16. Kebahagiaan Awal

🌸

“Why i'm so afraid to lose you when you aren't even mine?”

🌸

“tadi kalian ngomongin apa aja?” Arga mengerutkan dahinya sambil menyesap kopi rasa Capucinno favoritenya. Sedangkan yang ditanya hanya bergedik bahu lemas.

“Entahlah. Tadi kayanya respon bu Mega biasa aja” Sedangkan Dimas yang dari tadi menyimak sekarang mulai angkat bicara “Kok lo kaya gak semangat gitu sih, Lun? Semangat dong!” Lalu Luna tersenyum simpul kearah Dimas.

“Nah gitu dong! Gak usah pakai bahasa Aku-kamu lagi” Jawab Luna sambil tertawa, Tak biasanya Luna tertawa seperti ini. Bahkan di dekat Aldi sekalipun.

Namun perbincangan itu malah membuat Pita tersedak ditempat, Membuat Arga yang disampingnya langsung kelimpungan.

“Pit, Pit! Lo kenapa, Pit? Minum nih minum” Arga langsung menyodorkan air yang ada dimeja mereka kepada Pita.

I'm Fine” Jawab Pita sambil mengelus elus dadanya, Sedangkan Luna yang melihat Pita langsung bergumam pelan, Namun masih terdengar oleh semuanya.

“Lain kali hati hati, Pit” Namun Pita malah memicingkan matanya tajam kearah Luna.

“Pita ada ada aja deh nih” Celetuk Dimas sambil menjawil pipi Pita yang langsung bersemu merah karenanya.

Namun dalam hati, Pita masih mendumal tentang cerita hidupnya.

Dimas lo ambil, Arga lo ambil, Terus nanti apalagi yang bakal lo ambil. Munafik.

Batin Pita berteriak namun ia sembunyikan dalam senyuman simpulnya.

Ada Dimas. Ada orang yang ia sayangi dihadapannya.

"Eh sorry Guys. Tapi kayaknya gue harus ke toilet dulu, Deh. Ditinggal sebentar gak masalah 'kan?" Ujar Luna yang mereka beri anggukan.

Hingga datang dua orang dari belakang Luna yang berhadapan dengan Pita langsung.

Kayanya dia juga bakalan bisa jadi photografer disini, Pak” Dengan sekilas Arga mendengar suara itu.

“Nah ini anak yang dari tadi saya bicarakan, Pak” Bapak yang berbadan tegap, Berdasi, Dan berwibawa dengan iris hazelnya itu menyerngitkan Alisnya.

“Mana? Ini Pita, Ini Arga. Katanya cewek, Kok jadi cowok, Bu?” Ujar Bapak barusan sambil menyipit ke arah Dimas.

Dimas langsung kelimpungan "Eh, Bukan saya, Om!" Dimas melambai lambaikan tangannya pada Bapak itu seolah berkata bukan.

“Mana anaknya, Bu? Waktu saya cuma sebentar loh" Bu Mega langsung menyipit pada Arga seolah berkata "Mana Aluna?"

"Bentar lagi dateng kok, Om. Orangnya lagi ke kamar mandi sebentar" Arga berusaha meluruskan sampai bapak itu menghela nafasnya panjang.

"Lima menit gak ada, Saya batalkan kontraknya" Ucap bapak itu dengan raut wajah yang garang.

"APA? KONTRAK?" Tiba tiba saja Pita berteriak seperti itu hingga Arga maupun Dimas melotot kearahnya.

"Iya kontrak. Pita kamu dikontrak selama sebulan, Sedangkan teman Arga yang satunya, Akan dikontrak selama tiga tahun diperusahaan ini" Timpal bu Mega untuk menjelaskan. Sedangkan Bapak berdasi biru itu mengangguk.

"Dan keputusan saya tidak bisa diganggu gugat" Wajah Pita langsung redup, Semangatnya hilang seketika saat itu.

Ambil aja, Lun. ambil sampe puas. Sekarang lo udah rebut Karir gue dan apa lo udah Puas?

"Nah itu, Lunaa!!" Dimas langsung menunjuk kearah Luna sehingga semua perhatian hanya tertuju pada Luna.

"ALUNA!?"

🌸

"Senang rasanya bisa bekerja sama dengan bapak, Juga, Luna. Saya harap, Kerja sama kita ini akan menghasilkan hasil yang manis ya, Pak" Dani tersenyum ke arah Bu Mega dengan sangat lebar. Juga Pita, Dimas, Maupun Arga.

Dan ya. Dani adalah ayah Luna.

Semuanya sudah lebih baik saat ini.

"Ya, Saya juga sama sekali tidak menyesal pada keputusan ini. Karna pada akhirnya saya malah bertemu dengan putri saya, Luna" Dani tersenyum sejenak ke arah Mega, Lalu tersenyum pada Luna.

Luna sadar. Mungkin sifat yang selama ini ia lakoni salah. Ia harusnya bersyukur mempunyai Ayah seperti Dani.

Luna fikir, Dani tak pernah perduli padanya. Namun faktanya, Dani kelimpungan sekali saat Luna meninggalkan rumah berhari hari dan menginap di tempat Dira ataupun Aldi.

"Eh em Guys. Sorry banget, Tapi kayanya gue harus pergi ke toilet dulu deh, Ya" Ujar Dimas pada semuanya, Mereka hanya mengangguk. Juga Pita.

Tapi Luna, Luna merasa ada sesuatu yang tidak beres pada Dimas. Tapi apa?

"Arga! Coba lo liat Dimas" ucap Luna berbisik pada Arga. Sedang Arga menautkan Alisnya. "Ngapain?"

"Ikutin aja, Gue takut dia kenapa napa"

Pita sadar. Dan Pita berlari lebih dulu dibanding Arga.

🌸

"Yah, Maafin Luna. Luna gak bisa bersifat dewasa, Dan cuma bisa nyusahin Ayah. I miss u, Dad!" Dani mengecup kening Luna lembut sambil mengacak rambutnya kecil.

"Kamu gak salah, Sayang. Ini cuma masalah Ego ayah sama ibu. Kita cuma perlu waktu untuk menyelesaikan semuanya" Jawab Dani sambil memegang erat tangan Luna.

"Tapi, Apa ibu udah gak benci sama aku? Ibu kan benci banget sama Aku, Yah" Luna mengerucutkan bibirnya. Hingga Dani mulai bicara lagi.

"Nggak, Ibu gak pernah benci kok sama Luna. Percaya sama Ayah"

Dengan itu mereka berdua turun dari mobil sambil bergandeng tangan kearah rumah mereka. Bertemu dengan Dani. Membangun suasana keluarga baru. Mungkin itu adalah langkah pertama yang ia ambil dari semua kemungkinan. Dan mungkin inilah awal dari kebahagiaan Luna.

Luna diterima menjadi photografer, Bersahabat dengan Arga, Mantan dari sahabatnya, Menjalin hubungan dengan Pita -Walau Pita sedikit sinis pada Luna- Juga Dimas. Dimas selalu ada intuknya setelah pekan terakhir ini.

Tapi mungkin hanya satu yang hilang.
Dan dia adalah Aldi. Luna akan biarkan lelaki itu bersama kebahagiaannya. Saat Aldi sudah tak bersama Viona. Maka silahkan Aldi kembali pada Luna. Dengan senang hati. Karna Luna adalah tempat Aldi kembali. Terlepas dari semua rasa yang Aldi berikan padanya.

"Assalamualaikum" Ucap Luna dengan ayahnya serempak. Namun kelihatannya Tari tidak ada dirumah. Rumah terlihat sangat sepi saat terakhir Dani meninggalkannya untuk mencari Luna.

"Tari? Kamu dimana?" panggil Dani sambil menyusuri lekuk demi lekuk bagian rumahnya.

"Bu.. Ibu! Ibu Dimana?" Luna ikut sibuk mencari Tari. Dan Luna berjanji. Saat Luna bertemu dengan Tari, Ia akan memeluknya dan meminta maaf pada ibunya. Luna akan bilang jika ia sangat menyayangi Tari walaupun Luna tau kalau ia bukanlah Ibu kandung dari Luna. Luna akan memeluk ibunya erat saat bertemu nanti.

"Kamu istirahat dulu aja ya, Sayang. Ayo tidur ke kamar kamu" Pinta Dani hingga Luna hanya melengos, Menghela nafasnya panjang, Lalu masuk kedalam kamar yang bertemakan Spongebon itu. Animasi favoritrnya.

Hingga mata Luna terbelalak melihat sesuatu tergeletak dilantai kamarnya. Dengan itu Luna berteriak memanggil Ayahnya. Seketika itu keringat dingin membasahi tubuh Luna, Wajahnya menjadi pucat, Tubuhnya lemas, Serasa lunglai, Dan saat itu juga semuanya menjadi gelap. Hilang.

🌸

a.n

Nah loh ada apaan dikamarnya Luna coba?:3

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top