12
Jan lupa follow (bilang ae kalo mo di follback) author, siapa tau nanti ku buat fanfic avatar versi modern:v
Happy Reading💐
┄┄┄┄┄┄┄┄┄┄┄┄┄
Tes
Tes
Tes
Suara gemericik air berjatuhan, Triseya memperhatikan tempat di mana ia bangun sekarang, bukannya ia pingsan? Eh atau tidur? Entahlah ia tak ingat.
Triseya menyusuri setiap semak-semak yang menarik perhatian nya, saat membuka semak-semak terakhir ia melihat seseorang yang ia kenal.
"Sabumi?" panggil nya tanpa sadar, membuat sang empu membalikkan badan menghadap nya lalu tersenyum.
"Sabumi, kau kah itu?" tanya Triseya, lalu perlahan maju ke depan, membuat Sabumi memundurkan langkahnya.
"Jangan mendekat, Seya" peringat Sabumi sambil mempertahankan senyumnya
"Why? Aku hanya mendekat Sabumi" tanya+ucap Triseya, membuat Sabumi menggelengkan kepalanya.
"Kita berbeda Seya" ucap Sabumi membuat gadis di depannya bingung
"Apanya beda, Sabumi? Kita berada di alam yang sama bukan?" tanya Triseya menatap laki-laki di depannya, Sabumi menggeleng lalu melihat ke langit.
"Kita berbeda, kita tak lagi di alam yang sama" ucap Sabumi tanpa menatap gadis itu
"Kau....mati?" tanya Triseya, ia merasakan tenggorokan nya sakit saat mengatakan 'mati'
Sabumi melihat ke arahnya, lalu tersenyum lembut.
"Aku tak mati, aku hanya memberikan jiwa ku kepada takdir mu" ucap Sabumi dengan senyum misterius.
"Tapi Sabumi, kau itu sebenarnya siapa? Tidak mungkin seorang sky people mempunyai kekuatan" tanya Triseya
"Aku? Aku sebenarnya hanya Roh yang dikirim ke Pandora untuk menjalani hukuman sebagai manusia di sana" jawab Sabumi berusaha tenang
"Roh?" tanya Triseya berbisik
"Iya, aku tinggal di alam dan tempat yang berbeda dari kalian, aku melakukan sebuah kesalahan yang membuat ku di hukum menjadi manusia" jawab Sabumi
"Tetapi Sab" Triseya hendak maju tapi tidak bisa, serasa ada dinding pembatas diantaranya dan Sabumi
"Triseya, dengar" ucap Sabumi tiba-tiba serius
"Triseya, waktu ku tak banyak aku hanya akan menyampaikan beberapa pesan oke?" membuat gadis itu mengangguk
"Triseya, aku hanya seorang Roh, aku bukanlah manusia asli, aku menyerahkan jiwa ku karna ia berpengaruh di kehidupan mu"
"Triseya, terkadang cinta butuh pengorbanan bukan?" tanya Sabumi membuat gadis itu mengangguk
Perlahan tubuh Sabumi berubah menjadi serpihan cahaya, Triseya yang melihat itu membelalak matanya.
"Sabumi" ia hendak menggapai Sabumi tapi dinding itu muncul lagi, dan membuat Triseya tak bisa menggapai Sabumi
"Percuma Sey, waktu ku hampir habis jadi.."
"Ini bentuk pengorbanan ku untuk mu Sey, aku ingin kau dan dia hidup bahagia. Jadi jangan terlalu sedih dengan pengorbanan ku, aku mencintaimu" setelah mengucapkan itu Sabumi sepenuhnya berubah menjadi cahaya
"SABUMI!" teriak Triseya menatap tak percaya kepada butiran cahaya di depannya
"No" lirih Triseya berusaha menggapai serpihan cahaya itu
"No"
.
.
.
.
.
.
.
.
Ga jelas sekali saya.g
.
.
.
.
.
Saat terbangun Triseya melihat semua orang yang menatapnya khawatir, 'apa yang terjadi?' bingung nya
Grebb
"Aku merindukan mu, Sey" bisik Tsireya sambil memeluk kembarannya itu
"Apa yang terjadi" bingung nya sambil memasang wajah bodoh di hadapan mereka semua
Ronal mendekat lalu memeluknya juga, Tonowari hanya mengelus kepalanya tetapi tersirat perasaan lega di kedua mata ayahnya itu.
Setelah acara kangen-kangennan Triseya masih bingung
"Bagaimana keadaan semua orang?"
"Semuanya selamat, Sey" jawab Tsireya
"Keadaan Keluarga Sully?" tanya nya
"Semuanya selamat" jawab Aonung, lalu nampak laki-laki itu mengigit bibirnya
"Di mana Sabumi? Perasaan sebelum aku pingsan ia ada di sana deh, dan bukannya Neteyam mati ya?" bingung Triseya, nampak keluarga nya berusaha mencari jawaban yang tepat
"Jawab aku dong, masa di kacangin gini" sebal Triseya, Aonung maju dan duduk di samping nya
"Kau janji tak akan kenapa-napa kan setelah ku jelaskan?" tanya Aonung
"Tentu, emang ada berita apa sih"
"Jadi...."
.
.
.
Berbulan-bulan, bahkan mungkin sudah dua tahun setelah terjadinya peperangan antara suku Metkayina dan Sky people.
Semuanya aman kini, Triseya tak menjadi anak bungsu lagi melainkan sebagai kakak, yah posisi nya di geser.
Adiknya bernama 'Aoru', yah adiknya sudah hampir menginjak dua tahun, banyak perubahan kini.
Sabumi menghidupkan kembali jiwa Neteyam yang telah mati, sebagai bayarannya ia harus memberikan jiwanya.
Nampak Triseya sedang duduk di hamparan pasir di pesisir pantai, ia menatap kosong pemandangan di depannya.
Terkadang Triseya menghilang tanpa kabar, dan pulang dalam satu atau dua hari, sebenarnya itu membuat Ronal dan Tonowari khawatir.
Tetapi, Aonung selalu bilang ia hanya butuh waktu sendiri, kehilangan Sabumi ternyata membawa dampak bagi Triseya apalagi jikalau kehilangan keduanya (Sabumi&Neteyam)
"Seya" panggil Neteyam, laki-laki itu duduk di samping Triseya yang sedang memejamkan matanya.
"Hm"
"Kapan kau bangkit dari keterpurukan?" tanya Neteyam hati-hati takut menyinggung gadis itu
"Entahlah" jawab Triseya lalu menoleh kearah Neteyam
"Tapi aku tak menyalahkan kan mu, itu keputusannya" lanjut Triseya tersenyum, ia tahu bahwa Neteyam menyalahkan dirinya atas kematian Sabumi.
"Aku akan berusaha" ucap Triseya lagi, membuat Neteyam tersenyum
Lalu Neteyam berdiri dan mengulurkan tangannya ke arah Triseya
"Lebih baik kita pulang, adikmu Aoru mencari mu sedari tadi" ucap Neteyam, Triseya menerima uluran tangan Neteyam membuat tangan mereka bertaut.
.
.
.
"Kak Eya!" pekik seorang anak laki-laki berusia hampir 2 tahun itu, yah diusianya yang segitu ia sudah bisa berjalan, dan berbicara.
Greb
Aoru langsung memeluk kaki Triseya, membuat gadis itu terkekeh lalu menggendong nya
"Akhirnya kau pulang, aku kesulitan menjaga nya" ucap Tsireya menghampiri mereka
"Kalau dilihat-lihat kalian seperti, pasangan dengan Aoru sebagai anak kalian" celetuk Lo'ak tiba-tiba muncul
"Heh!" pekik Neteyam dan Triseya bersamaan, wajah mereka sudah memerah sekarang.
"Ajah kaka Eya merah hahaha" ledek Aoru menertawakan kakaknya
"Dasar kau ya" kesal Triseya lalu mencubit pipi gembul adiknya itu, membuat sang adik meringis kesakitan.
Triseya menyerah kan Aoru kepada Neteyam, lalu Neteyam dan Lo'ak membawa Aoru bermain di pesisir pantai.
"Di mana Aonung?" tanya Triseya kepada Tsireya
"Dia pergi berburu dengan Rotxo" jawab Tsireya, di balas anggukan oleh Triseya.
.
.
.
.
"Ibu, ini Aoru" ucap Triseya, sambil menyerahkan Aoru dari pelukan nya ke pelukan ibunya pelan-pelan takut sang adik terbangun.
"Terima kasih, Seya" ucap Ronal di balas anggukan
.
.
.
.
Ctak
Suara anak panah menancap di pohon terdengar, ia adalah Triseya dia sedang mengasah skill berpanah nya.
Ia sedikit menyipitkan matanya agar terkena target tersebut, lalu melepaskan anak panahnya.
"Cih" Triseya berdecak kesal, karna sedikit lagi terkena target eh malas meleset.
"Seya" panggil Aonung membuat gadis itu menoleh
"Apa?" jawabnya malas
"Tak aku hanya ingin menghampiri mu" ucap Aonung lalu duduk di salah satu batu untuk mengawasi adiknya
"Bagaimana perkembangan mu dan Neteyam" pertanyaan itu membuat Triseya menurunkan panahnya lalu berjalan dan duduk di samping Aonung.
"Entahlah, aku juga tak tau bagaimana perasaan ku kepadanya" jawab Triseya
"Lagi pula aku tak terlalu cantik untuknya" ucap Triseya membuat Aonung menyentil jidatnya
"Sadar dirilah Sey, kau telah menolak 5 tawaran laki-laki" ucap Aonung, membuat Triseya memiringkan kepalanya
"Ooo 5 ya, ku kira baru 2" gumam Triseya, membuat Aonung menghela nafas
"Oh, ya kak" panggil Triseya, membuat Aonung menatapnya bingung
"Tumben kau memanggilku 'kakak' ?" bingung Aonung, Triseya mendengus kesal mendengar nya
"Ck, emang masalah hah?!" kesalnya sambil menatap galak kakaknya, membuat Aonung tertawa
"Tak, hanya aneh saja kau tiba-tiba menjadi begini" ucap Aonung sambil terkekeh
"Setiap orang bisa berubah oke, kembali ke topik"
"Kalau kau di lahirkan kembali, kau ingin keluarga yang seperti apa?" tanya Triseya sambil menatap langit, Aonung melihat wajah adiknya lalu terkekeh dan menatap langit malam juga
"Kalau aku? Mungkin aku akan meminta dilahirkan di keluarga ini juga tapi di zaman yang lebih modern" ucap Aonung
"Modern?" ulang Triseya menatap Aonung, di balas anggukan
"Di mana, tempat yang lebih maju" ucap Aonung, Triseya langsung menggeplak kepala kakak tertuanya itu
"Kau pasti mendengar begituan dari Spider ya!" tuduh Triseya
.
.
.
.
Tbc
Njim gaje bat ni chapter 😔🙏🏻
Ga mayad kan Neteyam nya ´・ᴗ・'?
Seneng kan klean ga jadi mayad ayang Neteyam?
Ayo ramein, kalo rame ntar malam ku update lagi oke papay
Write: Jum, 13 Januari
Publish chapter: Sab, 14 Januari
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top