7

Warning!! Chapter ini bakal panjang dari yang lain!

Happy Reading💐
┅┅┅┅┅┅┅┅┅┅┅┅┅

"Itu mereka telah kembali"

"Putra Sully, dan Tonowari telah kembali"

"Mereka menemukan bocah itu"

"Mereka menemukan nya"

Triseya hanya tersenyum

Grebb

"Kau membuat ku khawatir Seya" ucap Tsireya sambil memeluk kembaran nya itu

"Aku pulang kak" bisik Triseya sambil membalas pelukan Tsireya

Lalu Tsireya melepaskan pelukan nya, lalu beralih ke Tonowari membuat Triseya menundukkan kepalanya.

"Maaf kan a-" belum sempat Triseya menyelesaikan ucapan nya, Tonowari lebih dahulu memeluk nya.

"Kau membuat kami semua khawatir sweety, terlebih lagi ibumu" ucap Tonowari lalu melepaskan pelukan nya, dan beralih ke Lo'ak.

"Bagaimana bisa kau bersama dia" bisik Aonung

"Kau tak perlu tau" balas Triseya sambil berbisik

"Kau tak terluka kan?" bisik Aonung lagi

"Apa peduli mu dengan anak aneh ini" ketus Triseya sambil berbisik

Lo'ak hanya menatap, lalu hendak naik kedaratan sampai suara ayahnya memberhentikan nya

"Hey, hey" panggil Jake sambil memegang bahu anaknya itu

"Biar ku periksa diri mu" lanjut nya lalu memeriksa Lo'ak, sedangkan Lo'ak hanya menatap Aonung tajam membuat Triseya bingung

"Dia tak apa"

"Dia tak apa" ucap Jake

"Yah, cuman luka gores" lanjut Jake sambil menepuk pelan punggung anaknya.

Lalu datanglah Neytiri dengan tergesa-gesa, lalu menghampiri Lo'ak dan memegang kedua bahu anak laki-laki nya itu.

"Ibu berdoa supaya tak akan mencongkel mata putra termuda ibu" ucap Neytiri menggerakkan tangannya seolah ingin mengambil bola mata Lo'ak dengan tangannya

Membuat Triseya terkekeh

'Nampaknya kesabaran bibi Neytiri setipis tisu di belah dua' ucap batin Triseya

"Tidak, putra ku ini lebih tau dari sekedar mengajak dia keluar karang ini" ucap Tonowari melihat Aonung lalu memegang tengkuk nya membuat putranya itu berlutut.

"Kenapa ini" bisik Triseya

"Lihat saja" bisik Tsireya balik, membuat Triseya mendengus kesal

"Dia yang salah" ucap Tonowari kepada keluarga Sully

"Baiklah, ayo pergi" ajak Jake

"Tidak" ucap Lo'ak menundukkan kepalanya, lalu mengangkat nya lagi

"Ini bukan salah Aonung, ini ide ku" sanggah Lo'ak sambil menatap Tonowari, membuat Aonung melirik tak percaya kepada Lo'ak.

"Aonung mau membicarakan ini dengan ku, sungguh" lanjut Lo'ak

"Ayo" ajak Jake segera naik kedaratan

Triseya hanya bisa melihat dari jarak yg tidak terlalu dekat, karna di sana ada ibunya. Ia tak ingin mendapatkan masalah.

Yah hubungan nya dengan ibunya, tidak terlalu baik semenjak ibunya tau ia berteman dengan anak seorang manusia.

"Aku bisa tangani" ucap Jake kepada Tonowari, Triseya hendak pergi juga tapi melihat ibunya berjalan ke arahnya membuat ia mengurung kan niatnya.

Grebb

"Bodoh, ibu kira kau tak akan kembali" ucap Ronal sambil memeluk erat putri bungsunya itu, Triseya ingin membalas pelukan ibunya tapi fisiknya tak mau satu pikiran dengan hatinya.

"Maafkan aku" hanya itu yang bisa Triseya ucapkan

.
.
.
.
.
.
.

Saat hendak pulang ke kediaman nya sendirian, Triseya melihat Neteyam yang sedang termenung sambil melihat ke arah rembulan dan bintang.

'Nampak nya ia sedang sedih' batin Triseya yang melihat Neteyam nampak cemberut, karna inisiatif Triseya menghampiri Neteyam lalu duduk di sampingnya.

"Ah...ku kira siapa" ucap Neteyam nampak terkejut, membuat Triseya terkekeh

"Apa ada sesuatu yang buruk terjadi? Hingga kau sedih?" tanya Triseya kepada Neteyam

"Yah, begitulah" ucap Neteyam lalu menghembuskan nafasnya

"Mau ku tunjukkan tempat yang sering ku datangi ketika sedih?" tanya Triseya sambil tersenyum ke Neteyam, membuat Neteyam tersipu

"Boleh?" bukannya menjawab Neteyam malah melempar balik pertanyaan nya

"Ya boleh lah, ayo" ajak Triseya lalu menarik tangan Neteyam ke pantai

Saat sampai di pantai Triseya menyuruh Neteyam mengikuti nya

"Mau kemana kita, Seya?" tanya Neteyam

"Ikut saja" ucap Triseya melanjutkan jalannya lalu terhenti di sebuah gua di ujung pantai

"Gua apa ini?" tanya Neteyam sambil memasukinya bersama Triseya

Nampak banyak sekali aksesoris yang terbuat dari kerang, lalu nampak ada sebuah foto yang terbuat dari bingkai kayu

"Ini, siapa?" tanya Neteyam sambil mengambil foto itu, nampak seorang anak gadis dengan anak manusia sedang bergandengan di foto itu

"Kamu nanya?"

Eh salah

"Oh, itu foto ku dengan teman manusia ku" beberapa kata itu langsung membuat mood Neteyam menurun drastis

"Emang di sini ada kamera huh?" tanya Neteyam nampak berusaha menepis rasa cemburunya

"Uhm! Aku membantu teman ku memperbaiki kamera nya, lalu kami mengambil gambar" ucap Triseya

"Di mana sekarang dia?" tanya Neteyam membuat Triseya berhenti melihat-lihat sekitar

"Dia sudah pergi, aku tak tau dia akan kembali atau tidak" ucap Triseya berusaha tersenyum

"Maaf" sesal Neteyam di balas gelengan gadis itu

.
.
.
.

Keesokan harinya, mereka berkumpul lagi dengan Lo'ak yang menceritakan ia bertemu Payakan.

Triseya hanya diam mendengar kan

"Payakan" ucap Tsireya membuat lamunan Triseya terhenti.

"Siapa Payakan?"

"Seekor paus muda yang jadi galak" jawab Rotxo

"Dia tidak galak!" bantah Triseya, membuat yang lain menatap nya.

"Kata mereka dia pembunuh, membunuh bangsa Na'vi" ucap Tsireya membuat Triseya kesal.

"Kenapa Seya?" tanya Neteyam yang sedari tadi memperhatikan gadis itu

"Tidak, hanya bad mood saja" balas Triseya

"Tidak, dia bukan pembunuh" bantah Lo'ak

"Lo'ak, kau beruntung masih hidup" ucap Tsireya

"Tidak, bukan aku maksudnya kami" koreksi Lo'ak membuat yang lain menatap nya

"Aku ikut menemui Payakan kemarin" ucap Triseya sambil menatap yang lain

"Bisa kalian lihat aku tak mati" lanjut nya

"Sebab itu kemarin kau menghilang?" tanya Rotxo di balas anggukan.

"Aku dan Payakan sudah berteman lama oke, jadi aku tak percaya dia pembunuh!" ucap Triseya kesal

"Tapi sis-"

"Apalagi Aonung" ucap Triseya malas

"Kalian tak mendengarkan ku" ucap Lo'ak lalu pergi, Triseya juga berdiri hendak pergi tapi ia menatap mereka terlebih dahulu

"Mungkin jika kalian tau apa yang dilakukan Payakan untuk ku di masa lalu, kalian akan berubah pikiran" ucap Triseya lalu pergi dari situ.

"Biar aku mengejar nya" ucap Tsireya tapi di hentikan Neteyam

"Biar aku saja" ucap Neteyam, lalu menyusul Triseya

"Kiri" panggil Rotxo

"Hm?"

"Apakah benar mereka berdua hanya sekedar teman?" tanya Rotxo

"Aku tak yakin" balas Aonung

"Sudahlah kalian" lerai Tsireya

.
.
.
.
.

"Triseya"

"Triseya!"

"Triseya!!" panggil Neteyam sambil menarik tangan gadis itu, membuat nya menubruk dada bidang Neteyam.

"Ugh"

Triseya hanya mengusap dahinya, lalu memandang kesal Neteyam.

"Ck, apa lagi" ketus Triseya

"Liat aku" tegas Neteyam, mau tak mau Triseya pun mendongak kan kepalanya menatap Neteyam.

"Apa mau mu huh?" tanya Triseya

Triseya melebarkan bola matanya, saat Neteyam merengkuh nya di dekapannya

"I believe you, idiot" gumam Neteyam yang masih mendekap Triseya, lalu melepaskan pelukan nya dan menatap ke arah lain.

"Sorry" ucap Neteyam sambil menggaruk tengkuk nya yang tak gatal itu

Triseya tak menjawab, ia masih memproses apa yang terjadi barusan.

"L-lebih baik kita cari Lo'ak" ucap Triseya terbata-bata setelah memproses kejadian itu.

"Tidak perlu, dia sudah besar" ucap Neteyam sambil mencekal tangan Triseya

"Uhm...oke, tapi bisa lepasin ga?" ucap Triseya membuat Neteyam melepaskan cekalan tangannya.

Lalu datanglah Tuk sambil berlari ke arah Neteyam dan Triseya

"Kak, ayo! Kak Tsireya mengajak kita jalan jalan ke sebuah tempat" ucap Tuk sambil menarik tangan Neteyam dan Triseya.

"Oke"

"Hati-hati jatuh Tuk"

To be continued

Btw, aku dapet inspirasi buat end ni cerita loh
(˵ ͡° ͜ʖ ͡°˵)

Mwehehe, ku mau slow update aja deh capen.g

Makasih yang dah baca haluan/cerita gaje ku lope lope buat kalian♡

Write: Min, 8 Januari
Publish chapter: Sen, 9 Januari

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top