Spesial Story TRIGGER Aniv(1)
Dahulu kala ada seorang gadis berkerudung merah.
Nenek gadis tersebut jatuh sakit, sehingga gadis tersebut pergi mengantar kue ke rumah neneknya.
Ibunya sudah berpesan agar gadis tersebut tidak keluar dari jalur. Namun bunga-bunga yang indah membuat sang gadis lupa akan pesan ibunya.
Sang gadis kemudian semakin ke dalam hutan, meninggalkan jalur ke rumah neneknya.
Sang gadis tersebut bertemu dengan seekor serigala. Sang serigala menanyakan kemana gadis tersebut ingin pergi.
Gadis tersebut menjawab pertanyaan sang serigala. Serigala pun menanyakan arah ke rumah neneknya sang gadis.
Sang gadis kemudian menunjuk kesebuah arah dan menjelaskan arah ke rumah neneknya.
Sang serigala pun pergi dari hadapan sang gadis. Gadis tersebut melanjutkan aktifitasnya memetik bunga.
Namun tanpa sang gadis ketahui. Sang serigala sedang menuju rumah neneknya.
Saat serigala sudah sampai di rumah nenek sang gadis. Dia memakan nenek sang gadis. Sang serigala pun menyamar menjadi nenek gadis tersebut.
Saat sang gadis sampai dirumah neneknya, dia kebingungan dengan penampilan neneknya.
Sang gadis menanyakan penampilan tersebut. Sang serigala menjawabnya satu persatu. Kemudia serigala menyuruh gadis itu untuk mendekat dan memakannya.
Sang gadis berteriak sebelum dia masuk ke perut sang serigala. Seorang pemburu yang mendengar teriakan tersebut berlari ke arah rumah nenek sang gadis.
Dilihatlah oleh sang pemburu, seekor serigala yang sedang tiduran. Sang pemburu pun masuk kedalam rumah dan mengunting perut serigala tersebut.
Sang gadis dan neneknya pun terselamatkan.
"Setelah itu apa yang terjadi kepada serigala?" Tanya seorang gadis cilik.
"Itu... menurut Tsumugi apa yang terjadi?"
"Umm.. aku kan anak kecil mana mungkin aku tau papa."
"Hahaha, sudah kan ceritanya pergilah tidur besok hari yang penting."
"Emang besok ada apa?" Tanya Tsumugi ke ayahnya.
"Besok adalah pemilihan sang gadis berkerudung merah yang berikutnya."
"Gadis berkerudung merah berikutnya?"
"Ini merupakan tradisi kita dengan kaum serigala."
"Apa maksudnya papa?"
"Setelah kejadian yang ditimpa sang serigala, dan cerita dari sang pemburu para penduduk memutuskan untuk memburu habis kaum serigala."
"Terdapat banyak korban jiwa di masing-masing kaum," lanjutnya.
Tsumugi menatap ayahnya dengan tatapan penasaran dan rasa keingin tahuan yang tinggi.
"Karena itu ketua masing-masing memutuskan untuk melaksanakan tradisi ini," jelas ayah Tsumugi.
"Jadi kita akan melakukannya sama persis dengan cerita tersebut?" Tanya Tsumugi.
"Benar, sang gadis akan dipilih secara random oleh ketua. Sedangkan sang serigala akan dipilih berdasarkan serigala pertama yang sang gadis temui."
"Jadi gadis berkerudung merah berikutnya harus mencari serigalanya."
"Benar."
"Lalu kalau tidak ketemu gimana?"
"Maka sang gadis tersebut di makan tanpa ada seorang pemburu yang menyelamatkannya."
"Hiihh seram."
"Makanya Tsumugi jangan pergi ke hutan ya, karena selain dipilih secara random kau juga bisa menjadi gadis berkerudung merah jika bertemu dengan seekor serigala."
Tsumugi tampak terdiam sejenak. Dia kemudian menatap ayahnya lagi.
"Apa semua serigala emang jahat?"
". . . Iya."
Setelah mengatakan hal tersebut. Ayah Tsumugi mencium dahi Tsumugi.
"Tidurlah hari sudah malam."
"Baik papa."
Tsumugi membetulkan posisi selimutnya. Ayah Tsumugi pun keluar dari kamar.
Namun meskipun Tsumugi menutup matanya berkali-kali dia tidak bisa tidur.
Pikirannya mengenai sang serigala terlalu menganggunya.
"Kenapa sang serigala memakan mereka ya?" Tanya Tsumugi ke dirinya sendiri.
"Karena dia lapar, teman-temannya tidak mau memberinya makanan," jawab sebuah suara.
Tsumugi terbangun dari temoat tidurnya dan mencoba mencari sumber suara tersebut.
"Si-siapa itu?"
Tok tok.
Terdengar ketokan dari arah jendela.
Tsumugi berjalan pelan menuju arah jendela. Saat dia membuka gordennya dia melihat seekor serigala abu-abu.
"Heh bagus kau sudah bertemu denganku, sekarang kau gadis berkerudung merah," ucap anak serigala tersebut.
Tsumugi merasakan panas di lehernya. Bajunya pun tiba-tiba berubah.
"A-apa yang," ucap serigala tersebut terkejut.
Muncul sebuah tanda di leher Tsumugi. Serigala tersebut menatapnya gk percaya.
Namun dia pun mengalami hal yang sama setelah Tsumugi.
Ada sebuah tanda di lehernya dan baju yang dia kenakan pun menjadi lusuh.
Terdengar sorakan gembira dari luar. Tsumugi menatap serigala tersebut.
"A-apa yang terjadi kenapa baju kita berubah?"
"A-aku juga tidak tau."
Terdengar suara langkah kaki yang mendekat.
"Gaku!"
"Tsumugi!"
Tsumugi membuka jedelanya dan menoleh keluar.
"Papa?" Kata Tsumugi dan Gaku bersamaan.
"Anak bodoh apa yang kau lakukan, kau seharusnya menjadi pemimpin selanjutnya," ucap seekor serigala besar.
"Jadi nama mu Tsumugi ya," ucap Gaku tidak mempedulikan perkataan ayahnya.
"Ah iya terus namamu Gaku ya."
"Tsumugi gk ku sangka justru kau yang terpilih sebagai gadis berkerudung merah terakhir."
"Terakhir? Apa maksudnya ayah?" Tanya Tsumugi.
Kedua ayah tersebut saling bertatapan.
"Ini adalah tradisi terakhir kita, kami para ketua memutuskan untuk mengakhiri acara konyol ini," jawab ayah Gaku.
"Sebagai gantinya jika sang serigala ditemukan, para serigala tidak boleh menganggu kita lagi begitu pun sebaliknya."
"Lalu apa yang terjadi jika aku tidak mencari Tsumugi?" Tanya Gaku.
"Kaum para manusia harus meninggalkan tempat ini."
"Dan kaum serigala memiliki temoat ini sepuasnya."
Gaku tersenyum mendengarnya.
"Syukurlah aku menemukanmu Tsumugi, dengan begitu kalian tidak perlu meninggalkan rumah kalian," ucap Gaku sambil tersenyum ke arah Tsumugi.
Gaku dan ayahnya pun pulang ke asal mereka.
Ayah Tsumugi menatap Tsumugi dengan lembut.
"Ayah dan para warga pasti akan menyelamatkanmu."
Tsumugi tidak menangapi perkataan ayahnya dan terus melihat punggung Gaku yang lama-lama menjauh dan menghilang.
...
Bertahun-tahun pun berlalu hingga umur Tsumugi cukup untuk memasuki hutan.
"Ingat ya nak akan ceritanya."
"Jangan khawatir ayah, batasnya 2 minggu kan? Aku pasti akan menemukan Ga-"
Ayah Tsumugi membungkan mulut Tsumugi.
"Jangan sebutkan namanya... kau hanya akan semakin terluka nanti."
"Tanpa menyebut namanya pun aku sudah terluka ayah," batin Tsumugi.
Selama menunggu umur mereka berdua bertambah. Mereka berdua tidak diizinkan untuk bertemu.
Karena begitu mereka bertemu cerita pun dimulai.
Tsumugi berjalan-jalan disekitar hutan.
"Bunga-bunga disini benar-benar bagus."
Tsumugi memetik bunga-bunga tersebut.
Krasak.
Terdengar bunyi semak-semak bergoyang.
Tsumugi melirik ke belakangya, dan melihat sebuah ekor yang menonjol dibalik pohon.
"... Gaku."
Tsumugi tampak ragu. Dia memilih untuk pura-puran tidak melihat Gaku dan melewati pohonnya.
"Jika kita bertemu sekarang, maka Gaku akan mati," batin Tsumugi.
Gaku terus memandangi punggung Tsumugi dari balik pohon.
"Andai kita bisa bertemu," ucap Gaku pelan.
Gaku berjalan ke arah tempat Tsumugi memetik bunga.
Betapa terkejutnya Gaku melihat sebuah mahkota bunga terletak disana.
Gaku mengambilnya dan memakainya.
Keesokan harinya.
Tsumugi kembali berjalan di hutan. Lagi-lagi dia melihat Gaku di balik pohon.
Tsumugi dengan pelan duduk dekat pohon tersebut.
Tsumugi merasakan sesuatu menyentuh tangannya.
Tsumugi melihat kearah tangannya dan melihat beberapa bunga disana.
Dia mengambilnya dan mencium bunga tersebut.
Gaku dan Tsumugi hanya diam di balik pohon.
"Kenapa aku dan kau adalah serigala dan si tudung merah?" bantin mereka berdua.
Hari-hari terus berlangsung seperti itu.
Namun mereka berdua tidak masalah dengan situasi seperti itu.
Walaupun mereka tak bisa saling bertemu, menyentuh, maupun berbicara.
Namun jika emang ini yang dinamakan cinta mereka tidak masalah tanpa kata-kata.
Tapi tidak semua cerita berakhir dengan happy ending.
Mereka berdua sadar akan takdir mereka yang tak bisa mereka ubah. Pada akhirnya akhir kisahnya tetap sama.
Karena Tsumugi terlalu lama memulai ceritanya. Para warga segera berangkat ke hutan dan menangkap Gaku.
Tsumugi ditahan oleh ayahnya untuk ikut campur.
Namun air mata Tsumugi tidak bisa berhenti, dia terus meneriakan nama Gaku.
Gaku sangat sedih dan sakit melihat Tsumugi yang menangis.
Namun Gaku tidak dapat memeluknya, dia hanya bisa melihat Tsumugi menangis disana. Sampai air matanya kering.
Saat merasa ajalnya sudah dekat Gaku mengucapkan kata terakhir dan pertamanya untuk Tsumugi.
"Jika kita terlahir kembali, aku ingin bertemu dengan mu lagi."
"GAKUU!"
Gaku pun menutup matanya.
Para warga melepaskan gengamannya dari Gaku dan pulang ke rumah masing-masing.
Tsumugi segera berlari ke arah Gaku saat ayahnya melepaskannya.
"Hiks Gaku huhu."
"Seharusnya kita menyelesaikan tradisi ini dari dulu," kata ayah Gaku yang datang secara tiba-tiba.
"Kita berdua sangat bersalah," ucap ayah Tsumugi.
Tsumugi terus memeluk Gaku. Dia tidak mau melepaskan gengamannya dari Gaku.
"Jika kita memang akan bertemu lagi di kehidupan selanjutnya, aku harap kita bisa saling bertemu, menyentuh, dan berbicara."
Tsumugi mengeratkan pelukannya.
"Selamanya aku mencintaimu-"
Tsumugi menghentikan kalimatnya dan mengubah posisinya. Dia sekarang menompang kepala Gaku dengan salah satu tangannya, sementara tangannya yang lain memegang pipi Gaku.
"Gaku," ucap Tsumugi lalu mencium Gaku sebagai tanda perpisahan.
Di kehidupan selanjutnya ku harap aku dapat bertemu denganmu kembali.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top