Prompt 2. Borborygmi
All human. Alternate Universe.
.
~Trouvaille~
.
Sesshoumaru dan Kagome basah kuyup, sekujur tubuh, hingga lapis terdalam. Kedinginan, kelaparan, dan tenggelam dalam kecemasan tanpa dasar.
"Kita akan bermalam di sini, besok pagi kita akan memulai pencarian" kata Sesshoumaru dengan suara rendah. Ia lantas menutup pintu, lalu mengganjalnya dengan sebuah lemari.
Perempuan itu mengeratkan jaket hitam yang ia kenakan. Manik kelabunya meneliti sekitar; kamar itu gelap, ranjang serta tiap inci tempat itu berlapis debu tebal yang menggelitik hidung.
Baritone itu menambahkan, "Kau bisa tidur di kasur, dan aku di sini," laki-laki itu membuka topi dan mantelnya yang basah, lalu meletakkannya di ujung sofa.
"Tunggu!" protes Kagome, ia mendekati dan menahan lengan lelaki itu. "Aku tidak setuju, jangan seenaknya mengambil keputusan secara sepihak."
Pria itu menatap sang kawan dengan mata memicing. "Di luar tidak aman," ujarnya, secara jelas menyinggung virus aneh yang mengubah setengah manusia di seluruh dunia menjadi makhluk nokturnal bersklera merah, bertaring tajam, dan memangsa hidup-hidup manusia normal yang belum terjangkit.
Kagome mendongak, ia menantang, "Aku tidak akan mau tinggal diam saat Sango dan Miroku berada dalam bahaya!"
"Jangan mempertaruhkan nyawamu! Kita SEMUA memang berada dalam bahaya!" nada Sesshoumaru menjadi lebih keras.
Mendengar tanggapan itu, air muka Kagome berubah sendu.
Bencana itu berawal ketika kelompok mereka memilih untuk menyisir kota demi mencari persediaan makanan dan obat-obatan sebelum kembali ke base aman mereka.
Namun, rencana mereka tak berjalan mulus. Rintangan menghadang, secara tiba-tiba, gerombolan yang terinfeksi menyerang. Keempatnya melawan sambil terus berlari, hingga akhirnya, mereka terpisah. Dan kini, tinggalah mereka berdua.
"Kau harus percaya, mereka pasti sanggup melawan dan mencari tempat aman seperti kita."
Perempuan itu menunduk, menggigit bibir, menahan tangis atas amarah dan keputusasaan yang ia rasakan.
Secara terang-terangan Sesshoumaru menghela napas. Ia melisankan rasa frustrasinya selama ini, "Walaupun begitu, tidak ada yang bisa menjamin keselamatan mereka maupun kita."
Kagome mengangkat kepala, ia memandang sang sahabat. Helaian rambut hitam panjang membingkai parasnya yang kini terhiasi air mata.
Tanpa aba-aba, Sesshoumaru menarik Kagome ke dalam pelukan. Netra emasnya tertutup, intonasinya pedih kala menyiratkan isi hati, "Memikirkan esok sungguh menyesakkan, membayangkan kehilanganmu teramat menyakitkan. Aku tidak akan bisa ... "
"Sesshou-maru ...," gadis itu menahan isak.
"Aku akan menjagamu, yakinlah."
Kagome pun mengangguk dan memeluk sahabat yang disayanginya kuat-kuat. "Aku percaya, kita akan mampu bertahan dan suatu saat melewati ini semua." Gadis itu menangis, tapi bukan karena kerisauan, melainkan atas buih harapan.
Senyum terpatri di wajah Sesshoumaru dan Kagome. Untuk kali pertama, keduanya merasa aman di tengah kekacauan dunia.
Keadaan itu berlangsung cukup lama. Seharusnya, romansa yang lebih dari pernyataan rasa terjadi. Akan tetapi, suara perut mereka begitu lantang terdengar di waktu yang bertepatan. Sontak, keduanya melepas rengkuhan, saling menatap sebelum tertawa lepas sedetik kemudian.
Kagome sudah mulai membuka ransel kuningnya. "Jika kau tidak keberatan, pernyataan cintaku untukmu bisa menunggu setelah kita mengisi perut."
Sebagai respons, Sesshoumaru tersenyum dan mengeluarkan gumaman khasnya, "Hn."
.
~Fin~
.
Originally posted at FFN 30/06/2021
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top