CHAPTER 1.


Khaira Pov
_____

Hari ini adalah hari ke 59 kepergian ayah, aku menghitung hari demi hari yang kulalui tanpanya.

masalahku sudah sangat berat, dan sekarang ibuku, kemana perginya wanita itu selama dua hari? Ia pergi begitu saja tanpa memberi tahuku.

"ibuuuuuuuu!"
Teriakku dengan perih terukir dilubuk hati.

"Hiks hiks hiks"
Isakku.

Jangan tanyakan seperti apa perasaan dan keadaanku saat ini, wanita itu pergi begitu saja meninggalkan anak kecil tak berdaya ini sendirian, ada apa dengannya? Apa yang ada dibenak wanita itu? semuanya benar-benar mengerikan.

Aku yang malang, aku yang sangat menyedihkan.

Depresi? Mungkinkah? Tapi itu sangat buruk untuk bocah seusiaku mengalaminya, lalu?

Hancur, itulah aku saat ini, jika saja kalian bisa datang keduniaku dan menemaniku, aku pasti sangat bahagia.

Apa yang bisa kulakukan sekarang? Mungkin mati? Siapa yang perduli?

Aku benci! Kenapa disaat seperti ini kerinduanku pada ayah harus datang? Frustasi mungkin tidak terlalu buruk, aku frustasi sangat-sangat frustasi.

"aaaarrgghhh!"
aku berteriak sambil menjambak-jambak rambutku.

"ayah kenapa pergi? Kenapa ibu jahat?"
sekali lagi, apa yang akan sebatang kara ini lakukan sekarang? Lari.

Aku benar-benar tak tahan dengan situasi rumah yang membuatku menjadi semakin gila karena itu mengingatkanku akan semua kenangan ayah dan ibu.

Tujuan sederhana, segera meninggalkan rumah dan pergi menjauh dari tempat itu, jauh sekali sejauh-jauhnya.

Berjalan dengan menutup mata kedua mata, cukup konyol dan bodoh bukan? Namun siapa yang peduli?

Entah dimana aku sekarang, tempat ini cukup asing bagiku. Seperti yang kukatakan tadi, berjalan dengan menutup kedua mata juga hal konyol lain yangku lakukan adalah merentangkan kedua tanganku lalu berjalan kemana saja dengan insting sebagai pengganti mata, kalian tahu ini sedikit menghiburku HANYA SEDIKIT.

Sangat bodoh bukan, bagaimana jika ada kendaraan yang lewat lalu menabrakku? SYUKURLAH!

Disini gelap, namun aku masih bisa melihat cahaya kecil dari kelereng putih diatasku, dilagit yang hitam itu.

Aku tahu, saat ini aku sudah cukup jauh dari rumah. Jujur saja selama ini aku tidak pernah pergi sejauh ini meninggalkan tempat itu karena ayah selalu melarangku jika aku melakukannya, apalagi disaat malam.

Namun sekarang apa yang terjadi? siapa yang perduli? Tidak ada! Dan tidak! Aku tidak takut.

Kemarahan didalam diriku telah berhasil menutupi dan mengendalikan semuanya. Aku hancur sekarang, apa lagi yang harusku pertahankan? Tidak ada!

"kenapa kau terus saja mengikutiku hah?! Pergi sana pergi! Aku ingin sendiri jangan mengikutiku terus! Tinggalkan aku, Tolong tinggalkan aku.."

langkahku melemah, ditengah gang sunyi nan dingin ini aku sendiri. Aku menjatuhkan badanku yang membuat lututku terjatuh kasar ketanah dan saat itu juga aku menundukkan wajahku, aku terisak disana hingga puas.

"Dasar penguntit! Dasar brengsek! Dasar jahat! Dasar tidak tahu diri! Dasar perempuan tidak punya hati! Arrrrgh SIAAL!!!"
Aku terus saja memaki-maki bulan yang sebenarnya menjadi penerangku satu-satunya sekarang, semua itu kulampiaskan padanya karena banyangan perempuan jahat itu terus saja menghantuiku.

Apa-apaan? Sial aku lapar!

Tega sekali wanita itu membiarkan anak perempuannya yang masih SMP hidup sebatang kara.

Aku sangat bisa merasakan diriku yang rapuh, aku lelah akan semuanya dan aku mengutuk takdirku sindiri yang sangat aku benci.

Sudah cukup jauh aku berjalan di gang ini, kalian tahu ini melelahkan. Setelah itu aku memutuskan untuk duduk sejenak melepaskan lelah penatku dan bersandar di dinding gang yang dingin ini.

Aku duduk sembari memeluk kakiku yang kulipat, aku menenggelamkan wajahku di lutut dan berusaha melupakan nasib burukku ini sejenak.

Aku terbangun dari tidur kecilku karena merasakan getaran dari saku jeketku, aku baru menyadari bahwa ternyata aku membawa ponsel.

Dengan malas aku membuka benda yang penuh dengan stiker bt21 di bagian belakangnya, aku melihat notifikasi SMS masuk disana, itu adalah pesan dari Riko. Dengan malas aku membacanya dan memilih mengabaikan pesan itu.

Aku beralih memilih apl MUSIK dan memutar lagu BTS JIN - EPIPHANY.

Aku sudah cukup tenang disini, hanya ada aku, dingin malam dan suara lembut Jin.

'I'm the one I should love in this world'

Mendengar bait itu, membuat tubuhku semakin bergetar.

"Jin oppa, mau kah kau mendengarku sebentar? Sebentar saja.. Hanya sebentar.. Baiklah, Jin oppa bagaimana keadaan Taehyung sekarang? Apa dia merindukanku? Jika dia merindukanku bilang padanya untuk menemuiku sekarang, Aku kesepian. Lalu apakah dia sudah makan? Jika dia belum makan, suruh dia membawa makanannya kesini dan makan bersamaku.. Aku lapar. Juga apa dia sudah tidur? Jika dia belum tidur, beri tahu dia agar menemani sepiku malam ini, sebentar saja. Tapi.. jika tidak bisa, jika dia tidak merindukanku.. Bilang padanya aku tidak apa-apa, aku bukanlah siapa-siapa yang perlu diingatnya, aku tidak kesepian. Jika dia tidak lapar, bilang padanya aku juga sudah kenyang. Jika dia sudah tidur, biarkan dia tertidur, jangan mengganggunya.. Aku akan berbicara banyak padanya sendiri nanti jika bertemu dengannya dimimpi. Satu lagi, Jin Oppa.. bilang padanya, aku sangat mencintainya dan akan selalu seperti itu."

Bodoh sekali aku ini, semua yang terjadi padaku membuatku semakin gila.

aku berbicara semauku dalam hening, aku benar-benar bodoh. Berbicara pada Jin? Meminta Taehyung datang untuk menjemputmu? Lebih baik kau bunuh saja dirimu itu Khaira!

Dalam diam aku merasakan semuanya.

"Aku lelah,
Aku lapar,
Aku rapuh,
Aku buruk,
Aku mengerikan,
Aku tak berdaya.. Tuhan aku menyayangimu.. Taehyung aku mencintaimu.. Ayah aku merindukanmu..
Ibu.."

Next, hanya gelap, semuanya gelap, aku tak bisa merasakan tubuhku, aku tak tahu apa-apa, aku tak mengetahui apapun saat ini selain gelap.

Deg, aku tak bisa merasakan diriku.

******

Saat aku tersadar, hal yang pertama kali ku rasakan adalah tubuhku yang terbaring nyaman dan rasa hangat yang menyelimuti tubuhku, namun satu yang membuatku terpaku bahwa aku tak mengerti apapun.

Aku bisa merasakan kepalaku yang berat, mataku yang sayup.

Dimana ini? Dan siapa? Siapa Disampingku ini? Disampingku yang telah duduk seorang wanita, wanita ini terus mengusap rambutku lembut.

Yah, dia tante Arin.

Entahlah, kalian tahu.. Kenyataan pahit untuk diriku yang sekarang, kenyataan bahwa aku adalah seorang anak pungut untuk kehidupan yang kuanggap baru.

FlashBack

________

MAKASIH BANYAK TEMAN-TEMAN YANG SUDAH BACA PART INI! SEMOGA SUKA YA! MAKASIH MAKASIH MAKASIHHHHHHHH!!

Kalian bisa temui saya di instagram! @kirnaptri

SAYA MOHON DUKUNGAN DARI TEMAN-TEMAN.

TOLONG BANTU SAYA DENGAN MEMBERI VOTING😊🙏

TERIMAKASIH BANYAK TEMAN-TEMAN TERIMAKASIH BANYAK😊🙏

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top