dua; lelap
"Halo~ Apa Aiza ada disini~?"
Seorang lelaki berambut jabrik hitam-putih menggeser pintu kelas. Sekarang pukul empat sore, seharusnya ia sudah berada di gym untuk mengikuti klub voli akan tetapi manajernya belum menampakkan batang hidung. Bokuto Koutarou pun memutuskan untuk menyusul sang manajer di kelasnya seorang diri.
Tempat yang menjadi kelas Takahara Aiza sudah sepi. Hanya bangku-bangku kosong yang terlihat dari netra keemasan milik Bokuto. Ia menyipit, memerhatikan sekeliling kelas hingga kedua pasang matanya menangkap mahkota putih salju berada di atas meja. Binar pada mata tercipta, lantas langkahnya menghampiri sang gadis yang sepertinya tengah terlelap di atas meja.
"Ai--"
Bokuto hendak memanggil sang gadis, tetapi suara serta langkahnya terhenti ketika melihat wajah Aiza yang tertidur. Sejenak matanya mengerjap, tangan yang mengambang di udara (hendak melambai padanya) pun diturunkan. Berbagai macam pertanyaan mulai memasuki kepalanya. Apakah manajernya tidur larut? Apakah manajernya kecapekan mengurus klub? Atau jangan-jangan sakit?
Ia menggeleng kuat. Punggung tangannya ditempelkan ke dahi Aiza sementara tangan lainnya ia tempelkan ke dahi miliknya dan membandingkan rasa panas dari sang gadis dengan miliknya.
"Gak panas, tuh," gumamnya.
Kedua tangan dijauhkan, tetapi satu tangannya mulai mengambang hendak meraih mahkota Aiza guna membangunkannya. Diurungkan, tiba-tiba Bokuto mengepalkan tangan dan menjauhkannya dari Aiza karena tidak mau mengganggu. Namun, klub mereka akan berlatih dan tanpa adanya Aiza yang merupakan seorang manajer akan sulit mengatur jalannya latihan.
Bokuto mengacak rambut gusar, memilih untuk mengambil kursi di hadapan Aiza dan menaruh satu tangan di atas meja sang gadis sementara tangan lainnya digunakan untuk menopang pipi, memerhatikan gadis pemilik marga Takahara itu terlelap.
Sungguh, ia tidak tega jika melihat Aiza tidur seperti ini. Pikirnya Aiza telah melakukan sesuatu yang berat sampai tak memiliki waktu untuk tidur. Tak apalah tentang klub yang masih menunggu kehadiran kapten dan manajer. Bokuto memilih untuk menunggu Aiza terbangun dari tidurnya.
~~~
Rasa kantuk yang tak tertahankan membuat Aiza memilih untuk mengistirahatkan mata sejenak di kelas, seakan-akan lupa bahwa hari ini adalah jadwalnya mengatur latihan sebagai seorang manajer di klub voli.
Erangan tercipta, Aiza mengusap kedua mata dan merenggangkan otot-ototnya. Sejenak memegangi leher karena merasa sakit akibat salah tidur lalu iris hijau mint-nya terbuka dengan sempurna dan mendapati seorang lelaki tengah tertidur dengan kepala yang menempel di meja dan satu tangannya berada di atas kepala. Kedua mata Aiza mengerjap, mengusap matanya lagi dan memastikan dirinya benar-benar sudah tersadar (karena tidak percaya dengan figur seorang lelaki di hadapannya) lalu sedikit tersentak karena lelaki bermahkota hitam-abu itu berada di atas mejanya.
Aiza berdeham guna menetralisir rasa malu yang mulai menyelimuti hingga kedua pipi merona. Artinya Bokuto melihatnya tertidur bukan? Apa yang dilakukan sampai tidur di atas mejanya?
Menunggunya bangun?
Gadis itu menggeleng cepat. Ia tidak boleh kepedean. Bisa saja Bokuto memang memilih untuk tidur disini bukan?
Tunggu, tapi kenapa di mejanya?
Ah, Aiza. Koutarou memang suka membuatmu bingung 'kan?!
Lagi-lagi ia menggeleng, mendekatkan tubuhnya ke meja dan melihat helaian milih Bokuto yang berdiri tegak bahkan saat tidur. Jari-jarinya menyentuh helaian mahkota tersebut dengan hati-hati, takut kalau sang lelaki terbangun karenanya.
Aiza sudah lama ingin menyentuh rambut jabrik milik Bokuto. Tentu saja ia malu, tidak mau meminta pada sang lelaki. Namun, untuk hari ini ia dapat menyentuh dan memegangnya. Halus, bau mentol pun tercium kala dirinya mendekat. Walau rona merah masih melekat di pipi, diiringi rasa gugup kala jarinya menyentuh rambut sang lelaki tangannya masih terus memainkan mahkota hitam-abu tersebut.
Kepala Bokuto yang tiba-tiba bergerak membuat Aiza langsung menarik tangannya, memundurkan diri seraya menggenggam kedua tangan. Lelaki itu merubah posisi tidurnya jadi menyamping, membuat Aiza sedikit menoleh dan mendapati Bokuto masih terlelap.
Dilirikkan arloji yang berada di pergelangan tangan, menunjukkan pukul lima lewat sepuluh. Kedua matanya membola, menyadari bahwa ia dan tentu saja Bokuto sudah begitu lama di dalam kelas selama satu jam lebih. Aiza ingin membangunkan sang lelaki, tetapi dirinya tak tega. Apalagi melihat wajah polos Bokuto yang sedang menjelajahi alam mimpi.
Jari telunjuknya menyentuh pipi Bokuto dan memanggil nama sang lelaki dengan lembut. "Kou." Aiza memanggil. "Koutarou."
Tentu saja Bokuto tidak bangun dengan suara dan sentuhan selembut itu. Aiza menahan rasa malu, memutuskan untuk menggoncang tubuh sang lelaki dan tetap memanggil namanya.
"Koutarou, ayo bangun."
Kala suara seorang gadis memasuki indera pendengaran diiringi tubuhnya yang digoncang, Bokuto mulai tersadar dengan membuka kedua mata terlebih dulu dan mengusapnya. Ia menguap sejenak, merenggangkan kedua tangan dan mengusap wajahnya. Manik keemasan itu menyorotkan aura bahagia diiringi senyuman yang terpatri di wajah.
"Ah, kau sudah bangun?" tanyanya.
"Y-Ya." Aiza menjawab seraya menggaruk pipinya. "Kenapa Koutarou disini?"
"Tadinya aku mau memanggilmu, tapi karena melihatmu tertidur gak jadi deh." Bokuto menjawab. "Terus aku menunggumu disini sampai ikut tertidur juga, haha." Ia melanjutkan diiringi tawa serta dirinya mengusap tengkuk belakang.
"Ini sudah jam lima sore ... klub sudah selesai kali ya?"
"Oh, gak papa dong kalau udah selesai. Aku lagi malas latihan hari ini."
"Bukannya Koutarou mau mempertahankan posisimu sebagai Ace di Jepang?"
Bokuto mengerjap, mengepalkan satu tangannya lalu memukulnya ke telapak tangan. "Benar juga!" Ia beranjak dari bangku, menarik tangan Aiza dan mengulas senyuman lebar. "Ayo, kau juga harus melihatku berlatih menjadi seorang Ace keren!"
Jantung Aiza berdegup kencang kala sang lelaki menggenggam tangannya. Ia mengangguk pelan dan menyampirkan tasnya di bahu. Kini keduanya keluar dari kelas dengan tangan saling bergandeng, menyusuri koridor yang sepi dan melangkah menuju gym.
Hari Kedua - Sleep
BokuAiWeek2020 (c) mbakaiza
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top