ENAM
***
Dimas calling
Reject
Dimas calling
Reject
Dua kali Asha memutus panggilan dari Dimas. Bodo amat kalau dia marah lagipula salahnya sendiri telepon saat Asha makan malam bersama teman-temannya di camp. Tidak mungkin, kan, Asha sengaja bunuh diri dengan menjawab telepon Dimas menggunakan Bahasa Indonesia di depan banyak orang. Sebenarnya tidak dihukum jika berbicara di telepon menggunakan Bahasa Indonesia, tapi Asha ragu dan tetap saja dia harus menjauh karena alasan kesopanan. Papanya selalu bilang saat berkumpul jangan telepon atau angkat telepon tanpa menjauh.
Dimas : Kenapa diputus? Marah karena baru telepon
Dimas : Sorry deh
Pesan singkat dari Dimas berhasil membuat Asha menarik sudut bibirnya. Emang paling pinter nih cowok bikin gue seneng. Entar aja lah gue balesnya.
Asha memutuskan untuk menghabiskan makan malamnya dulu kemudian berbalas pesan dengan Dimas. Tidak enak juga jika bermain ponsel saat berkumpul seperti ini. Bisa-bisa Asha keceplosan bergumam menggunakan Bahasa Indonesia, kan, bahaya.
Asha kembali menyuapkan sesendok penuh nasi goreng mawut ke mulutnya. Baru kali ini Asha makan nasi goreng dan mie goreng bersama. Jujur Asha tidak tahu nasi mawut sehingga dia memesan makanan itu karena penasaran. Namanya aneh. Asha kaget saat penjual nasi goreng itu menambahkan mie ke dalam kuali besar tempat makan malamnya diolah.
Asha protes, tapi malah dijawab oleh si penjual dengan kalimat, "Nasi mawut ya pake mie. Kalo enggak namanya nasi goreng."
"Your boyfriend, Miss?" Sinta yang melihat senyum di bibir Asha bertanya tentang Dimas. Sinta sempat membaca nama si penelepon karena ponsel Asha ditaruh di lantai. Jika bukan pacar tidak mungkin sebuah pesan bisa membuat seorang cewek senyum-senyum.
"Nope," jawab Asha singkat. Pertanyaan Sinta membuat Asha menghentikan lamunan tentang asal muasal makan malamnya.
"Not yet, Miss." Puri teman sekamar baru Asha dan Sinta tidak tahan untuk menyahut.
Sontak ketiganya terbahak mendengar balasan Puri. Asha sendiri tidak menampik jika Dimas adalah sosok yang material boyfriend banget. Ganteng iya, tapi jika dipikir-pikir lebih ke manis sih. Ramah tidak usah ditanya lagi karena semua orang senang dengan kehadiran Dimas, bisa dikatakan jika Dimas mirip dengan Tedi saat bergaul. Baik pastinya dong, jika tidak mana mau Asha berteman dengannya.
"Tell me more about your crush, Miss?" Sinta mulai bergosip.
"My crush?" Yang bener aja Dimas crush gue. Yang crush gue tuh bukan dia. Asha mengkoreksi pertanyaan Sinta dalam hati.
"I won't tell you." Kemudian Asha memberi isyarat dengan tangannya agar kedua temannya mendekat. "Entar kalian naksir lagi." Asha berkata sangat pelan, nyaris berbisik. Sengaja membuat mereka penasaran.
"I never fall in love with someone i don't really know, Miss. Don't worry he is yours." Puri tanpa sengaja malah mencurahkan isi hatinya.
"But falling in love with stranger is fun."
Tanpa sadar mereka bertiga tidak kaku dan takut lagi saat berbicara di tengah kerumunan camp. Padahal sejak membuka bungkusan nasi goreng mawut mereka makan dengan khidmat, tidak ada yang berbicara apalagi bergosip. Mereka hanya menjawab sekenanya jika ditanya.
Ternyata topik tentang cowok, gebetan dan percintaan berhasil membuat mereka lebih aktif berbicara Bahasa Inggris. Asha baru menyadari hal ini. Baiklah jika seperti itu setiap hari mereka akan bergosip tentang gebetan, cowok hot di kelas masing-masing dan para aktor papan atas Indonesia bahkan dunia.
Acara bergosip terhenti saat azan Isya berkumandang. Mereka semua membereskan sisa-sisa makanan lalu kembali ke kamar untuk mengambil mukena dan melaksanakan shalat berjamaah di camp. Setelah shalat berjama'ah mereka kembali ke kamar masing-masing, bersiap untuk evening class.
Evening class dimulai pukul delapan sampai sembilan malam. Dari lima pelajaran yang didapat di lembaga kursus ini Asha paling suka dengan evening class karena suasananya lebih santai, tidak ada hapalan dan lebih sering permainan.
Seperti malam ini, Asha duduk di bangku di kelilingi oleh teman-teman satu camp sambil memegang gitar. Mereka membentuk lima grup berisi enam anggota. Salah satu grup hanya lima anggota karena Asha didapuk menjadi pemain musik. Tema evening class malam ini adalah tebak lagu. Seperti acara kuis Berpacu dalam Melodi, hanya saja alat musiknya hanya gitar.
Miss April menunjukkan buku catatan berisi daftar judul lagu yang telah didiskusikan dengan Asha. Tidak seru, kan, jika Asha menerima daftar lagu begitu saja dan dia tidak tahu melodinya. "Are you ready, Miss?" Miss April bertanya pada Asha lalu dilanjutkan bertanya pada anggota camp setelah mendapatkan jawaban iya dari Asha. "Are you ready, gals!"
"Yes, Miss!" jawab mereka serempak penuh semangat. Setelah Miss April berhasil meredakan keriuhan jemari lentik Asha mulai memetik senar gitar, memainkan lagu sejuta umat yang merajai berbagai tangga lagu selama beberapa bulan.
"Kukuruyuuuuuk!" Password grup dua.
"Guk guk guk!" Password grup lima
Lalu menyusul password grup satu, "Wek wek wek."
Tak perlu waktu lama untuk menebak lagu ini, dari intronya saja tiga grup sudah membunyikan password dengan meniru suara hewan bersamaan. Asha dan Miss April tidak dapat menahan tawa ketika melihat mereka dengan wajah serius dan ngotot menirukan suara hewan. Asha sampai menghentikan permainan gitarnya.
"Oke. Group Two." Miss April mempersilakan grup dua menjawab.
"Perfect by Ed Sheeran!" mereka menjawab penuh percaya diri.
"Correct! Ten points for group two!" Miss April menulis skor di papan tulis untuk grup dua. Grup dua bersorak gembira, mereka semakin percaya diri akan menjadi juara malam ini lalu mereka semua menyayikan bagian reff lagu Perfect bersama-sama diiringi permainan gitar Asha.
Seandainya saja lima mata pelajaran Bahasa Inggris yang didapatkan Asha seasik ini dia pasti kerasan di Pare. Tidak perlu menelepon Tedi setiap malam untuk mengeluh tentang vocab dan idiom yang semakin bertambah untuk dihapal. Bayangkan saja, setiap hari mereka mendapatkan lembaran seratus vocab baru dan sepuluh idiom yang harus dihapal setiap hari.
"Oke. The last song, gals!" Tanpa terasa permainan tebak lagu sampai di lagu ke sepuluh. Miss April sengaja hanya memilih sepuluh lagu agar permainan ini selesai pukul sembilan malam. Sebagai tutor yang ditugaskan di camp dia tahu betul jika mereka perlu waktu untuk sendiri. Biasanya saat-saat seperti itu digunakan untuk beristirahat, mengulang pelajaran bahkan ada yang mengerjakan tugas.
Asha kembali memetik gitar. Dia sengaja tidak menatap wajah teman-temannya karena ingin fokus, tidak ingin gagal lagi memainkan gitarnya. Asha sempat beberapa kali tidak jadi memainkan lagu karena tidak tahan melihat wajah teman-temannya yang seolah ingin menerkamnya. Mereka melotot ke arahnya sambil mencondongkan badan ke depan, memasang telinga mereka baik-baik agar dapat menebak judul lagu dengan cepat.
"Auuuuuuuu." Sinta melolong mewakili grup tiga. "Closer by Chainsmokers." Lanjut Sinta bahkan sebelum dipersilakan Miss April.
"Correct! Ten Points for group three." Miss April menulis skor di papan tulis untuk grup tiga. "Let's sing it out."
So baby, pull me closer in the backseat of your Rover
That I know you can't afford
Bite that tattoo on your shoulder
Pull the sheets right off the corner
Of the mattress that you stole
From your roommate back in Boulder
We ain't ever getting older
We ain't ever getting older
We ain't ever getting older
Reff Closer by Chainsmokers
"Because group one and three are draw," ucap Miss April setelah menghitung seluruh skor di papan tulis. "Miss Asha will play one more song."
"Could you play this song, Miss?" Miss April menunjukkan sebuah judul lagu di layar ponselnya ke Asha.
Kenapa lagu ini, Miss? Tanya Asha dalam hati. "Sure."
Tak ingin berlama-lama, Asha segera memainkan lagu yang sudah dihapalnya di luar kepala. Lagu yang selalu dimainkan setiap malam sebelum tidur di kamarnya di Jakarta.
Sorry, gue baru main gitar lagi. Lo gak marah, kan?
Jemari Asha tidak menyentuh senar gitar sejak tiba di Pare sampai malam ini.
***
***
Holaaaaa!
Maaf banget, telat update sampe dua hari, tapi sekarang TiP udah update. Dibaca ya.
Coba tebak kenapa Asha tanya begitu?
Yang mau kritik, tisam d.k.k juga boleh banget.
See u at chapter 7
Bae
Oh iya, lupa. Jangan lupa vote & komen.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top