13. Promise
Si Aldi ganteng banget btw! ( Baca : Shawn Mendes! )
🌸
“I'll be there for you, And you'll be there for her. Okay, I'm Fine babe”
🌸
“Minggu lalu, Luna dateng. Maksa gue buat jogging ke taman kota bandung. Tapi setelah itu gue ngerasa, Gue... Gue kaya udah membangun jarak antara gue sama dia. Terutama saat dia udah kenal sama lo. Gue ngerasa kaya ... Kaya...” Aldi sedikit memberi jeda dalam nada bicaranya. Lalu sekedar melirik Dimas yang sedang memakan makanan yang ada dilantai kamar Aldi sambil menonton Tv.
“Kaya apa?” Ucap Dimas sambil Acuh tak acuh.
“kaya... Kaya... Kaya lo suka sama Luna?” Tandas Dimas sambil memperhatikan setiap gerak gerik Dimas.
“kan gue emang suka sama Luna. Bahkan gue udah nembak dia” Jawab Dimas santai sambil mengunyah pop corn. Sementara itu Aldi malah terlihat seperti orang kelimpungan saat mendengar jawaban Dimas.
“Terus elo diterim—”
“Allahu Akbar Allahu Akbar..”
Hingga suara Adzan shubuh menghentikan pertanyaan Aldi tadi. Dengan itu Dimas hanya menyeringai jahil kearahnya. Dalam hatinya Dimas bersorak, Yeay.
Dimas tau, Pasti Aldi akan menanyakan “Terus elo diterima gak?” Dan Dimas sebenarnya tidak mau menjawab seperti “Enggak, Gue ditolak. Soalnya Luna gasuka sama gue. Dia sukanya sama sepupu gue, Aldi”
Oh.. Bahkan Dimas bisa Blushing sendiri jika membayangkan hal itu.
“Udah shubuh, Di. Sholat. Sesekali lo tobat, Jangan cuma main motor, Mejeng sama Viona doang bisanya” Sarkastik Dimas sontak membuat Aldi melempar bantal yang ada disekitarnya kearah Dimas.
“Sialan Lo” Sampai Ponsel yang diketahui milik Aldi itu bergetar, Pertanda ada Notif yang masuk didalam ponsel tersebut.
“Ambilin dong, Dim. Mager gue” Pinta Aldi tanpa dosanya sampai Dimas melemparkan gelintiran popcorn kearahnya. Itu sudah tradisi.
“Punya kaki, Ambil sendiri kek” Gerutu Dimas sambil mengambilkan ponsel Aldi yang ada diatas nakas.
“Gue liat ahh. Siapa yaaa?” Goda Dimas jahil sambil membuka notif dati ponsel Aldi yang tidak dipola.
Dimas membaca pesan yang ternyata dari Line milik Aldi.
LINE
AlunaSheira : Kak, Jangan lupa sholat shubuh ya kak, Aku sayang kakak. Xx
Dimas termanggu.
Seharusnya ia tidak perlu membaca pesan yang ternyata dari Luna tersebut.
“Dari siapa, Dim?” Tanya Aldi saat tau mungkin Dimas sudah membacanya.
“Mana gue tau, orang belom gue buka. Paling juga notif dari operator. Ck” Desis Dimas sambil melempar ponsel Aldi kearahnya yang langsung sigap ditangkap oleh Aldi.
Seharusnya, Dimas berhenti untuk Luna. Luna tidak menyukainya, Apalagi menyayanginya. Seharusnya ia sadar. Seharusnya ia bisa biarkan Luna dengan kehidupannya.
Tapi Dimas tidak bisa.
Dimas berjalan meninggalkan kamar dengan cengiran yang masih ada. Andai Aldi tau, Cengirannya hanya kebohongan belaka.
Tapi tiba tiba saja ponsel Dimas bergetar, Menandakan ada Pesan yang masuk. Dimas melihat pesan itu, Dan ia cukup terkejut melihatnya.
LINE
Rimandapita : Dim, Jangan lupa sholat shubuh ya, Dim. Pita sayang Dimas”
Sontak itu membuat Dimas mengulas senyum terbaiknya sambil membalas pesan Pita. Lalu ia kembali berjalan untuk mengambil whudu.
LINE
DimasAvaldo : Iya Pita bawel. Gw juga sayang sama lo kok. Lo sahabat terbaik gw! :)
Sahabat. Masih sajaDimas menganggap Pita sahabat.
🌸
“Lo harus pulang, Lun. Kesian gue ama emak bapak lo” Ucap Dimas saat Luna, Dimas, Aldi menonton diruang tengah. Hari ini hari minggu.
Tante Lucy dan suaminya ikut Arisan keluarga. Sedangkan Aldi dan Dimas menolak ikut karena ingin bersama dengan Luna.
“Tumben ga pake Aku-Kamu lagi” Sahut Luna sambil menyipit kearah Dimas.
“oh biasanya pake aku-kamu ya” Sarkastik Aldi langsung menyita perhatian Dimas dan Luna padanya.
“Emang, Kita kan So sweet. Ya kan, Lun?” Jawab Dimas sambil berkedip sebelah mata kearah Luna, Membuat Luna meringis jijik setelahnya.
“Gak banget. Mana ada orang so sweet kaya Dimas. Aku curhat aja dia tidur. Ck” Sahut Luna sambil memutar kembali saat ia curhat dengan Dimas diatas rerumputan alun alun kota Bandung.
Dan Dimas malah tertidur, Dan menyalahkannya saat hujan turun. Menyebalkan.
“Kalian udah kenal lama banget kayanya. Kakak mah kalah nih kayanya sama Dimas” Tukas Aldi sambil terkekeh Cool kearah Luna.
“Ih gajuga kok, Kak. Kenal sama Dimas adalah hal yang paling aku sesali dalam hidup aku” Adu Luna seolah ia sedang mengadu pada kakaknya sendiri.
Entah sejak kapan Luna bisa menganggap Aldi sebagai Kakaknya.
“Heleh” Dimas berdecih membuat Aldi tertawa melihatnya.
“Kapan mau pulang? Mau kakak anterin?” Tanya Aldi sambil tersenyum ramah pada Luna. Sedangkan Dimas merutuki Aldi dalam hati sambil menyimak perbincangan dengan popcorn favoritenya.
“Waah wah. Kalo sama kakak mah hari ini juga mau!!” Luna langsung menatap Aldi dengan mata yang Binar penuh harap.
“Oke oke. Selesai film ini. Nanti kakak anterin!” Ujar Aldi, Luna langsung menatap Aldi dengan bahagia.
“Janji?” Tanya Luna sambil mengangkat jari kelingkingnya.
“Iya, Janji!”
“Janji? Iya janji. Heleh!” Suara Dimas terdengar seperti mengejek. Sedangkan Aldi dan Luna hanya tertawa.
“Cemburu?” Tandas Aldi.
“Ga. Eh ini ini. Ini filmnya udah selesai. Udah sana pulang Luna. Dianterin sama abang Aldi. Aku mah apa atuh” Ujar Dimas ambil sok mendratisir.
“Iye iye. Bawel amat sih lo Dim!” Ucapan itu hanya diahadiahi sentilan popcorn oleh Dimas.
Sejurus setelahnya, Aldi kembali dengan pakaian yang pantas. Sedangkan Luna. Dari tadi pagi ia memang sudah siap dengan semuanya.
Juga Siap dengan orang tuanya.
“Ayo, Lun” Tawar Aldi kepada Luna, Namun Dimas segera menghentikan hal itu.
“Woy ada telepon dihape lo, Di” Potong Dimas sambil menyodorkan ponsel yang ada dinakas dekat Tv. Itu ponsel Aldi.
“Dari siapa?” Tanya Aldi serius, Disana Dimas hanya menggedikan bahu.
“Halo?”
“Aldi! Aldi! Ini aku Viona. Aldi jemput aku sekarang ini penting!.. Alamatnya nanti aku kirim”
Tut.
Formalitas. Aldi harus menuruti perkataan Viona, Atau.. Ya kalian tau jawabannya.
“Lun, Sorry” Gumam Aldi yang terdengar penuh dengan penyesalan.
“Kakak kan udah janji” Sarkastik Luna semakin membuat Aldi merasa bersalah sambil menggaruk tenguknya yang tak gatal.
“Lun, Sorry. Ini tentang Viona, Lun” ujar Aldi. Dan sekarang Luna mengerti.
He'll be there for her. Not for me.
“Kamu bisa pulang bareng sama Dim--”
“Ayo sama gue, Lun” Tandas Dimas langsung seolah ia mengerti.
Luna hanya tersenyum getir.
“Dan pada faktanya, The promises are made to be broken. sekarang bukti dari pernyataan itu ada didepan gue. Wow” Desis Dimas sambil dramatis.
Luna dan Aldi hanya bergeleng kepala.
Dimas ...
🌸
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top