[01]

Bunyi riuh para siswa terdengar ramai waktu istirahat tiba. Hal itu mengusik waktu tidur Felix. Seingatnya ia tidur 3 jam yang lalu menghabiskan jam pelajaran Kimia yang sangat ia hindari.

"Berisik anjing!" Teriak Felix sampai dihadiahi pukulan keras dari belakang kepalanya. "Bangke!"

Pemuda yang wajahnya mirip tupai berdecak pelan dan duduk didepan bangku Felix.

"Lo apa-apaan sih anjing!" Sungut Felix. "Ada masalah hah?!"

"Heh gue lebih tua dari lo ya, ngomong sopan napa."

"Beda sehari doang belagu, diem lo!" Jisung kicep tak berani membalas Felix yang lagi mode maung.

Sejauh yang Jisung kenal, Felix kalau marah melebihi cewek yang baru datang bulan alias pms. Diusik dikit aja sudah ngelunjak. Sebaliknya, kalau mode manis bikin eneg.

"Maklum aja Sung, lagi ngantuk berat tuh si Felix. Aslinya gue sendiri ngantuk, tapi laper. Ngantin yuk!" Ajak Jeongin yang dari tadi menyimak perdebatan.

"Ayo."

"Mau kemana lo Jeong?"

"Ke kantin, laper."

"Gue ikut, gabut di kelas" Jeongin mengangguk menyetujui.

"Tumben nggak mabar bareng Jeno?" Pemuda bermarga Han itu bertanya sambil menunjuk pojok ruangan kelas, ada Jeno disana asik bermain bersama si kecil Jisung.

"Gue males."

Baru saja Jeongin, Han Jisung, dan Jaemin beranjak keluar, kelas kembali riuh akan keasikan dua orang di pojok ruangan.

"Mati lo!"

"Jen lo jaga belakang, gue keatas!"

"Ambil senjatanya Sung!"

"Tolol ah hahaha."

"MAMPUS! RASAIN!"

"Jeno! bantuin anjing! gue sekarat!"

"Awas belakang lo Sung!"

Ya begitulah rusuhnya mereka. Beruntung Felix masih menikmati mimpi di siang hari. Kalau tidak pasti mereka sudah ditendang paksa. Meskipun sama-sama hobi main game, Felix nggak sampai bikin rusuh kayak Jeno sama Jisung, kecuali kalau dirumah.

"WEH ANJING SIAPA YANG NELPON GUE BANGSAT!!"

Jeno ikutan kaget, tapi kembali fokus ke gamenya.

"APA?!" Ucap Jisung kelewat santai saat menerima telepon.

"Pulang sekolah gue nebeng, tapi tungguin gue selesai latihan."

"Motor lo sendiri kemana kak?"

"Bannya bocor, tadi gue berangkat bareng Minho."

Orang di seberang telepon pasti bisa mendengarkan helaan nafas Jisung saat ini.

"Gue janji dah gak akan lama."

"Hm, awas aja!" Panggilan diputus sepihak.

"Kenapa?"

"Kak Serim tuh nyuruh buat nunggu dia selesai latihan. Mana ban motornya bocor lagi." Jeno membentuk huruf o di bibirnya.

"Hati-hati di sekolah sendirian, apalagi sore hari." Jisung reflek menatap tajam Jeno. "Gue serius, denger-denger aksinya udah dimulai."

"Jangan nakutin gue."

"Gue nyuruh lo hati-hati bukan nakutin, Seungmin sendiri cerita ke gue kalau dia pernah lihat orang bawa pisau malam-malam di sekolah."

"Jangan ngaco deh, lagian Seungmin ngapain juga malam-malam ke sekolah?"

"Katanya, dia niat ambil buku tugas nya yang ketinggalan dan nggak sengaja lihat orang itu keluar dari salah satu kelas sambil mainin pisau. Ngeri banget."

"Nanti temenin gue dong Jen, gara-gara lo nih gue takut." Jisung merengek.

"Gue mau-mau aja nemenin lo, tapi gak bisa Sung. Gue udah ada janji sama gebetan buat ketemu." Jisung tambah memperlihatkan wajah takutnya. "Gak bisa di pending, nanti dia marah lagi sama gue."

"Dih bucin, gak seru ah. Gue ajak Chenle aja deh, tapi tu bocah gak pernah kelihatan kemana ya?" Jeno menggeleng. "Gamenya gimana anjir?"

"Jelas kalah, orang lo aja out."

"Kak Serim anjing!"







•|T R I C K Y|•

"Kuingin saat ini engkau ada disini."

"Tertawa bersamaku seperti dulu lagi."

"Walau hanya sebentar tuhan tolong kabulkanlah."

"Bukannya diri ini tak terima kenyataan."

"Hati ini hanya rindu. Asekkkk!"

Jeongin dari tadi menahan malu dari kelakuan dua teman sekelasnya, siapa lagi kalau bukan Han jisung sama Jaemin tentunya.
Awalnya Jaemin ketemu sama mantan pacarnya di kantin sambil membawa gandengan baru. Masalahnya Jaemin belum bisa belajar move on. Cih bucin.

Jisung yang peka langsung mengajak Jaemin memutuskan urat malunya dengan menyanyi keras sepanjang jalan menuju kelas. Tentunya untuk mengurangi badmood seorang Na Jaemin.
Mereka tidak tau saja sejak tadi Jeongin berkomat-kamit membacakan doa pada Jisung juga Jaemin agar mendapatkan kembali urat malu mereka.

"Aku suka body goyang bu Jihyo-" Belum sampai menyelesaikan nyanyiannya mulut toa Jisung berhasil bungkam.

Kenapa?

Dari kejauhan nampak Bu Jihyo sedang memperhatikan mereka bertiga hingga akhirnya beranjak pergi naik tangga ke ruang guru.

"Hahahaha mampus, makan tuh bu Jihyo." Ejek Jeongin

"Serem juga anjir." Jisung menyetujui ucapan Jaemin.

Bruk

Tubuh Jeongin terhuyung kebelakang karena tak sengaja ditabrak oleh seorang gadis. Belum sempat berucap maaf gadis itu sudah berlari pergi.
Ia heran begitu juga dengan Jisung dan Jaemin. Wajah gadis tadi pucat, bukan menggambarkan sakit tapi rasa takut.

"Apa yang terjadi dengannya?" Jaemin menahan salah seorang siswi yang terlihat mengejar gadis tadi.
Tampak raut siswi itu berubah khawatir.

"Kita habis lihat mayat di toilet perempuan." Mata Jaemin melotot kaget dan membiarkan siswi itu pergi. Bukan hanya dirinya, Jeongin dan Jisung juga sama kagetnya.

"Apa?"

"Kita perlu memeriksanya." Ajak Jeongin setelah melihat suasana koridor yang mendadak ramai.

Bau nggak nyaman menyapa penciuman ketiga pemuda yang baru saja sampai di kawasan belakang aula tepatnya pada toilet perempuan. Banyak siswa-siswi yang mengerumuni tempat ini, walaupun sudah disuruh untuk mundur oleh pak Jackson, mereka tetap saja kukuh. Ada yang muntah dan ada yang pingsan karena tidak kuat melihat apa yang terjadi.

Bagaimana tidak? Seseorang terduduk di dalam toilet dengan luka sayat menganga dimana-mana. Darah yang mengering menghias lantai putih toilet. Bisa dilihat pada mata kirinya terdapat luka sayat horizontal yang mengakibatkan wajahnya rusak penuh darah. Namun, masih dapat dikenali.

Jeongin, Jisung, dan Jaemin masih tidak percaya dengan apa yang mereka lihat. Air mata Jaemin perlahan turun mengenai pipi tirusnya.

"C-Chenle.."

Zhong Chenle, anak dari salah satu donatur sekolah ini meninggal dengan cara mengenaskan.
Siswa-siswi yang masih berkerumun mulai ramai.


"Udah mati aja, padahal gue baru ada niat buat bunuh dia."



















•|T R I C K Y|•

Na Jaemin

Lee Jeno

Park Jisung

Park Serim

Zhong Chenle

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top