Trick or Treat!
Malam yang ramai di Feendrache, Jack O'Lantern menghiasi sepanjang jalan kota, bersama dengan banyaknya lampu dan pita.
Anak-anak berlarian kesana kemari, mengunjungi banyak rumah demi mendapatkan permen.
"Uwaa! Ramai banget! Itu keliatan enak!!" Seru Lyria berlarian tergoda melihat banyaknya stand makanan disana.
"Lyria, bahaya jika berlarian begitu!" Tegur Gran.
Gran hanya tersenyum melihat tingkah Lyria. Mereka saat ini tengah berada di taman kota, menikmati perayaan Halloween bersama.
"Danchou! Trick or Treat!"
Seruan itu membuat Gran tersentak dan langsung menoleh kearah suara. Seorang pria bersurai pirang yang mengenakan kostum an- manusia serigala berjalan menghampirinya, senyuman secerah matahari terpatri di wajahnya. Pria bersurai hitam dengan kostum penyihir juga mengekor dibelakangnya.
"Vane-san, Lancelot-san, lama tak bertemu!" Sapa Gran.
"Lama tak bertemu, Danchou-san. Kalian mampir ke kota ini rupanya."
"Uhm, kami berniat membeli perbekalan, sekalian bermain mumpung Halloween."
"Gran! Lihat ini!! Aku mendapat banyak permen!" Lyria berlari menghampiri mereka dengan tangan penuh dengan sekantong permen.
"Dapat darimana sebanyak itu...?" -Vyrn
"Vane-san, Lancelot-san, lama tak bertemu, kostum kalian sangat keren."
"Terima kasih, Lyria."
"Vane-niichan! Trick or Treat!!" Sekumpulan anak-anak berlari menghampiri Vane.
"Oh! Kostum kalian keren banget!" Vane dengan gembira menanggapi mereka dan memberikan permen yang mereka harapkan, -tidak lupa memberikan nya juga pada Lyria yang matanya sudah berbinar melihat permen ditangan Vane- dan mereka langsung berlarian ketempat lain.
"Danchou-chan!"
Eira dengan senangnya menubruk Gran dari belakang, membuat Gran terlonjak kaget karena Eira yang tiba-tiba muncul dibelakang nya.
"Ini untukmu." Eira menyerahkan sebungkus cookies pada Gran, dan langsung diterima oleh Gran dengan wajah anak polos. Eira tertawa kecil melihatnya.
"Hari ini Halloween, Danchou-chan. Bermainlah seperti anak-anak, masa anak-anak hanya sekali loh."
"Aku bukan anak-anak..." Gran sweatdrop.
"Dimataku Danchou-chan adalah anak kecil."
"Bisa-bisanya bilang begitu, padahal lebih pendek dari- Uwagh!" Ucapan Vyrn terpotong karena Eira langsung menggenggam sayap Vyrn dengan senyum manis diwajahnya.
"Vyrn~ kau bilang sesuatu?~ ^^"
"Ng-Nggak ada.. (─.─||)"
Eira kembali melepaskan Vyrn, korbannya langsung sembunyi dibelakang Gran.
"Eira-san, kostum mu indah sekali!" Puji Lyria dengan mata berbinar.
"Terima kasih, Lyria. Ini untukmu."
"Terima kasih, Eira-san."
Eira dengan lembut mengelus kepala Lyria, terlihat jelas bunga2 di sekeliling mereka. "Mumpung Danchou-chan disini bagaimana kalau- Uwaa!"
Ucapan Eira terpotong karena seorang kecil tak sengaja menabrak nya dan terjatuh. "Kau tidak apa-apa?" Eira mengulurkan tangannya dan membantu anak itu berdiri, temannya disampingnya terengah-engah bertumpu lutut.
"Maaf karena telah menabrak kakak!"
"Tidak apa-apa. Daripada soal itu, kaki mu terluka, sini biar kakak sembuhkan." Tangan Eira terulur ke luka anak itu, dan menyembuhkan luka nya dengan sihir penyembuhnya. "Yosh! Sudah sembuh."
"Terima kasih kak!"
"Oi, John mana?" Tanya teman anak itu.
Anak itu ikut melihat sekeliling nya, menyadari salah satu kawannya hilang ia langsung panik. "Jangan2 dia tertinggal disana?!"
"Kalian habis darimana?" Tanya Lancelot curiga.
"Da-dari hutan... Kami berniat uji nyali jadi..."
"Hutan ya.... Malam begini pergi kehutan berbahaya tahu." Tegur Lancelot.
"Ma-maaf... Tapi.. John.." Anak itu mulai menangis.
"Gimana kalau kita kembali kesana mencarinya?" Saran teman nya.
"Ta-tapi..."
"Benar juga, kenapa kalian berlarian begitu?" Tanya Vane.
"A-ada hantu!" Seru nya.
"• • • ? Hantu?" Vane malah nanya lagi.
"Kau tak tau hantu?" Tanya Eira sangsi.
"Aku tau hantu!"
"Biar kami yang cari temanmu, jadi tunggulah disini." Ucap Gran menenangkan anak-anak itu.
"Terima kasih.."
"Kalau begitu, ayo kita pergi periksa. Jika yang anak-anak itu lihat ternyata monster, bisa berbahaya."
"Benar juga, ayo pergi!"
Mereka berlima pergi kehutan bersama, begitu memasuki hutan. Suasana gelap mencekam menyambut ditambah suara-suara burung hantu dan beragam lagi menambah suasana horor disana.
Eira menggunakan sihir cahaya untuk menerangi jalan, mereka terus menyusuri hutan, namun tidak menemukan hal aneh.
"Apa benar disekitar sini?" Tanya Eira.
"Iya, seharusnya begitu."
"Tidak terasa aura orang disekitar sini."
"Didepan sana sedikit lebih terang. Kurasa pohonnya sedikit disana." Ucap Lancelot.
Mereka terus berjalan sampai mereka tiba di sebuah mansion tua. "Hei Lancey, memang nya disekitar sini ada mansion tua ya?" Tanya Vane.
"Tidak. Seharusnya tidak ada, dari dulu aku sering berpatroli disini, jadi aku yakin." Jawab Lancelot yang bikin Lyria & Vane merinding.
"Ja-jadi ini...?" Lyria sudah ketakutan duluan, ia semakin erat memeluk lengan Gran.
"Aura mansion ini terasa aneh."
"Aneh?"
"Seolah ada namun juga tidak ada.. terlalu samar namun nyata... Seperti..."
"Hm?"
"Coba kita masuk, Mungkin saja anak itu ada didalam." Saran Gran.
"Eh? Kau mau masuk?! Ke mansion seram begini?!!" Tanya Vane.
"Apa kau takut, tuan kesatria?" Tanya Eira penuh penekanan.
"Takut? Mana mungkin! Ya-yaudah ayo masuk!!"
Vane maju duluan memimpin jalan, tanpa ragu ia langsung buka pintu mansion itu dan langsung disambut banyak kelelawar yang beterbangan keluar.
Didalam mansion itu sudah penuh debu dan barang-barang nya banyak yang hancur dan lapuk. Vane meneguk kasar ludahnya, bulu kuduk nya sudah berdiri sedari tadi.
Lancelot masuk lebih dulu, disusul oleh Eira, mereka memperhatikan keadaan disekitar hall mansion. "Tidak ada yang aneh." Ucap Eira.
Eira berbalik menatap Vane yang berdiri kaku dan Lyria yang masih memeluk Gran yang tersenyum canggung didepan pintu masuk. Helaan nafas Eira keluarkan. "Kau benar-benar penakut rupanya, tuan kesatria."
"Ap?! Sudah kubilang aku tidak takut!"
Eira berjalan menghampiri Lyria dan mengelus kepalanya "tidak perlu takut Lyria, ada aku disini."
"A-aku tidak takut >.<"
"Begitu ya."
Perlahan mereka berjalan masuk, baru beberapa langkah menjauhi pintu, mendadak pintu itu menutup sendiri dengan suara berdebum yang keras, membuat mereka semua terlonjak kaget.
"Kyaaa!!" -Lyria
"AAAAAA!!!" -Vane
"A-apa pintunya!" -Vyrn
"Paling angin." -Eira
"Kurasa pintu sebesar itu gak mungkin-" -Lancelot
DUM!
Terdengar suara dentuman keras dari lantai 2, membuat mereka jadi mengambil posisi siaga. Mereka saling pandang, dan memutuskan untuk memeriksa lantai 2 bersama dengan Lancelot dan Eira memimpin jalan.
Setiap ruang diperiksa satu per satu namun tidak ada apapun selain perabotan, serangga dan debu.
BRAKK!!
Suara benda terjatuh terdengar jelas dari ruangan didepan mereka, segera Lancelot membuka pintunya dan memeriksa ruangan itu, dinding ruangan itu penuh dengan lukisan orang yang sudah sobek sana-sini, namun tidak ada benda apapun yang terjatuh dan membuat suara seperti itu.
"Lukisan ini... apa mungkin orang yang tinggal disini dulu?" Tanya Lyria.
"Kemungkinan iya." Jawab Lancelot
Eira berdiri diam menatap salah satu lukisan disana, merasa familiar dengan lambang di pedang yang ada di lukisan itu. 'lambang ini kan.....'
"Oii Majo-neechan, ayo pergi." Panggil Vyrn tapi Eira hanya diam tak menjawab.
"E-Eira-san?" Kali Lyria yang memanggil,
Eira menoleh kearah mereka dan tersenyum. "Ah. Maaf ya, aku sedikit melamun."
"Jangan bikin orang takut..." Keluh Vyrn.
"Dasar kadal penakut." Cibir Eira.
"Aku bukan kadal!!"
Mereka kembali menyusuri mansion itu, namun tidak menemukan hal aneh ataupun anak yang mereka cari.
"Sepertinya anak itu tidak disini."
"Ayo kembali ke kota." Ajak Eira.
"Eh?! Tapi anak itu masih belum ketemu!" Seru Lyria.
"Sudahlah ayo."
"Jangan bilang kau takut?" Vane minta ditumbuk rupanya.
"Jangan samakan aku dengan mu."
Eira segera berjalan keluar mansion, yang lain juga menyusul, begitu diluar mansion, Eira meletakkan 3 bungkus cookies didepan pintu masuk mansion.
"Majo-neechan, kau ngapain?"
"Memberikan manisan."
"• • • ?"
"Ayo kembali.."
"Tapi, anak itu-"
Eira berlalu pergi dengan langkah terburu mengabaikan Vane yang kukuh masih mau lanjut mencari, Lancelot menepuk pundak Vane pelan, mengajaknya untuk ikut saja, walau bingung tapi mereka tetap berjalan kembali kekota.
* * * * * * * * * *
Mereka kembali ketempat anak-anak itu menunggu, tapi mereka sudah tidak ada disana. "Are? Dimana anak-anak tadi?" Tanya Lyria
"Sudah pulang mungkin."
"Hei... Kenapa kita kembali ke kota? Anak itu mungkin saja masih tersesat dihutan?! Kalau anak itu sampai bertemu dengan monster-"
"Sejak awal, anak itu tidak ada." Eira memotong ucapan Vane. Ekspresi bingung terlihat jelas diwajah Vane. "Hah?"
"Anak-anak itu adalah hantu."
Muka Vane langsung pucat. "Hah?!!"
"Eh?! Kau bercanda, kan?!!"
"Aku serius." Eira duduk disalah satu bangku disana, menghela nafas singkat. "Saat Halloween arwah orang yang sudah meninggal akan kembali ke dunia, yang mereka lakukan tidak lebih dari 'Trick or Treat'. Jadi kuberikan mereka manisan dengan begitu mereka tidak akan usil lagi."
"Jadi... Mansion itu juga..."
"Iya."
Segerombolan anak kecil berlarian menghampiri Eira mengerumuni nya seperti semut. "Eira-neesan, Trick or Treat!!"
"Jika tidak memberi kami permen akan kami usili!"
Eira tersenyum segera ia mengeluarkan banyak bungkusan cookies dari keranjang nya dan membagikannya pada mereka, mereka langsung pergi begitu mendapatkan apa yang mereka mau. "Karena hari ini Halloween, mereka pasti juga ingin bersenang-senang..."
"Begitu ya..."
Suasana mendadak hening, sampai sebuah Jack O'Lantern melayang tepat didepan muka Vane membuat nya menjerit sejadi-jadinya dan terduduk jatuh. "AAAAAAAA!!!!"
"Kyaaa!!" -Lyria
"O-oi labunya!" -Vyrn
"Jangan bilang hantu tadi-" -Lancelot
"Pfft-"
Suara tawa tertahan terdengar Eira, ia menutup mulutnya, bahunya bergetar karena ia mencoba menahan tawanya yang hendak meledak.
"Ini ulah mu toh!! " Teriak Vyrn penuh kekesalan.
Beberapa labu Jack O'Lantern ikut melayang disekitar mereka, menarik perhatian anak-anak disana.
"Lihat labunya terbang!!"
"Uwaa! Keren!!"
Vane sudah terduduk lemas, nafas nya naik turun mencoba menetralkan detak jantungnya, Lancelot membantu menenangkan nya dengan mengelus punggung nya. "Kau tidak apa-apa, Vane? Pfft-" walau jelas ia juga mencoba menahan tawa.
"Jangan tertawa, Lancey!"
Tawa nya malah meledak, "ma-maaf Vane, hahaha!"
Gran dan Lyria juga ikut menertawakan nya, Vane dengan kesal berdiri. "Akan kubalas nanti."
"Vane dibelakang mu!!"
Vane refleks menoleh kebelakang dan disambut 3 Jack O'Lantern sekaligus. "AAAAAAA!!!!"
"Kau kalah telak dengan anak kecil." Sindir Eira.
Muka Vane agak memerah karena malu, sedangkan yang lain nya malah ramai tertawa.
"Kedengaran ramai banget, ya.."
Seorang pria dengan jubah bersisik datang menghampiri mereka, Eira sedikit merinding dan menatap malas orang itu.
"Siegfried-san, kostum nya keren banget!!" Puji Lyria.
"Arigatou Lyria."
"Siegfried-san, kostum itu... Vampir kah... Tapi ada sisiknya...."
"Ah ini, kostum naga. Aku membuatnya sendiri."
"Sang pembunuh naga mengenakan kostum naga sungguh ironi... Itu sisik naga asli, kan? Tidak kusangka kau repot-repot memburu naga untuk membuat kostum."
"Aku hanya berkeliling hutan memungut nya."
"Siegfried-san, kostum itu terlihat keren padamu!" Puji Lancelot dengan mata berbinar.
Eira menatap malas interaksi mereka dan menghela nafas ringan, ia memegang bahunya yang agak bergetar. 'aku masih belum terbiasa rupanya... Padahal yang dia miliki hanya sedikit darahnya saja... Jika saja saat itu...'
Sebuah semburan air mengenai wajah Eira dan membuyarkan lamunan nya, segera ia menatap si pelaku yang tak lain adalah seorang anak kecil yang dipimpin oleh Vane. Alis Eira sedikit berkedut kesal.
"Kenapa kau melamun? Jika begitu kami semua akan mengusili mu!" Seru Vane sang komandan. Seluruh pasukannya sudah siap untuk menyerang- mengusili nya.
"Padahal sudah kuberi camilan agar kalian tidak mengusili ku... Dasar anak nakal." Eira berdiri dan membuat banyak lingkaran sihir dibelakang nya. "Bersiaplah."
"Eh? Ga-gawat! Semua berlindung!! Iblis itu bersiap menyerang!"
Eira menyerbu mereka dengan banyaknya bola air, anak-anak itu berlarian kesana kemari menghindari nya, "uwaa! Iblis nya mengamuk! Cepat kabur!!"
"Benar juga, Eira-san juga ayo lakukan!"
"Eh? Apanya??"
Eira tercenung karena Lyria tiba-tiba datang dan memintanya melakukan entah apa, serangan nya terhenti karena dia kebingungan.
"Tentunya 'Trick or Treat', Eira-san juga coba lakukan!"
'ah.... Jadi mereka membicarakan itu...' batin Eira.
"Tidak! Mustahil, umurku sudah segini.. tidak mungkin aku melakukan hal kekanakan begitu..."
Lyria menarik Eira mendekati Gran. "Tu-Tunggu Lyria, kau ngapain?! Danchou-chan, tolong hentikan Lyria!"
"Hari ini Halloween, kan? Eira-san juga ayo lakukan!" Gran ikut mendukung Lyria, mata Lyria sudah berbinar-binar penuh harap.
"Baiklah akan kulakukan!" Tapi... tunggu...." Muka Eira sudah merah padam, ia menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskan nya.
"T-Trick or.. Treat... Danchou-chan! ..... Uh...... Sudah kuduga... Rasanya malu melakukan ini di usia ini.... Seharusnya Danchou-chan yang melakukan nya. Saa, Danchou-chan, lakukan juga!"
Gran menyerahkan sebungkus coklat pada Eira, Eira menerima nya dengan grogi, mukanya sudah merah sampai kekuping. "Eh? manisan? Untuk yang tadi?! Uh.... Memalukan...."
"Na. Eira-san, bisa bantu aku?" Sebuah ide laknat terlintas dibenak Lancelot.
"Bantu apa?"
* * * * * * * * * *
Anak-anak yang sedari tadi bermain dengan Vane melambaikan tangan padanya, kembali melanjutkan aksi berburu permen mereka, tinggal Vane sendiri disana. Begitu ia hendak berkumpul kembali dengan Lancelot, ia kaget melihat mereka sudah tidak ada ditempat. "Lah?! Kemana mereka?! Aku ditinggal sendiri tega banget...."
Suasana mendadak terasa hening membuat bulu kuduk Vane berdiri, kabut tipis mulai muncul disana. Suara langkah kaki tertatih, membuat Vane bejingit kaget dengan kaku ia menoleh kebelakang.
Tidak jauh darinya subuah sosok berjubah hitam berjalan terhuyung-huyung kearah nya. "La-Lancey, ini sama sekali tidak lucu...."
Sosok itu semakin mendekat, Vane kontras melangkah mundur, sampai ia merasa menginjak sesuatu, begitu ia melihat apa yang dipijak nya, ia langsung menjerit, ternyata yang dipijaknya adalah tulang belulang manusia.
Suara gesekan menarik perhatian Vane kembali pada sosok hitam itu, sosok itu diam ditempat, Vane sedikit bernafas lega. Namun tiba-tiba sosok itu melesat secepat kilat kearahnya, refleks ia segera menghindar.
Jubah hitam sosok itu terbuka, memperlihatkan wujud nya yang memiliki kepala Jack O'Lantern dengan topi penyihir, tangan berjari panjang dan tajam memegang sebuah lentera oren, tubuhnya tinggi dengan balutan pakaian hitam sampai kaki.
"AAAAAAAA!!!!!!!"
Vane hendak berlari menjauhi makhluk itu, tapi sesuatu menahan kakinya membuatnya terjatuh. Dilihatlah apa yang menahan kakinya itu, ternyata itu kerangka yang tadi tak sengaja diinjak olehnya. Muka Vane semakin pucat pasi.
"Vaaanee....."
"Hi!!"
Monster labu itu semakin mendekatinya, Vane berusaha melepaskan kerangka yang sedari tadi menahannya, tapi percuma, malah kerangka itu semakin merayap ke dirinya.
"Aaaaa... Aaaa..." Air mata Vane sudah mengalir deras.
Monster labu itu melesat kearah Vane, siap menyerang Vane dengan cakar panjang nya.
"AAAAAAAAA!!!!!"
Apa yang Vane takutkan justru tidak terjadi, ia malah dihujani banyak pita convetti. "Eh?"
Monster labu itu melepaskan kepalanya- lebih tepatnya topeng full head nya- memperlihatkan wajah yang benar-benar ia kenal. "La.... Lancey...."
"Kena kau, Vane!" Senyuman secerah matahari terpatri di wajah Lancelot. Gak tau dia sohibnya dah mau mati ketakutan.
• • •
Vane KO. Yang lain langsung panik.
"Vane? Vane!!! Bertahanlah!" -Lancelot
"O-Oi!! Kau baik-baik saja?!" -Vyrn
"Vane-san!!" -Lyria
"Untuk ukuran usil ini...agak berlebihan, kan...." -Gran
"Untuk keusilan ini memang sudah berlebihan." -Siegfied
Eira buang muka pura-pura gak lihat, dia juga gak bisa nyangkal.
Dikejauhan team Chickadee terheran-heran melihat Vane yang tergeletak tak berdaya, penasaran dengan apa yang dilakukan oleh sang komandan sampai-sampai mentor mereka jadi begitu.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top