24. What happenned?
🌸
"I just wanna be your favorite hello and your hardest goodbye!"
🌸
Luna memasuki ruang Dandelion dengan gaun biru floralnya selutut. Rambut blondenya dibiarkan tergerai, Singkatnya. Luna terlihat sangat manis pagi ini.
"Dimas...?" Panggil Luna ragu sambil membuka perlahan pintu kamarnya. Oh, Tidak ada orang rupanya. Disana hanya ada Dimas yang sedang tertidur, Berbaring lemah di atas ranjang.
"Dimas, cepet sembuh ya, Dim!" ujar Luna sambil memasuki ruangan itu dan menempatkan bunga anggrek ungu yang sengaja ia beli bersama ayahnya di nakas kamar tersebut.
Luna duduk dan menatap Dimas sendu. "Gue kangen elo, Dim. Kalo lo sembuh, Gue pasti bakal seneng banget. Lagi pula lo sakit apa sih, Dim? Udah dua hari lo gak sekolah" tapi lihat, Betapa pengecutnya Luna hanya berani mengatakan itu,
Saat Dimas tak mendengarnya.
"Gue juga kangen elo, Lun" Sontak Luna tiba tiba terkejut, Saat ia mendengar suara bariton itu, Dimas!?
"Loh? Lo.. Lo.. Lo gak lagi ti-- tidur?" Ucap Luna kaget, Matanya membulat sempurna, Bahkan ia tak bisa membayangkan betapa malunya Luna saat ini.
"Lo pengen gue sembuh, yaa? Iya iya, Gue bakal sembuh kok!" Ucap Dimas sambil menyunggingkan senyum, walau dengan raut wajah yang tentu sangat pucat.
"Ih, Ngeselin" Sungut Luna. Namun Dimas hanya nyengir tidak jelas. Namun Luna rindu hal itu. Berharap hal itu takkan pergi dari bayang bayang hidupnya.
"Tiga hari lagi sekolah kita 'kan ngambil raport, Loh Dim. Duh, gue dapet ranking atau nggak yah?" Keluh Luna iseng. Sedangkan Dimas tersenyum.
"Tenang. Lo ranking satu kok!"
Dihati gue, kwowkowk.
Sejenak terjadi hening. Hingga Dimas mulai batuk kecil.
"Dim, Sebenernya lo itu sakit apa sih, Dim?" Ucap Luna sambil menatap sendu, Sedangkan Dimas tersenyum lagi,
"Ah bukan apa apa kali, Lun. Perduli amat sih, Besok juga gue udah pulang" Jawab Dimas enteng.
Pulang ke Rahmatullah gue yang ada.
"Janji ya sama gue, Kalo lo bakalan sembuh?" Tanya Luna sambil mengangkat jari kelingkingnya.
"Iya janji, Tapi kalo gue udah sembuh, Lo harus mau jadi pacar gue. Setuju?" sontak pertanyaan itu membuat Luna terpekik.
"Hah, apaan?" dengan reflek Luna mengatakan hal itu, sedangkan Dimas hanya terkekeh melihatnya.
"Jangan pura pura budek lo, Lun!" Luna tersenyum. "Tai kamu ya?"
"Cie pake aku-kamu!!" Ledek Dimas sambil tertawa. "Idih, Pengen banget apa pake aku kamu?" Desis Luna.
"Iya pengen pake banget!!" jawab Dimas dengan antusias.
Sejenak terjadi hening. Beberapa saat.
Hingga Luna memecahkan kejanggalan tersebut "Dim, sekarang lo pengen apa? Nanti gue kabulin, Deh" Ucap Luna tiba tiba dan tanpa di duga.
"Gue tau, Gue gak akan bisa milikkin lo. Karna gue tau, Lo udah jadian sama Aldi 'kan?" Terka Dimas tepat sasaran.
"I--iya, Kok lo tau?" Luna gugup saat ini, Apa kata Dimas? Disaat saat terburuk Luna, Dimas selalu ada untuk Luna. Ya walau Luna tak akan sadar akan hal itu.
Dan sekarang, Saat Dimas berada di titik keterpurukan, Luna tak ada untuknya, justru Luna malah jadian dengan seseorang. Dan orang itu Aldi, Sepupu Dimas.
Kurang lengkap apa lagi coba hidup Dimas?
"Tau dong. Apa sih yang gak gue tau dari lo, Lun" Dimas nyengir.
"Gue ngerti, Aldi itu sepupu gue. Dia pengen gue bahagia, Dan dengan Aldi jadian sama lo, Lo pasti bahagia banget 'kan? Dan Aldi tau betul, Kalo gue bahagia, Maka gue bakal jauh lebih bahagia dar lo, Lun. Em maksud gue, Kebahagiaan lo itu adalah prioritas gue" Penjelasan Dimas membuat Luna mati rasa sejenak.
"So, For now. Maybe i just wanna be your favorite hello and your hardest goodbye. Can i?" Timpal Dimas lagi.
Luna tersenyum. Kali ini senyumnya sangat tulus. "Ya, itu udah pasti, Dim" Jawab Luna.
Dan dengan kalimat itu saja, Dimas rasa, Ia akan hidup seribu tahun lagi.
🌸
"Gimana? Lo udah lebih baik 'kan Dim?" Tanya Arga saat ia, Pita, Dan adiknya shopia menjenguk Dimas siang ini. Dimas hanya mengangguk.
"Seperti yang lo lihat, Ga. Gue baik baik aja, Besok juga gue pulang. Orang ini cuma penyakit kutilan kok" jawab Dimas enteng seolah penyakitnya itu hanyalah hal kecil baginya.
"Oh ya, Btw. Lo perhatian banget deh sama gue, Ga. Pasti Pita beruntung dapetin lo. Btw Pj mana nih? Kalian udah jadian 'kan? Hayyo ngaku!!" Ucap Dimas membuat ketiganya terkekeh.
"Iya, kak. Mereka udah jadian! Kok kak Dimas tau, Sih?" Ujar si shopia, Sedangkan Dimas tertawa lebar.
"Haha, Apasih yang kak Dimas gak tau, Shop" kata Dimas seakan ia baik baik saja seperti biasanya.
Padahal tidak sama sekali.
"Cepet sembuh ya, Dimas. Pita pengen liat Dimas ceria lagi!" Ujar Pita menyemangati.
"Iya, Pita. Gue bakalan sembuh kok. Gini doang mah bukan apa apa buat gue. Kecuali kalo gue sakit hati gara gara, Luna. Baru gue sakit hati kaga sembuh sembuh!" Jawab Dimas lalu sepersekian detik tawanya berderai.
Padahal Luna udah motek hati gue gara gara dia jadian ama sepupu gue. Haha.
"Pokoknya, Pita berharap yang baik baik aja buat Dimas. Pita sayang Dimas!!" Pita tersenyum. Namun Dimas malah tertawa lagi, "Jangan sayang sama gue, Pit. Sayang nya ama ayang Arga aja sono!" Sontak hal itu mengundang tawa untuk mereka.
"Ah apaan sih lo, Dim. Btw udah ya, kita pengen balik, Gue ada undangan buat kumpul sama rekan kerja gue. Biasa gue 'kan model" Sindir Arga. Sedangkan Dimas hanya berdecih.
"Heleh"
"Yaudah, Lo itu istirahat Dim. Masih bisa aja sih lo bikin kita kita ketawa. Kita pamit ya, Dim" ucap Arga. Sedangkan Dimas hanya mengacungkan jempolnya.
"Yoi!" setelah keduanya pergi, Dimas mengambil remote yang di sediakan untuk memanggil suster. Setelah beberapa menit suster itu pun tiba.
"Saya mau ke taman dong, Sus. Bosen saya disini mulu. Boleh 'kan?" ujar Dimas memohon pada sang suster.
"Baik. Tapi jangan terlalu lama ya" Jawab Dokter itu sambil mengambilkan kursi roda untuk Dimas.
Sejurus setelahnya, Dimas hendak turun dari ranjang ke kursi rodanya. Namun "Aaah" Dimas berteriak. Hingga suster itu panik karenanya.
"Suster! Sus! Kenapa kaki saya gak bisa gerak, Sus! Saya sakit apa, sus!!?" Jerit Dimas sambil memandangi kakinya hampa.
"Sebentar, saya akan panggilkan dokter!!" Jawab suster itu sambil berlari.
Dimas tidak tau. Apa penyakit yang telah menyerangnya.
🌸
a.n
Hayoloh, Dimas sakit apa coba? Ya Allah, Yang sabar ya Dimas:(
Voments guys:(
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top