05. Dua Tiket

Pict : Justin Bieber As Arga Ardani Prakoso

🌸

“Nobody cares to you, when it's too late. And when it's too late, Somebody begin say ‘i love him’ or ‘i love her’. Thug Life”

🌸

Aldi membuka kamarnya dengan keadaan Linglung. Entah karena apa, Aldi merasa lupa dunia. Lupa daratan. Lupa segalanya.

Untung saja ia tak lupa jalan pulang.

“Viona hik hik. Gue cinta hik elo! Hik!” ucap Aldi dan langsung terbaring ditempatnya. Ini jam dua malam dan Aldi baru pulang.

Dimas yang selalu dikamar Aldi langsung terkaget melihat Aldi. Apa Aldi abis nge- drug? Atau gimana?

“Gila! Aldi, lo mabok?” Tanya Dimas sambil menampar nampar pipi Aldi.

“Aahh Vionaa!”

“Gila, Ni bocah beneran mabok kayanya!” Dimas kelimpungan.

Dia gak pernah nanggepin orang mabok kaya gini. Bahkan ini pertama kalinya.

“Diapain yak?” Mata dimas berkeliaran kesana kemari mencari sesuatu hingga matanya terfokus pada benda yang ada diatas nakas kamar Aldi.

Ada Segelas Air.

Otak Dimas berjalan lancar.

“BYOOOERRRRRR!!” Suara Air diguyur ke muka terdengar jelas dikamar pada pagi itu.

Aldi langsung tersadar dan mencoba membuka matanya.

“WADOO MASHA ALLAH. YA ALLAH SADARKANLAH SEPUPUKU INI, YA ALLAH!!” dimas komat kamit membaca entah apa, Namun Aldi sadar.

Aldi sadar, Saat Dimas mencoba meniupkan air lewat mulutnya “BISMILAHIRAHMANIRAHIIM!!”

CUIH.

“WOY LO DAH GILA APA BEGIMANE SIH, ONTA!” ujar Aldi sambil mengelap lap wajahnya dengan selimut kasurnya.

“DUH MAKASIH YA ALLAH! AKHIRNYA LO SADAR JUGA, DI” Ujar aldi lagi lagi sambil menabok nabok pipi Aldi.

“Lo abis nge drug ya?” Tandas dimas blak blakan.

Seperti biasanya.

“GILA YAKALI!” Aldi langsung menoyor kepala Dimas kejam.

“Sakit Tululs! Lo emang dari mana sih? Kamu dimana? Dengan siapa? Semalam berbuaat apa?” Tanya dimas sambil joget joget nyanyi lagu kangen band.

“Gila, Nih bocah malah ngamen. Gue yang mabok elu yang gila”

“JADI LO BENERAN MABOK YA?”

“LO BISA GAK SIH KALO NGOMONG PELAN SEDIKIT!” Balas Aldi yang malah lebih tinggi dari Dimas.

Fix, Sepupu yang aneh dan Gila.

“Padahal lo lebih kenceng ngomongnya dari gue” Dimas memberi jeda “Jadi lo yang gila” jeda lagi. “Atau mungkin kita lagi yang gila?” Tanya Dimas was was.

Plis deh Dimas.

“Tadi gue ke klub malem tempat nongkrong anak anak bandel Nusa bangsa. Dan disana gue udah janjian sama Viona. Kelasan gue. Dia ngasih gue minuman, Dan gue.. Gue lupa apalagi ya?” aldi mengingat kejadian semalam.

“BILANG SAMA GUE. LO GAAKAN NGEHAMILIN DIA KAN?”

Masha Allah dimas.

“Ya kaga lah. Eh tapi terakhir, Gue sempet mabok. Gue nyium dia disana, dia bilang, Dia cinta gue. Gue juga cinta dia” Dijeda lagi oleh Aldi. “Abis itu. Gue ga sadar kayanya, Gue liat dia senyum. Dan dia pergi sama Ridwan. Temen kelasan Lo itu dim” Jelas Aldi.

“Aldi! Janji sama gue. Lo gaakan lagi maen ke klub itu lagi! Lo harus janji ama gue Di!” Tiba tiba saja Dimas langsung menampakan wajah serius. Sangat serius.

“Janji?” Ulang Aldi bingung.

“Please, Di! Jangan maen kesitu lagi. Lo gatau siapa mereka. Gue sayang lo. Lo harus janji pokoknya!” Dimas mengangkat kelingking nya.

Aldi tertawa terbahak bahak. “Wow, Seorang Dimas bilang sayang sama gue. Wow. Gue harap lo gak homo ya, Dim”

Dimas menoyor kepala Aldi. “Bodoamat, Di. Ngomong ama lo kayanya gabisa serius banget. Udah tidur! Besok sekolah! Bangun pagi, Jangan lupa sholat shubuh dimasjid bareng gue. Mabok itu dosa di. Dan intinya lo gaboleh maen kesana lagi. Apalagi ampe ketemu Ridwan. Dah sono tidur Lo! Gue ga harus nyanyiin lo lagu ‘kan, Di?” Tanya Dimas.

Namun Aldi sudah tidur duluan. Tidak mendengar apa kata Dimas.

Aldi buta. Aldi hanya kenal saja dengan semua orang. Apalagi orang seperti Viona dan Ridwan.

Dimas tau betul siapa mereka.

🌸

Sampai jam dua pagi, Pita saja belum bisa menutup matanya. Ia menangis sambil menatap langit langit kamarnya.

Hingga titik titik air mata berjatuhan mengalir dipipi Pita. Meski ada orang lain yang bisa menghiburnya, Namun Dimas tak tergantikan.

Dimas tetap dimas. Lelaki yang membuat hidupnya berwarna.

Pita hanya mengusap usap pipinya.

Jangan nangis! Jangan nangis!

Kalo nangis muka lo jelek!

Jangan nangis! Gue gak punya balon, Pit”

Hanya itu yang terputar dimemori Pita. Saat pita menangis, Dimas selalu mengejeknya. Tapi justru itu yang menbuatnya lebih baik.

Dan sekarang, Pita merasa sakit jika mengingat malam tadi. ;

F l a s h b a c k

Setelah pita mengirimkan pesan untuk Dimas. Ia masih menunggunya setia dibalik ramainya para pengunjung bioskop.

Cuacanya mendung. Malam ini dingin. Bahkan dinginnya kota bandung seakan menusuk tulang Pita.

Terlebih, Pita lupa membawa jaketnya. Jaket kesayangannya, Hadiah ulang tahun dari Dimas tahun lalu.

“Dimas mana sih? Ngapain Dulu ampe selama ini?” Monolog pita sambil mondar mandir.

“Apa gue kirim chat lagi ya?”

Setelah menimbang nimbang. Akhirnya pita memilih untuk mengirimkan pesan lagi untuk Dimas.

“Bales dong Dimas!” Ujar Pita. Sebenarnya ia berdecak kesal. Malam ini,. Dimas pasti dateng!

Suasana mulai mendung. Mungkin sebentar lagi hujan. Entahlah pita tidak tau.

Yang jelas malam ini sangat dingin. Kalian tau ‘kan bagaimana dinginnya kota bandung terlebih tidak memakai jaket pada malam harinya?

Pita termenung duduk dengan dua tiketnya.

Filmnya sudah dimulai namun Dimas tak kunjung datang. Angin! Bawalah dimas sekarang! Pita mohon!

“Film udah dimulai lo kok masih disini?” Tanya lelaki hitam manis sambil menatapnya kasihan. Mata lelaki itu terfokus pada dua tiket yang digenggam pita.

“Nungguin orang ya?” Lelaki itu duduk disamping pita. Namun pita tak menggubrisnya.

Ayolah Dimas!

“Kok diem? Hm.. Nama lo siapa? Boleh kenalan? Nama gue Arga” Ujar lelaki hitam manis itu. Pita hanya tersrnyum kecut.

“Rimandapita. Panggil aja pita” Pita menerima uluran tangan lelaki yang disebut Arga itu.

Arga tersenyum. Ia menunduk.

Pita menoleh kearahnya “Kenapa lo gak nonton film?” tanya pita lembut.

“Gue nungguin mantan gue. See?” ujar arga sambil menunjukan dua tiket yang sama dengan pita.

Mereka senasib. Pita tertawa garing. “Kebetulan banget, ya”

Sampai film itu selesai. Dimas masih tidak datang.

Tapi setidaknya. Disana pita mengenal Arga. Sunyi dan hampanya hati pita seolah tersisihkan dan menyisakan ruang.

Entah Ruang untuk siapa dihati pita selain Dimas.

Yang ada difikiran pita hanya satu,

Kemana Lo semalem?”

🌸

a.n

Chapter paling pendek ini btw :v
Si aldi apa banget hm.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top