Pengawasan Kota 3: Pendidikan

Keesokan harinya Hiro pergi keluar lagi tentu saja dia di temani oleh Elis, yang memakasa ikut dengannya.

Hiro sendiri juga pergi tidak terlalu jauh, karena kali ini lokasinya berada di Ibu kota, yaitu Academy Internasional Zeldia.

Academy yang memang tidak sebesar milik Kekaisaran, tapi Academy ini memiliki Sistem Pendidikan yang unik.

"Kita sampai."

"Academy Zeldia kah?"

"Umm, tepat sekali."

"Untuk apa kita kemari?"

"Kau akan tahu saat sudah sampai di dalam."

Saat masuk mereka melihat banyak siswa, yang sedang berjalan kesana kemari, jumlah murid di Academy inipun terbilang sangat banyak

"Murid di Academy ini tinggal di Asrama?"

"Yap, tak peduli seberapa jauh rumah mereka."

"Banyak juga Rakyat biasa, yang masuk ke Academy ini."

"Akan aku jelaskan satu persatu."

Academy Zeldia yang sekarang berbeda dengan yang Elis lihat, bahkan terlalu jauh. Di mulai dari Muridnya yang dimana juga ada Rakyat biasa, padahal sebelumnya hanya bangsawan yang bisa masuk sekolah.

Biaya sekolah jika di total 1 bulan bisa membayar hampir 2.000 G Yould, itu sudah termasuk Asrama, serta kelengkapan yang lain.

Hal itu yang membuat Rakyat biasa mustahil untuk bisa masuk ke dalam Academy ini.

Hiro mengunakan 50% dana dari yang dia dapatkan saat menutup Axiom untuk digunakan ke Academy. Dia juga mengatakan kalau Academy mulai dari saat itu khusus bagi Rakyat biasa di gratiskan. Tapi, beberapa Hari yang lalu Peraturan itu di ganti dengan seluruh warga Elvandria, atau para bangsawan juga di ikutkan.

Jadi masalah pendidikan di Elvandria cepat atau lambat akan membaik, seiring berjalannya waktu.

Hiro juga membangun beberapa Academy baru di Elvandria, dan sekarang ini sudah berdiri lebih dari 20 Academy, tapi itu masih akan terus bertambah mengingat banyaknya Warga di Elvandria.

"Ehhh, bukanya jika kau membuat hal itu Rakyat akan iri?"

"Aku rasa itu tidak mungkin, lagipula batas antara Rakyat maupun bangsawan di sini di hapuskan, atau bahkan tidak ada lagi, coba kau lihat disana."

Disana ada seorang anak yang berumur 7 tahun-an yang bermain dengan riang bersama seorang anak bangsawan seumuran denganya.

Sementara, itu tidak jauh dari mereka orang tua keduany sedang melihat anaknya, dan berbicara dengan santai.

Elis tersenyum melihat hal ini, dia sampai tidak menyadari hal ini kalau Kerjaan ini benar-benar telah berubah.

"Kenapa anak-anak juga ada disini?"

"Mereka adalah anak-anak sekolah dasar."

"Sekolah dasar?"

"Ummm, yang mereka lakukan disini hanya membiasakan diri dengan lingkungan sekolah, dengan persyartan Umur 7 tahun. Mereka hanya di ajari hal-hal kecil seperti, membaca, menulis, menyanyi, menari, serta berbagai macam kesenangan yang lain."

"Bukanya lebih baik di lakukan Pembelajaran secepatnya?"

"Itulah kesalahan fikiran kebanyakan orang. Padahal pembelajaran di usia terlalu dini malah hanya akan memberatkan fikiran. Kau tahu ketika usia remaja banyak sekali yang mengatakan 'Masa Kecil kurang bahagia' padahal itu adalah fakta. Kebanyakan anak di usia yang seharusnya di gunakan untuk bermain malah di pakai untuk belajar, hasilnya Otak anak malah di paksa untuk berkembang, yang terjadi bukanya malah berkembang tapi malah kebalikanya, otak anak tidak bisa berkembang pesat. Tapi ada juga yang bisa berkembang di usia itu. Walaupun jumlah perbandingannya 10 : 3."

"Jadi begitu."

"Hemmm, dan juga bukan hanya dari segi sekolah saja yang berubah sih."

"Ada lagi?"

"Baiklah, akan aku jelaskan sedikit."

Dan juga mengenai Sistem Pendidikan Academy di seluruh Elvandria mengunakan Sistem yang unik, yaitu Sistem Pengembangan Bakat.

Sistem ini mengajarkan anak 4 buah hal utama dalam pembelajaran: Mengerti, Merasakan, Melakukan, dan Memilih.

Kata memilih itu artinya adalah memilih tujuan Hidup, ketika anak berusia 12 tahun, mereka akan mulai berada di Asrama.

Di lingkungan Asrama atau Lingkungan pengajaran bukan murid yang harus menyesuaikan dengan Guru, tapi Guru yang harus menyesuaikan dengan murid.

Sekolah hanya berlangsung 5 jam perhari, di mulai jam 8, dan sisanya di gunakan untuk melakukan kegiatan Ekstra, serta bermain dengan temannya.

Yang di maksud memilih tadi setiap Anak di berikan Hak untuk memilih Guru yang ada di asrama, mereka bahkan berhak untuk memilih pelajaran yang ingin mereka pelajari, serta tidak ingin mereka pelajari, untuk hidup mereka.

"Bukanya jika seperti itu akan ada anak yang tidak bisa sama sekali 1 mata pelajaran?"

"Hahhh, contoh mudahnya adalah seorang anak memilih Pelajaran Ekonomi, Sihir, Bahasa, dia tidak memilih pelajaran yang lain. Tapi, saat dia lulus dia bahkan bisa menguasai Rumus Kimia, serta Matematika, yang bahkan sangat tidak disukai olehnya, walaupun tidak sehebat anak yang mengambil pelajaran itu. Dan yang menjadi pertanyaan, darimana dia belajar?"

"Jangan bilang kalau itu dari teman Asrama?!!"

"Yap, dari teman seasrama. Kau lupa kah mereka akan bermain, bercanda tawa, berdiskusi bersama, dari situ satu anak berbagi informasi dari anak yang lain dan terus terhubung, karena mereka seasrama hingga lulus jadi mereka sudah akrab seperti keluarga, walaupun tidak sekamar. Dan juga seorang anak lebih mudah di ajari oleh temanya, karena dia bisa merasa bebas serta tanpa tekanan, dan dia menjadi agak senang akan pelajaran itu."

Mulut Elis masih terbuka mendengar penjelasan Hiro, dia jadi terpikiran sebuah hal.

"Kau melakukan semuanya, sendirian?"

"Yeah, aku hanya tinggal memirintah hal ini dan hal itu kau tahu, jadi ini tidak terlalu berat juga, lagipula para pengajar Academy pun sepemikiran denganku, bahkan para bangsawan membantu dalam biaya sekolah gratis ini."

Hiro melihat murid-murid di asrama itu, ada yang sedang bermain bersama, berdiskusi bersama, serta banyak hal lain yang di lakukan oleh mereka.

Mereka sudah tidak peduli, siapa diri mereka di luar sana, mau jadi apa mereka nanti, yang di lakukan disini bagi mereka hanyalah menikmati hidup, bersama teman-teman mereka.

'Kebersamaan itulah yang akan membentuk Character yang baik, serta saling menghargai satu sama lain, dengan begitu permusahan hanyalah sebuah 'Mitos' atau hal yang tidak nyata.'

"Ya, saat disini aku benar-benar merasa seperti di tempat lain, padahal disini juga berada di Elvandria."

"Ummm, tidak ada yang peduli, drajatmu, tidak ada yang peduli kau berasal darimana, selama kau murid di Academy ini itu artinya, kau keluargaku."

Hiro tersenyum mendengar perkataan Elis, dan melingkarkan tangannya di leher Elis.

"Kita pergi ketempat tujuan kita?"

"Ummm."

Keduanya terus berjalan menuju ke sebuah ruangan, saat sampai keduanya berhenti di sebuah ruangan yang bertuliskan 'Kepala Sekolah' di pintunya.

Hiro langsung masuk, dan bersamaan dengan itu tubuhnya terpental oleh seorang perempuan yang mendorong tubuhnya, sambil mengosokan kepalanya ke dada Hiro.

Dia terlihat seperti seorang anak kecil, berusia 12 tahunan, dengan rambut pink, dia juga memiliki pita pink di kepalanya.

"Kou-chan."

"Berhentilah melakukan hal yang aneh, Obasan."

"Mou, Kou-chan kejam."

Perempuan yang di panggil 'Obasan' oleh Hiro, menunjukan wajah sedih seperti dia hendak menangis.

"Dia siapa Hiro?"

"Uhaaaaa, Eli-chan."

Perempuan itu berganti memeluk Elis, dan membuat wajahnya menjadi heran, tapi saat di teliti baik-baik, Elis mendesah saat tahu dirinya siapa.

"Jaga sikap anda sebagai, Kepala Sekolah."

"Mou, lagipula aku juga ingin bersenang-senang."

Seorang perempuan yang terlihat seperti berumur 12 tahun itu adalah kepala Sekolah, Academy Zeldia yang bernama Eura V. Reast.

Mengenai apa yang terjadi dengan tubuhnya itu, disebabkan oleh Sihir khusus yang membuatnya tidak bisa mengalami penuan, serta pertumbuhan

"Jadi ada apa Kou-chan, dan Eli-chan kemari?"

"Aku hanya ingin minta data mengenai perkembangan pendidikan, serta biaya pembagunan di Academy ini."

"Ini dia datanya."

Eura berkata sambil memberikan sebuah Amplom ke Hiro, dan Hiro menerimanya lalu membukanya sebentar.

"Dan juga bagaimana dengan tim itu?"

"Misi mereka berjalan lancar."

"Tim apa?"

Elis bertanya dengan nada heran, karena tidak mengerti topik yang mereka bahas.

"Sebuah tim khusus yang mengajari warga Elvandria baik yang anak-anak maupun dewasa untuk membaca, menulis, serta berhitung."

"Tim itu di bentuk Kou-chan sendiri dengan jumlah 100 orang."

"Hahhh, mereka itu sukarelawan dari Academy."

"Kau bahkan melakukan hal itu?"

Elis terkejut dengan yang dilakukan Hiro, dan Hiro tersenyum kecil membalasnya sambil berkata.

"Membaca, Menulis, dan juga menghitung adalah hal yang penting kau tahu. Dengan membaca kau bisa mendapatkan informasi dari buku-buku, dari menulis kau menulisnya, dari menghitung kau bisa terhindar dari penipuan. Karena hal itu juga aku putuskan untuk melakukan ideku ini."

""....""

Baik Elis maupun Eura tidak tahu harus berkomentar apa saat mendengar penjelasan Hiro itu.

"Ehem, baiklah kalau begitu mari kita pergi, Elis."

"Umm, baiklah."

"Kalau begitu kami permisi dulu, Obasan."

"Mou, panggil aku Eu-chan."

Keduanya keluar dari ruangan itu, dan berjalan keluar dari Academy. Setelah itu keduanya naik kereta kuda untuk kembali ke Istana.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top