No. 6 'Kisah seorang Raja'

"Semua sudah siap Hiro-sama, dan juga Albert-sama sudah menunggu di dalam."

"Terima kasih, Oscar."

Hiro lalu masuk ke dalam ruangan sendirian, saat sudah mendapatakan kode dari anggota Red Moon yang berjaga.

Hiro memasuki ruangan itu dan disana hanya ada 2 orang yang satu sedang menikmati kopi, yang satunya lagi sedang merajut sesuatu.

"Ada apa Hiro?"

"Otou-sama, dan Okaa-sama pasti sudah tahu hal ini bukan?"

"Jadi kau sudah tahu hal itu?"

"Ummm, tepat sekali."

Dua orang itu adalah Mantan Raja, Albert A. Eldoras dan juga Mantan Ratu, Lesil Eldoras, yang duduk berhadapan dengan Hiro.

"Jadi kau sudah tahu seberapa jauh, mengenai hal itu?"

"Mengenai Reincarnation, serta keberadaan mereka di kekaisaran Yornia dan Yeurasia."

"Sudah sejauh itu!?"

Albert menunjukan wajah yang sangat terkejut saat tahu bahwa Hiro sudah tahu, sangat banyak bahkan tanpa di beri tahu oleh dirinya.

"Jika, kau sudah tahu apa hal yang ingin kau tanyakan?"

"Yang pertama, apakah Otou-sama adalah seorang Reincarnation?"

"Kurang lebih seperti itu, tapi sebenarnya aku hanya mendapatkan ingatan dari diriku yang ada di masa depan, seorang Raja yang kehalingan segalanya."

"Pertanyaan kedua, apakah Otou-sama yang bergerak di balik layar selama ini? Kejadian yang pertama adalah mengenai kedatangan para bangsawan korup kemari, Otou sama bukan yang meminta mereka? Kejadian yang kedua adalah sebelum pertemuan dengan 3 Raja, Otou-sama sendiri bukan yang menunjukan kepada mereka 'siapa aku' ini, sehingga mereka meminta bergabung ke Kerajaan Eldora?"

Hiro berhenti sebentar, dan melihat wajah orang yang dia angap sebagai Ayahnya itu tersenyum sambil menganguk.

"Terus pertanyaan terakhir, kenapa Otou-sama memintaku sebagai Raja bukan sebagai penasihat?"

"Untuk menjawab itu aku akan bercerita sedikit."

Di suatu hari seorang Raja meminta bantuan kepada kerajaan lain, untuk memberi mereka satu orang yang hebat dalam bidang Academy.

Sebulan kemudian orang itu datang, di pertemuan mereka si pemuda itu menunjukan pada raja sebuah dunia, dimana semua orang bisa menikmatinya, sebuah dunia yang maju, dengan perekonomian yang sangat baik.

Sang Rajapun memberikan jabatan pemuda itu sebagai penasihat yang dimana juga mengerjakan tugas Raja walaupun, hanya sebagian.

Hari demi hari di lewati pemuda itu, dia terus mengalami teror tiada henti dari para bangsawan.

"Inikan?"

"Yeah, sebagian kejadian yang aku dapat dari masa depan, kalau begitu akan aku lanjutka."

Pemuda itu lalu bertemu, dengan anak dari Raja mereka selalu bertemu, hingga keduanya bahkan sampai menjalin hubungan terlarang.

Para bangsawan mengunakan hal ini untuk menjebak si pemuda itu, dan hasilnya si pemuda itu mati.

"Aku mati?!"

"Tidak hanya itu, tapi Elis juga bunuh diri tepat setelah kau mati."

"..!!?"

Hiro terdiam dia sekarang mulai, bingung terhadap sebuah hal, terhadap sebuah pertanyaan.

'Seberapa tuluskah cinta Elis kepadaku ini? Sampai dia bahkan bunuh diri tepat setalah aku mati? Dia bahkan mau mengikutiku walaupun aku mati?'

Hiro memegang kepalanya yang pusing, dan tubuhnya terlihat kelelahan karena hal ini.

"Dan bukan hanya hal itu, dalam jarak 9 bulan setelah kejadian itu seluruh kerajaan hancur, aku melihat dengan mataku sendiri seorang laki-laki berjubah hitam serta memakai mahkota di kepalanya, seseorang yang di panggil sebagai Raja Iblis dari selatan, Fregid Pendragonia."

Saat mendengar nama itu sekali lagi kepala Hiro merasakan sakit, yang luar biasa.

"Apa kau tidak apa-apa?"

Albert berdiri dan menuntun Hiro untuk duduk di kursi.

"Terima kasih, Otou-sama."

"Sama-sama, dan juga wajahmu sangat mirip dengannya, yang membedakan hanyalah mata kalian, dia memiliki mata yang di selimuti kegalapan yang begitu mendalam"

"Mirip denganku?!"

Hiro memegang kepalanya lagi, yang sakit saat mencoba mengingat nama itu, dia seperti pernah mendengar nama itu, bahkan selalu mengucapkanya berkali-kali.

"Apakah kau benar-benar tidak apa-apa?"

"Tenanglah, Otou-sama aku baik-baik saja, dan juga aku akan pergi dulu."

"Kau yakin?"

"Tidak apa-apa, dan bagaimana Otou-sama kembali ke masa lalu?"

"Mengunakan Sihir terlarang dan memindahkan fikiranku ke masa ini."

"Aku pergi dulu, untuk menemui obat untuk masalah ini."

"Hahhhh, ingat jangan sampai melukai cucu tersanyangku."

"Iya, aku mengerti hal itu."

"Dan juga Hiro kami berdua ingin pergi dari sini."

"Eh?!"

"Sepertinya kami hanya mengangu keputusanmu."

"Tidak-tidak. Lagipula, jika Otou-sama dan Okaa-sama pergi aku merasa akan ada hal buruk yang terjadi."

"Hahhhb, Baiklah kami akan disini sampai keadaan membaik."

"Terima kasih, untuk semuanya."

"Seharusnya akulah yang berterima kasih telah membuat kerajaanku seperti ini dan juga kau membuat putriku begitu senang."

"Baiklah aku pergi dulu."

"Silakan saja."

----------------

Hiro lalu berdiri dan keluar ruangan, dia masih memikirkan hal itu, sebuah nama yang masih saja mengajal di ingatanya.

"Fregid, siapa dia sebenarnya?"

Hiro lalu berjalan menuju ke kamarnya, setelah mengkode Akagi untuk pergi melanjutkan tugasnya.

Saat Hiro membuka pintu kamarnya, saat itupula seorang datang lalu memeluknya dengan erat.

"Hiro."

"Elis."

Keduanya saling memeluk satu sama lain, Hiro memeluk Elis dengan sangat erat, dan Elis tahu kalau Hiro ingin menyampaikan sebuah hal.

"Kau ingin mengatakan sesuatu?"

"Ummm."

Hiro berkata seperti itu sambil menganguk, Elis lalu mengengam tangan Hiro dan mengajaknya ke arah kasur mereka.

Mereka duduk di pingiran kasur, dan Elis menyandarkan kepalanya di pundak Hiro.

"Jadi, hal apa itu?"

"Sebenarnya aku tidak berasal dari dunia ini. Tidak-tidak lebih tepatnya, fikiranku di pindah ke tubuhku sekarang ini."

"...."

"Kau tidak terkejut atau merasa aneh?"

"Mengapa? Lagipula kemampuanmu memang mustahil dimiliki oleh orang di dunia ini bukan? Dan juga aku tidak terlalu peduli dengan masa lalumu, yang ingin aku tahu hanyalah dirimu saat ini seseorang yang sangat aku cintai."

Hiro tersenyum mendengar apa yang di ucapkan Elis, dan dia sekarang makin tidak tahu terhadap sebuah hal.

'Seberapa besar cinta Elis kepadaku?'

Dia benar-benar tidak tahu akan hal itu, dan dia juga merasa tidak pantas memilikinya sebuah perasaan yang begitu tulus dari perempuan yang rela mengikutinya, kemanapun itu.

'Seseorang yang memang pantas di sebut sebagai Dewi dari pada manusia. Seseorang yang begitu suci. Tapi, apakah masih ada orang lain seperti dirinya di luar sana? Seseorang yang rela mengorbankan apapun demi orang yang dia cintai? Mungkin tidak ada.'

Hiro tersenyum saat memikirkan hal yang tidak begitu penting itu. Dia lalu mengelus kepala Elis dengan lembut.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top