air mata [Y/n] masih terus berjatuhan, setidaknya [Y/n] tau Chuuya akan melindunginya.

"Kalau kalian mau lepasin dia sekarang, gue cuman ngasih luka ringan." kata Chuuya.

"Halah bocah cebol mau sok pahlawan lagi. Sana pulang minum susu biar tinggi." kata preman 1.

"Udah sikat aja bro." kata preman 2.

Bruuk.

Hanya sekali tendang saja Chuuya bisa melumpuhkan salah satu dari mereka.

Tapi mereka tidak tinggal diam, yang lainnya ingin menyerang Chuuya, dan Chuuya menangkisnya dengan mudah.

"KALIAN INI NGGAK ADA OTAK APA? BERANINYA, NGELAKUKAN PELECEHAN KE ANAK SMA, APALAGI DIA PEREMPUAN. SADAR WOY EMAK LU JUGA PEREMPUAN. DASAR SAMPAH." bentak Chuuya dengan nafas tersengal-sengal.

Chuuya meletakkan salah satu kakinya ke kepala preman yang telah terkapar.

"Jangan jadi sampah masyarakat lagi, kalau sampai gue ngeliat kalian ngelakuin ke jahatan, gue bakal lapor ke bapak gue. Asal lo tau bapak gue panglima Tni. MAU LU GUE LAPORIN HAH? MATI DI PENJARA BARU RASA."

Mereka meminta maaf terlebih dahulu ke [Y/n]. Dan akhirnya mereka semua lari pontang-panting.

Tunggu apa iya bapak Chuuya panglima tni?

.
.
.

Chuuya mengatur nafasnya sesaat. Dia mulai tersadar begitu mendengar suara isakkan di ujung gang.

Chuuya melangkahkan kakinya ke arah [Y/n] yang masih terisak dengan memeluk dirinya sendiri.

Chuuya mengubah posisinya menjadi berlutut di depan [Y/n] yang sedang meringkuk sembari memeluk kedua lutunya sendiri.

"C-chuuya." panggil [Y/n].

"Iya gue Chuuya."

"HUAAA CHUUYA GUE TAKUT." [Y/n] langsung memeluk Chuuya dengan erat.

"Gue takut... Seandainya motor gue ngggak ditilang gue pasti nggak akan di hadang om mesum. Kalo ganteng nggak papa ini jelek semua."

"Eh."

"Papa [Y/n] takut. Hiks hiks." [Y/n] belum tenang sepertinya.

"Ada gue disini, tenang aja." kata Chuuya sembari mengusap punggung [Y/n].

Mereka berdua bertahan dalam posisi ini cukup lama sampai Chuuya membuka suara.

"[Y/n] ayo pulang, gue anterin." [Y/n] hanya mengangguk sebagai Jawaban.

Saat [Y/n] bangkit  hampir saja terjatuh dirinya terjatuh, itu kalau Chuuya tak menahannya.

"C-chuuya k-kaki gue."

"Gue gendong ya, kayaknya lu masih syok." Dan Chuuya pun menggedong [Y/n] ala bridal style.

Setelah mereka berdua tiba di parkiran Chuuya baru sadar, kalau pakaian [Y/n] sudah tidak utuh lagi.

"[Y/N], Lu udah bisa berdiri?" tanya Chuuya.

[Y/n] hanya mengangguk.

Chuuya menurunkan [Y/n] kemudian melepas jaketnya.

"Maaf gue nggak nyadar tadi soalnya tempat tadi gelap banget." kata Chuuya sembari memakaikan [Y/n] jaket miliknya.

[Y/n] mengangguk saja.

"Dingin....." kata [Y/n].

Tiba-tiba Chuuya mengambil tangan [Y/n].

Dan meletakkan di ketiaknya sendiri.

"Sekarang angetkan."

"Pfffttt tapi nggak gini juga." Akhirnya gadis itu bisa tersenyum.

"Yaudah kuy pulang. Kan udah anget." kata Chuuya.

"Awas aja tangan gue bau." kata [Y/n].

"Deodorant gue mahal, gue beli di afrika jadi pasti nggak bakal bau ketek."

"Dih apaan."

Tawa mereka pecah seketika.

"Ayo pulang."  ajak Chuuya

"Hum."

Tbc.

Dapat nggk feelnya?

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top