Rendezvous - Part 4

"Kalau kamu tidak pernah memiliki kenangan romansa, lalu apa yang membuatmu berdiri di sini?"

Hailey tampak merenung mendengar pertanyaan Adniel. Dia melirik dengan ekor matanya. Laki-laki itu dengan sabar menunggu jawaban darinya.

"Kenapa Anda sepertinya penasaran dengan kehadiran saya?"

Adniel membelalakkan mata mendengar pertanyaan tidak terduga itu. Dia menunjuk dirinya sendiri dengan telunjuk kanan.

"Saya?"

Hailey mengangguk membenarkan.

"Saya rasa kehadiran saya di museum ini sama seperti pengunjung lainnya. Pakaian saya juga tidak mencolok. Sikap saya selama menelusuri galleri ini juga biasa saja. Kenapa Anda tiba-tiba menghampiri saya?"

Adniel tersenyum.

"Karena hanya Anda yang terlihat melebur dengan galleri ini."

Kali ini giliran Hailey yang terkejut.

"Melebur? Maksud Anda, saya bagian dari museum? Saya potongan dari masa lalu?"

Adniel mengangkat bahu tak menjawab. Laki-laki itu malah menautkan jemarinya di belakang badan.

"Kenapa Anda tidak menjawab pertanyaan saya?"

Hailey mendelik. "Sepertinya saya tidak perlu menjawab pertanyaan itu."

Adniel tertawa kecil.

"Anda mengelak dari pertanyaan saya. Apakah terlalu sulit untuk menjawabnya?"

Hailey menatap bingkai kaca di depannya. Bingkai kaca berukuran dua kali empat meter itu cukup besar. Di dalamnya terpajang lima belas surat yang terbuka. Membuat semua pengunjung bisa membaca isi dari surat-surat itu.

"Saya hanya merasa bahwa saya bisa merasakan perasaan yang tertuang dari dalam surat-surat itu."

"Atau justru itulah yang sesungguhnya ingin kau rasakan?"

Perempuan itu terhenyak. Entah kenapa apa yang diucapkan oleh Adniel membuatnya tertegun. Laki-laki itu menebak denga tepat yang terpatri di hatinya.

Keinginan merasa jatuh cinta. Keinginan untuk mencintai dan dicintai. Itulah yang sesungguhnya dia rasakan ketika membaca semua surat-surat itu secara keseluruhan.

"Saya belum memperkenalkan diri. Nama saya Hailey." Perempuan itu mencoba untuk mengalihkan pembicaraan. Dia mengangsurkan tangan kanannya.

Adniel tersenyum melihat tangan Hailey yang menggantung di hadapannya. Alih-alih menjabat tangan perempuan di hadapannya, Adniel merogoh saku dalam jasnya. Dia mengeluarkan sesuatu dari sana.

"Ini untukmu," kata Adniel sambil memberikannya ke tangan Hailey.

Hailey sedikit bingung ketika menerima. Dia mengambilnya tanpa banyak kata. Lalu perempuan itu langsung membaca keras persegi panjang yang kecil itu.

Sebuah kartu nama berwarna cokelat keemasan.

Mata Hailey terbelalak melihat jabatan Adniel yang tertera di sana. Perempuan itu sama sekali tidak menyangka bahwa laki-laki di hadapannya ternyata memegang posisi yang cukup bonafid.

"Anda ...." Hailey tidak dapat melanjutkan kalimatnya.

Sementara itu Adniel hanya tersenyum sambil mengangkat kedua alisnya.

"Akulah yang menjadi perantara antara Isekai Corp dan Museum ini," akunya jumawa.

Hailey menggelengkan kepalanya mendengar pengakuan yang terdengar arogan sekaligus kekanakan itu.

"Tapi, kenapa aku merasa nama perusahaan ini seperti dari negeri Jepang."

"Kenapa memangnya dengan nama itu? Justru nama yang unik itulah yang membuat perusahaan kami berbekas di benak semua klien kami."

Adniel tersenyum penuh makna ketika mengucapkan kalimat itu. Laki-laki itu tidak menunggu Hailey membalas ucapannya. Dia berlalu meninggalkan Hailey yang masih menekuri kartu nama di tangan.

Hailey mendongak begitu menyadari keberadaan laki-laki itu hilang. Dia melihat sekelilingnya. Tidak ada satu orang pria pun yang mengenakan setelan jas berwarna gelap.

Sekali lagi Hailey melihat kartu nama di tangannya. Saat ia membalikkan kartu nama itu, perempuan itu baru menyadari ada kalimat yang tertera di sana. Seakan ada sihir, Hailey berani bersumpah dia melihat kerlip di antara kalimat itu.

Keinginanmu akan terwujud dalam waktumu yang paling berharga.

***


Bogor, 11 September 2022


Jadi, apa benar seorang penulis yang masuk ke dalam ceritanya sendiri adalah pengatur jalan cerita? Ternyata kisahnya Kak SeiongJeans malah menjadikannya si penulis adalah tokoh yang jahat. Eh apa bener?!?


Ketemu mantan? Siapa takut? Kak sweet-stripes malah bikin alur kisah mantan pasangan suami istri ini tambah ruwet. Nggak percaya? Cek sendiri yuk!


Kak wanderspace_ mengajak kita berpetualang di dunia gim. Apakah petualangannya membuat sang tokoh utaman menyadari apa yang terbaik dalam hidupnya? 


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top