Rendezvous - Part 2
Hailey berjalan di sepanjang lorong dengan perlahan. Dia menikmati setiap lukisan yang tergantung di lorong itu dengan seksama. Tidak terburu-buru ataupun terlalu lambat. Dia hanya menikmati ketenangan untuk bisa menikmati waktu senggangnya.
Di beberapa lukisan, Hailey diam untuk beberapa saat. Dia mengambil foto dengan ponselnya. Bukan keseluruhan lukisan. Hanya plakat tempat keterangan lukisan yang dia ambil gambarnya.
Ketika sampai di aula diorama, Hailey berkeliling sebentar sebelum akhirnya memutuskan duduk di salah satu bangku yang ada di tengah aula.
Aula diorama adalah ruangan berbentuk lingkaran. Ada empat pintu searah dengan empat arah mata angin. Di tengah ruangan ada taman kecil berbentuk lingkaran. Di sanalah tersedia bangku panjang memunggungi taman itu.
Perempuan itu melihat sekelilingnya. Dia memperhatikan bahwa sebagian besar pengungjung Rendezvous Gallery adalah pasangan. Hailey tertawa tanpa suara. Dia teringat dengan apa yang diucapkan staff museum yang mengantarnya tadi.
"Jadi, Anda menunggu kencan anda di ruangan apa?"
"Kencan?" tanya Hailey sambil mengernyitkan dahi. Dia merasa terkejut dengan perntanyaan yang tidak terduga itu.
"Bukankah Anda janjian untuk kencan? Melihat penampilan Anda sekarang, saya yakin, pria itu pasti tampan."
Hailey tidak menjawab. Dia justru melihat apa yang dikenakannya. Menurutnya tidak ada yang salah dengan apa yang dipakainya. Casual midi dress yang dipadukan dengan heels putih yang dikenakannya memang baju yang baru dibelinya.
"Selamat menikmati Rendezvous Gallery."
Staff museum itu meninggalkan Hailey tanpa membiarkan perempuan yang dipandunya itu menjelaskan. Tanpa banyak kata, Hailey hanya mengangkat bahu.
Setelah menghabiskan waktu setangah jam di Rendezvous Gallery, barulah Hailey menyadari kebenaran dari ucapan staff museum. Sepanjang menikmati karya seni yang ditampilkan di museum, dia hanya melihat pasangan yang saling bergandengan tangan atau berjalan sambil merangkul. Dia tidak melihat serombonagn karyawisata anak-anak sekolah di Rendezvous Gallery.
Hailey mengembuskan napas. Dia mengeluarkan sebuah buku catatan kecil dari pouch yang dibawanya. Tangannya hanya membuka dua halaman. Dimana ada beberapa kalimat yang sudah dicoret.
Cover the Bed in Rose Petals.
Decorate a Blank T-Shirt.
Sew Something you can Wear.
Attend a Gallery Museum.
Go to a Drive-In Movie.
Get a New Haircut.
Fly in a Private Jet.
Make a Piece of Jewelry.
Find Someone I love.
Hailey menatap satu keinginannya yang paling akhir. Dia tersenyum tipis. Entah apakah dia akan bisa memenuhi keinginannya yang paling akhir. Keinginannya yang justru paling besar. Yang paling ingin dia wujudkan. Itulah yang membuatnya menulis keinginan itu di daftar paling bawah.
Hailey memasukkan buku catatan mininya. Dia hanya menggelengkan kepala.
Bagaimana mungkin bisa menemukan orang yang aku cintai. Bisa bertemu seorang pria lajang saja sepertinya tidak bisa.
Hailey membatin mengingat bagaimana dia menghabiskan satu minggunya untuk bekerja. Menjadi guru SD. Menjadi tutor piano. Menjadi asisten perawat di animal shelter di pinggir kota. Hampir tiga tahun dia menjalani kehidupannya hanya dengan bekerja.
Menjadi guru SD, hanya bertemu dengan para manusia cilik yang penuh dengan keingintahuan. Menjadi tutor piano, hanya menghadapi partitur-partitur tiada henti. Menjadi asisten perawat, hanya bertemu dengan berbagai hewan-hewan terlantar.
"Sayang, kamu percaya dengan yang tadi?"
"Tentu saja. Bukankah staff museum sudah meyakinkan kita, bahwa siapapun yang berdoa dengan yakin di depan surat-surat itu akan menemukan cinta sejatinya."
"Lalu, kamu berdoa juga? Apakah aku bukan cinta sejatimu?"
Percakapan pasangan itu menjadi tidak menarik lagi begitu si perempuan mengerang marah dengan tuduhan kekasihnya. Hailey hanya terpusat pada satu hal yang sempat didengarnya. Cinta sejati.
Pasti itu yang menjadi galeri ini menarik bagai para pasangan di seantero kota. Surat legenda yang menjanjikan cinta sejati.
***
Bogor, 09 September 2022
Maaf sempat bolong satu hari, ya...
Kemarin ada satu hal yang nggak bisa ditinggalkan.
Tapi sambil nunggu cerita ini, kalian boleh banget mampir dengan cerita lainnya...
Kutukan yang diabaikan justru menjadi kenyataan. Ivana mau tidak mau harus bisa menemukan jalan sendiri untuk bisa kembali ke raganya, bukan malah terjebak di tubuh orang yang dia kasihani. Cek cerita ini di mayleailaria.
Benarkah perjalanan bersama bisa mendekatkan dua hati? Kalau masih nggak percaya, kayaknya kalian perlu mampir ke cerita nataliafuradantin.
Nah loh,,, ketabark truk bukannya mati, malah ada di ruangan aneh? Apakah itu rumah sakit? Coba kaliam temukan jawabannya di batiaratama.
Selain perpindahan dimensi, menelusuri kehidupan sejarah juga nggak ada salahnya. Kak nataliafuradantin membawa kita menjelajah peradaban jauh ke belakang. Terutama tentang perjuangan seorang pengawal kerajaan.
Lalu bagaimana peradaban bangsa Indonesia di masa penjajahan Belanda? Alveename mengajak kita berpetualang di masa itu lewat ceritanya.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top