t h r e e

Pair : Midorima x Reader x Kuroo
Anime : Knb & Haikyuu
-;Saya tidak mengambil keuntungan apapun dari cerita ini;-

Don't like don't read
Happy reading!

○○○

Kedua orang itu berdiam diri, tak ada yang bicara. Salah satu orang itu melirik ke arah sang gadis, yang dilirik langsung menyunggingkan senyuman.

"Kenapa? Jatuh cinta?" [Name]--gadis tersebut menggoda pria di depannya itu, pria di depannya itu bergumam lirih dan mengalihkan pandangannya. [Name] tertawa melihat reaksi yang ditunggu-tunggunya tersebut.

Sungguh pemuda dengan surai hijau di depannya itu sangatlah lucu. Entah apa yang terjadi pada mereka, pada hari ini mereka terjebak di tengah hujan yang kian lebat.

Pemuda dengan surai hijau--Midorima masih tetap memerhatikan sang gadis, iris hijau yang ada di balik kacamata masih tetap menjadi pengamat. [Name] melirik ke Midorima lagi.

"Midorima-san, kau benar-benar jatuh cinta padaku ya?"

Midorima diam tidak bisa mengelak perkataan [Name]. [Name] merengut karena tidak mendapatkan jawaban yang diinginkan.

Jika Midorima jujur maka perkataan [Name] itu benar, ia telah jatuh cinta pada gadis itu. Namun, ia sadar cintanya tersebut tidak bisa diterima walaupun sudah ia ungkapkan.

Gadis tersebut sudah dimiliki orang lain, hanya suatu kebetulan ia bertemu dengan [Name] di sini. Melihatnya hanya akan melukai dirinya sendiri. Rasanya, ia ingin pergi dari cafe ini sekarang.

Ia berpikir, apakah benar ini keberuntungan bertemu dengannya atau sebuah kesialan? Tapi, mungkin ini adalah sebuah keberuntungan, pemuda itu sudah bersusah payah mendapatkan lucky item-nya. Ia tidak mungkin sial!

Salah satu penganut Oha-Asa ini adalah yang paling taat, setiap hari mendengarkan Oha-Asa dan bahkan membeli lucky item itu.

"Midorima-san, sudah lama sekali ya kita bertemu." Gadis tersebut membuka percakapan, Midorima hanya mengangguk.

"Midorima-san sudah mempunyai pacar?"

Midorima melirik [Name], pertanyaan darinya seolah menancap tepat di hatinya. "T-tidak nanodayo," jawabnya. "Bagaimana denganmu? B-bukan berarti aku ingin tahu nanodayo."

Seharusnya Midorima sudah tahu jawabannya tersebut, tapi entah apa yang terjadi pada mulutnya yang sangat ingin menanyakan perihal itu, lagipula [Name] sendiri yang memulai.

Midorima sudah tahu. Ia hanya menambah luka saja.

[Name] tergelak ia sangat merindukan sifat tsundere temannya ini. "He, jadi Midorima-san ingin tahu ya?"

"B-bukan begitu nanodayo! Aku hanya mengembalikan pertanyaanmu." jawab Midorima.

[Name] terkekeh. "Punya, dan aku sangat mencintainya...." tutur [Name]. Midorima yang mendengarnya merasakan sakit, berbeda dengan sakit yang selama ini ia pelajari, kali ini tidak mungkin ada obatnya. Memang benar menanyakannya hanya akan memperbesar luka.

"Shin-chan coba lihat!" Seorang pemuda dengan surai hitam itu berteriak heboh memanggil seseorang.

"Tch, diamlah Takao! Ada apa nanodayo?" ucap Midorima sambil tangan menaikan kacamata berbingkai kotak.

"Lihat! Bukankah ini [Name]-chan?" Takao menyodorkan smarthphone ke arah Midorima. Midorima menerima smartphone tersebut. Ia terkejut saat mendapati foto seorang gadis bersama dengan pemuda bersurai hitam.

Takao tersenyum jahil. "Are~ mereka berdua pacaran ya? Shin-chan bagaimana menurutmu?" tanya Takao. Midorima menaikan kacamatanya lagi.

"Itu bukan urusanku nanodayo." Jawabnya cuek padahal di dalam hatinya sudah terasa seperti tertusuk jarum. Sakit tapi tidak berdarah.

"Ah, itu dia! Tadi kuminta dia untuk menjemputku." [Name] menunjuk seseorang yang baru keluar dari mobilnya. Surai hitamnya dengan tatanan rambut yang tergolong ... aneh, tapi tidak mengurangi pesona tampannya. Kalau dilihat pemuda itu sama persis dengan yang ada di foto. Midorima hanya meliriknya sekilas.

Pemuda bersurai hitam itu masuk ke cafe yang tengah dipadati pengunjung yang berteduh, sontak semua pasang mata melirik ke arahnya. Manik hazel pemuda itu menyapu ke semua pandangan mencari sesosok kekasih.

Ia menemukan sang kekasihnya tersebut duduk di depan seorang pemuda dengan surai hitam dan juga berkacamata. Pemuda itu berusaha berpikiran positif pada sang kekasih, tidak mungkin ia selingkuh bukan? Ia mengakui kekasihnya itu manis dan banyak yang melirik ke arahnya.

[Name] yang tahu kekasihnya memasuki cafe langsung melambaikan tangannya mengisyaratkan untuk ke arahnya. Pemuda itu segera ke arah mereka.

"Maaf aku lama [Name]." Ucap pemuda itu dengan tersenyum kecil.

"Tidak apa-apa Tetsuro." [Name] ikut tersenyum ke arah pemuda itu--Kuroo Tetsuro. Kuroo melirik ke arah Midorima yang tengah memerhatikan mereka, [Name] yang kelihatannya peka langsung memperkenalkan mereka berdua.

"Tetsuro, kenalkan ini Midorima-san teman SMA-ku dulu." Ujar [Name] mengenalkan Midorima kepada Kuroo.

"Midorima Shintaro, temannya."

"Kuroo Tetsuro, pacar [Name]." Ucap Kuroo dengan nada penekanan di kata 'pacar', [Name] segera menyikut kekasihnya tersebut. Kuroo hanya merintih pelan. Pemuda bermanik hazel berbisik ke arah [Name].

"Ayo pulang [Name]."

[Name] pun segera membereskan barang-barangnya yang ada di meja. "Midorima-san aku duluan, sampai jumpa lagi." Midorima hanya mengangguk.

[Name] segera berdiri di bangkunya sambil meninggalkan uang untuk kopinya. Kuroo menggandeng tangan [Name] yang mungil dan menuntunnya ke arah mobil. Setelah sampai di depan mobilnya, Kuroo mencium kening [Name] dan langsung masuk ke mobil.

"B-baka Tetsuro!" [Name] segera masuk ke dalam mobil, Kuroo hanya terkekeh melihat reaksi gadis itu. Itu hanya di kening, bagaimana kalau di bibir?

Pahit.

Midorima menyesap kopi miliknya sambil melihat drama bak filem picisan di depan matanya tersebut. Kopi yang tengah diminum bersama [Name] terasa lebih manis, sedangkan sekarang? Ia malah merasa kopi itu sangat pahit.

Apakah ini karena melihat [Name] bersama Kuroo?

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top