o n e

Pair : Levi x reader x Akashi
School AU!
Anime : Shingeki no Kyoujin & Kuroko no Basket
¦900+ words¦
-;saya tidak mengambil keuntungan apapun di cerita ini;-

Don't like don't read
Happy reading

○○○

Iris seorang gadis sedari tadi hanya menatap langit biru padahal, di depannya ada seorang guru yang sedang mengajarnya, ia bosan dengan celotehan gurunya yang berkali-kali membicarakan rumus-rumus yang bahkan tidak dimengerti oleh (Name), ucapkan terimakasih pada temannya karena memilihkan (Name) bangku yang paling belakang sendiri.

Tuk

Sebuah gumpalan kertas mendarat di meja (Name), ia melihat kertas tersebut dan mencari si pengirim. Irisnya membesar tat kala mengetahui pengirim tersebut adalah ketua kelasnya--Akashi Seijuro.

Akashi menatap tajam (Name), gadis tersebut hanya tersenyum paksa dan kembali memperhatikan pelajarannya daripada harus bermain gunting dengannya. Bisa-bisa ia mati di tangannya.

Bel telah berbunyi nyaring pertanda jam pelajaran guru itu telah usai dan waktunya untuk istirahat. (Name) menghela napas lega, akhirnya ia bisa bersantai lagi untuk tidak melihat puluhan rumus tersebut.

Ia membereskan barang-barangnya tersebut dan melangkah keluar menuju kantin sekolah yang pastinya akan sangat ramai.

Di perjalanan sesekali ia tersenyum ramah kepada orang yang menyapanya, (Name) terkenal sopan dan juga murid teladan di sekolahnya tak jarang ia dibandingkan dengan ketua kelasnya kecuali dalam hal pelajaran yang berurusan dengan rumus. Ia akan menyerah. Ia selalu mendapat nilai pas-pasan di setiap pelajaran itu berbanding balik dengan pelajaran yang lainnnya nilainya 'hampir' sempurna! Selain itu ia juga terkenal dengan wajahnya yang terkesan manis tersebut ia kadang juga menerima pernyataan cinta dari siswa sekolah, tapi ia tolak dengan sopan.

Puluhan atau bahkan ratusan murid kini tengah berada di kantin sekolah, pemandangan yang sudah biasa bagi warga sekolah tersebut. (Name) membeli roti satu dan minuman satu. (Name) melihat ke sekitarnya berharap menemukan tempat duduk yang kosong dan gotcha! Satu tempat duduk sudah ia dapatkan.

"Levi-senpai." (Name) menyapa pemuda dengan surai hitam dengan model haircut di depannya itu yang sedang santai melahap roti pesanannya. Levi--pemuda itu menoleh ke arah (Name), mata hitamnya melirik tajam, "untuk apa kau ke sini?" tanyanya datar.

"U-um boleh aku duduk di depanmu?" Levi hanya diam, "semua bangku sudah penuh." Levi mulai melihat ke arah sekitarnya dan memang benar semuanya sudah penuh, ia melirik (Name) dan mengiyakan permintaannya. Sekali-kali tidak apa-apa bukan.

Mata hitamnya memperhatikan (Name) yang tengah lahap memakan rotinya tersebut, tak jarang ia menegur (Name) karena remah rotinya tersebar kemana-mana, Levi adalah penggila kebersihan selama Levi disitu maka harus bersih tanpa noda sedikit pun. (Name) hanya mengiyakan dan membersihkan remah rotinya tersebut.

"Levi-senpai, kenapa kau tidak menyerahkan jabatan ketua OSISmu itu kepada Akashi-kun?" tanya (Name) yang selesai memakan roti tersebut sampai habis.

Levi mendecakkan lidahnya kesal, berapa kali ia di ajukan pertanyaan yang sama? Lagipula siapa yang mau menyerahkan jabatannya kepada orang itu.

"Tch! Tidak akan."

"Tapi, senpai sebentar lagi akan lulus."

"Kalau begitu tunggu aku sampai lulus."

(Name) menghela napas, ya lebih baik seperti ini dulu lagipula, Akashi mungkin akan ada masa jabatannya walaupun hanya satu tahun, sekarang (Name) dan Akashi berada di kelas sebelas sedangkan Levi dua belas. Akashi, (Name), dan Levi salah satu murid paling disegani di sekolah. Mereka juga sama-sama memasuki OSIS. Baik Akashi maupun Levi itu sama-sama menyukai satu perempuan yang sama dan temannya sendiri dan (Name) ialah orangnya.

Sangat beruntung disukai oleh mereka, Levi yang tampan dan juga sifat dinginnya yang mampu menarik perhatian kaum hawa dan tak lupa juga Akashi yang sama tampannya dan juga sifat absolutenya serta kepintarannya yang 'hampir' sempurna.

Sayangnya (Name) terlalu tidak peka sehingga tidak tahu apa yang dirasakan mereka berdua.

Tanpa disadari oleh mereka Akashi memasuki kantin dengan elegannya dia tengah mencari Levi, dan juga (Name). Akashi mendekat, "Levi, (Name) kita sekarang harus mengerjakan tugas yang kemarin." ucap Akashi.

(Name) tersentak kaget mendengar suara Akashi, Levi menatap Akashi datar, ia berdiri dari meja tersebut dan melangkah keluar dari kantin menuju ke ruangan OSIS diikuti dengan Akashi dan juga (Name).

---

Semuanya sibuk berkutat dengan komputer di depan mereka, suara ketikan keyboard komputer hanya memenuhi ruangan. Tugas kemarin yang belum diselesaikan harus segera dikumpulkan hari ini, mereka tidak mau mengecewakan gurunya yang telah menaruh kepercayaan padanya.

Iris hitam tak jarang mencuri pandang ke arah (Name) yang berada di depannya, dan di sampingnya adalah si tuan cebol--Akashi Seijuro. Mata elangnya berkali-kali memperhatikan (Name), ia sangat betah sekali seandainya di sini tidak ada orang ketiga--Akashi Seijuro.

Sayangnya Akashi Seijuro berada di sini, di antara mereka. Akashi pun sama, tak jarang iris dwiwarnanya melihat ke arah (Name), dan tak jarang juga ia bertatapan dengan Levi. Mereka saling menatap tajam tak mau kalah satu sama lain. Wajah Akashi seolah mengatakan mati-sana-kau-cebol sedangkan Levi dasar-adik-kelas-setan.

"(Name)." ucap mereka bersamaan sontak iris hitam dan juga dwiwarna bertemu, kenapa-kau-meniruku-cabe?, siapa-yang-mau -menirumu-pendek. (Name) yang tadi fokus dengan komputernya langsung menatap mereka berdua dengan bingung.

"Maukah kau." lagi-lagi mereka berkata bersamaan.

"Kencan denganku?" tanya mereka bersamaan. Iris mereka bertemu lagi, Levi menatap tajam Akashi begitu pula sebaliknya, sedangkan (Name) mematung wajahnya memerah dengan sempurna, kenapa harus pada waktu yang tidak tepat.

Akashi menghela napas sedangkan Levi mendecih kesal. "Jadi apa pilihanmu?" tanya Levi pada (Name), (Name) menggigit bibirnya, dia sangat bingung.

Ia berdiri dari bangkunya hendak mengambil langkah seribu untuk menjauh mereka tapi belum juga (Name) lari menjauh, Levi dengan sigap memegang tangan kecil (Name) dan menariknya. (Name) yang terkejut ditarik oleh Levi langsung bertabrakan dengan dada bidang pemuda itu, dengan posisi mereka yang sekarang ia dan Levi terlihat seperti berpelukan bak pasangan romantis.

Tangan Levi yang hendak merengkuh tubuh (Name) terhenti ketika tangan Akashi menarik tubuh (Name) dan meng-kabedon (Name). Wajah (Name) dan juga Akashi tinggal beberapa centimeter sampai wajah mereka bersentuhan. (Name) yang melihat wajah Akashi begitu dekat langsung merona dan hembusan napas teratur dari Akashi itu telah membuatnya lebih malu, untungnya saja ruangan OSIS hari ini sepi.

Akashi membisikkan sesuatu di dekat telinga (Name).

"Jadi siapa yang kau pilih, little girl?"

-*End*-

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top