Pengawasan Kota 1: Virus dan Healing Bullet
Keesokan harinya, saat sedang sarapan Hiro mengatakan ingin pergi untuk melihat keadaan Kota, dan seperti biasa Elis memaksa untuk ikut.
"Etto, jadi kita akan pergi kemana?"
"Sisi timur wilayah Eldora."
"Tempat para pengungsi?"
"Yeah, tepat sekali."
Sisi Timur Wilayah Eldora hampir 80% di isi oleh para pengungsi dari Wilayah Barat, yang sempat melarikan diri dari perang.
Hiro serta Elis naik kereta kuda. Dimana yang bertugas sebagai kusir kudanya adalah, orang terdekat Wyst.
"Memang apa yang ingin kau lihat disana?"
"Tunggu saja, kau akan tahu sendiri."
Elis tidak bertanya lebih lanjut, dan memilih menyandarkan kepalanya di pundak Hiro.
"Jangan terlalu memaksakan dirimu dasar."
Hiro sendiri sebenarnya merasa kasian membawa, Elis mengingat perutnya yang sudah mulai membesar, tapi entah mengapa akhir-akhir ini Elis jadi terlalu melekat kepadanya.
Elis selalu mengikuti Hiro mulai dari saat di ruang kerjanya, bahkan menunggunya, dia juga mengikuti Hiro saat keliling Istana.
"Menjadi Suami serta Raja di saat yang sama itu memang menyebalkan."
--------------------------------
"Elis kita sudah sampai."
"Umm, sudah sampai?"
"Yeah, kalau begitu ayo turun."
"Ummm."
Keduanya turun dari Kereta saat keluar, mata Elis terbelak kaget melihat apa yang ada di hadapanya saat ini.
"Bukanya kita ketempat pengungsian?"
"Ini tempat pengungsian loh."
Mulut Elis terbuka karena terkejut melihat apa yang ada di hadapan mereka.
Jika, itu adalah tempat pengungsian pastilah sebuah tempat yang sangat kumuh serta kotor, dan banyak orang yang kelaparan, setidaknya itulah yang di fikiran Elis.
"Kenapa bisa jadi begini?"
"Keren bukan? Ini sebuah Rumah yang di sebut Rumah Susun."
"Rumah susun?"
"Tempat tinggal, yang berupa rumah yang bertumpuk-tumpuk atau kira-kira begitu."
Sebuah bangunan yang tergolong cukup aneh jika, di dunia ini, tapi itu biasa jika, di dunia Hiro.
Hal itu juga yang membuat Elis terkejut dengan ide yang di lakukan oleh Hiro ini.
Di hari pertama Hiro menghancurkan seluruh bangunan kumuh di wilayah timur Eldora, lebih tepatnya seluruh wilayah Elvandria.
Dan di tahap kedua dia membangun Rumah susun dalam hitungan hari. Tapi apakah itu mungkin?
Jika di dunia lama Hiro hal ini memang mustahil tapi, di dunia ini ada sihir tanah yang bisa di gunakan untuk membangun, serta sihir pemerkuat tubuh, di tambah dengan bantuan para pengungsi.
Pada akhirnya, proyek itu selesai hanya dalam hitungan hari serta hanya mengunakan sedikit biaya, mengingat sebagian besar konstruksi dari Sihir tanah yang di perkeras.
"Aku tidak menyangka kau memikirkan para pengungsi?"
"Mereka tinggal di Elvandria maka itu sudah tugasku, disisi lain kalau terus di biarkan malah hanya akan membuat masalah yang kian menumpuk, apalagi penyakit. Dan juga mereka bisa membantu mengerakan Roda perekonomian Elvandria jadi apa salahnya?"
"Haha, kau benar juga."
Hiro memang memiliki sifat akan memanfaatkan apapun untuk tujuanya.
Disisi lain para pengungsi di Kerajaan lain di lakukan secara tidak terhormat atau bagikan 'Sampah', tapi disini mereka di perlakukan sama sebagai warga Elvandria oleh Hiro, yang pada akhirnya mereka malah membantu Roda Ekonomi di Elvandria secara tidak sadar.
Dia memang akan memanfaatkan apapun walaupun itu adalah sebuah 'sampah' sekalipun. Lagipula jika sampah di tangan orang yang kreativ, bisa menjadi barang dengan nilai seni tidak ternilai.
"Dan kau kemari bukan hanya untuk itukan?"
"Ahhh, kau sadar juga rupanya, kita akan segera bertemu dengan seseorang."
"Seseorang?"
"Itu dia orangnya."
Elis melihat siapa yang di tunjuk oleh Hiro, disana berdiri seorang perempuan berkulit hitam yang memakai pakaian seperti jubah yang berwarna putih bersih.
"Lama tidak bertemu Profesor."
"Hiro-sama, maafkan kami tidak menyambut kedatangan anda."
"Tidak usah terlalu seperti itu, dan bagaimana kelanjutan hal itu?"
"Semuanya berjalan lancar."
Elis hanya diam karena, tidak mengerti semua yang mereka ucapkan.
"Apa itu Profesor?"
"Hahhhhh, ohya sebelum itu perkenalkan dia adalah Istriku."
"Istri Hiro-sama, Ratu Elvandria, Elis-sama. Wahhh anda cantik sekali, perkenalkan nama saya Youga Elvia."
Perempuan yang bernama Youga itu menunduk Hormat kearah Elis, dan Elis tersenyum melihatnya sambil berkat.
"Salam kenal, juga Youga."
"Jadi, kau memiliki banyak pertanyaan bukan?"
"Ummm."
"Kalau begitu silakan bertanya selagi tur kali ini."
"Baiklah."
"Dan Youga, kita akan menuju ke sana."
"Baik, Hiro-sama."
Hiro berkata dengan nada santai sambil, mengendeng tangan Elis, dan ketiganya pun mulai berjalan.
"Kita mulai dari apa itu Profesor."
Profesor yang di dunia ini, memiliki artian yang sama dengan orang yang di dunia lama Hiro, yaitu orang yang ahli di dalam sebuah bidang tertentu, yang ingin mengembangkan ilmunya untuk mencipatkan hal baru, dan mengajatkanya pada anak didiknya.
Youga adalah Kepala Profesor yang terbilang sudah sangat ahli didalam suatu bidang, yaitu dibidang Ilmu pengobatan.
"Jadi disini tempat?"
"Yap, benar sekali tempat ini terdapat Lab atau tempat khusus untuk pengembangan Ilmu kedokteran, serta Academy di bidang kedokteran. Aku sebenarnya tidak menyangka akan hal ini, dimana banyak yang ingin belajar bahkan muridnya datang dari seluruh penjuru Elvandria."
"...."
Elis terlalu terkejut hingga tidak bisa berkomentar apapun tentang hal itu.
"Selamat datang di Academy Astalsia, tempat pengembangan ilmu kesehatan pertama didunia dan di Elvandria."
Youga berkata seperti itu, memperkenalkan dengan banga sebuah bangunan Academy yang juga di bangun dengan sistem yang sama seperti, Bangunan lain di tempat itu.
"Kalau begitu apa yang kau maksud hal itu Hiro?"
"Aku meminta Youga, untuk mengembangkan obat khusus yang bisa menangani Virus yang bisa menyebabkan Inveksi."
"Virus?"
"Sebuah hewan berukuran sangat kecil, biasanya mereka berada di bangkai hewan, atau tempat-tempat yang kotor, tapi juga bisa ada di tubuh manusia saat berkeringat."
"Ohhh."
"Dan juga yang bisa melihatnya hanya Ras khusus, atau lebih tepatnya Ras milik Youga."
"Saya adalah dari Ras Iblis lebih tepatnya suku mata tiga."
Youga memperlihatkan jati dirinya yaitu, sebuah cristal kecil berwarna merah yang mirip dengan mata yang dia tutupi dengan poni rambutnya.
"Mata ketiga Youga, bisa digunakan untuk melihat Virus itu, dan mereka sudah mengembangkan cukup banyak obat yang bisa di katakan maju untuk mengatasi Virus-virus itu."
"Ohhh."
Ras Iblis hanya ada di timur, dan Ras ini memang ada dan jumlahnya sangat sedikit serta memiliki tempat yang tidak tetap di timur.
Suku mata tiga adalah salah satunya, Ras Iblis yang di kenal memiliki umur yang memang sangat panjang yaitu, lebih dari 600 tahun.
Obat yang dimaksud Hiro adalah, Antibiotika sebuah obat yang digunakan untuk menekan pertumbuhan serta pengembang biakan Virus.
Dan mengenai penamaan di dunia ini di sebut dengan sebutan 'Healing Bullet', karena bentuknya yang memang mirip peluru.
"Jadi, kau sudah benar-benar mengembang biakan Slime itukah?"
"Iya seperti itulah, tapi saya tidak menyangka, Blue Slime bisa berkembang biak sangat cepat."
"Itu mau bagaimana lagi karena, mereka berkembang biak dengan cara membelah diri."
"Untuk apa Blue Slime ini?"
Elis bertanya, dengan Heran sambil melihat Monster Slime yang bergerak kesana kemari di dalam Lubang berbentuk Kotak yang berukuran sangat besar, yang membuat tubuhnya merinding.
"Mereka adalah bahan utama untuk membuat obat yang aku maksud tadi, dan aku tidak menyangka kalau Obat itu berasal dari Monster Slime, lebih tepatnya Intinya. Karena hal itupula Monster Blue Slime atau sekarang di kenal 'Healing Slime' menjadi di lindungi oleh Kerajaan."
"Disini kami juga memakai tanaman obat. Walaupun Slime sebenarnya adalah tanaman."
Ini adalah hal yang jarang di ketahui kalau sebenarnya Slime adalah sebuah tanaman, itu karena mereka bisa melakukan Fotosintesis.
"Youga-sensei."
Seorang laki-laki yang memiliki tubuh agak pendek serta telinga dan ekor rubah, atau bisa di katakan Ras Demi Human.
"Bagaimana kerjaannya?"
"Semuanya berjalan lancar."
"Baguslah, kalau begitu. Kalau begitu Hiro-sama, Elis-sama, dia salah satu murid di Academy ini
"Hormat saya yang mulia, nama saya Valan Zerdia"
"Salam kenal juga, Val-chan"
Elis menunduk ke arah Val sambil mengelus kepalanya dengan lembut.
"Hiro-sama, saat ini Elis-sama sama sedang?"
"Yap, dia sedang hamil anak pertama kami."
"Calon Raja Elvandria."
Hiro tersenyum sambil matanya menatap tajam ke arah sebuah hal.
"Kau juga meneliti hal itu?"
"Benar sekali Hiro-sama, kami juga meneliti makhluk yang menghancurkan Negara di Timur, apakah tidak masalah."
"Sebenarnya aku malah memintamu untuk hal itu, aku akan meminta Risetmu jika, sudah selesai."
"Baik, Hiro-sama."
"Dan ini data yang anda minta Hiro-sama."
"Terima kasih."
Hiro membaca keras itu, dan isinya adalah hal-hal mengenai apapun yang dikembangkan di tempat ini.
"Dananya cukup besar juga."
"Memang benar sekali Hiro-sama, semua dana itu sudah termasuk pengelolaan tempat ini, dan juga pemproduksian Healing Bullet."
"Akan aku urus semuanya saat kembali, Terima kasih Profesor Youga."
"Seharusnya saya yang berterima kasih, karena kami Ras Iblis di angap 'Hina' di dunia ini, tapi di tempat ini kami memiliki tempat yang bisa kami sebut sebagai Rumah, saya benar-benar berterima kasih untuk itu Hiro-sama."
Youga berkata sambil menunduk, dan Hiro memegang pundaknya, serta menyuruhnya berdiri.
"Kalau begitu lanjutkan kerja baikmu ini."
"Baik."
Elis melihat apa yang di bicarakan Hiro dengan sebuah senyuman, sambil mengelus perutnya, yang sudah membesar.
"Lihatlah Otou-samamu, dia sangat luar biasa bukan?"
Elis lalu segera berjalan di samping Hiro dan memeluk tanganya, Hiro tersenyum ke arahnya.
Walaupun, dia sudah melihatnya setiap hari, tapi tetap saja wajah Elis masih saja memerah karena malu akibat senyuman Hiro itu.
"Kalau begitu kami langsung pergi saja."
"Perlukah saya antar?"
"Lebih baik kau fokus dengan kerjaanmu."
"Baiklah, saya mengerti."
"Selamat tinggal."
"Jangan lupa berkunjung lagi Hiro-sama."
"Tentu saja."
Setelah berpamitan keduanya berjalan keluar, dan masuk kedalam kereta untuk kembali ke Ibu Kota.
Saat di kereta kuda, Elis tersenyum sambil melihat Hiro, dan dia menyendarkan kepalanya di pundak Hiro.
"Bukanya kau terlalu bekerja keras."
"Tidak juga, lagipula karena dirimu aku tidak merasakan beban ini, Terima kasih."
"Ummm."
-------(Author Note)---------
Di Arch kali ini aku akan menjelaskan semua hal yang berhubungan dengan kalimat 'Sesuatu Yang Terus Berkembang Pesat Tanpa Ada Yang Menghalangi'. Itu bukan sebuah kalimat tanpa makna loh 😂😂
Bye semuanya sampai jumpa di chapter depan 🐣🐣🐣
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top