CHAPTER 2.
Sebelum sang surya menampakkan dirinya, sebelum dingin embun berganti panasnya sinar, hanya sunyi bercampur embun basah masih tercium yang menemaninya, Iesa selalu siap lebih dulu. Ia harus tetap semangat menyambut pagi, walau paginya kali ini tak begitu menyenangkan dan itu semua karena kakaknya.
Iesa suka, ia sangat suka kesunyian ini. Dimana hanya ada dirinya dan sejuknya udara pagi.
Iesa mengedarkan pandangannya memperhatikan jalanan yang masih basah karena ulah hujan yang selalu datang tiba-tiba. Iesa masih disini, duduk diteras rumah dengan cat berwarna abu-abu dengan pagar sederhana yang membatasi halaman dan jalan raya.
Setelah beberapa menit tenggelam dalam pikiran kosongnya. Iesa menarik napas dalam dan mengeluarkannya dengan tenang. Ia sudah sedikit lupa akan kejadian menyebalkan tadi. Entah kenapa ia kembali memikirkan sesuatu yang membuatnya bingung.
"Nadia" bisiknya pelan. "lo kenapa nad? Kok lo aneh? Segitunya lo benci gue ya nad? Salah gue ke elo apa? Apa karna sifat gue yang cuek gini? Kan lo tau gue emang cuek dari dulu. Coba aja lo ngomong ke gue, salah gue apa, apa yang udah gue buat ke elo sampe lo benci banget ke gue.. Apa karna gue miskin nad? " Iesa tidak sedang membatin, ia benar-benar mengucapkan semuanya seolah sedang berbicara kepada seseorang. Iesa mengutarakan rasa bingungnya dengan pandangan kosong kearah jalan.
Dengan hembusan napas kecilnya ia berkata kembali "Nad gue kangen lo" Iesa tak sanggup lagi membendung air mata kerapuhan itu, tak ada yang dapat menghentikan itu, tetesan bening iti, Iesa menangis.
Tanpa Iesa sadari, seseorang telah mengupingnya dan telah mendengar semuanya. "cih bocah" cibir Kaira pelan, namun Kaira berfikir sesaat lalu ia bergumam kembali "hmm kesian banget adek gue, sapa tadi? Nadia? Bentar stalking ig nya ahh."
"KAKAAAAAK!!!" Iesa berteriak cukup keras dan lantang, ia sudah sangat lama menunggu Khaira yang tak kunjung selesai berkemas.
Niat Khaira untuk melanjutkan kembali kegiatan mengupingnya langsung sirna begitu saja ketika teriakan Iesa mengejutkannya. Tanpa pikir panjang Khaira langsung meninggalkan tempatnya menguping tadi.
"Bentarrrr napa sih masih pagi juga, tegang banget." jawabnya ketus sembari duduk dikursi sebelah Iesa.
"Kakak ngapain sih? Mau kesekolah apa mau nonton konserr? Rempong bat. ngalahin emaknya sopia" cibir iesa tanpa mengalihkan pandangannya dari jalanan yang masih sunyi.
"Kalo lagi bicara sama orang itu liatin orang yang diajak bicara! Kamu emang lagi ngomong ke sapa? Ke pagar? Lagian nyama-nyamain kakak sama emaknya sopia enak aja. Yaudah ayo cepetan" Khaira lalu bangkit dari kursinya dan segera memakai helm dan jeket merah bersiap untuk berangkat kesekolah.
"helm aku?" tanya Iesa dengan penampilkan mimik wajahnya yang tiba-tiba tak sedap untuk dipandang pada Khaira yang lebih tinggi darinya.
"etdah duduk dibelakang gak usah pake heleem segala ribet banget" balasnya enteng dan langsung meninggalkan Iesa begitu saja, ia berlarian kecil kearah motor yang terparkir diteras rumah dan mengeluarkan kesisi jalan lalu memanaskan mesinnya.
Saat scoopy yang akan mengantar mereka menuntut ilmu itu sudah siap, Khaira melirik lagi ke arah rumah, adiknya ternyata sudah menghilang diambang puntu sedari tadi dan tak kunjung keluar hingga sekarang.
"tadi juga katanya, 'cepat kaka cepat entar telat, etdah rempong bat kek emak-emak bla bla bla~' emang ya DASAR JELANGKUNG!" gerutunya sebal sambil menirukan gaya bicara Iesa.
"BODOLAH!" Ia tak perduli lagi pada adiknya itu dan lebih memilih untuk mengeluarkan handphone dari dalam saku baju dan membaca cerita favoritnya di wattpad "huhuy ini nih dedemenan gue"
25 menit telah berlalu dan itu semua sama sekali tak dirasakan oleh gadis ini. Khaira sudah sangat tenggelam dengan dunia orangenya yang sangat menagjubkan itu hingga ia tak menyadari kehadiran Iesa yang sedari tadi telah duduk di belakangnya. Entah apa yang menggrogoti benak Iesa, gadis itu sudah tidak berbicara dan membisu cukup lama.
Beberapa menit setelah itu Iesa tersadar kembali dari kegiatan tak bergunanya. Ia menolehkan pandangannya kearah depan yang langsung memperlihatkan kepala yang sudah ditutup helm berwarna dasar putih yang penuh dengan tulisan BT21 dan karakter boneka berbentuk hati berwarna merah entahlah apa itu pikirnya.
"Udah selesai bacanya?" tanya Iesa membuka suara dengan tiba-tiba.
"Bambang bambang bambanggggg tekejoot gueee bambangggg!! E KORIN BISA GAK JAN NGAGET NGAGETIN ORANG KEK JELANGKUNG HAH! " teriak Khaira yang histeris menggelegar dan terkejut diikuti guncangan scoopy yang oleng kekanan dan kekiri, "jatoh gue mak ariiin!!!"
Iesa juga ikut terkejut dengan reaksi tenang Khaira yang tiba-tiba berubah menjadi histeris tak karuan membuat scoopy yang ia naiki menjadi oleng, cepat-cepat ia berpegangan erat pada besi bagian belakang motor itu. ga tau gue apa nama besinya:v
Iesa benar-benar geram karena sifat berlebihan kakaknya itu yang malah hampir membuat mereka berdua terjatuh. Setelah merasakan keadaan yang mulai aman dan stabil Iesa perlahan melepaskan pegangannya pada besi bagian belakang motor itu dilanjutkan dengan cibirannya pada Khaira "ALAY BAT SIH ANAK CURUT aku tadi juga ngomongnya baik-baik kok, lagian juga aku cuma nanya. Hampir ambruk ini motor gegara kakakkan."
"CK DIAM AH BACOT!" balas Ira marah dan langsung memasukan kembali handphonenya ke dalam saku. Moodnya benar-benar buruk karena Iesa, cepat-cepat ia melipat standar motornya dan segera menyalahkan kontak motor dengan 3 lanyard yang menggantung bertuliskan BTS, ARMY, V.
"kakak emang udah pamit sama mama?" tanya Iesa iseng.
"belom! emang mama belum berangkat kerja?" jawabnya sambil bertanya kembali, ia mulai merasa terkutuk dan buruk sekarang, bagaimana bisa ia melupakan kewajibannya. Tanpa menunggu Iesa menjawabnya, Ira segera mendongkrakkan kembali standar motornya dan berlari terburu-buru masuk kedalam rumah meninggalkan Iesa yang masih membeku karena terheran-heran dengannya. "yang barusan itu kakak gue ya?"
******
Sebelum Khaira pergi menuju ke SMAnya ia harus mengantar Iesa terlebih dahulu ke SMP tempat adiknya bersekolah yang jarak kedua sekolah mereka cukup jauh dan itu Khaira lakukan setiap hari.
Setelah mengantar Iesa ke sekolahnya, Ira berlalu begitu saja seperti biasa setelah menerima ciuman ditangan dari Iesa tanpa membuka suara ataupun mereka yang hanya sekedar saling menatap. Mereka bersaudara?
Khaira memasukkan motornya ke tempat parkir yang berada didalam sekolah dan memarkirkannya dengan rapi, beberapa motor yang sedang terparkir masih sedikit karena saat ini Khaira datang kesekolah masih sangat pagi, pagi sekali seperti biasanya. Calon istri Tae mah emang gitu disiplin:v
Setelah melepas helmnya, Khaira beralih ke kaca psion motornya dan langsung mengubah posisi psion itu untuk diarahkan kewajahnya "ini muka dari dulu emang ga berubah-berubah"
Khaira bangun dari posisi duduknya dan langsung beranjak dari parkiran motor itu. Ia berjalan melewati koridor sekolah dengan tatapan yang kosong dan wajah datar yang sama sekali tak memedulikan siapapun, walau datar seperti itupun Khaira masih tetap terlihat cantik. 'coba aja ada murit baru, terus mirip member bts, salah satu dari mereka aja gak papa kok, kalo tuju-tujunya juga gak papaa aku gak enak buat nolak' batinnya.
Kelas Ira masih cukup jauh namun ia sudah bisa mendengar suara yang dapat mengacaukan fungsi pendengarannya. "ANJUUU MASASEH? WAAHHH HOKI BAT LO NYET IRI GUE HAHAHAHA!!" Teriakan Yella yang terdengar begitu hebat dan menggelegar dan mungkin dapat terdengar hingga di kantin pikir Khaira yang membuatnya ingin cepat membekap mulut sahabatnya itu "ngomong tereak-tereak lagi gue remukin poster Baekhyun lo La!" Khaira berlari kecil sambil terus mengumpati Ella sahabatnya itu.
"BRAKK"
suara bantingan keras dari pintu itu cukup membuat dua cewek berambut panjang sepinggang yang berada didalam ruangan kelas terpelonjak kaget, refleks mereka mencari sumber suara dan siapa yang telah melakukannya.
"CEREWET BANGET KALEN BERDUA!" Teriakan Ira yang sangat tiba-tiba yang membuat 2 cewek itu menjadi tambah tak senang.
"kirain tadi bu Santi yang dateng mau marah-marah karna belom piket, ternyata mimi peri!" cibir cewek dengan pakaian sangat rapi yang sedang memakan snack, Elizabeth Inthan Romeyva nama cewek itu, gile namanya anjuuu.
"ngomong lagi gue pesekin idung lo Bet!" Teriak Khaira semakin keras yang berdiri di sebelah pintu, entah mengapa ia dari tadi tak masuk-masuk kedalam kelas.
"tau nih si pecandu halu! Pegi sana ganggu banget sih lo Kremi!" sambung cewek yang mempunyai rambut sama persis seperti Inthan 'mereka janjian ga ngajak gue masa tega bener', Yella Putri namanya, cewek terpendek dikelas namun mempunyai suara yang dapat mengalahkan speaker sekolah.
"NGOMONG GITU LAGI GUE GUNDUL PALALO PAKE CANGKUL NINGSIH!! Betewe lo nyindir diri lo sendiri Bambang!" teriakan Khaira semakin menjadi-jadi.
"ELO YANG DIAM BEGO!" Balas teriakan kedua cewek itu bersamaan kepada Khaira yang membuatnya terbungkam.
Khairapun menyerah, sebenarnya ialah yang harusnya marah-marah saat ini namun keberuntungan mungkin tidak sedang memihaknya. Dan juga sangat membuang-buang waktu jika terus melanjutkan perdebatan apalagi tidak ada yang memihak pada dirinya, namun bukan itu, yang membuatnya lemas adalah--karena ucapan Yella tadi.
Kenapa aku haru memiliki sahabat seperti kalian? Tidak, Maksutku, kenapa kalian begitu menyebalkan!.
Khaira berjalan seperti orang yang sedang mabuk menuju bangkunya sekaligus mendekati dua cewek yang terus memandangi dirinya dengan tatapan aneh. Khaira membanting tasnya keras ke meja dan langsung duduk dengan melipat kedua tangannya lalu menenggelankan kepalanya disana. Tatapan aneh Yella dan Inthan begitu saja berubah menjadi tatapan khawatir pada Ira. apa yang sudah terjadi padanya? Kenapa anak aneh ini jadi tambah aneh?
"lo kenapa Ra!!" Inthan berbicara sambil mengguncang-guncang tubuh Khaira.
"ada masalah Ra? Cerita Ra! Kenapa? Potcard Tae ilang lagi? Atau apa?" tanya Yella beruntut pada Ira.
"atau Yenta manas-manasin lo lagi? Atau fegi ngaku-ngakuin pothcard Tae lu punya dia?" tebak Inthan
"diem lo bedua, gue gak kenapa-napa" jawab Ira lemas yang langsung menegakkan posisinya.
"beneran? Beneran lo gak kenapa-napa?" tanya Yella lagi.
"Gak Yel"
"Terus lo kenapa gini?" tanya Inthan
"Gak kenapa-napa tan"
"lu boong kan?" tambah Inthan lagi.
"gue cuma kecewa" jawab Ira kembali menenggelamkan kepalanya kedalam lipatan tangannya di meja.
"SAMA SAPA?!" Kaget Yella dan Inthan bersamaan.
"...."
"SAMA SAPA RA! "
"...."
"RAA! " mereka berteriak bagaikan anak bayi.
"sama kalian" jawab Khaira masih dengan posisinya yang sama.
"SAMA KITA?!" mereka terus saja berbicara seperti sedang janjian.
"gak, cuma sama Yella doang" jawab Ira lemas. Yella dan Inthan sontak langsung saling perpandangan kaget seolah mereka akan mendapatkan masalah besar, gerak gerik Inthan seperti mengisyaratkan 'lo yang sabar yel, lo yang kuat' pada Yella sembari menepuk-nepuk pundak Yella dengan prihatin.
"kok gue Raaaa, gue kan gak ngapa-ngapain elo Raaaa gue gak ngambil Taee Raaa gue udah suka Baekhyun Raaaaaa" Yella terus saja mengguncang-guncang Khaira yang masih menenggelamkan tubuhnya dimeja tak memedulikannya. Yella merengek bagaikan balita yang menangis meminta di gendong.
Khaira terbangun dan menegakkan posisi duduknya lalu merapikan sedikit helaian rambutnya berantakan yang dibantu Inthan. "Yel.. " panggil Khaira dengan lirih, matanya menatap Yella dalam.
Yella yang tak tahu harus berbuat apa hanya mengikuti apa kemauan Ira, untuk menelan ludah saja sangat susah untuknya saat ini"iya Ra.. Maaf Ra." pinta Yella memelas padahal ia tak tahu apapun.
"Yel.. Lo tau kan kalau kita beda fandom.. " melihat tatapan Ira yang begitu dalam padanya membuat nyali Yella semakin menciut. Namun begitu Inthan mendengar kalimat 'fandom' dari mulut Khaira seketika ia langsung tak tertarik lagi pada topik ini, ia mengira ada masalah lain yang lebih parah. Jujur saja dari mereka bertiga hanya Inthan yang sama sekali tak tertarik dengan dunia Khaira dan Yella, dan Inthanlah yang selalu menjadi pelerai saat mereka sedang bertengkar terutama masalah Korea yang Inthan tak mengerti sama sekali.
"iya Ra gue tau" jawab Yella menunduk.
"lo manggil gue kremi tadi kan"
Inthan yang mendengar percakapan mereka berdua menjadi semakin muak, 'EH ANJU LEBAY BAT KALEN ANJU CUMA GITU DOANG PAKE ACARA DRAMA-DRAMAAN LAGI' batin sabet yang rasanya ingin berteriak.
"iya Ra.. Maaf Ra gue gak gitu lagi, maafin gue ya.." pinta Yella yang hampir menangis.
'jijik gue sumpah' Inthan terus saja mengumpat dalam hati.
"yaudah bagus" jawab Khaira memandang ke arah lain.
"Raa.." panggil Yella
"hmm.."
"LO JANGAN MANGGIL GUE NINGSIH LAGI DONG! PANGGIL YELLA AJA SUSAH YA?!" Yella berbicara seperti biasa lagi, sangat rewel dan berlebihan.
"lahkan nama elo Ningsih gimana sih!" Inthan menyela.
"DIEM LO SABET!" Bentak Yella ke arah Inthan.
"suka-suka gue"
"gue bilang diem!"
"elo yang cerewet bego! "
"gue gigit juga lo Bet!
"bodo"
"DIEM KALEN BEDUA!" teriak Khaira melerai sambil menempelkan masing-masing telunjuknya kebibir Yella dan Inthan, ia masih tak bisa percaya pada Inthan yang sebenarnya menjadi pelerai mereka saat bertengkar malah disini dia yang harus dilerai.
Setelah suasana berubah menjadi tenang, Khaira kembali membuka suara.
"ngomong-ngomong, tumben lo Yell dateng pagi, biasanya juga 5 menit sebelum guru dateng lo baru muncul. Lo habis mimpiin Baekhyun?" tanya Khaira yang berniat basa basi mencairkan suasana namun baru menyadari keanehan ini. Tidak bisa dipungkiri bahwa Yella Putri Ningsih adalah sahabatnya yang paling ceroboh dan rewel.
"enggak! Baekhyun gak pernah dateng di mimpi gue masa, padahal gue selalu mikirin Baekhyun, dimata hati gue cuma ada dia.. Dimata kaki juga padahal.. Kenapa dia gak pernah dateng? Padahal cuma dalam mimpi doang! Oppaaa Yella cuma mimta Oppa dateng di mimpi Yella aja, Oppa gak perlu dateng ke Jakarta buat jemput Yella! Oppa gak perlu beliin Yella kapal pesiar! Cuma dalam mimpi aja apa itu susah oppa? Hiks hiks hiks" ucapan Yella yang begitu dramatis ditambah perubahan ekspresi Yella yang begitu menyedihkan membuat Khaira tak habis fikir, ternyata masih ada juga orang lain yang lebih akut dari dirinya. Lalu bagaimana dengan Inthan? Dia hampir saja mengeluarkan air liurnya karena terlalu lama menganga memperhatikan tingkah Yella.
"SA AE LO NINGSIH GUE CIUM JUGA LO LAMA-LAMA" cerca Inthan muak.
"SABET LO DIEM ATAU GUE BILANG KE ANGGA LO SUKA KE DIA?! "
"makanya ganti nama" pasrah Khaira dan Inthan bersamaan.
"besok gue ganti"
"TERSERAH!"
khaira tersadar bahwa ada hal janggal yang baru saja dikatakan Yella. "Bentar-bentar, Angga? Kok Angga? SABEETT JANGAN BILANG?! " mata Khaira membulat sempurna karena terkejut, bisa-bisanya ia tak tahu apapun tentang sahabatnya ini!
"hehe malu gue" Inthan cengengesan sembari menutupi wajahnya dengan kedua tangannya malu.
"si Sabet jomblo akut lahir batin! akhirnya bisa suka sama lawan jenis! Lo gak salah makan bet? Makasih Tuhan!"
"gue cungkil juga gigi lo Ra!!"
Mereka tak tahan lagi "Hahahahahahahaha" tawa mereka memenuhi ruangan kelas yang sudah tidak sepi lagi.
Disaat tawa mereka sedang pecah, Yella tiba-tiba mengingat sesuatu. "Ra kemarin Riko nyarin lo"
Semua terdiam.
-------------
MAKASIH BANYAK TEMAN-TEMAN YANG SUDAH BACA PART INI! SEMOGA SUKA YA! MAKASIH MAKASIH MAKASIHHHHHHHH!!
Kalian bisa temui saya di instagram! @eun.gii
SAYA MOHON DUKUNGAN DARI TEMAN-TEMAN.
TOLONG BANTU SAYA DENGAN MEMBERI SUARA 😊🙏
TERIMAKASIH BANYAK TEMAN-TEMAN TERIMAKASIH BANYAK😊🙏
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top