Pengawasan Kota 4: Pemerintahan dan Hukum
Keesokan harinya Hiro tidak keluar dari Istana seperti hari-hari sebelumnya. Dia hanya melakukan tuganya di Ruangan miliknya.
"Selamat Pagi, yang mulia."
"Hehhh, jarang-jarang amat kau hormat padaku Ernest."
"Itu hanya berlaku untuk saat-saat khusus."
"Terserahmu, dan dimana Oscar?"
"Dia masih mengurusi beberapa hal."
"Ohhh, silakan duduk saja kita tunggu dia."
Hiro kembali mengerjakan tugasnya, dan Ernest memilih untuk membaca buku sembari menunggu.
"Maaf, saya terlambat yang mulia."
"Tidak masalah Oscar, silakan duduk dulu."
"Baiklah saya mengerti."
Setelah keduanya duduk dan pintu telah di tutup rapat, Hiro mendesah sebentar lalu berkata.
"Sudah lama sebenarnya aku ingin melakukan hal ini. Menurut kalian bagaimana kondisi pemerintahan saat ini?"
"Cukup baik."
"Jadi hanya cukup? Tapi aku rasa itu lebih baik dari pada kurang."
Hiro tersenyum kecil sebelum menulis sesuatu dan hal itu membuat Ernest bertanya-tanya.
"Kalau boleh tahu apa alasan, Yang mulia membahas hal ini?"
"Aku hanya ingin mengubah sedikit sistem pemerintahan, serta hukum yang berlaku."
""...?!!""
Mendengar Hiro yang berkata dengan nada santai soal perubahan sistem pemerintahan, yang sudah dipakai puluhan tahun besrta hukumnya yang berlaku membuat Ernest dan Oscar seperti terkena serangan jantung.
'Hal baru apalagi yang akan di bawa oleh Raja satu ini.'
Ernest serta Oscar memikirkan hal yang sama dan disaat yang sama pula.
"Mengenai Hukum bagi koruptor menurut kalian pantas?"
"Jika kalau di lihat secara luarnya itu memang tidak berperi kemanasiaan, tapi melihat hasilnya sebenarnya saya setuju saja hukumnya seperti ini."
"Jadi kalian sudah tahu apa yang aku fikirankah?"
Hiro tersenyum kecil menangapi jawaban Oscar itu, dan Oscar membalasnya juga dengan sebuah senyuman.
"Dengan hukuman seperti itu aku rasa mustahil akan ada orang yang melakukan Korupsi. Jika, mereka berani macam-macam sama saja mengantarkan nyawa dan nama baik mereka bukan? Yang mulia, sama sekali tidak peduli dengan kritikan pedas dari berbagai pihak yang memang tidak memahami fikiran yang mulia."
"Aku tidak tahu harus berkata apa lagi."
Hiro memang 'sengaja' menghukum hampir 1/4 bangsawan korup tepat di depan warganya sendiri, di mata orang-orang yang tidak tahu maksudnya tentu saja Hiro bagaikan Raja Tirani, tapi bagi Orang seperti Oscar yang tahu maksudnya dia malah mengangap tindakan Hiro adalah hal yang 'biasa'.
Yang sebenarnya dimaksud Hiro adalah 'menghentikan tindakan Korupsi langsung dari akarnya'. Dia membantai 1/4 bangsawan itu untuk mengatakan kepada bangsawan yang lain, atau bangsawan di periode yang akan datang jika kau berani Korupsi maka nyawa serta namamu akan hilang dari dunia ini.
Pada akhirnya tidak ada yang berani melakukan Korupsi bahkan ada cerita unik sekaligus lucu yang baru saja terjadi.
Seorang bangsawan yang secara 'tidak sengaja' mengunakan uang itu untuk membayar makanan seharga 1 Yould, dan dia lupa mengantinya saat pulang, tepat saat pengumpulan uang itu ke ibu kota dia mengatakan ingin mundur dari jabatanya sebagai bangsawan karena hal ini.
Hal itu membuat Hiro tidak tahu harus berkomentar apa, rupanya hukum yang di tetapkan olehnya, bisa membuat seseorang sampai setakut itu, yang malah membuatnya menjadi sangat jujur terhadap kesalahanya walupun kecil.
Dia akhirnya, hanya menyuruh orang itu membayar 1 Yould sebagai ganti dari uang itu, serta mengatakan 'kalau kau mengulangi lagi tidak akan aku maafkan'. Walaupun, dia sebenarnya hanya bercanda saat mengatakan itu.
"Yang Mulia, saya lupa memberikan laporan ini."
"Sudah jadi rupanya, badan pengurus keuangan dan angaranya."
Badan kepengurusan keuangan dan angaran, adalah sebuah badan yang mengawasi pengunaan atau pemanfaatan angaran, dan juga mengawasi jumlah masuk dan keluarnya anggaran.
Badan ini dibentuk Hiro untuk menghitung uang kas milik Kerajaan, dan memastikan uang itu aman.
"Terus, mengenai sistem Hukum di Kerajaan ini menurutku masih tergolong hancur, jadi aku hendak menetapkan sistem hukum yang baru."
"Sistem Hukum yang baru?"
"Pentapan Hakim Agung, dan Hakim Daerah."
"Hakim Agung dan Daerah?"
"Baiklah, akan aku jelaskan sistemnya sedikit."
Hakim Angung, sesuai namanya dia adalah seorang hakim yang terkuat setelah hukum, bahkan dia bisa menghukum Raja jika ada tindakan-tindakan Raja di luar wewenangnya.
Pemilihan Hakim Agung ini menurut Hiro harus melalui sebuah Proses seleksi khusus yang paling utama seorang Hakim Angung harus bijaksana, jujur, serta buta terhadap dunia.
Yang dimaksud buta terhadap dunia, adalah buta terhadap jabatan, uang suapan, dan rayuan dari berbagai pihak.
Hiro juga menambahkan Hakim angung akan dipilih berjumlah 5 orang yang berasal dari 5 golongan yang berbeda.
1. Bangsawan
2. Pedagang
3. Politisi
4. Tetua atau orang yang mengerti tentang Hukum, serta memiliki banyak ilmu.
5. Rakyat biasa.
Mereka adalah perwakilan dari setiap golongan dan juga mereka harus dari 5 Ras yang berbeda (kalau bisa). Dengan peraturan itu juga berarti 1 orang hancur lainya akan mengikuti, 1 tidak sepakat hukum itu tidak akan berlaku.
Sebuah sistem yang sangat sederhana serta mudah dimengerti, ke 5 orang ini akan mendapatkan bantuan tunjangan hidup selama masa jabatan dan tanpa di gaji.
Tugas Hakim daerah adalah menghakimi berbagai macam kasus yang menjerat seseorang di setiap daerah.
Jumlah hakim di setiap tempat pengadilan adalah 3 orang, dan ke 3 nya adalah salah satu dari 5 golongan di atas dan ditugaskan secara acak, atau dengan kata lain 3 orang Hakim itu bisa saja salah satu atau duanya berganti orang.
Hakim ini akan melewati test yang hampir sama dengan Hakim Angung, dengan keharusan yang sama pula.
Hakim ini akan di bayar 5.000 G Yould untuk setiap khasus. Jika dia melaksanakan semuanya beradasarkan hukum yang berlaku.
Dan jika ada orang lain yang melakukan gugatan dan hal itu benar si Hakim di harus membayar 10.000 G Yould, atau 2 kalinya.
Hakim itu juga mendapatkan tunjangan selama khasus miliknya tidak terjadi kejangalan.
"Tunggu sebentar, yang mulia jika anda ingin mencari kriteria seperti itu saya rasa itu hal yang mustahil."
Ernest sangat terkejut mendengar penjelasan Hiro, yang dimana sangat mustahil untuk mencari orang seperti itu, dan Hiro mendesah sambil berkata.
"Hahhh, kau memang benar, tapi tidak ada salahnya di coba bukan? Siapa tahu ada orang yang berniat untuk memperbaiki hukum di Kerajaan ini, secara suka rela."
"Hahhh, semoga saja."
Ketiga orang itu sama-sama tersenyum kecil sambil membayangkan hal yang aneh-aneh.
"Dan juga aku berniat mengubah sistem pemerintahannya sedikit dengan membuat Rakyat ikut ambil bagian."
"Caranya?"
Ernest bertanya dengan nada heran. Sementara itu, sambil menaruh tangan di dagunya Oscar berkata.
"Dengan meminta Rakyat memilih perwakilannya?"
"Ummm, tepat sekali tapi perwakilan itu harus benar-benar dari Rakyat murni, dan di pilih berdasarkan 5 golongan tadi, dan dari berbagai Ras, dan perwakilan ini bersifat sukarela, dengan persyaratan selalu diganti setiap pertemuan."
"Diganti disetiap pertemuan untuk menghindari kontaminasi Politik kah?"
"Perkataanmu itu seperti mengatakan kalau politik itu bagaikan 'racun', Ernest"
"Apakah saya salah, Yang Mulia?"
"Tidak, kau memang ada benarnya, lagipula aku rasa ini cocok untuk pemanfaatan pendirian tempat sekolah gratis itu bukan?"
"Hemm, anda benar juga"
Hiro mendirikan sekolah itu juga sebagai pondasi dasar untuk mendirikan sebuah Negara yang maju, dalam berbagai bidang.
'Ini juga awal dari sebuah Rencana besar kedepanya'
Hiro meregangkan tubuhnya, sambil mentap tajam ke kedua orang di hadapanya ini.
"Kalian berdua putuskan usulku ini, bersama seluruh bangsawan"
"Baiklah, dan yang mulia tidak ikut?"
"Ada beberapa masalah yang harus aku urus"
"Kalau begitu kami permisi dulu, dan juga kapan yang mulia hendak turun dari jabatan anda?"
Ernest tersenyum kecil karena, mengerti maksud Hiro meminta rakyat ikuy ambil bagian.
"Dasarlah kalian ini. Mungkin aku akan turun saat negara ini bisa berdiri sendiri."
"Anda hendak membentuk Negara Republik murni?"
"Hemm, tepat sekali, sebuah negara yang dimana 'benar-benar' rakyat yang berkuasa dan ikut ambil bagian."
"Semoga saja itu benar-benar terjadi, yang mulia."
"Semoga saja."
"Kalau begitu kami pergi dulu."
"Sama-sama"
Setelah kedua orang itu pergi Hiro lalu berdiri dan melihat keluar melalui jendela di tempat itu.
"Sekarang catatan macam apakah yang akan di tulis oleh orang-orang tentangku, apakah catatan mengenai pembantaian 1/4 bangsawan serta menyembunyikan fakta mereka koruptor, ataukah sebuah Raja yang membangun negaranya menjadi sangat maju? Entahlah"
Hiro tidak bisa semudah itu melupakan dosa yang telah di lakukan untuk membantai 1/4 bangsawan itu, dan sesuai yang dikatakan oleh banyak orang.
Sebuah kesalahan itu bagaikan sebuah titik hitam di sebuah kain putih, sebuah titik yang membuat mata fokus ke arahnya dan tidak mempedulikan kain putih di sekitarnya.
Seperti itulah sebuah kesalahan di dunia ini.
-----------(Author Pov)----------------
😅 Mengenai Hukuman bagi Koruptor kalau ada di dunia ini kayaknya mustahil yeah, karena pasti akan di kecam oleh berbagai pihak 😂.
😐 Bagi yang sadar sebenarnya perwakilan itu mirip kayak DPR dan MPR yang membedakan dengan indonesia mereka dari rakyat murni 😅
Dan juga bonusnya ini hanyalah imajinasi dan pemikiran 'sepihak' dari Author kalau tidak setuju tulis aja di kolom komentar 😂
Kalau begitu sampai jumpa di chapter depan bye 🐣🐣🐣
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top