Keanehan Sebelum Pesta
"Jadi, inikah Ibu kota Kekaisaran?"
Elis berkata dengan nada kagum saat melihat Ibu kota yang di lindungi oleh dinding setinggi 20M, tapi masih di tambah dinding setinggi 30M untuk wilayah bangsawan dan Kastil.
Penduduk Ibu kota Kekaisaran yang bernama 'Maria' sekitar lebih dari 200.000.000 jiwa, yang memang jumlahnya tergolong banyak.
Tapi saat melihat kota ini maka kau tidak akan pernah melihat pemandangan kumuh di manapun juga.
Sebenarnya dari pada ke Ibu kota Hiro lebih senang ke kota tetangga Ibu kota, yang memiliki Jarak 60 Km dari ibu kota.
Itu adalah Kota Academy yang dimana Academy Hiro ada disana, dan melihat wajah Elis yang kagum dengan ibu kota Yuliana bertanya dengan heran.
"Memang baru kali ini kau kemari, Elis?"
"Ummm, tepat sekali."
Elis menganguk sambil melihat ke adaan Ibu kota sementara, itu Hiro sedang berkutat dengan pikirannya.
"Apakah acara itu juga ada murid dari Academy, Kaicho?"
"Mungkin, dan bisakah kau berhenti memangilku begitu."
"Maafkan, saya Yuliana-sama."
"Kau memang menyebalkan."
"Hiro bukan hanya menyebalkan, tapi sangat menyebalkan."
Elis menambahi perkataan Yuliana dengan nada datar, tapi Hiro tidak terlalu peduli karena, masih memikirkan sebuah hal.
"Mungkin ini agak terlambat tapi Elis, apakau kenal dengan seseorang yang memiliki nama Velsa dia memiliki rambut putih serta Mata Hijau Emerlard?"
"Velsa? Ummm, aku pernah mendengarnya kalau tidak salah namanya, adalah Velsa Altima, dia anak dari salah satu bangsawan di Eldora, yang bersekolah di Academy, tunggu kau mengenalnya?"
"Velsa? Academy? Hemmmm, tunggu sebentar apa dia Velsa yang merupakan Asisten perpustakaanmu?"
"Yeah, dan aku juga terkejut saat tahu dia adalah anak bangsawan di Eldora."
Hiro hanya bisa mengaruk kepalanya saat melihat Elis menunjukan wajah penuh tanda tanya ke arah dirinya.
'Dia akan mulai lagi.'
Sesuai yang di katakan oleh Hiro sifat 'super-plus-ultra-kepo' milik Elis bangkit terutama yang di bahas adalah perempuan yang dekat dengan Hiro.
"Jadi, Hiro apa hubunganmu dengan Velsa?"
"Senpai, dan Kohai, sekaligus sebagai sesama penjaga perpustakaan, disisi lain apakah kau juga kenal velsa ini?"
"Ahhh, dia adalah teman baikku saat kecil. Yeah, dia selalu berkunjung di istana dan kami 'bermain' sebentar yang membuat oscar marah-marah."
Hiro hanya bisa tertawa hambar karena, baru tahu sifat asli Velsa yang rupanya juga ahli dalam mengunakan pedang serta tomboy.
"Itu agak mengejutkanku."
"Akupun juga."
Yuliana juga setuju dengan Hiro karena, Velsa yang di Academy berbeda dengan yang di rumah.
Ini seperti perkataan seseorang yang hiro tahu yaitu, 'sifat seseorang terkadang berubah sesuai kondisi lingkungan'.
"Yeah, walaupun dia orangnya agak pemalu serta tidak sepertiku."
"Sangat berbeda, bahkan jauh Elis."
Hiro hanya bisa memberikan komentar seperti itu, karena memang itu adalah fakta.
Serta tidak terasa ke 3 orang itu sampai ke Istana Kekaisaran, saat turun dari kerata kuda Yuliana memimpin dan Elis serta Hiro berjalan beriringan di belakangnya.
Hiro tidak menyangka akan bisa masuk ke istana kerajaan ini lagi, mengingat tragedi yang sebelumnya dia alami.
'Tepat saat sebelum masuk, aku di tendang keluar oleh penjaga, padahal aku memiliki niat baik, serta tidak salah apapun. Sekarang apa yang akan terjadi jika, aku yang sekarang kah?'
Hiro hanya tersenyum kecil dan dia menyadari kalau hidupnya sekarang berubah, sangat jauh bahkan tanpa dirinya sadari.
'Semua ini berkat orang ini bukan?'
Hiro mentap Elis yang sedang melihat sekeliling dan saat mata mereka bertemu keduanya tersenyum.
Pada akhirnya Hiro mengerti arti hidupnya saat bertemu orang di sampingnya, yang merupakan istrinya, yang sangat dia cintai, ditambah saat ini dia sedang mengandung anaknya.
Arti dari kehidupanya sekarang tidak seperti dulu yang tidak peduli dengan orang yang ada di sekitarnya, yang mengangap dirinya lemah, serta tidak bisa apapun.
Dia sekarang, merasa lebih hidup, kuat dalam menghadapi apapun, serta tidak takut terhadap siapapun.
Dia sekarang juga memiliki tujuan hidupnya yaitu, 'membuat orang-orang di sekitarnya selalu tersenyum' walaupun, itu hal yang wajib untuk 1 orang yang spesial.
Memang bagi Hiro senyuman setiap orang yang dia jumpai saat Acara pesta pernikahan serta pelantikanya membuatnya merasa sangat senang.
Dia seperti merasa, kalau dirinya jauh lebih hidup. Yeah, walaupun di luar sana mungkin banyak orang yang mengangap Hiro orang yang aneh.
Karena, mereka pasti berpikiran buat apa memikirkan orang lain, jika kau bisa hidup dengan damai serta tenang tanpa mereka.
Padahal kita tidak akan bisa hidup tanpa orang lain, yang bersama dengan diri kita.
"Kita akan berpisah disini."
"Kau mau kemana Yulia?"
Yuliana tidak menjawab pertanyaan Hiro dan langsung berjalan atau lebih tepatnya berlari.
Hiro pun menyadari keadaan aneh di sekitar, saat itupula Hiro serta Elis di antar ke kamar mereka.
"Nee, Elis bagaimana kalau kita jalan-jalan?"
"Umm, baiklah."
Elis menganguk dengan senang karena, kebetulan saat ini dia sedang bosan jika, harus di kamar terus.
"Kita mau kemana?"
"Perpustakaan, aku sudah lama tidak kesana kau tahu."
Elis hanya memganguk mengerti dan mengengam tangan Hiro, tapi saat itulah Elis menyadari keganjilan di Istana ini.
"Hiro."
"Kau menyadarinya kah? Karena, itulah lebih baik kita ke Perpustakaan"
"Baiklah."
Istana ini terlalu sepi untuk perayaan yang akan di adakan besok, bahkan tidak ada maid yang berjalan di koridor satupun.
Saat masuk ke dalam Istana tadi hanya ada sedikit Maid, yang memang sangat aneh untuk sebuah pesta besar, dan sangat berbeda dengan keadaan kota.
'Apa yang sedang terjadi di Istana ini sebenarnya?'
Hiro dan Elis akhirnya, sampai di perpustkaan, Kekaisaran yang disana terdapat ratusan buku yang tersusun rapi di rak-rak.
"Baiklah, kalau begitu waktunya berburu."
Hiro pun berjalan secara acak, dan mengambil buku secara acak dari salah satu rak, serta mulai membuka buku itu.
Elis hanya bisa mentap Hiro dengan heran, tapi Hiro tidak terlalu peduli dan membuka halaman buku itu secara acak serta mulai membaca kalimat yang tertulis di situ.
"Jangan pernah tertipu oleh apa yang terlihat karena, itu hanyalah bulu domba yang lembut untuk menutupi serigala di dalamnya."
"..?!"
Elis menjadi heran dengan Hiro sementara, Hiro hanya tersenyum kecil setelah membaca isi buku itu.
"Ada apa Hiro?"
"Perpustakaan adalah tempat yang special kau tahu jika, kau berjalan secara acak dan mengambil buku secara acak serta membaca halaman secara acak kau bisa menyelsaikan masalah milikmu."
"Jadi, seperti itu?"
Elis yang terkejut dengan hal itu kemudian mencoba perkataan Hiro dia berjalan entah kemana, sementara Hiro mengikutinya dari belakang.
Elis kemudian menaiki tangga hingga ke lantai 2 dia masih terus berjalan sampai ke sebuah Rak dan mengambil sebuah buku di sana, serta membuka halamanya dan mulai membacanya.
"Berhati-hatilah terhadap malam karena, saat itulah serigala lapar akan menculikmu ke Katerdral."
"Jadi begitukah?"
"Ehh?!"
"Itu berarti akan ada kemungkinan nanti malam kau di culik oleh seseorang yang akan membawamu ke Katerdral."
"Katerdral itu apa?"
"Nama tempat ibadah di Kekaisaran."
"Haruskah kita mencari petunjuk lain soal hal ini?"
"Mungkin bisa, tapi itu akan memberikan spoiler yang tidak menarik kau tahu."
"Baiklah."
Hiro pun mulai mengambil salah satu buku yang ada disitu dan membaca judulnya sebentar sebelum mulai membukanya.
"Lebih baik, kita cari tempat yang enak untuk membaca."
"Baiklah, lagipula sudah lama aku tidak membaca buku."
Keduanya lalu mengambil buku, dan turun ke bawah serta entah ini kebetulan atau tidak buku yang di dapat Hiro tadi memiliki judul 'Alkemis'.
Jadi, Hiro memiliki semangat tambahan karena, dia memang ingin mencari informasi soal Alkemis, setelah pembicaraan yang di lakukanya dengan Yuliana kemarin.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top