06. Dimas!!

🌸

Saat lo melihat gue selalu tertawa dan menghibur lo tanpa ada beban sama sekali. Percayalah itu hanya sekadar sandiwara terbaik gue

🌸

Setelah pita merasa dirinya sudah siap, ia langsung menuju keruang tengah dimana ibunya sedang berselonjor santai sambil menonton Tv.

"Maah! Aku berangkat yah!" Ucap pita sambil menyalami punggung tangan ibunya dan mencium pipinya hangat.

"Eh, Iya mah. Papa mana?"

Ujar Pita sambil memerhatikan sekelilingnya.

Tidak ada papa-nya.

"Papa? Papa ada kerja diluar kota. Ada tugas militer, Kurang lebih empat bulan. Kamu yang sabar ya. Tapi papa udah janji kok kalau dia bakal nelpon kamu terus" Tukas mamanya yang hanya dihadiahi cemberutan pita.

"Lama banget. Empat bulan? Padahal empat bulan lagi. Pita pengen ayah dateng ke lomba nasional pita dibali" Masih dengan raut kecewa. Namun mama pita-Alin, Langsung menampakan wajah Shock.

"Lomba? Lomba apa?" Tanya mamanya. Sedang pita memberikan senyum jahilnya.

"Pita ikut partisipasi lomba fotografi senasional di Bali. Empat bulan lagi" Pita terkekeh. Sebenarnya ia memang sengaja menyembunyikan hal ini dari Alin.

"Wow. Mama ganyangka. Duh sukses terus yaa anak mama!" Ujar ibunya sambil mencium Puncak kepala pita.

Pita seharusnya bersyukur. Ia mempunyai keluarga yang begitu harmonis.

Sampai suara klakson motor terdengar, Pita langsung mengerjap.

Pasti Dimas.

"Pita betangkat dulu ya maa!!"

Disana Alin hanya terkekeh melihat bayinya sudah sebesar yang ia lihat.

Pita membuka pintu rumahnya. Disana Dimas berdiri dengan motor Ninja merahnya. -Juga dengan Cengiran kuda favorite pita.

Duh, Pita emang resep banget kalo mandangin Dimas nyengir. Kalo kata pita, Dia itu kaya Ice cream. Dingin, Tapi manis.

"Ayo naik"

Dengan itu mereka pergi sekolah membelah jalanan kota bandung.

🌸

"Itu jaket siapa yang lo pake?" Tanya Dira saat Luna berangkat sekolah bersama dengan Dira, Dengan mobil -Yang tentu Dikendarai tukang Mobil online.

Ya, Dira biasa ke sekolah dengan Naik mobil online. Praktis.

"Jaket Manusia ternyebelin sejagat raya" Ujar Luna malas. Seandainya Luna tak lupa membawa jaket, Luna juga ogah buat pake jaketnya Dimas.

Luna lupa balikin juga omong omong.

"Semalem, Lo kemana aja? Lama amat. Jam 12an baru balik?" Tanya Dira lagi.

Ini yang Luna gasuka dari Dira. Dira selalu mengintrogasinya dengan detail.

Sangat Detail.

"Beli mie instan ama yang lainya doang, Kok"

"Yakin? Masa lama banget?" Tanya Dira lagi. Luna memutar iris hazelnya jengah.

"Duh ampe kapan lo mau introgasi gue sih, Dir?" Sungut Luna. Sedang Dira hanya terkekeh "Ampe Lo cerita yang jelas dan tuntas. Singkat dan padat" tawa Dira berderai membuat Luna jengkel dengannya.

Untung Dira Sahabat Luna.

"Jadi semalem lo kemana?" Dira mendesak Luna dengan pertanyaan itu berulang ulang.

"Gue. Semalem. Jalan. Sama. Dimas. Puas Lo, Dir?" Luna mendesis kearah Dira sdang Dira menahan tawanya.

"Hah apaan? Dimas? Lah anjir!" Tawa Dira berderai. Bisa dibilang Dira ngakak karena ucapan Luna.

"Oke oke sekarang gue Puas" Timpal Dira.

"Kok Lo bisa jalan sama pacarnya si Pita, Sih?" Tanya Dira. Sedangkan Luna langsung mengerjap.

Dimas? Pacarnya pita?

"Lo yakin dia pacarnya Pita?" Tanya Luna penasaran.

"Iya. Pas jam istirahat gue selalu liat dia berduaan dikoridor. Mungkin lo bisa tanya langsung sama si Pita-nya"

🌸

Ponsel Aldi bergetar pertanda ada notif yang masuk. Dan benar saja. Dua notif Line masuk.

Aldi melihat siapa yang mengirim pesan Line padanya.

LINE

AlunaSheira : Pagi kaaa:) Hari ini sekolah ga, Kak?"

Vionaaaaa : Hai, Aldi:) Morning:)

Aldi menyerngit melihat pesan Line dari keduanya.

Luna? Oke. Aldi akui Luna memang selalu seperti itu. Cewek itu tak pernah lupa untuk mengucapkan Selamat pagi, Siang, Sore, Malam. Sampai ke pagi lagi.

Ya itu sudah biasa.

Tapi Viona? Ada angin apa?

Ponsel aldi bergetar untuk kedua kalinya. Aldi menyerngit lagi sambil menggaruk tenguknya yang tidak gatal.

Vionaaaaa : Bales chat aku dong:(

AldianVanno : Viona, Lo kesambet setan apaan si?

Vionaaaaa : Jahat banget sama pacar sendiri:( kita kan udah jadian.

Apa? Pacar? Aldi membaca pesan itu berulang ulang. Pacar?

Lantas apa yang harus Aldi lakukan? Menembak viona saja Aldi tidak pernah. Nah loh. Sekarang urusannya pasti menjadi tambah rumit.

Aldi mengarahkan jarinya pada kontak Luna. Aldi yakin, Pasti hanya perempuan polos itu yang bisa membantunya.

LINE

AldianVanno : Lun. Jam istirahat, Kakak nungguin kamu dikantin. Datang ya ini penting, Lun.

Disisi lainnya. Luna hanya menautkan Alis hitamnya. Ada apa dengan Aldi?

"Lo kenapa, Lun?" Tanya Dira saat mereka berdua duduk dibangku kelas. Kebetulan jam pelajaran dimulai sekitar sepuluh menit nanti.

"Ka Aldi, Dir. Diaa... Diaa ngajak gue ketemuan dikantin nanti. Gatau deh kenapa" ujar Luna yang terdengar seperti gumaman.

"Aldi? Cie jadi Aldi udah nembak lo apa belom, Lun? Lo kan suka banget sama dia. Cie. Mungkin aja nanti dia mau nembak lo!" Goda Dira hanya dihadiahi dengusan Luna. Luna juga berharap seperti itu.

Tapi entahlah. Harapan hanya memperburuk keadaan untuk saat ini.

"Gue suka sama ka Aldi. Tapi gue gak yakin dia suka ama gue" Luna menatap kosong kearah papan tulis.

Tanpa tau, tepat dibelakangnya ada Pita. Pita mendengar semuanya tentang yabg dibicarakan Luna.

Pita hanya termenung.

Semoga Aldi takan melakukan hal yang sama pada orang lain dengan apa yang telah ia lakukan pada Pita.

Dan Pita. Pita hanya bersandiwara untuk terlihat baik baik saja bersama Dimas. Pita dan Dimas hanya bersahabat.

Dan itu semua karna ulah Aldi.

Seharusnya, Pita juga mengarahkan Luna, Agar ia tak jatuh pada lubang yang sama dengan Pita.

"PITAAAAA!" Panggil seseorang dengan suara yang sangat familiar bagi Pita.

Pita menoleh sambil menganga.

Dimas!

🌸

a.n

Lo tau? Gue agak rancu ama tokoh yang si Viona itu. Gue bingung, Kira kira dia enaknya diapain ya?:(

Tq udah mau baca btw:v

Regards! TiaraYulita

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top