02. No one cares

Pict : Ariana Grande As Aluna Sheira Lestari.

🌸

i wanna love you like you love me. But i can't. I love him that already made my heart broke

🌸

Seusai mandi, Luna langsung mengambil Ponsel yang dari tadi berdering diatas nakasnya. Luna melihat ID Caller sang penelpon.

Nadira

“Nadira? Dia kenapa nelpon dah?” Luna bermonolog dan menjawab telpon dari Nadira —Atau biasa dipanggil dira.

LUUNAAA!!” Panggil Dira dari suara sebrang ponselnya. Namun seketika itu, Suara isak tangis dira langsung terdengar jelas.

Dira menangis. Dan Luna tidak bisa diam saja!

“DIRA! DIRA LO KENAPA NANGIS WEHH?” Cemas Luna sambil membulatkan matanya. Harap harap, Takan terjadi apa apa pada sahabat yang ia kenal sejak masuk SMA.

HIKS!! LUNAAA” Tangis Dira tambah parah. Luna jadi kelimpungan sendiri. Pasalnya, Seandainya Luna lagi diapartemen dira mungkin luna akan menenangkannya. Tapi ‘Kan ini lewat telepon!

“Lo kenapa sih Dir! Cerita yang jelas dong! Jangan nangis doang. Gue ‘Kan jadi bingung nanggepin lo nya!” Sentak Luna sambil ngomel. Ya sejutek juteknya Luna sama Dira. Semua orang tau.

Itu hanya rasa cemas yang berlebih.

GUE... GUE.. GU... GUE!

“LO APA?” Greget Luna. Gini nih kalo nasib punya sahabat cengeng kaya Dira.

AAAAHUHU.... GUE PUTUS SAMA ARGA, LUN! GUE PUTUS SAMA DIA!” Ujar Dira.

Tangis dira berderai. Tapi setidaknya Luna bisa tenang sekarang.

Ah akhirnya. Akhirnya semuanya jelas.

“Yaampun! Kok bisa sih? Tujuh bulan itu waktu yang gak sebentar loh, Dir!” ujar Luna. Sedang dira masih merengek rengek dalam telpon.

Hiks... Hikss.. Yaudin. Lo.. Hiks.. Ketempat gue.. Hiks aja, Lun” ujar Dira sambil terisak.

Luna langsung memutuskan sambungan telepon secara sepihak.

Luna tau, Dira membutuhkannya.

Dengan sejurus, Luna mengambil baju, Mengganti kaos oblong dan celana pendeknya dengan pakaian yang pantas.

Ia menuruni tangga dengan cepat. Dan ya, Bahkan ia hampir terpeleset karenanya.

EMANG KENAPA? BUKANNYA KAMU JUGA SELINGKUH?! JAWAB AKU, DAN”

Suara itu seakan menghentikan Langkah Luna.

Bahkan menghentikan Dunianya.

Ia terpaku. Seakan palu godam telah menancapkan dirinya kedasar bumi.

Luna benci keadaan ini. Luna benci mereka. Luna benci menangis, Dan ia tidak boleh menangis karna ia benci terlihat lemah didepan oramg lain.

Cukup ia dan Tuhan lah yang tau akan kerapuhan dirinya.

APA? AKU SAMA NURI ITU CUMA REKAN KERJA! DIA SEKERTARIS AKU, YANG ADA KAMU SAMA SI HARIS TUH YANG SELINGKUH. EMANGNYA AKU GATAU!”

Luna bergeming ditempat melihat keduanya bertengkar. Hal yang paling Luna benci tak lain, Tak bukan hanya ini.

Kenapa tidak sekalian cerai saja? Kenapa mereka tidak pernah memikirkan perasaan Luna? Kenapa? Kenapa! Kenapa hanya terfokus pada ego masing masing?

Apa sesekali saja mereka tidak bisa menoleh sedikit perhatian pada Luna?

Luna. Just ignore them. Just ignore”

Dengan itu, Luna berlari kembali. Menuju pintu keluar dari neraka yang menjelma sebagai rumah ini.

LUNA!” Panggil ayahnya, Dani.

Luna tidak menoleh, Ia hanya bergeming ditempat. Ia menangis, Ia tidak mau menoleh, Karna ia menangis, Terisak. Lebih dari Dira.

Dan ini juga hal yang dibenci oleh Luna.

No one cares to me. No one.
Maybe before they already Late.

Luna hanya menghibur orang orang dalam Lukanya. Tapi tak selamanya ia bisa.

Ia tidak bisa. Ia tidak bisa jika terus menerus berpura pura, Seakan semuanya baik baik saja. Padahal nyatanya, Semuanya tidak ada yang beres.

Luna kamu mau kemana?” ujar ayahnya lembut sambil mendekat kearah Luna.

“Jangan mendekat!! Aku benci! Aku benci kalian berdua!” ujar Luna dan langsung beranjak lari, Meninggalkan kedua orang tuanya.

Luna membanting pintu rumah —Entah masih pantas atau tidak disebut Rumah.

Tanpa tau, Jika ibunya masih saja mencereweti ayahnya dengan cibiran dan mendesis jengkel.

POKOKNYA! BESOK AKU MAU KITA URUS SURAT PERCERAIAN KITA”

🌸

“Rumahnya dimana non?” Tanya mang ujang selaku supir pribadi milik keluarganya.

Luna menangkup dagunya. “Em, Didepan situ aja ‘Deh mang”  Luna Sengaja memberhentikan mang ujang didepan rumah orang, Agar ia bisa menghilangkan jejak.

Takut ayah akan mencarinya.

Walaupun Luna tidak yakin.

“Ini rumah temennya non?” Tanya mang ujang lagi.

Dalam hati Luna berdecak “Ish, Banyak tanya deh ni mang ujang!”

“iya. Mang kalo misalkan Mama sama papa nanyain aku, Bilang aja mamang gatau ya. Eh lagian juga Aku yakin kok, Kalau misalkan papa sama mama ga akan nanyain aku. Pokonya ini jadi rahasia kita, Ya mang” Tukas Luna panjang kali lebar kali tinggi.

Mang ujang hanya menggaruk tenguknya yang tak gatal.

“Eh emang teh kenapa ‘Sih non?” saat ini ekspresi Mang ujang benar benar datar.

Kalo Luna mau, Rasanya dia pengen deh nabok si mamang.

“Mang. Pulang aja mang! Nanti kalo aku sms jemput baru jemput. Tapi inget ya! Ini  R A H A S I A! ” Ujar Luna sambil mengacungkan telunjuknya. Matanya menghunus tajam kearah mang ujang.

Membuat mang ujang ngeri.

Mang ujang meneguk Ludahnya.

“I iiyaa Non. Sip!” Dengan itu mobil hitam sedan pergi melesat. Sedang Luna bergeming ditempat sambil tersenyum miring.

“Digituin aja Takut! Wkwk” Luna terkekeh sendiri jadinya mengingat ekspresi Mang ujang yang ngeri.

Luna tidak tau, Mang ujang ga ngeri sama Luna.

Gak lain, Mang ujang cuma ngeri Gajinya Dipotong.

Dan dugaan Luna selalu salah.

“Oiyah! DIRAA!” Fikiran Luna melayang lagi pada Dira. Ah, Pasti ia sudah menunggunya.

Luna sampai Lupa jadinya!

Luna sadar betul akan tipikal sperti Dira. Sahabatnya itu sangat nekat. Bisa saja sekarang ia sedang meminum obat hingga over dosis, Atau menggantung lehernya dikamar mandi, Atau yang lebih parahnya lagi, Terjun dari tebing?

Yaampun Luna. Udah mending ketempat dira dulu!

Luna kembali berlari, Hanya terfokus pada Dira tanpa sadar jika ia menghantam seseorang dengan keras.

GUBRAK!!

“Eh yaampun, Maaf maaf ya” ujar Luna dan langsung berlari lagi. Tidak menoleh kearah lelaki itu.

Arga menoleh Luna dengan menautkan Alisnya. “Itu bukannya Luna?”

Namun Luna tidak sadar, Jika lelaki yang ditabraknya tak lain lelaki yang telah membuat sahabatnya menangis.

🌸

a.n

Nah ada Dira sama Arga.
Kemarin, Dimas Aldi sama pita:3 Tokohnya kebanyakan keknya:3

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top