5. War
Saat ini aku tengah berada di monitoring room. Tempat dimana peran dinding sudah diambil alih oleh layar monitor berukuran besar yang mengelilingi sisi bagian dalam ruangan.
Aku menghentikan sejenak aktivitasku yang tengah memantau seluruh wilayah di Lune Noire Pack termasuk bagian perbatasan untuk memastikan tidak ada satupun daerah yang terlupa untuk aku taruh pasukan warrior beserta antek-anteknya.
Mataku mulai bergerak dan menelisik setiap sudut ruangan, mencari-cari keberadaan flycam. Flycam adalah sebuah kamera yang bisa mengambil gambar atau video secara otomatis dari segala sudut tanpa perlu orang lagi untuk mengoperasikannya.
Ketika kalian ingin menggunakan flycam dengan sistem otomatis, kalian tinggal mengaktifkan mode komando dan memilih format file. Terdapat tiga opsi yang bisa kalian pilih, yaitu pictures, videos, dan pictdeos. Pictdeos adalah fitur dari flycam dimana flycam akan merekam video dan mengambil gambar dalam waktu yang bersamaan.
Tatapanku kini jatuh ke arah pemutar video tiga dimensi yang terletak di tengah-tengah ruangan. Flycam berada di atas meja yang posisinya tidak jauh dari pemutar video tersebut. Aku pun beranjak dari tempat duduk kemudian menghampiri meja itu dan meraih flycam di atasnya.
Langsung saja aku tekan salah satu tombol dari flycam itu untuk mengeluarkan memory card yang ada di dalamnya. Lalu, memasukkan memory card tersebut ke dalam lubang yang sudah tersedia di pemutar video tiga dimensi.
Cahaya di monitoring room meredup sesaat, kemudian kembali normal dengan tampilan ruangan yang sudah berbeda dari sebelumnya.
Ya, monitoring room kini sudah berubah menjadi arena pertempuran persis seperti yang ada dalam video di memory card. Membuatku merasa di bawa berkunjung ke masa lalu dan menyaksikan peperangan secara live dengan berada di antara pasukan werewolf yang saling menyerang satu sama lain.
Bisa aku lihat darah yang bersimbahan dimana-mana, lengkap dengan mayat-mayatnya.
Aku pun spontan memundurkan tubuhku dengan mata yang sedikit terpejam saat seorang werewolf menggigit werewolf lainnya, kemudian mencabik-cabiknya hingga werewolf tersebut tak lagi sadarkan diri.
Mendadak pikiranku menerawang, membayangkan pertempuran yang akan terjadi tidak lama lagi. Oh, Moon Goddess, tak bisakah kau hentikan peperangan ini?
Awalnya aku menonton video ini dengan tujuan untuk melihat pergerakan lawan ketika menyerang juga strategi mereka dalam bertarung, namun setelah menyaksikan banyaknya korban nyawa yang berjatuhan, semangatku tiba-tiba saja sedikit memudar. Tetapi, sedetik kemudian aku langsung menggeleng cepat dengan tubuh yang sudah kembali menegak. Aku tetap harus membantu Alpha Mykael, apapun yang terjadi, dan menjemput kemenangan Lune Noire Pack.
Sebuah mindlink dari seseorang tiba-tiba saja masuk. Aku menekan tombol off di pemutar video dan monitoring room pun kembali seperti semula.
"Beta Aaron, pasukan rogue telah tiba."
•••••
Di sinilah aku sekarang berdiri, menghadap ke arah jejeran pasukan rogue yang tak terhitung berapa banyak jumlahnya. Pemimpin dari setiap kelompok rogue berdiri di barisan paling depan. Mereka tidak merubah tubuh mereka ke dalam bentuk serigala sepenuhnya, melainkan setengah manusia setengah serigala.
"Baiklah, sebelumnya aku ingin mengucapkan terimakasih banyak atas kesediaan kalian semua untuk membantu Lune Noire Pack."
Aku menjeda kalimatku, kemudian menarik napas cukup panjang lalu menghembuskannya secara perlahan.
Di atas permukaan tanah yang sangat luas ini, tak hanya ada aku dan para rogue, melainkan ada pemimpin gamma dari pasukan warrior timur, barat, selatan, utara, serta perbatasan yang juga turut hadir dan berbaris rapi di belakangku.
"Sebelumnya, aku ingin memperkenalkan dulu kepada kalian pemimpin para gamma dari masing-masing pasukan warrior. Mereka adalah orang yang saat ini berdiri di belakangku dan yang nantinya akan melatih kalian serta memberitahukan konsep berperang dari Lune Noire Pack."
Pemimpin para gamma langsung maju beberapa langkah dan berdiri sejajar denganku.
"Tolong salah satu perwakilan dari pemimpin para gamma berdiri di depanku, sekarang juga!"
Edmund, pemimpin gamma dari pasukan warrior utara langsung meninggalkan tempatnya dan berjalan ke arahku. Begitu sampai, ia pun menundukkan sedikit tubuhnya sebagai tanda hormat.
"Bagaimana dengan perkembangan seluruh pasukan, Edmund?" tanyaku setelah dirinya sudah kembali berdiri dalam posisi tegak.
"Sangat baik, Beta Aaron. Semua pasukan warrior bahkan sudah siap untuk tempur, kapan pun itu."
"Bagus."
"Oh, iya bagaimana dengan bangsa wizard?"
Aku kembali teringat bahwa sempat menugaskan Edmund untuk menghubungi bangsa wizard agar mau membantu menyembuhkan anggota pasukan yang terluka ketika perang nanti.
"Kau tidak perlu khawatir, Beta Aaron. Aku sudah menghubungi mereka dan sebentar lagi mereka akan sampai."
Kedua sudut bibirku terlengkung ke atas. Sebisa mungkin aku akan berusaha untuk mengurangi jumlah anggota pasukan yang gugur ketika di medan perang nanti.
"Terimakasih, Edmund. Sekarang kau boleh kembali ke tempat."
"Sama-sama, Beta Aaron. Senang bisa membantumu."
Setelah Edmund kembali ke tempatnya, aku pun mempokuskan lagi pandanganku ke arah para rogue.
"Dengar! Aku ingin kalian membuat pasukan di sisi timur, barat dan selatan berjumlah seimbang. Untuk daerah perbatasan, perbanyak jumlah rogue. Dan untuk sisi utara, yang akan menjadi arah dari datangnya pasukan Lune Rouge Pack nanti, letakkan pasukan yang jauh lebih banyak dari sisi timur, barat dan selatan lalu ditambah dengan pasukan rogue, mengerti?"
"Mengerti, Beta Aaron!" sahut mereka semua secara kompak.
"Ingat! Kalian harus selalu bekerja sama. Aku tidak ingin ada perselisihan di antara kita, baik sesama ras maupun antar ras."
"Baik, Beta Aaron!"
Seketika nama 'Lune Noire Pack' menggema di udara, membuat semangatku langsung terpacu saat itu juga.
Bantu kami, Moon Goddess.
•••••
Beberapa hari belakangan aku benar-benar disibukkan oleh persiapan perang. Membuatku menjadi jarang bertemu dengan Alpha Mykael.
Aku berjalan santai di koridor kerajaan dengan kedua tangan yang aku masukkan ke dalam saku jaket.
Saat ini aku tengah menuju ke ruangan Alpha Mykael, untuk menginformasikan perihal kesiapan pasukan perang dan juga bangsa wizard. Namun, sosok Lucas -beta dari Lune Rouge Pack yang baru saja melangkah keluar dari ruangan Alpha Mykael membuatku spontan bersembunyi di balik tikungan.
Tampaknya ia tak menyadari keberadaanku. Aku pun menyembulkan sedikit kepalaku untuk mengintip keberadaan Lucas, dia sudah pergi.
Dengan cepat aku melanjutkan langkahku menuju ke ruangan Alpha Mykael.
"Alpha Mykael," panggilku setelah berada di dalam ruangannya. Dia menoleh ke arahku dengan tatapan serius.
"Tadi, tanpa sengaja aku melihat Lucas, kalau boleh tahu, sedang apa dia kemari?" tanyaku. Kemudian duduk tepat di sampingnya.
"Dia mengirimkanku surat permintaan pembebasan omega yang bernama Serena Miyuki dari Alpha Alvaro," jawab Alpha Mykael tanpa basa-basi.
Alpha Mykael lantas meremas kertas yang ada di tangannya, kemudian melempar kertas tersebut ke sembarang arah sambil menyeringai.
"Dia pikir dia siapa sampai berani-beraninya menyuruhku untuk melepaskan salah satu budak omega? Cih! Dasar bodoh."
Aku hanya diam, sambil memperhatikan gerak-gerik Alpha Mykael dari samping dengan kedua tangan yang terlipat di depan dada. Sampai akhirnya ia memandang ke arahku dengan raut bertanya.
"Ngomong-ngomong, beberapa hari ini aku tidak melihatmu, sibuk mengurusi pasukan perang?
Aku menurunkan kedua tanganku seraya terkekeh kecil kemudian menegakkan posisi tubuhku.
"Haha, ya ... begitulah Alpha Mykael."
"Lalu, apakah kedatanganmu kemari hanya untuk menanyakan pasal beta dari Lune Rouge Pack itu?"
"Tentu saja tidak, Alpha Mykael. Aku ingin menyampaikan bahwa pasukan warrior sudah siap untuk bertempur. Begitupun dengan para rogue. Dan lagi, aku juga meminta bantuan kepada bangsa wizard, untuk menyembuhkan pasukan yang terluka."
Kepalaku menoleh ke arah Alpha Mykael yang secara kebetulan juga tengah menatapku.
"Waw, briliant, Aaron! Aku saja tidak kepikiran untuk meminta bantuan bangsa penyihir itu."
Alpha Mykael menepuk-nepuk pelan pundak sebelahku kiriku, sementara aku hanya tercengir lebar, menampakkan jejeran gigi putihku yang tersusun rapi.
"Oh iya, Aaron. Aku ingin memberitahumu sesuatu."
Sebelah alisku terangkat saat mendapati Alpha Mykael yang mendadak gugup walaupun tidak terlihat terlalu kentara.
"Ada apa, Alpha Mykael?"
Selama beberapa menit, Alpha Mykael hanya terdiam, membuat keningku semakin berkerut bingung, hingga akhirnya ia kembali membuka suara dan mengatakan,
"Aku rasa, aku mulai jatuh hati dengan salah satu omega yang aku kurung di penjara bawah tanah. Dan dia ... adalah Serena Miyuki."
•••••
Tanganku meraih gelas yang berisikan capuccino hangat yang di sodorkan oleh Sello. Saat ini aku tengah duduk bersila di atas kasur dengan keadaan yang sedikit berantakan. Ya, aku mengakui kalau aku belum mandi.
Aku pun melirik sekilas ke arah jam digital yang menempel di dinding kamarku. Pukul 5.45 A.M.
Ah, sudah saatnya!
Segera, aku beranjak dari atas tempat tidur dan berjalan menuju balkon. Ketika sampai, mataku langsung disuguhi oleh pemandangan langit yang berwarna orange muda dengan matahari yang baru memunculkan setengah badannya.
Beberapa menit aku habiskan dengan hanya menatap langit, tanpa berpaling sedikitpun. Hingga rasa kantuk kembali menghampiri, membuatku hampir saja jatuh tersungkur karena tanpa sadar memejamkan mata.
Perlahan, aku memutar tubuhku dan kembali masuk ke dalam kamar, meneguk beberapa kali cappucino hangatku kemudian menyerahkannya lagi kepada Sello.
Brukk!
"I'm back to sleep," gumamku sebelum benar-benar masuk ke dalam dunia mimpi, lagi.
•••••
"Aaron, bangun! Pasukan Alpha Alvaro sedang menuju kemari!"
Tubuhku sedikit tersentak kaget saat mendengar teriakan di dalam kepalaku. Aku merubah posisi berbaringku menjadi duduk kemudian menguap kecil, sambil mengusap-usap pelan area wajahku.
"Hei! Kenapa kau tiba-tiba susah sekali dibangunkan?!" seru Sky dengan intonasi yang cepat.
"Ck, berisik sekali kau ini!" decakku kesal dan tanpa sengaja mengabaikan kalimat pertama yang Sky katakan sebelum mengomeliku.
"Beta Aaron, apakah kau sudah bangun? Ini aku, Edmund. Pasukan Alpha Alvaro sedang menuju kemari."
"Ha ... apa?" tanyaku dengan kesadaran yang masih berada pada persentase 89%.
"PASUKAN LUNE ROUGE PACK SEDANG MENUJU KEMARI, AARON!"
Pekikan Sky yang sangat tidak santai itu sukses membuatku membelalakkan mata dengan mulut yang sedikit terbuka.
"APA?!"
"Sello, cepat lacak keberadaan Alpha Alvaro dan pasukannya sekarang juga!"
Sello langsung mendekat ke arahku dan mengaktifkan layar monitor transparan di matanya.
"Mereka sudah hampir sampai di perbatasan, aku harus segera memberitahu Alpha Mykael."
•••••
Sekarang, aku dan Alpha Mykael tengah berlari menuju ke perbatasan dengan membawa pasukan warrior ganda dan juga para rogue. Bangsa wizard juga ikut serta bersama kami dengan berada di barisan paling belakang. Ketika sampai di lokasi nanti, mereka akan langsung berkamuflase sehingga tidak ada yang menyadari kehadiran mereka, kecuali pasukan Lune Noire Pack.
Kami pun sampai di daerah perbatasan yang dimana sudah Alpha Alvaro beserta dengan pasukannya. Aku pun mengikuti Alpha Mykael yang berjalan mendekati Alpha Alvaro sehingga kini kami tepat berada di belakang mereka.
Alpha Alvaro dan juga Lucas langsung memutar tubuh mereka dan terjadilah aksi saling berhadapan untuk sesaat.
Kami pun berpencar secara berpasang-pasangan, Alpha Mykael akan bertarung melawan Alpha Alvaro, sementara aku harus melawan Lucas.
Mata biru terangku dalam wujud Sky langsung menatap ke arah Lucas. Sementara Lucas memandangku penuh kebencian. Naluriku sempat berkata bahwa ada sesuatu di masa lalu yang membuatnya menjadi seperti ini, tapi entahlah benar atau tidak.
"Aku tidak ingin kita saling melukai," mindlink-ku kemudian. Lucas menyeringai dalam wujud serigalanya.
"Kenapa? Karena kau takut?" jawabnya meremehkan.
Ia langsung melompat ke arahku tanpa aba-aba, membuatku dengan spontan mundur beberapa langkah.
"Berhenti mengelak, Aaron! Lawan aku, dasar pengecut!"
Sky menggeram marah. Luck -serigala Lucas telah berhasil memancing sebagian emosinya untuk keluar.
"Diam Luck. Aku bukan pengecut!" sahut Sky tak terima. Aku berusaha untuk menahan Sky, namun energinya terlalu kuat sehingga aku pun gagal untuk menghentikannya.
Ia berlari dengan cepat menuju ke arah Luck kemudian menggigit leher serigala berwarna coklat kehitaman itu, namun na'as, dirinya malah juga ikut terkena gigitan.
Kami mundur secara bersamaan sambil menatap benci satu sama lain.
"Hentikan ini semua, Lucas!"
Kembali, aku me-mindlink Lucas, namun tak digubris sedikitpun olehnya. Ia lalu menyeruduk tubuhku dengan keras, membuatku terpental cukup jauh dan membentur batang pohon.
Aku menatapnya bingung, ada apa dengannya? Ia terlihat sangat marah. Apa aku pernah berbuat salah terhadapnya?
Ketika Luck sudah hampir sampai di dekatku, Sky langsung bangkit dengan cepat dan menerjang tubuhnya. Kini, giliran tubuh Luck yang bertubrukan dengan batang pohon.
Saat Sky ingin memberikan serangan lagi kepada Luck, tiba-tiba saja sebuah mindlink dari Alpha Mykael masuk ke dalam pikiranku.
Namun, aku tak langsung merespon mindlink tersebut melainkan fokus menatap mata Luck terlebih dahulu.
Serigala berwarna coklat kehitaman itu mendadak terdiam. Maafkan aku, Luck. Aku terpaksa harus memanipulasi pikiranmu. Tapi, kau tak perlu khawatir, setelah mindlink-ku dan Alpha Mykael selesai, aku akan kembali menormalkan pikiranmu.
"Aaron, entah kenapa aku tidak bisa berhenti untuk memikirkan Serena Miyuki, cepat kau pergi ke penjara bawah tanah dan lihat apakah dia baik-baik saja?"
Aku menekuk kedua alisku secara spontan. Masalahnya, aku tidak tahu bagaimana rupa dari Serena Miyuki itu.
"Tapi, aku belum pernah melihat wajahnya, Alpha Mykael," ucapku kemudian sambil melirik sekilas ke arahnya lalu kembali fokus menatap Lucas, berjaga-jaga kalau saja ia tiba-tiba bergerak dan kembali menyerangku.
"Iya terlihat sangat mencolok daripada omega lainnya, aku yakin kau pasti langsung bisa mengenali dirinya."
Setelah mendengar balasan mindlink dari Alpha Mykael barusan, aku pun mengangguk paham.
"Baik, Alpha Mykael. Aku akan segera ke sana."
Dengan cepat aku menatap mata Luck dan sedetik kemudian ia pun sudah dapat kembali bergerak. Aku menoleh ke arahnya sekilas dan tanpa sadar tersenyum mengejek. Lalu, aku pun melesat, meninggalkan area peperangan dan menuju ke kerajaan Lune Noire Pack, tepatnya ke penjara bawah tanah.
Semoga kau baik-baik saja, Alpha Mykael.
•••••
Ketika sampai di kerajaan Lune Noire Pack, aku tak langsung pergi ke penjara bawah tanah melainkan memasuki kamarku terlebih dahulu dan merubah wujudku kembali menjadi manusia. Aku mengenakan kaos hitam lengan panjang dengan celana jeans yang terlihat sinkron dengan bajuku.
Langkah kakiku terhenti saat tanpa sengaja melihat Luna Emily yang tengah mengajak ngobrol seorang omega.
"Mungkinkah itu omega yang bernama Serena Miyuki?"
"Aku rasa, ya. Karena dia terlihat sangat berbeda dari omega lainnya, auranya begitu kentara," sahut Sky melalui mindlink. Aku pun mengangguk setuju.
"Tunggu! Apa yang Luna Emily lakukan di sini? Dan kenapa dia mengeluarkan omega itu dari dalam penjara?" gumamku saat melihat Luna Emily membuka kunci pagar yang ditempati oleh omega berkulit putih itu kemudian mengajaknya pergi.
Dengan cepat aku menyembunyikan tubuhku saat Luna Emily dan omega itu mulai beranjak meninggalkan penjara bawah tanah dan berjalan keluar.
"Kita harus mengikuti mereka, Aaron," mindlink Sky lagi.
"Yeah."
•••••
Aku terus berjalan, mengikuti kemana Luna Emily dan omega itu pergi. Sampai akhirnya aku tiba di sebuah hutan yang cukup lebat.
Selama di perjalanan, Luna Emily dan omega tersebut terlihat sempat beberapa kali terlibat percakapan.
Tatapanku mulai berubah curiga ketika telah sampai di sisi hutan yang lebih gelap. Suasananya benar-benar mencekam dengan tiupan angin yang lumayan kencang hingga menerbangkan daun-daun yang sudah menguning di pohon. Membuatnya berserakan di atas tanah. Ini ..., hutan larangan!
Aku refleks mundur beberapa langkah saat tiga orang manusia berkulit putih pucat menghalangi jalanku. Mereka menyeringai, memamerkan gigi taring mereka yang terlihat begitu lancip dan tajam. Tunggu ... mereka bukan manusia, mereka vampir.
Saat aku mendongakkan kepala untuk melihat Luna Emily dan Nona Serena Miyuki, salah satu dari vampire tersebut langsung menerjang ke arahku.
Tubuhku spontan mengelak ke arah kanan. Dengan cepat aku menangkis tendangan dari vampire lainnya kemudian melakukan gerakan salto ke belakang.
Ekspresiku seketika berubah menjadi datar saat empat orang vampir lainnya ikut muncul dari arah yang berbeda-beda.
"Aku tidak punya urusan dengan kalian, jadi sebaiknya kalian minggir!"
Bukannya melakukan apa yang aku perintahkan, ketujuh vampir itu malah semakin menjadi-jadi dengan menampakkan gigi-gigi taring mereka.
"Kenapa kalian terus-terusan menyeringai seperti itu? Ingin menggigit leherku dan menjadikan aku sebagai mate kalian, iya?!"
Kekesalanku sudah mencapai puncaknya, aku pun mengaktifkan talent mind ilusion-ku dan membuat vampir itu saling menatap bingung satu sama lain.
"Rasakan!"
Aku pun kembali melanjutkan langkahku dengan sedikit berlari. Mendadak, perasaanku menjadi tidak tenang. Sensor pelacak di jam tanganku menunjukkan bahwa keberadaan Luna Emily dan Nona Miyuki tidak jauh lagi dari sini.
"Itu mereka!" seruku dan Sky secara bersamaan.
Ketika aku sudah sampai di dekat mereka, langkah kakiku tiba-tiba saja melambat. Tubuhku bergetar, otot-otot di badanku seakan melemah begitu saja. Aku pun jatuh berlutut di atas tanah.
Tidak ... Aku terlambat. Aku terlambat!
"NONA SERENA MIYUKI!"
Tobecontinued ....
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Hay, manteman, pakabs kalian semua?
Semoga sehat selalu ya ~
Jangan lupa vote dan komennya, oke :'v
Sekian,
Wassalammu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top