Magic Gun
Magic Gun Proyek
Saat ini Hiro sedang di tempat pembuatan senjata di Istana dan disini juga menjadi tempat Kerja Hiro yang baru.
Sebuah Tempat dimana Hiro membuat senjata yang seharusnya hanya ada di dunianya saja.
Hiro masih mengingat struktur senjata api yang ada di dunianya semua bagianya sangat sederhana tapi yang sulit hanya bagian pelontar peluru.
Senjata api tidak akan bisa di sebut senjata api tanpa pelontar yang mengunakan serbuk mesiu sebagai bahan utamanya.
Hiro bisa dengan mudah membuatnya di dunia ini, dan Hiro menyerahkan pembuatan senjata prajurit ke pembuat yang lain dia sendiri sedang membuat senjata khusus.
Senjata yang di buat masal oleh para pembuat senjata untuk para prajurit adalah 'Needle rifle' ini adalah Senjata ini dirancang dan dikembangkan di Eropa pada tahun 1836. Pada saat itu senjata ini menjadi senjata Revolisioner pada masa itu.
Sejujurnya senjata ini mengingatkan Hiro dengan Sebuah anime yang dia ingat sih hanya seorang loli berambut kuning yang menjadi militer dengan rambut berbentuk tanda tanya (?).
Hiro hanya mengingat Struktur senjata ini karena, memang mudah untuk di buat disisi lain, Hiro tidak ingat bagaimana cara membuat senjata modern.
Lagipula senjata ini lebih Efektif walaupun hanya bisa melontarkan 1-6 peluru tapi itu sudah cukup lagipula jaraknya lebih jauh dari panah serta menembak lebih cepat dari panah.
Dan juga Hiro merubah senjata ini sedikit dengan jumlah tempat peluru yang di perbanyak.
Saat para membuat senjata melihat ini mata mereka berbinar dan mereka tersenyum senang dengan senjata ini serta mengangap Hiro sebagai Dewa.
Hiro hanya tersenyum kecut dengan hal ini dan Akhirnya, hari itu adalah Hari pertama senjata api lahir di dunia ini.
Mungkin seperti ini Sketsa senjata yang di buat Hiro
Mengenai senjata khusus yang di buat Hiro adalah 'Pistol Colt Revolver' sebuah senjata yang di buat di Amerika sekitar tahun 1836.
Ini adalah sebuah senjata yang di pakai oleh para Koboi pada zaman itu dan tidak lupa Hiro memodifikasi semua bagian senjata yang di buatnya itu dengan tambahan imajinasinya.
Pada akhirnya, dalam waktu 2 hari selesai juga senjata ini 2 buah Pistol Colt Revolver, yang pertama berwarna Hitam legam yang kedua berwarna putih.
Mengenai senjata yang di buat oleh para pngerjain sudah hampir 100 lebih senjata yang di buat, dan hal itu bisa saja karena, mereka mengunakan sihir untuk membuatnya serta struktur senjatanya yang mudah.
Hiro juga membuat senjata untuk Elis sebuah Senjata yang merupakan gabungan senjata api dan Rifle.
Sebuah senjata yang dimana salah satu sisinya adalah mata pedang yang tajam dan sisi lain adalah laras Rifle.
Dan semua hal itu selasai dalam waktu 2 hari dan para pengerajin sudah selesai dengan terget senjata yang harus di buat yaitu sekitar, 700 buah.
Hiro kemudian, menemui Elis untuk melihat bagaimana persiapan pasukan yang akan berangkat menuju perbatasan.
"Elis semuanya bagaimana ?"
"Sudah siap semuanya, Onee-sama yang mengatur hal itu"
"Baiklah, ohya dimana orangnya ?"
"Di tempat latihan"
"Kau ingin ikut ketempat latihan ?"
"Untuk apa ?"
"Menguji senjata yang aku buat"
"Oke"
Elis langsung, berdiri dengan semangat dan merangkul tangan Hiro ini sudah menjadi kebiasaan keduanya, bahkan mereka berdua sekarang, sangat suka bermesraan di tempat umum.
Saat keduanya berjalan seperti biasa menjadi pusat perhatian dari para penghuni istana.
"Itu mereka"
"Ayo, segera kesana"
Hiro lalu berlari sambil mengengam erta tangan Elis menuju para Prajurit yang sedang latihan.
"Onee-sama"
"Ahhh, kalian berdua"
"Jadi, bagaimana senjata buatanku ?"
Hiro melihat Needle rifle di tangan Seria dengan tersenyum.
"Senjata yang luar biasa dan sangat menakutkan"
"Hahahaha, yeah aku juga tidak menyangka akan jadi seperti itu, boleh aku meminjamnya ?"
"Tentu"
Seria memberikan senjata itu dan Hiro segera menuju tempat latihan tembak.
"Huhhhhh"
Hiro mengeluarkan nafasnya dengan berat kemudian mengengam senjata di tanganya dengan erat, dan mulai mengarahkan ujungnya pada target.
Mata Hiro menjadi sangat tajam sebuah mata yang menunjukan kalau dia memang sudah sangat berpengalaman dalam membidik sasaran.
'Dorrrrrrr'
Sebuah suara tembakan yang tepat mengenai Kepala dari target tembak dan menghancurkanya.
'Kling'
Suara itu kedua muncul saat hiro menarik pelatuk dan keluar kulit peluru yang isinya sudah di tembakan tadi.
"Sebelum ini apa kalian sudah pernah mengabungkan sihir kalian kedalam senjata ini ?"
"Belum sama sekali"
Seria menjawabnya langsung, karena itu memang belum pernah dia lakukan.
"Kalau begitu kalian lihat ini"
Hiro menganti tempat pelurunya dengan yang baru, dan sebelum menembak dia bergumam [Silence] yang menjadi tanda sihir Hiro telah aktif.
Tidak ada satupun suara yang muncul tapi target yang di bidik Hiro hancur lagi kepalanya, dan Hiro langsung mengeluarkan peluru yang sudah kosong itu hal itu tidak menimbulakan bunyi.
"Inikan ?"
"Sihir miliku [Silece], yang membuat senjata ini menjadi tidak memiliki suara"
".....!!!"
"Sebelum itu Nee-sama bisa kau uji senjata ini, dengan sihirmu ?"
"Tentu"
Hiro lalu memberikan Seria senjata itu dan Seria sekarang, sudah siap untuk menembak.
"Ohya, kau bisa mengunakan sihir elemen petir ?"
"Yeah, serta Api"
"Pertama, kau salurkan kekuatan Sihir petir kesenjata itu dengan mengengam larasnya"
Seria mengikutinya dan senjata itu langsung mengeluarakan kilatan kecil akibat, petir yang di keluarkan Seria.
"Kedua, lantunkan sihirmu dan tarik pemicunya"
"Wahai Dewa api berkatilah aku dengan api yang membara bagai kilatan petir, Fire Bolt"
Sebuah Rune muncul di depan senjata itu dan setelah itu Seria menarik pemicu senjata di tanganya itu dan 'Dorrrrrr'.
Suara tembakan yang sangat keras di sertai dengan kilatan cahaya berwarna kuning yang melesat dengan kecepatan yang mengerikan.
Serangan itu dengan mudah mengahancurkan target dan terus melesat tapi kemudian meledak dengan sangat keras saat terkena Batu yang menghalangi jalan.
Ledakan itu sangat besar sampai membuat kawah dengan lebar 1 meter.
"......"
Semua yang melihatnya terdiam membisu karena, kekuatan dari senjata ini, di tambah fakta kalau yang di gunakan Seria adalah sihir lvl menengah.
"Yare, yare, aku tak menyangka akan membuat senjata pemusnah masal"
Itulah komentar Hiro tentang senjata itu mau bagaimana lagi kekuatan dan daya serang senjata itu melebihi dari apa yang di harapkan.
"Dengan ini kita bisa mengalahkan Kerajaan Elvarst dengan mudah"
Mendengar apa yang di komentarkan oleh Seria tentang senjata itu mendapat angukan setuju oleh semua orang yang ada di sekitar kecuali, Hiro.
"Sebelum itu aku mau membuat War Of End ini dengan cara lain"
"Apa maksudmu Hiro ?"
Elis heran saat mendengar apa yang di katakan oleh Hiro.
"Jika, kita memenangkan perang ini dengan cara membunuh semua prajurit termasuk pemimpin mereka dengan senjata pemusnah masal ini, apa tangapan keluarga mereka saat kita menguasai Negara Elvarst ? Dan apa tangapan Negara tetanga kita yang lain ?"
"......"
Semua orang terdiam dengan ucapan Hiro, dan mereka bisa membayangkan apa yang akan terjadi di saat Kerajaan Eldora menang sudah pasti Kerajaan Elvarst akan menjadi milik Eldora.
Tapi apa yang akan terjadi jika, itu hasil militer dengan senjata pemusnah masal ?
Sudah bisa di pastikan kalau akan ada pemberontakan Sekala besar atau mungkin juga Rakyat Kerajaan Elvarst menjadi seperti di jajah dan mereka akan merasa tertekan serta ketakutan.
Kemungkinan, Terburuk Kerajaan Eldora akan menjadi di takuti juga oleh Kedua negara tetanga yang lain.
"Dan juga akan meropotkan bagiku untuk mengurus Semua dokumen yang pasti akan menumpuk dalam jumlah besar"
"...."
Semua tidak, bisa menangapi komentar terakhir Hiro karena, Hiro sejak awal tidak berniat untuk melakukan Agresi militer sekala besar.
Sudah di pastikan kalau ada kemungkinana kedua kerajaan yang sekarang berteman dengan Kerajaan Eldora malah akan memusuhi kerajaan dan di tambah masih ada kekuatan lain.
Hiro bisa membayangkan Akhir yang mengerikan yaitu, adalah World War.
"Jadi, aku hanya membuat ingin membuat Kerajaan Elvarst mundur setelah, kita menandatangani beberapa kesepakatan"
"Terus, untuk apa kau membuat senjata ini ?"
"Angap saja sebuah pertunjukan"
"Pertunjukan ?"
"Kita tunjukan kekuatan senjata ini kepada Mereka, lalu aku akan melakukan permintaan Negosiasi jika, mereka mau tidak masalah dan jika, tidak aku ingin kalian mengunakan Sihir petir Area, luas yang bisa melumpuhkan target"
"Jadi, yang mulia berniat menangkap mereka ?"
"Saat itulah Negosiasi akan aku langsungkan yaitu di tempat tahanan"
"......."
"Ini mungkin ide yang pengecut tapi kita bisa memperoleh banyak keuntungan dari hal ini, dari pada membantai seluruh prajurit musuh secara tidak manusiawi"
Hiro berkata seperti itu dengan nada menyesal.
"Itu tidak benar yang mulia"
Seorang laki-laki berbadan besar yang merupakan bawahan Seria berkata seperti itu dan itu membuat Hiro sedikit senang.
"Terima kasih, dan bagaimana persiapan pasukanya ?"
"Semua pasukan, sudah berangkat kecuali, Divisis Satu yang akan mengawal, yang mulia"
Seria langsung, menjawab seperti seorang komandan karena, dia memang komandan.
"Kalau begitu kita akan segera berangkat"
"Baiklah, yang mulia"
--------------(◍ ˃̵͈̑ᴗ˂̵͈̑)----------------
Setelah itu Elis bersama Hiro juga bersiap di kamar mereka berdua.
"Elis apa kau akan tetap ikut ?"
"Yeah, tentu saja"
Hiro hanya tersenyum kecil menangapi sebelum akhirnya, mengelus kepala Elis dengan lembut.
"Aku harap tidak jadi, hal yang merepotkan saat disana"
Tepat 10 hari sebelum Perang di mulai Hiro dan seluruh pasukan Divisi Pertama berangkat ke medan perang.
Dan perjalanan dari ibu kota ke daerah perbatasan sekitar, 1 hari penuh berkuda dan jika jumlah pasukan yang memakai Armor berat mungkin akan mengingkat menjadi 3-4 hari berkuda.
Dan sesuai Pridiksi Hiro dia sampai di Perbatasan dalam waktu 4 hari.
Hiro serta Elis tidak naik kuda sendiri tapi Naik di dalam Kereta kuda yang di tarik oleh 4 kuda.
Dan keduanya berbicara kesana kemari, saat di dalam kerata Hiro sendiri juga tidak terlalu merasakan beban yang dia terima, tapi dia tahu kalau banyak prajurit yang kelelahan.
Saat turun Hiro di sambut oleh seseorang yang memakai pakaian Tentara kerajaan di tambah dia memiliki cukup banyak lencana yang menunjukana drajatnya.
"Yang mulia, selamat datang"
"Terima kasih untuk sambutanya, dan bagaimana keadaannya ?"
"Pasukan Elvarst sudah sampai lebih cepat dan saat ini mereka masih di tenda penginapan yang memiliki jarak 2 Mil dari benteng"
"Bagus, kau sudah mencoba senjata itu bukan ?"
"Sudah, yang mulia"
"Kalau begitu, segera kau siapakan orang yang bisa mengunakan Sihir Petir Area luas di Benteng ini"
"Baik, yang mulia"
Orang itu segera pergi dari hadapan Hiro dan Hiro bahkan belum tahu namanya tapi itu hal yang tidak penting.
Hiro kemudian masuk ke dalam bangunan besar yang merupakan pusat kendali dari Benteng ini, saat sudah di depan pintu.
Pintu itu terbuka dan keluarlah 11 orang berpakaian Maid.
""""Selamat datang, Yang Mulia"""""
Mereka dengan serempak mengucap salam ke arah Hiro dan Hiro menganguk untuk menjawab salam itu.
"Saya adalah Kepala Maid, di tempat ini nama saya Leona"
"Baiklah, kalau begitu bisa kau antar kami ke Kamar sejujurnya, aku sudah sangat lelah"
"Baiklah, yang mulia. Kalau begitu mari ikuti saya"
Hiro mengikuti Maid itu dan tidak lupa Elis yang mengikuti Hiro dari belakang.
"Ini adalah Kamar anda"
"Terima kasih, nanti kalau ada yang mencariku suruh saja ke ruang makan nanti siang"
"Baiklah, saya mengerti"
Hiro langsung, menarik tangan Elis masuk ke dalam kamar dan mengunci pintunya.
"Errrr, Hiro kau tidak berencana melakukan itu saat ini bukan ?"
"Kau memang tau, apa yang aku pikirkan"
"Tapi..."
Hiro mengunci ucapan Elis dengan mencium bibirnya, Hiro sudah tidak melakuan ini dengan Elis dalam waktu yang menurut Hiro sangat lama.
"Tenang, saja kita ada waktu sampai nanti siang"
Pada akhirnya, walaupun di awal menolak dengan keras Elis pun juga mau, dan mari tingalkan mereka berdua dalam acara yang tidak bisa di ngangu ini.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top