Pengawasan Kota 2: Kebersihan, Priwisata, Kewirausahaan, dan ....

Setelah kembali Hiro mengerjakan tugas yang tadi, setelah mengantar Elis ke Kamarnya.

"Masih jam 2, sebaiknya aku segera kerjakan semuanya."

Hiro tersenyum kecil lalu menuju keruangan miliknya, mulai mengerjakan tugasnya.

"Jadi hukum itu sudah berlaku rupanya?"

Hiro tertawa kecil, saat melihat idenya yang aneh untuk mengatasi masalah sampah yang kian menumpuk rupanya berhasil.

Ide Hiro adalah dengan menghukum setiap orang yang membuang sampah secara liar yaitu, dengan memberikan denda.

Dendanya tergolong kecil yaitu, 1 Gold untuk orang dewasa dan 2 Bronze untuk anak-anak.

Tapi yang membuat Ide ini berjalan lancar adalah, siapapun yang bisa menangkap orang yang membuang sampah sebarangan akan di beri 1/2 dari denda. Tapi, kalau orang yang menangkap tadi mau membuang sampah tadi, ke tempat sampah dia mendapat seluruh denda itu.

Sebuah peraturan sederhana yang mudah di mengerti bagi siapapun, dan sangat efektiv.

Jika bertanya alasanya mungkin itu karena ada banyak orang yang tidak mau memberikan uangnya ke orang lain, untuk masalah kecil seperti membuang sampah sembarangan.

Dan pertaruan itu juga berlaku bagi Kuda yang beroprasi tanpa ada tempat penaruh kotoran. Penugang kuda atau Pemiliknya akan di denda 10 Gold, tapi jika orangnya mau membersihkan jalanan yang terdapat kotoran Kuda, dia hanya membayar 10 silver untuk biaya tempat kotoran.

"Yang sederhana memang lebih baik, dari pada yang rumit."

Peraturan pembuangan sampah itu berlaku untuk seluruh orang yang memasuki kawasan Elvandria.

"Apa ini?"

Hiro mengambil sebuah kertas arsip laporan yang membuatnya penasaran. Mulut Hiro menganga melihat pendapatan dari sektor Pariwisata.

"Pendapatan 1 minggu saja sudah setara dengan hasil korupsi para bangsawan waktu itu? Ini gila."

Dia tidak menyangka idenya membuat miniatur dunianya untuk menarik turis sukses besar, bahkan bisa di katakan terlalu sukses.

"Pantas saja Ibu kota selalu ramai akhir-akhir ini."

Bukan hanya itu saja ada banyak permintaan yang berhubungan dengan acara pentas Seni, yang membuat pengurusnya sampai bingung.

Mengenai bagaimana cara Hiro menarik turis, dengan menyuruh pihak terkait untuk melakukan peningkatan di Sektor pariwisata dan hiburan, tapi dia tidak menyangka akan sampai seperti ini.

"Apa lagi ini?"

Hiro melihat kertas keduanya, dan dia tersenyum kecil melihat yang tertulis disana.

"Jadi pengajaran Wirausaha itu sudah di bentuk kah?"

Hiro membentuk sebuah Lembaga khusus yang menangani orang-orang yang pengaguran.

Bagi Hiro orang yang penganguran itu ada 3 kelompok besar.

1. Penganguran karena dia memang tidak memiliki kemampuan apapun, bisa juga karena keterbatasan fisik.
2. Penganguran karena dia suka pilih-pilih pekerjaan, padahal dia adalah murid Academy.
3. Penganguran karena dia malas padahal memiliki Umur serta kemampuan yang cukup.

Hiro meminta lembaga itu untuk mengecek setiap anggota keluarga di Elvandria, hasilnya hampir 60% adalah yang No. 3.

Hal itu membuat Hiro mengeleng-ngelengkan kepalanya tidak percaya akan hal ini, pada akhirnya dia membuat sebuah peraturan.

Yang mana untuk mengatasi No. 1 dan No. 2 Hiro memudahkan pencarian pekerjaaan dengan menambahkan sebuah lembaga yang bertugas menerima para pekerja baru, dan dia juga membuat Lembaga Binaan Kewirausahaan, serta Tenaga Kerja.

Dan untuk yang No. 3 Hiro memberikan surat peringatan dimana jika mereka malas bekerja, dan tidak mau mencari uang maka dalam waktu 1 bulan mereka di suruh angkat kaki dari Elvandria.

Yang melangar sudah 200 orang lebih yang di asingkan entah kemana, oleh Para Prajurit, dan Hiro memang tidak main-main dalam urusan ini.

Mau bagaimana lagi mereka masih memiliki fisik yang kuat, serta memiliki kemampuan, tapi malas bekerja.

Bagi Hiro orang seperti itu tidak pantas di sebut 'Orang' lagi, mereka lebih mirip sebagai 'pengangu kehidupan', mengingat kerjanya hanya meminta-minta di jalan, serta gang.

Dia melakukan cara ini juga untuk menakan angka kemiskinan, yang memang sudah cukup turun dari beberapa bulan lalu.

Cara mudah menurunkan angka kemiskinan dengan cara mudah adalah dengan melihat jumlah lapangan pekerjaan, serta kesejahteraan Pekerja.

Singkatnya kemiskinan bisa ditangulangi bukan dengan cara memberikan dana langsung, tapi dengan cara melatih rakyat untuk memakmurkan dirinya sendiri.

Yaitu, dengan melatih mereka melakukan Wirausaha. Itu seperti pekataan 'Jika kau tidak mendapatkan tempat kerja, kenapa kau tidak membuat tempat untukmu bekerja?'

Semakin banyak orang berwirausaha, semakin banyak pula lapangan pekerjaan, dan semakin berkurang pula angka penganguran, maka akan berdampaka pada penurunan angka kemisikinan.

"Dengan begini tidak akan ada orang yang mengangur dengan alasan apapun kecuali, dia memang sakit keras, serta sudah memasuki usia senja. Aku cukup kejam juga rupanya, tapi biarlah mereka sadar susahnya mencari uang itu, tidak semudah meminta."

Hiro tersenyum sambil duduk di kursinya, serta mulai mengerjakan tugasnya.

---------------------------

Di tempat lain seorang laki-laki yang bernama Alvei, dia merupakan mantan pedagang budak.

Dia sendiri saat ini sedang bekerja di Toko dengan wajah yang tersenyum senang.

Dia tidak di tangkap atau di bunuh karena sudah menutup toko budaknya, bahkan dirinya malah mendaptakan dana tambahan untuk mendirikan sebuah Toko Baru.

"Eila, ada pesanan meja no. 34 Leizuli, dan Buffcik."

"Baiklah."

Bahkan yang bekerja di toko ini adalah mantan Budak miliknya, yang memang sudah cukup dekat dengannya, bahkan ada yang menjadi istrinya.

"Ini dia, pesanan No. 34."

Seorang perempuan membawa makanan ke depan, dan menyerahkanya ke Alvei, perempuan itu memiliki rambut berwarna biru, dan dia memiliki telingga rubah serta ekor rubah, yang bergerak kesana kemari.

"Terima kasih."

Alvei menerima piring itu dengan tersenyum, dan mengantarkanya ke Meja yang tadi meminta pesanan.

"Anda sangat, bersemangat Alvei-sama."

"Itu karena toko ini menjadi sangat ramai, Eila."

Eila adalah perempuan dari ras rubah dengan rambut biru tadi, dia juga merupakan Istri dari Alvei.

"Semuanya berubah sejak hari itu."

"Umm."

Dia masih ingat tentang apa yang terjadi sekitar 1 bulan lalu, saat Raja Eldora (atau lebih tepatnya jika di panggil Elvandria) melarang segala jenis perbudakan.

Dan sejak hari itu pula Alvei menutup tokonya, tapi saat dia hendak menutup tokonya seorang laki-laki yang memakai penutup kepala berwarna hitam datang ke tokonya.

"Maaf, tuan apakah saya boleh membeli budak tuan?"

"Maafkan, saya tapi peraturan disini perbudakan sudah di larang, lagipula mereka sudah bukan budak tetapi keluargaku."

Mendengar balasan Alvei yang sangat lantang laki-laki itu tersenyum kecil, sambil memberikan Uang ke Alvei.

"Tapi saya berani membayarnya 1.000 G Yould."

"Maaf, tuan saya tetap tidak akan memberikanya."

Uang 1.000 G Yould itu jumlah yang tidak sedikit atau bahkan bisa di katakan sangat banyak untuk ukuran sebuah uang.

"Baiklah, kalau begitu terimalah ini."

"Sudah saya ...."

"Ini adalah Hadiah dari Raja Eldora bagi mereka yang mau berhenti menjadi penjual budak secara sukarela, ambil itu dan gunakan untuk bisnismu yang baru."

"Ehh?!!"

"Kalau begitu saya pergi dulu."

Alvei dan Eila tersenyum saat mengingat kembali hal itu, memang tidak ada yang tahu kalau Hiro melakukan hal seperti ini bagi para pedagang budak yang mau menutup tempat kerjaanya secara sukarela.

--------------------------

Di tengah teriknya Ibu kota Elvandria, seorang laki-laki dengan rambut pirang berjalan dengan santai menikmati suasana Ibu kota.

"Suasana kota yang sangat bagus sekali, dan disini benar-benar banyak orang yang bersenang-senang tanpa peduli krisis di timur, tidak seperti kerajaan lain."

Laki-laki itu berhenti dan membeli beberapa camilan untuk dimakan, setelah selesai dia berjalan lagi, sambil memakan camilan yang tadi dia beli.

"Sepertinya aku akan menikmati waktuku disini dulu, sebelum mencari benda itu."

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top